Anda di halaman 1dari 7

Hukum Minum Obat Pencegah

Haid Selama Ramadhan

Pertanyaan:
 Bolehkah minum obat penahan haid saat
bulan puasa,agar puasa kita dapat sebulan
penuh?
Jawaban:
 Pertama, beberapa ulama menegaskan bolehnya mengkonsumsi
obat pencegah haid, selama tidak membahayakan pengguna. Baik
resiko yang bersifat sementara maupun permanen.
 Imam Ibnu Baz pernah ditanya tentang hukum wanita yang
menggunakan obat pencegah haid agar bisa puasa ramadhan,
‫ال حرج أن تأخذ املرأة حبوب منع الحيض تمنع الدورة الشهرية أيام رمضان حتى تصوم مع‬
‫ًا‬
‫ وإن وجد غير الحبوب شئ يمنع الدورة فال بأس إذا لم يكن فيه محذور شرع ومضرة‬..…‫الناس‬.
“ Tidak masalah bagi wanita untuk menggunakan obat pencegah haid,
menghalangi datang bulan selama bulan ramadhan, sehingga dia bisa
berpuasa bersama kaum muslimin lainnya… dan jika ada cara lain
selain konsumsi obat untuk menghalangi terjadinya haid, hukumnya
boleh, selama tidak ada hal yang dilarang syariat dan tidak
berbahaya.”
 Kedua, bagi wanita yang mengkonsumsi obat anti haid, dia dihukumi
suci jika benar-benar kering tidak ada darah yang keluar. Akan tetapi
jika dia setelah menggunakan obat pencegah haid masih keluar
darah, maka dia dihukumi haid, meskipun darah yan keluar sangat
sedikit.
 Syaikh Musthofa Al-Adawi menjelaskan wanita yang mengkonsumsi
obat pencegah haid, bagaimana statusnya,
‫ أما إذا شك في انقطاع الدم من‬،‫حكمه اذا قطع الدم تماما أن الصوم معه جائز وال إعادة‬
‫وجوده فحينئذ حكمها حكم الحائض وعليها أن تفطر أيام حيضها وتعيد صوم تلك األيام‬
‫ وهللا أعلم‬،‫بعد‬
Hukumnya, apabila darah telah putus sempurna maka dia boleh puasa
dan tidak perlu mengulangi. Adapun jika dia masih ragu darah
terputus sempurna, karena masih ada darah yang keluar, maka
hukumnya seperti wanita haid dan dia tidak boleh puasa pada hari
haidnya dan mengqadha puasa pada hari itu setelah ramadhan.
Allahu a’lam.” (Jami’ Ahkam An-Nisa: 5/223)
 Ketiga, tidak dianjurkan bagi para wanita untuk menggunakan obat
pencegah haid. Sekalipun untuk tujuan agar bisa beribadah bersama
masyarakat. Karena sikap semacam ini kurang menunjukkan
kepasrahan terhadap kodrat yang Allah tetapkan untuk para putri
Adam.
 Imam Ibnu Utsaimin pernah ditanya tentang hukum menggunakan
obat pencegah haid agar bisa melakukan ibadah bersama kaum
muslimin lainnya. Jawaban beliau,
‫ال نرى أنها تستعمل هذه الحبوب لتعينها على طاعة هللا ؛ ألن الحيض الذي يخرج شيٌء‬
‫كتبه هللا على بنات آدم‬
“Saya tidak menyarankan para wanita menggunakan obat semacam
ini, untuk membantunya melakukan ketaatan kepada Allah. Karena
darah haid yang keluar, merupakan sesuatu yang Allah tetapkan
untuk para putri Adam.”
 Kemudian beliau menyebutkan dalilnya,
‫وقد دخل النبي صلى هللا عليه وسلم على عائشة وهي معه في حجة الوداع وقد أحرمت‬
‫ فقال ما‬، ‫بالعمرة فأتاها الحيض قبل أن تصل إلى مكة فدخل عليها وهي تبكي‬
… ، ‫يبكيك فأخبرته أنها حاضت فقال لها إن هذا شيٌء قد كتبه هللا على بنات آدم‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemui A’isyah di
kemahnya ketika haji wada’. Ketika itu, A’isyah telah melakukan
ihram untuk umrah, namun tiba-tiba datang haid sebelum sampai ke
Mekah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui A’isyah,
sementara dia sedang menangis. Sang suami yang baik bertanya,
“Apa yang menyebabkan kamu menangis?” A’isyah menjawab
bahwa dia sedang sakit. Nabi menasehatkan, “Ini adalah keadaan
yang telah Allah tetapkan untuk para putri Adam”
 Selanjutnya Syaikh menasehatkan para wanita yang ingin beribadah,
namun terhalang haid,
‫فإذا جاءها في العشر األواخر فلتقنع بما قدر هللا لها وال تستعمل هذه الحبوب وقد بلغني ممن أثق به‬
‫من األطباء أن هذه الحبوب ضارة في الرحم وفي الدم وربما تكون سببًا لتشويه الجنين إذا‬
‫ وإذا حصل لها الحيض وتركت الصالة والصيام فهذا ليس‬. ‫حصل لها جنين فلذاك نرى تجنبها‬
‫ بيدها بل بقدر هللا‬.
Karena itu, ketika masuk sepuluh terakhir blan ramadhan, hendaknya
dia menerima kodrat yang Allah tetapkan untuknya, dan tidak
mengkonsumsi obat pencegah haid. Ada informasi terpercaya dari
dokter, bahwa obat semacam ini berbahaya bagi rahim dan peredaran
darah. Bahkan bisa menjadi sebab, janin cacat, ketika di rahim ada
janin. Karena itu, kami menyarankan agar ditinggalkan. Ketika terjadi
haid, dia tinggalkan shalat dan puasa, keadaan semacam ini bukan
karena kehendaknya, tapi karena taqdir Allah.
Keempat, sejatinya wanita haid masih
bisa mendulang sejuta pahala selama
ramadhan, sekalipun dia tidak puasa
dan tidak shalat. Karena tidak semua
ibadah dilarang untuk dilakukan
ketika haid.

Anda mungkin juga menyukai