Anda di halaman 1dari 12

Keadilan dalam Perkawinan

• Bahasan ttg keadilan dlm perspektif psikologi dilihat dr 3 kategori


yaitu hasil, proses, dan interaksi interpersonal
• Evaluasi keadilan yg berhubungan dg hasil disebut keadilan
distributif, evaluasi keadilan yg berkaitan dg proses disebut keadilan
prosedural, evaluasi keadilan yg berkaitan dg interaksi interpersonal
disebut keadilan interaksional atau relasional
• Keadilan distributif adlh keadilan yg berasal dr hasil (outcome) yg
diterima sso. Individu akan merasa adil jika hasil yg ia dpt sama dg
hasil yg didpt orang lain.
• Keadilan prosedural berkaitan dg prosedur2 yg digunakan utk
mendistribusikan hasil dr masing2 individu. Individu akan merasa adil
jika ia jg dilibatkan/berkesempatan dlm proses2 penetapan 7an.
• Keadilan relasional berkaitan dg perlakuan dlm implementasi atau
pengalokasian hasil. Individu akan merasa adil jika diperlakukan scr
sopan, dihormati, dimuliakan, dimanusiakan.
• Kenyataan yg terjadi dilapangan sering kali masih jauh dr kondisi ideal
tsb. Berbagai isu ketidakadilan dg mudah dpt ditemui dlm ranah
ekonomi, hukum, di kantor, keluarga, suami istri (perkawinan)
• Konflik perkawinan sering kali ditimbulkan oleh perasaan
ketidakadilan dlm berbagai hal dlm kehidupan perkawinan
• Keadilan dlm perkawinan sering kali tdk disadari/dianggap hanya
relevan pd kondisi tertentu.
• Pada awalnya penelitian ttg keadilan dlm perkawinan lbh banyak
fokus pd pembagian kerja dlm rumah tangga, shg perspektif keadilan
distributif lbh banyak digunakan (proporsionalitas)
Proporsionalitas dlm Perkawinan
• Seluruh kehidupan sosial melibatkan pertukaran berbagai hal, baik benda2
materil atau non materil seperti pengakuan dan penghargaan. Dasar dr
pertukaran adlh kepentingan pribadi, yaitu kecenderungan org utk
memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian.
• John S Adam menerapkan pertukaran dlm bidang IO, ia menyatakan bhw
pihak manajemen dan pekerja berusaha utk memelihara keadilan antara
masukan yg mrk kontribusikan ke dlm pekerjaan mrk (waktu, usaha,
pengorbanan) dan perolehan yg mereka dptkan dr profesi mrk (gaji, bonus,
insentif) dibandingkan dg masukan dan perolehan pihak lain (rekan kerja).
• Keadilan akan dicapai apabila setiap perolehan sso proporsional dg
kontribusinya. Kontribusi adlh input sedangkan perolehan adlh imbalan
(output) yg diterima sso dr hub pertukaran.
Lanjutan…
• Pd hub yg perkawinan, input suami biasanya merupakan perolehan istri,
begitu jg input istri merupakan perolehan suami.
• Berdasarkan prinsip proporsionalitas, jk rasio antara perolehan dan kontribusi
yg dikeluarkan sso setara dg rasio antara perolehan dan kontribusi
pasangannya maka hub tsb dpt dikatakan adil.
• Sebenernya adil/tdk hub tsb bagi individu, lbh ditentukan oleh persepsi
individual ttg nilai berbagai perolehan dan kontribusi drpd rasio yg actual dan
objektif dr pertukaran hub tsb.
Penilaian Keadilan Distributif dlm Rmh Tangga
• Faktor penentu ttg persepsi keadilan dlm pekerjaan rmh tangga adlh alternatif
yg dimiliki istri utk bertahan dlm hub tsb. Semakin sedikit alternatifnya, akan
semakin semakin tergantung ia pd suaminya, shg semakin rendah kuasa yg
dimiliki dibandingkan dg pasangannya.
• Pd case diatas cewek punya harapan keadilan yg rendah krn punya pengaruh
yg kecil utk meningkatkan kerja sama yg lbh besar dr suaminya dlm hal
pekerjaan rmh tangga.
• Mereka cenderung akan mempersepsi pembagian kerja rmh tangga yg
berlaku saat ini sdh adil utk menjaga konsistensi kognitif antara perilaku dan
keyakinan.
Lanjutan…
• Faktor lain yg berpengaruh pd keadilan adlh gender. Selama ini terjadi
ketidakadilan distributif yg msh terus berjalan antara laki2 dan perempuan,
dmn pihak laki2 sering diuntungkan.
• Ktk terjadi gerakan feminism yg ngerubah kultur, norma, pekerjaan, dll pihak
laki2 tdk banyak yg gak nerima ttg pembagian kerja rmh tangga scr setara.
Akibatnya banyak terjadi konflik ktk pembagian tugas rmh tangga.
• Perempuan yg mempersepsi pengaturan rmh tangga tdk adil cenderung
mengalami kebahagiaan perkawinan yg rendah.
• Ternyata ketidakadilan objektif dlm pembagian tugas rmh tangga tdk selalu
menimbulkan persepsi ketidakadilan dan perasaan ketidakbahagiaan pd
cewek. Persepsi keadilan dlm pembagian tanggung jawab keluarga dibentuk
oleh komitmen/pemahaman thp ideologi gender yg dianut oleh cewek ybs.
Lanjutan…
• Kondisi diatas sejalan dg pernyataan bhw rasa adil dan tdk adil adlh produk
manusia dan setiap kultur punya norma2 sendiri yg berhub dg keadilan.
• Faktor lain yg berpengaruh adlh penghargaan sosial. Dmn penghargaan sosial
thp aktivitas sso akan mempengaruhi kesejahteraan psikologis melalui
peningkatan makna subjektif dr aktivitas tsb dan semakin meyakinkan dirinya
dlm hub timbal balik.
• Penelitian menunjukkan bhw perasaan dihargai atas pekerjaan2 rmh tangga
mrpkn predictor yg kuat bagi rasa keadilan. Hal ini menunjukkan bhw
penghargaan adlh salah satu perolehan yg menyeimbangkan neraca keadilan.
Kritik thp Prinsip Proporsionalitas dlm Perkawinan
• DeMaris dan Longmore (1996) menemukan bhw suami dg tingkat pendidikan yg
lbh tinggi cenderung mempersepsi istri mereka dibebani dg pekerjaan rmh
tangga scr tdk adil.
• Hal ini bertentangan dg pemikiran semula bwh pendidikan yg lbh tinggi akan
berlaku sbg kontribusi suami yg akhirnya akan dikompensasikan dg usaha yg lbh
rendah dlm pekerjaan rmh tangga.
• Namun, krn keliatannya bhw perbedaan status, dlm hal ini suami lbh tinggi
membuat suami merasa tdk nyaman dg pengaturan pembagian kerja, dmn istri
menanggung hampir semua pekerjaan rmh tangga.
• Hochschild (1989) menemukan bhw istri yg punya penghasilan lbh tinggi dr
suaminya justru melakukan pekerjaan rmh tangga lbh banyak. Istri berusaha
menyeimbangkan ancaman thp status pasangannya dg melakukan pekerjaan
rmh tangga lbh banyak.
Lanjutan…
• Temuan dr berbagai penelitian tsb menjelaskan bhw pertimbangan ttg
proporsionalitas tdk berlaku dlm hub intim. Persepsi dan perasaan ttg makna yg
dilekatkan oleh individu thp pertukaran dlm hub yg intim tdk sesuai dg
perhitungan langsung ttg untung dan rugi.
• Pd hub intim ada norma lain yg lbh penting dibanding prinsip proporsionalitas,
yaitu norma yg didasarkan pd kebutuhan. Dmn imbalan (output) didistribusikan
sbg respon atas keb org2 yg terlibat dlm hub tsb tanpa mempertimbangkan
kontribusinya (input).
• Pd hub yg intim seperti perkawinan atau persahabatan lbh bersifat komunal,
dmn setiap individu punya kepedulian bagi kesejahteraan pasangannya dan
memberikan respon pd keb pasangannya tsb.
Keadilan Relasional dlm Perkawinan
• Keadilan relasional/interaksional awalnya digunakan dlm menilai keadilan dlm
organisasi. Keadilan relasional mengacu pd kualitas perlakuan yg diterima sso
dlm interaksi interpersonal.
• Ada 3 aspek penting, (1) respect, berkaitan dg bgmn memperlakukan org lain dg
penghargaan sesuai dg porsinya, (2) netralitas, dpt tercermin dlm pengambilan
keputusan berdasarkan fakta objektif, (3) kepercayaan.
• Pd hub yg intim keadilan relasional didefinisikan sbg suatu keterhubungan yg
dinamis pada masa lalu, masa sekarang, dan masa depan pd org2 yg menjalin
hub tsb. Keterhubungan ini menempatkan keb kedua belah pihak utk berbagi
tanggung jawab sbg bentuk pemeliharaan kualitas hub.
Lanjutan…
• Williams (2011) menggunakan pendekatan keadilan relasional dlm membantu
menghadapi masalah ketidaksetiaan dlm hub intim. Pendekatan keadilan
relasional digunakan sbg kerangka relasional sosio-emosional, dmn pasangan scr
sama2 mengupayakan keterhubungan kembali utk melewati rasa
ketidakseimbangan kuasa yg terjadi sbg akibat ketidaksetiaan.
• Gerson (2007) drpd fokus pd keadilan yg distributif, lbh baik jk fokus pd momen2
interaksi dmn pasangan membagi pengalaman scr psikis. Ia menyatakan bhw
proporsionalitas justru akan menyerang atau melemahkan intimasi dan
kelekatan yg ada.
• Perkawinan ada baiknya jika kita lihat sbg ikatan jangka panjang pertemuan
antara pasangan jiwa, suatu kesatuan yg menjanjikan kepuasan dan
kebermaknaan dlm setiap pengalaman yg dilalui.

Anda mungkin juga menyukai