Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI LOKASI IPE

DUSUN TRIHARJO DESA KEBAGUSAN KEC. GEDUNG TATAAN KAB.


PESAWARAN

NAMA : RIA SAFITRI


NPM : 225130032P

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dusun Triharjo desa Kebagusan Kec. Gedung Tataan Kab. Pesawaran memiliki topografi daerah pegunungan. Daerah pegunungan memiliki
karakteristik alam yang unik, iklim yang sejuk, dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi alam ini memberikan peluang besar untuk
mengembangkan sektor perkebunan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Perkebunan di daerah
pegunungan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap kelestarian lingkungan dan potensi
pariwisata.

Pengembangan perkebunan di daerah pegunungan memiliki beberapa keunggulan yang signifikan. Pertama, keunikan kondisi alam dan lingkungan
di daerah pegunungan memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman komersial dengan kualitas yang unggul. Tanah yang
subur, ketinggian yang optimal, dan iklim yang sejuk menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan tanaman seperti teh, kopi, coklat, rempah-
rempah, dan buah-buahan.

Namun, pengembangan perkebunan di daerah pegunungan juga menghadapi tantangan dan kompleksitas tertentu. Faktor seperti keterbatasan
akses ke pasar, kurangnya infrastruktur pendukung, dan minimnya pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan perkebunan modern perlu
ditangani dengan baik. Selain itu, juga perlu diperhatikan dampak sosial, termasuk distribusi manfaat yang adil, partisipasi masyarakat lokal, dan
perlindungan hak-hak masyarakat adat.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa potensi yang dapat dikembangkan dalam masyarakat di daerah pegunungan melalui pengembangan perkebunan?
b. Bagaimana analisis situasi lingkungan di daerah pegunungan dapat mempengaruhi pengembangan perkebunan?
c. Bagaimana analisis potensi masyarakat lokal di daerah pegunungan dapat mendukung pengembangan perkebunan?
d. Apa saja jenis tanaman perkebunan unggul yang sesuai untuk dikembangkan di daerah pegunungan?
e. Apa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan di daerah pegunungan dan bagaimana mengatasi
tantangan tersebut?
f. Bagaimana mengoptimalkan potensi pariwisata perkebunan di daerah pegunungan untuk meningkatkan pendapatan
dan kesadaran masyarakat lokal?

C. TUJUAN PENULISAN
g. Mengetahui potensi yang dapat dikembangkan dalam masyarakat di daerah pegunungan melalui pengembangan
perkebunan?
h. Mengetahui analisis situasi lingkungan di daerah pegunungan dapat mempengaruhi pengembangan perkebunan?
i. Mengetahui analisis potensi masyarakat lokal di daerah pegunungan dapat mendukung pengembangan perkebunan?
j. Mengetahui jenis tanaman perkebunan unggul yang sesuai untuk dikembangkan di daerah pegunungan?
k. Mengetahui tantangan yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan di daerah pegunungan dan bagaimana
mengatasi tantangan tersebut?
l. Mengetahui potensi pariwisata perkebunan di daerah pegunungan untuk meningkatkan pendapatan dan kesadaran
masyarakat lokal?
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Potensi yang dapat dikembangkan dalam masyarakat di daerah pegunungan melalui pengembangan perkebunan.
Pengembangan perkebunan di daerah pegunungan memiliki potensi yang signifikan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat setempat. Beberapa potensi yang dapat dikembangkan dalam masyarakat di daerah
pegunungan melalui pengembangan perkebunan antara lain:
1. Peningkatan Pendapatan: Melalui budidaya tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi seperti teh, kopi,
coklat, rempah-rempah, dan buah-buahan, masyarakat dapat memperoleh penghasilan tambahan yang
berkelanjutan.
2. Peningkatan Keterampilan: Dalam proses ini, masyarakat di daerah pegunungan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan baru, seperti teknik bertani yang efisien, pengendalian hama dan penyakit
tanaman, pemupukan yang tepat, dan teknik pengolahan hasil pertanian yang baik. Peningkatan keterampilan
ini tidak hanya berdampak pada keberhasilan perkebunan, tetapi juga memberikan keuntungan individu dalam
meningkatkan potensi karir mereka.
3. Peningkatan Akses ke Layanan Pendidikan dan Kesehatan: Dengan meningkatnya pendapatan dari perkebunan,
masyarakat dapat memperoleh dana yang lebih baik untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka, termasuk
akses ke sekolah dan fasilitas pendidikan yang lebih baik. Selain itu, pendapatan yang meningkat juga dapat
digunakan untuk memperbaiki layanan kesehatan, seperti akses ke fasilitas kesehatan yang memadai dan
perawatan medis yang berkualitas.
4. Peningkatan Infrastruktur: Dalam rangka mendukung kegiatan perkebunan, pemerintah dan pihak terkait dapat
membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan, irigasi, sistem distribusi air, dan fasilitas penunjang lainnya.
Hal ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, termasuk kemudahan akses ke pasar,
transportasi yang lebih baik, dan peningkatan konektivitas dengan daerah lain.
5. Pemertahanan Lingkungan: Dengan menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan, seperti penggunaan
pupuk organik, pengendalian hama yang ramah lingkungan, dan pengelolaan limbah yang baik, perkebunan dapat
berkontribusi pada konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Hal ini penting untuk menjaga
keseimbangan ekosistem dan menjaga keindahan alam di daerah pegunungan
B. Analisis situasi lingkungan di daerah pegunungan dapat mempengaruhi pengembangan perkebunan
Analisis situasi lingkungan di daerah pegunungan sangat penting dalam pengembangan perkebunan.
Berikut adalah beberapa cara di mana analisis situasi lingkungan dapat mempengaruhi pengembangan
perkebunan di daerah pegunungan:
Kondisi Topografi dan Tanah:

Situasi lingkungan di daerah pegunungan ditentukan oleh topografi yang berbukit-bukit dan tanah yang unik

Iklin dan Curah Hujan

Daerah pegunungan umumnya memiliki iklim yang sejuk dan curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
dataran rendah.

Keanekaragaman Hayati

• Daerah pegunungan seringkali memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

Sumber Daya Air


• Daerah pegunungan sering menjadi sumber air bagi daerah sekitarnya. Analisis situasi lingkungan harus mempertimbangkan
ketersediaan air yang cukup untuk kegiatan perkebunan.

Resiko Bencana Alam

• Identifikasi daerah rawan bencana dan penggunaan teknik mitigasi risiko seperti pengendalian erosi, pembangunan tanggul, dan
pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap bencana dapat membantu meminimalkan dampak negatif dan memastikan
keberlanjutan produksi perkebunan.
C. analisis potensi masyarakat lokal di daerah pegunungan dapat mendukung pengembangan perkebunan
Analisis potensi masyarakat lokal di daerah pegunungan memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan
perkebunan. Berikut adalah beberapa cara di mana analisis potensi masyarakat lokal dapat mendukung
pengembangan perkebunan:

1. Pengetahuan Lokal: Masyarakat lokal di daerah pegunungan seringkali memiliki pengetahuan yang kaya
tentang tanah, iklim, dan tumbuhan yang tumbuh di sekitar mereka. Analisis potensi masyarakat lokal
melibatkan pengumpulan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh mereka dalam hal pertanian dan
perkebunan.
2. Keterampilan Tradisional: Masyarakat lokal di daerah pegunungan sering memiliki keterampilan tradisional
dalam bertani dan berkebun yang diwariskan secara turun-temurun. Keterampilan tradisional seperti
pengelolaan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pengolahan hasil pertanian dapat diintegrasikan
dengan praktik modern untuk mencapai efisiensi dan keberlanjutan yang lebih baik.

3. Potensi Tenaga Kerja: Analisis potensi masyarakat lokal melibatkan penilaian terhadap ketersediaan dan
keterampilan tenaga kerja lokal. Dalam pengembangan perkebunan, pelibatan masyarakat lokal sebagai pekerja
atau mitra usaha dapat memberikan manfaat ekonomi langsung kepada mereka dan juga memperkuat
keterikatan sosial dan budaya antara perkebunan dan masyarakat lokal.
4. Pemetaan Sumber Daya: Analisis potensi masyarakat lokal juga melibatkan pemetaan sumber daya yang
dimiliki oleh mereka, seperti lahan yang tersedia, air, infrastruktur, dan akses ke pasar. Pemetaan ini membantu
dalam mengidentifikasi potensi pengembangan perkebunan yang sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan
masyarakat lokal. Misalnya, dengan memanfaatkan lahan yang ada atau meningkatkan akses ke pasar,
masyarakat lokal dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan perkebunan dan mendapatkan manfaat
ekonomi yang lebih besar.

5. Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat: Analisis potensi masyarakat lokal melibatkan juga evaluasi tingkat
partisipasi dan keterlibatan mereka dalam pengembangan perkebunan. Melibatkan masyarakat lokal dalam
proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan implementasi proyek perkebunan memastikan bahwa
kepentingan mereka diakomodasi dan adanya dukungan serta kepemilikan terhadap proyek tersebut.
Partisipasi masyarakat juga membangun hubungan saling percaya antara perkebunan dan masyarakat lokal,
yang penting untuk keberlanjutan jangka panjang.
D. Jenis tanaman perkebunan unggul yang sesuai untuk dikembangkan di daerah pegunungan
Di daerah pegunungan, ada beberapa jenis tanaman perkebunan unggul yang sesuai untuk dikembangkan.
Pemilihan jenis tanaman perkebunan ini harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti iklim, topografi, tanah,
dan potensi pasar. Berikut adalah beberapa contoh jenis tanaman perkebunan unggul yang cocok untuk
dikembangkan di daerah pegunungan:

1.Teh
5. Buah-
3. Kokoa buahan

4.
Rempah- 6. Sayur
2. Kopi mayur
rempah
E. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan di daerah pegunungan dan bagaimana mengatasi tantangan tersebut
Pengembangan perkebunan di daerah pegunungan menghadapi beberapa tantangan khusus yang perlu diatasi. Berikut adalah beberapa tantangan
umum yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan di daerah pegunungan, beserta cara mengatasinya:

1. Topografi yang Terjal: Daerah pegunungan cenderung memiliki topografi yang curam dan sulit dijangkau. Hal ini dapat menyulitkan proses
penanaman, perawatan, dan panen tanaman perkebunan. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan penggunaan teknologi dan peralatan yang
tepat, seperti penggunaan alat bantu untuk mengangkut hasil panen, sistem irigasi yang sesuai dengan kemiringan lahan, dan terracing
(pemotongan lahan secara berundak) untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan.
2. Variabilitas Iklim: Di daerah pegunungan, variabilitas iklim seperti suhu yang rendah, curah hujan yang tinggi, dan angin kencang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman perkebunan. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dilakukan pemilihan varietas tanaman yang tahan
terhadap kondisi iklim tersebut. Selain itu, penggunaan teknik perlindungan tanaman seperti penggunaan mulsa, naungan, dan sistem pengairan
yang tepat dapat membantu menjaga kondisi optimal bagi tanaman.
3. Keterbatasan Aksesibilitas: Beberapa daerah pegunungan mungkin memiliki aksesibilitas yang terbatas, terutama dalam hal transportasi dan
infrastruktur. Hal ini dapat menyulitkan distribusi hasil panen ke pasar yang lebih luas. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dilakukan
perencanaan yang baik dalam hal pengelolaan logistik dan jaringan distribusi. Peningkatan infrastruktur, seperti jalan akses yang lebih baik, dapat
membantu memperbaiki aksesibilitas ke daerah pegunungan.
4. Keterbatasan Sumber Daya: Di daerah pegunungan, ketersediaan sumber daya seperti air, tanah, dan energi dapat menjadi terbatas. Untuk
mengatasi tantangan ini, perlu dilakukan manajemen yang efisien dalam penggunaan sumber daya yang ada. Pemanfaatan sistem pengairan yang
cerdas, pengelolaan tanah yang baik, dan penggunaan teknologi energi terbarukan seperti panel surya atau hidroponik dapat membantu
mengatasi keterbatasan sumber daya.
5. Keberlanjutan Lingkungan: Pengembangan perkebunan di daerah pegunungan harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Perlu dilakukan
praktik pertanian yang ramah lingkungan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah degradasi lingkungan. Hal ini meliputi
penggunaan pupuk, penggunaan pestisida. Dalam pengembangan perkebunan di daerah pegunungan, keselarasan antara keberlanjutan
lingkungan, kesejahteraan sosial, dan keberlanjutan ekonomi sangat penting. Hanya dengan mempertahankan keseimbangan ini, pengembangan
perkebunan di daerah pegunungan dapat berkelanjutan dalam jangka panjang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat
dan lingkungan sekitar.
F. Potensi pariwisata perkebunan di daerah pegunungan
Mengetahui potensi pariwisata perkebunan di daerah pegunungan dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan pendapatan dan kesadaran
masyarakat lokal. Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai hal tersebut:
1. Wisata Edukasi: Perkebunan di daerah pegunungan sering kali memiliki keindahan alam yang menakjubkan dan keanekaragaman flora yang unik.
Mengembangkan program wisata edukasi di perkebunan dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi wisatawan, sekaligus
meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya kelestarian lingkungan dan proses pertanian. Wisatawan dapat belajar tentang proses
bercocok tanam, pemeliharaan tanaman, atau produksi produk olahan dari perkebunan. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat lokal
tentang nilai dan potensi perkebunan serta menciptakan peluang baru dalam industri pariwisata.

2. Wisata Panen dan Petik: Aktivitas wisata panen atau petik juga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan di daerah pegunungan. Wisatawan dapat
berpartisipasi langsung dalam proses panen atau petik buah-buahan, sayuran, atau rempah-rempah yang tumbuh di perkebunan. Ini memberikan
pengalaman langsung dan interaktif bagi wisatawan, sambil memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat lokal. Selain itu, wisatawan juga
dapat membeli produk hasil panen langsung dari perkebunan sebagai oleh-oleh atau konsumsi pribadi.

3. Wisata Agrowisata: Konsep agrowisata menggabungkan pertanian dengan pariwisata, di mana wisatawan dapat mengunjungi perkebunan dan
berpartisipasi dalam aktivitas pertanian seperti menanam, menyiram, atau memanen tanaman. Wisatawan juga dapat mempelajari proses
pengolahan produk pertanian, seperti pengolahan kopi, cokelat, atau teh. Agrowisata dapat memberikan pengalaman yang menarik bagi
wisatawan dan meningkatkan pemahaman mereka tentang proses pertanian serta pentingnya keberlanjutan pertanian.

4. Pengembangan Ekowisata: Daerah pegunungan seringkali memiliki kekayaan alam yang melimpah, termasuk air terjun, pemandangan gunung,
dan hutan yang indah. Mengembangkan ekowisata yang berkelanjutan di sekitar perkebunan dapat membantu mempromosikan keindahan alam
dan ekosistem yang ada. Wisatawan dapat melakukan trekking, hiking, atau kegiatan alam lainnya sambil menikmati keindahan alam pegunungan
dan sekaligus mendukung upaya pelestarian lingkungan.
BAB III PEMBAHASAN

A. ANALISIS SITUASI LINGKUNGAN MASYARAKAT DUSUN TRIHARJO

Lingkungan masyarakat dusun Triharjo dari topografi merupakan daerah pegunungan, memiliki iklim yang sejuk dan curah
hujan yang cukup, dengan sumber air dari mata air pegunungan yang sangat cukup.
1. Iklim yang Sejuk dan Curah Hujan yang Cukup
Dalam iklim yang sejuk, tanaman-tanaman yang membutuhkan suhu rendah dapat tumbuh dengan baik. Misalnya,
tanaman kopi, kakao, durian biasanya dapat berkembang dengan baik di daerah pegunungan dengan iklim yang sejuk.
Tanaman-tanaman ini memiliki kebutuhan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan produksi yang optimal, dan kondisi
iklim pegunungan seringkali memenuhi persyaratan tersebut.
Selain itu, curah hujan yang cukup di daerah pegunungan juga merupakan faktor penting dalam pengembangan
perkebunan. Hujan yang cukup memberikan air yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang
merata sepanjang tahun dan adanya musim hujan yang jelas memungkinkan irigasi alami tanpa terlalu bergantung
pada sistem irigasi buatan manusia.

2. Sumber Air dari Mata Air Pegunungan yang Cukup


Daerah pegunungan seringkali menjadi tempat asal mata air dan sumber air yang melimpah. Lereng pegunungan
berperan sebagai penampung air hujan dan memungkinkan terbentuknya sumber air yang berkelanjutan. Air yang
mengalir dari mata air pegunungan biasanya bersih dan berkualitas tinggi karena tersaring oleh tanah dan batuan.

Dengan memanfaatkan sumber air dari mata air pegunungan yang cukup, pengembangan perkebunan dapat dilakukan
secara berkelanjutan tanpa terlalu mengandalkan sumber air buatan manusia atau mengganggu keseimbangan alam.
Penggunaan air yang efisien dan pengelolaan sumber daya air yang baik sangat penting dalam menjaga keberlanjutan
lingkungan dan keberlangsungan perkebunan di daerah pegunungan
B. ANALISIS POTENSI MASYARAKAT DUSUN TRIHARJO

Dalam hal pekerjaan dan mata pencaharian masyarakat dusun Triharjo paling banyak adalah petani,
sehingga dalam hal perkebunan masyarakat sudah banyak yang memahami dalam memanfaatkan
potensi yang ada didusun Triharjo tersebut. Dan dari analisa kegiatan IPE yang telah dilaksanakan,
keseharian masyarakat dusun Triharjo masih sangat erat dalam kekeluargaan atau kekerabatan. Sumber
daya kekeluargaan atau kekerabatan adalah salah satu aspek penting dalam potensi pengembangan
masyarakat di daerah pegunungan. Sumber daya kekerabatan merujuk pada jaringan hubungan sosial
dan komunitas yang terbentuk di antara anggota masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Sumber
daya ini melibatkan interaksi sosial, norma, nilai, tradisi, dan saling ketergantungan antara individu-
individu dalam komunitas.
Dalam konteks pengembangan perkebunan di daerah pegunungan, sumber daya
kekerabatan memiliki peran yang signifikan. Berikut adalah beberapa poin yang
menjelaskan bagaimana sumber daya kekerabatan dapat mempengaruhi
pengembangan:

1. Kolaborasi dan kerjasama: Sumber daya kekerabatan memungkinkan terjalinnya


kolaborasi dan kerjasama antara anggota masyarakat dalam pengembangan
perkebunan.
2. Pertukaran pengetahuan dan pengalaman: Sumber daya kekerabatan juga memfasilitasi
pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara anggota masyarakat
3. Pemeliharaan tradisi dan budaya lokal: Sumber daya kekerabatan juga mencakup
pemeliharaan tradisi dan budaya lokal.
4. Solidaritas dan penguatan komunitas: Sumber daya kekerabatan juga berperan dalam
membangun solidaritas dan penguatan komunitas di daerah pegunungan.
C. OUTPUT DARI POTENSI YANG ADA DI DUSUN TRIHARJO
Berikut adalah contoh output dari potensi yang ditemukan pada Dusun Triharjo dalam pengembangan perkebunan di daerah
pegunungan:

1. Penanaman Tanaman Buah: Dengan iklim yang sejuk dan curah hujan yang cukup, daerah dusun Triharjo dapat menjadi tempat yang
ideal untuk penanaman berbagai jenis tanaman buah. Misalnya, Durian yang dapat dikembangkan dengan baik di daerah
pegunungan. Output dari pengembangan ini adalah peningkatan produksi dan kualitas buah-buahan, yang dapat menjadi sumber
pendapatan bagi petani dan masyarakat lokal.
2. Tanaman Sayuran Organik: Potensi iklim yang sejuk dan curah hujan yang cukup juga mendukung pengembangan tanaman sayuran
organik di daerah pegunungan. Beberapa sayuran seperti kubis, brokoli, wortel, dan bayam tumbuh dengan baik dalam iklim
pegunungan. Outputnya adalah pasokan sayuran organik yang segar dan sehat, yang dapat memenuhi kebutuhan lokal dan juga
berpotensi menjadi produk unggulan untuk pemasaran di luar daerah.
3. Pengembangan Agrowisata: Sumber daya kekerabatan yang kuat dalam komunitas lokal dapat digunakan sebagai basis untuk
pengembangan agrowisata di daerah pegunungan. Melalui kerjasama antara petani dan pihak pariwisata, dapat dibangun objek
wisata yang menawarkan pengalaman pertanian, dan keindahan alam pegunungan. Seperti desa wisata durian, pendatang selain bisa
menikmati buah durian yang jatuh dari pohon langsung juga bisa menikmati keindahan alam pegunungan seperti air terjun yang ada
di dusun Triharjo. Outputnya adalah peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap
nilai-nilai pertanian, penguatan ikatan sosial dalam komunitas, perbaikan infrastruktur terutama jalan.
4. Pembentukan Koperasi Petani: Sumber daya kekerabatan dapat digunakan untuk membentuk koperasi petani di daerah pegunungan.
Koperasi ini dapat menjadi platform untuk berbagi pengetahuan, sumber daya, dan akses pasar bagi petani. Outputnya adalah
peningkatan daya tawar petani, efisiensi dalam produksi, dan peningkatan pendapatan melalui akses ke pasar yang lebih luas.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai potensi pengembangan masyarakat di Dusun Triharjo yang
merupakan daerah pegunungan dengan, dapat disimpulkan bahwa daerah pegunungan
memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan sektor perkebunan. Faktor-faktor
seperti iklim yang sejuk, curah hujan yang cukup, sumber air yang melimpah, dan
sumber daya kekerabatan yang kuat menjadi aset berharga dalam pengembangan
perkebunan di daerah ini. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, serta memperkuat kesadaran
dan keberlanjutan lingkungan

B. SARAN
1. Mendorong kolaborasi dan kerjasama antara petani dan pihak terkait, seperti pemerintah, lembaga penelitian, dan sektor
pariwisata. Kolaborasi ini dapat memperkuat kapasitas petani, memperluas akses ke teknologi dan pasar, serta meningkatkan
daya saing.
2. Memanfaatkan potensi pariwisata perkebunan untuk meningkatkan pendapatan dan kesadaran masyarakat lokal.
Pengembangan agrowisata, objek wisata pertanian, dan produk wisata lainnya dapat menghasilkan manfaat ekonomi tambahan
serta memperkuat hubungan antara petani dan wisatawan.
3. Meningkatkan aksesibilitas dan infrastruktur di daerah pegunungan. Ini mencakup perbaikan jalan, transportasi, akses ke pasar,
dan fasilitas pendukung lainnya. Hal ini akan memudahkan distribusi produk pertanian, memperluas jangkauan pasar, dan
memperkuat konektivitas dengan daerah lain.
4. Mendorong pembentukan koperasi petani dan pengorganisasian masyarakat untuk memperkuat posisi tawar petani,
meningkatkan pemasaran bersama, dan memperkuat solidaritas dalam komunitas.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perkebunan. (2021). Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2020- 2024. Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Departemen Pertanian. (2017). Buku Panduan Perkebunan. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Perkebunan Indonesia 2020-2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Ikhsan, A., Suryani, A., & Purwanto, E. (2020). Potensi dan Pengembangan Perkebunan di Wilayah Pegunungan: Studi Kasus di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 25(2), 129- 138.

Eryanto, D. (2018). Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Pengembangan Perkebunan di Daerah Pegunungan. Jurnal Pertanian Tropik, 4(1), 34-43.

Suharyanto. (2019). Pemanfaatan Sumber Daya Air untuk Pengembangan Perkebunan di Wilayah Pegunungan: Studi Kasus di Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah. Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, 3(1), 53-63.

Soemarno, M. (2016). Pengembangan Agrowisata di Daerah Pegunungan: Studi Kasus di Desa Kaliurang, Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis,
4(1), 23-34.

Sudargo, F. R., & Yulianto, E. (2020). Pengembangan Pariwisata Berbasis Perkebunan di Daerah Pegunungan: Studi Kasus di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jurnal
Ilmiah Pariwisata, 14(1), 47-58.

Anda mungkin juga menyukai