Anda di halaman 1dari 22

CLASSROOM

MANAGEMENT
MEMBANGUN LINGKUNGAN
KELAS YANG KONDUSIF
PENGERTIAN DAN TUJUAN MANAJEMEN KELAS

 PENGERTIAN
Secara kebahasaan (etimologis), manajemen kelas atau pengelolaan
kelas terdiri dari dua kata, yaitu “pengelolaan” dan “ kelas”.
Pengelolaan memiliki akar kata “ kelola” yang kemudian
ditambAh dengan awalan “pe-“ dan akhiran “-an”. Sementara,
manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang
berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.

 TUJUAN
Secara umum, manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan
suasana kelas yang nyaman untuk tempat berlangsungnya
proses belajar mengajar. Dengan demikian, proses tersebut akan
dapat berjalan dengan efektif dan terarah, sehingga cita-cita
pendidikan pendidikan dapat tercapai demi terbentuknya sumber
daya manusia yang berkualitas.
MENCIPTAKAN IKLIM LINGKUNGAN BELAJAR YANG POSITIF

 STRATEGI UMUM
Strategi umum meliputi gaya demokrasi dan
manajemen efektifitas kelas secara efektif.
a. Gaya manajemen kelas yang demokrasi.
b. Gaya manajemen kelas yang otoriter.
C. Gaya manajemen kelas yang permisif
Gaya demokrasi
 Berasal dari gaya pengasuhan Diana
Baumrind (1971, 1996.). kontek
sosial dan Perkembangan
Sosioemosional. Sama halnya dengan
orang tua yang demokrasi, guru yang
demokrasi memiliki siswa yang
cenderung percaya diri, menunda
kegembiraan, akrab dengan teman
sebaya mereka, dan menunjukan
harga diri yang tinggi.
Gaya otoriter
 Bersifat membatasi dan menghukum.
Fokusnya adalah mempertahankan
sususan didalam kelas dari pada
pengajaran dan pembelajarannya.
Guru yang otoriter menempatkan
batas dan kendali yang tegas
terhadap siswa serta memiliki sedikit
pertukaran verbal dengan siswa.
Gaya permisif
 Memberi siswa banyak kebebasan,
tetapi memberi mereka sedikit
dukungan untuk mengembangkan
keterampilan belajar atau mengatur
perilaku mereka. Tidak
mengherankan
MENCIPTAKAN, MENGAJARKAN, SERTA
MENEGAKKAN PERATURAN DAN PROSEDUR.

 Baik peraturan maupun prosedur adalah harapan


yang dinyatakan tentang perilaku(Evertson, Emmer,
& Worsham,2006). Peraturan berfokus pada
harapan umum, khusus, atau standar untuk
perilaku. Sebuah contoh peraturan umum adalah
“menghormati orang lain. “ contoh peraturan yang
lebih khusus adalah “ Telepon seluler harus
dimatikan ketika anda berada didalam kelas ini.
Prosedur atau rutinitas, juga mengomunikasikan
harapan tentang perlikaku, tetapi biasanya
diterapkan untuk aktifitas tertentu dan “ ditujukan
untuk mencapai sesuatu daripada melarang perilaku
tertentu atau mendefenisikan standar umum”
(Everson, Emmer, & Worsham, 2006,).
MENCIPTAKAN, MENGAJARKAN, SERTA MENEGAKKAN
PERATURAN DAN PROSEDUR.

 Peraturan cenderung tidak berubah


karena peraturan menyampaikan
cara fundamental kita menghadapi
orang lain, diri kita sendiri, dan
pekerjaan kita, seperti menghormati
orang lain dan barang mereka, serta
tidak mengganggu orang lain. Di sisi
lain prosedur bias berubah karena
rutinitas dan aktivitas dikelas
berubah.
Peraturan dan prosedure
 Mengajarkan peraturan dan procedure. Beberapa guru senang
melibatkan siswa dalam menentukan peraturan dengan harapan bahwa
ini akan mendorong mereka untuk memikul tanggung jawab lebih atas
perlaku mereka sendiri (Emmer, Evertson & Worsham, 2006).
 Membuat siswa bekerja sama. Ada 3 strategi utama: a)
mengembangkan hubungan yang positif dengan siswa, b) membuat siswa
berbagi dan memikul tanggung jawab, b) serta menghargai perilaku yang
pantas.
 Membuat siswa berbagi dan memikul tanggung jawab. Beberapa
ahli tentang manajemen kelas beragrumen bahwa berbagi tangungjawab
dengan siswa untuk membuat keputusan kelas meningkatkan komitmen
siswa terhadap keputusan tersebut (blumenfeld, kempler & krajcik, 2006
eggleton, 2001:lewis, 2001: Risley & Walther, 1995).
 Memberikan penghargaan untuk perilaku yang pantas. Motivasi ,
pengajaran, dan pembelajaran, juga relevan dengan manajemen
kelas, terutama informasi tentang penghargaan dan motivasi
intrinsic.
MEMBENTUK KELAS YANG EFEKTIF

Dalam membentuk kelas yang efektif


ada 3 komponen yang menentukan yaitu
Guru, Murid dan Lingkungan Fisik.
MEMBENTUK KELAS YANG EFEKTIF

1 GURU

2 MURID

3 LINGKUNGAN FISIK
GURU
 KETERAMPILAN BERBICARA
 KETERAMPIAN MENDENGARKAN
 KOMUNIKASI NONVERBAL
KETERAMPILAN BERBICARA
3 strategi.
Berbicara dengan kelas dan siswa
ketika berbicara di dalam kelas dan dengan siswa anda, salah
satu hal terpenting yang harus diangkat adalah dengan jelas
mengomunkasikan informasi (Brydon & Scott,2006;Gregory,
2005; Sellnow, 2005).
Pesan
 Pesan Anda Pesan yang tidak diinginkan dimana pembicara tampak
menilai orang ain dan menempatkan mereka dalam posisi defensif.
 Pesan Saya Pesan yang diinginkan, yang mencerminkan perasaan
yang sebenarnya dari pembicara dan lebih baik dari pada pesan Anda,
yang bersifat Menilai.
Bersikap tegas
KETERAMPILAN MENDENGARKAN
Cara-cara untuk menjadi pendengar yang aktif
(Santrock & Halonen, 2002) sebagai berikut :
Beri perhatian penuh pada orang yang sedang
berbicara.
Paraphrase yaitu menyatakan apa yang murid
katakan dengan kalimat kita sendiri.
Sintetiskan tema dan pola. Yaitu menangkap apa
yang sedang dikatakan karena biasanya yang
disampaikan kalimat yang tidak saling berhubungan.
Beri umpan balik artinya setelah memahami apa yang
dikatakan guru harus memberi respon/masukan
kepada murid tersebut.
KOMUNIKASI NONVERAL
Berikut adalah beberapa contoh perilaku umum yang
menjadi jalan dalam berkomunikasi secara nonverbal
antar-individu.
Mengangkat alis dengan perasaan tidak percaya
Mendekap lengan untuk mengasingkan atau melindungi diri
Mengangkat bahu ketika merasa tidak tertarik
Mengedipkan mata untuk menunjukan kehangatan atas
persetujuan
Mengetuk-ngetukan jemari ketika merasa tidak sabar
Memukul dahi ketika lupa akan suatu hal.
MURID
 Kembangkan hubungan positif
dengan murid
 Ajak murid berbagi dan mengemban
tanggung jawab bersama(melibatkan
murid dalam perencanaan di kelas,
mendorong murid untuk menilai
prilakunya sendiri)
 Beri imbalan / hadiah
LINGKUNGAN FISIK
Variasi susunan tempat duduk kelas

auditorium berhadapan kelompok

seminar
Off-set
MENANGANI PERILAKU BERMASALAH
INTERVENSI MINOR
 Beberapa masalah hanya membutuhkan intervensi minor.
Masalah melibatkan perilaku yang, bila tidak sering,
biasanya tidak mengganggu aktifitas dan pembelajaran.
 Menggunakan isyarat nonverbal.
 Tetap meneruskan aktifitas.
 Mendekati siswa
 Mengarahkan perilaku tersebut
 Memberikan pelajaran yang dibutuhkan
 Memberi tahu siswa untuk berhenti secara langsung
dan tegas
 Berilah siswa satu pilihan
INTERVENSI MODERAT
Berikut adalah beberapa intervensi moderat untuk menangani jenis
masalah ini (Evertson, Emmer & Worsham, 2006).
Tidak memberikan hak istimewa atau aktifitas yang
diinginkan
Mengasingkan atau memindahkan siswa
Menjatuhkan Pinalti
MENANGANI PERILAKU BERMASALAH
MENANGANI AGRESI KETERANGAN Dampak negatif

1.Perkelahian Memberhentikan, Mengganggu lingkungan


memberikan pandangan sekitar, dan menjadi
pentingnya contoh negatif, adanya
menghormati korban
2.Penindasan Sebuah studi terkini Jangka
menemukan bahwa pendek:tertekan,
korban penindasan kehilangan minat dalam
memiliki orang tua tugas sekolah
orang yg mengacau, Efek penindasa dan
menuntut dan tidak korban bisa bertahan
tanggap dengan anak- sampai dewas
anak mereka.
3.Tentangan atau Menangani siswa Kurang mematuhi
permusuhan terhadap tersebut secara peraturan dan tidak
Guru individual. Dekati dan menghormati.
ajak bicara, melibatkan
orang tua dan guru BP.

Anda mungkin juga menyukai