R. Mahendra Wijaya Santoso, S.Psi., M.Psi., Psikolog
hendrasantoso512@gmail.com @r_mahendra_wijaya
S1 Psikologi S2 Magister Profesi Psikologi Industri dan Organisasi Kriteria Penilaian
No Elemen Bobot (%)
1 Ujian Tengah Semester (UTS) 20% 2 Ujian Akhir Semester (UAS) 20% 3 Tugas & Partisipasi (Keaktifan, Kedisiplinan, 20% Kerapian) 4 Kuis 20% 5 Case Based Learning (CBL) 20% Kewajiban • Mengikuti proses perkuliahan sesuai dengan aturan yang berlaku • Mentaati peraturan atau kebijakan yang berlaku dikampus • Menjaga nama baik kampus • Melakukan bimbingan dengan Dosen pembimbing • Memenuhi kewajiban secara administratif • Bersikap dan menunjukkan jati diri yang penuh dengan nilai sopan santun • Mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang disesuaikan dengan minat dan bakat mahasiswa Hak • Memanfaatkan sarana dan prasarana kampus dengan baik • Mendapatkan pelayanan administratif sesuai aturan yang berlaku • Menyampaikan aspirasi, pendapat ataupun kritik pada forum yang tepat dan dengan cara yang santun • Memperoleh apresiasi atas prestasi yang didapatkan • Mendapatkan materi perkuliahan sesuai kurikulum • Mendapatkan nilai sesuai dengan effort masing-masing Kontrak Perkuliahan 1. Mahasiswa hadir tepat waktu sesuai kesepakatan jadwal perkuliahan. 2. Toleransi keterlambatan maksimal menit. 3. Mahasiswa izin tidak masuk perkuliahan dengan menggunakan surat resmi. 4. Mahasiswa dilarang meminta izin melalui whatsapp 5. Mahasiswa diwajibkan berpartisipasi aktif dalam perkuliahan 6. Mahasiswa wajib mengikuti UTS, UAS, dan mengerjakan tugas 7. Terdapat Kuis dan Tugas di setiap pertemuan 8. Terdapat sanksi untuk plagiarism Referensi
Jakarta: Erlangga. E-Learning • Enrolment Key : • (Psikologi Sosial II Kelas E) • Pada ilmu psikologi, relasi sosial mrpkn salah satu kajian pokok. Mental manusia yg dimanifestasikan dlm aspek kognisi, emosi, dan perilaku sejatinya selalu muncul ktk individu berinteraksi dg pasangan relasinya. • Individu akan memprediksi konsekuensi dr perilaku yg akan ditampilkannya kpd individu lain, akan menarik asumsi atas perilaku individu lain, akan terbawa emosi individu lain, dan akan mengidentifikasi individu lain. • Maka pada relasi sosial kondisi mental individu sangat ditentukan oleh faktor pasangan relasi mereka. • Relasi sbg kebutuhan dasar psikologis adlh hakikat yg tdk bisa dihindari. Pandangan ini didasarkan pd fakta sejarah yg banyak diyakini oleh mayoritas agama yaitu keberadaan Hawa dlm kehidupan Adam. • Dr kacamata psikologi Hawa adlh representasi kebutuhan Adam akan sebuah relasi sosial dengan kadar yg sama tingginya dg kebutuhan biologis. • Akibatnya manusia membutuhkan relasi sosial dlm perjalanan hidupnya. Bahkan, di era modern relasi sosial tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. • Scr umum, psikologi memetakan relasi sosial ke dlm 3 domain. 1. Domain interpersonal mengkaji relasi yg melibatkan 2 individu. 2. Domain dinamika kelompok membahas relasi individu didlm kelompok tertentu. 3. Domain antar kelompok berfokus pd relasi antara 2 atau lebih kelompok, baik scr individual sbg anggota ataupun scr kolektif. #1. Domain Relasi Interpersonal • Relasi interpersonal mrpkn hub antara 1 individu dg individu lain. Ada 3 bentuk relasi interpersonal. 1. Relasi komunal yg menekankan pd persatuan, ex pertemanan 2. Relasi kolegal yg menekankan kesetaraan yg ditandai dg adanya pertukaran scr adil, ex relasi antar karyawan 3. Relasi hierarkis menekankan otoritas dan kuasa individu thp individu lain, ex relasi antara ortu dg anak, atasan bawahan 1. Relasi Komunal • Dimanifestasikan melalui berbagai jenis relasi interpersonal, namun yg paling menonjol adlh pertemanan. Berdasarkan perspektif psikologis, pertemanan dibangun atas dasar ketulusan. • Individu punya free will utk milih pasangan temen (tanpa dibatasi usia, status, jabatan, budaya, atau jenis kelamin). • Demikian jg ktk menjalin pertemanan, individu punya kebebasan utk menolong, percaya, hormat, atau menjaga rahasia teman. • Menurut Faturochman (2014) aspek psikologis yg paling menonjol pd pertemanan adlh kecocokan, kebersamaan, dan dukungan. Lanjutan… • Bbrp peneliti jg memandang pertemanan sbg relasi dr pertukaran (exchange) yg ditandai dg adanya ekualitas untung-rugi. Artinya, individu akan mempertimbangkan antara besaran yg diberikan dan besaran yg diperoleh dr pasangan relasinya. • Model pertemanan spt ini mungkin terjadi, namun perlu menimbang konteks kultural. Di Indonesia, model ini relatif tdk terjadi krn pertemanan yg menekankan aspek kecocokan, kebersamaan, dan dukungan. • Pertemanan lbh dianggap sbg peleburan 2 individu menjadi 1, tanpa mempertimbangkan untung rugi. Individu lbh peduli kesejahteraan pasangan relasi (komunal-mutual) bukan (komunal-exchange). 2. Relasi Kolegal • Sifatnya horizontal, seperti relasi antar karyawan. Pd perusahaan, karyawan menjalin relasi dg karyawan lain tdk disandarkan pd aturan komunal yg menekankan persatuan, tp karena adanya tugas fungsional. • Misal karyawan A dan B ditugaskan dlm suatu project yg sama, dmn situasi ini membuka ruang interaksi diantara ke 2 nya. 7an interaksinya adlh produktivitas dan pencapaian 7an, dan bukan kesejahteraan relasional. • Tugas fungsional karyawan A dan B dpt saling mendukung, saling menghambat, atau tidak keduanya (tdk ada interaksi). Pola interaksi ini erat kaitannya dengan konsep interdependensi (ketergantungan antara dua org atau lebih karena adanya rasa saling membutuhkan) Lanjutan…. • Kita dpt melihat derajat ketergantungan antara karyawan A dan B pd situasi tertentu. Apakah A bergantung ke B atau sebaliknya? Apakah A dan B saling bergantung atau tdk samsek? • Relasi kolegal terdapat ekualitas untung rugi. Karyawan A dan B bekerja pd satu divisi dg jabatan yg sama. Keduanya akan mengalkulasi antara besaran upaya utk mencapai 7an dg besaran gaji (benefit). • Ketika kontribusi A > B tp dr gaji A = B, maka A akan merasa dirugikan. Ini menunjukkan perlunya keadilan distribusi pd relasi kolegal. Maka dlm prakteknya, A dan B akan membagi tugas dg kesepakatan bersama. Hal ini ber7an mencegah ketidakseimbangan relasi kolegal. 3. Relasi Hierarkis • Sifatnya vertical atas dasar otoritas dan kuasa, ex hub ortu dan anak. Ortu sbg pihak dominan memegang kuasa atas sumber daya dan tanggung jawab anaknya sbg pihak subordinat. • Tp konsep ini tdk selamanya berlaku khususnya di Indonesia yg kental dg nilai kultural, ex nilai hormat orang jawa. Individu akan hormat dg orang yg lebih tua, meskipun belum kenal. • Artinya individu dg sendirinya memposisikan diri sbg subordinat dan orang yg lbh tua sbg pihak yg dominan yg padahal tdk punya kuasa atas sumber daya dan tanggung jawab kpd subordinat. #2. Domain Relasi Dinamika Kelompok • Dinamika klmpk berfokus pd relasi antar anggota dlm sebuah kelompok, baik skala kecil atau besar. Ada 2 kajian dlm dinamika kelompok yaitu (1) relasi antar anggota klmpk dan (2) konsep rukun. • Kajian relasi antar anggota klmpk berfokus pd identifikasi model relasi. Relasi antar anggota klmpok merefleksikan relasi komunal yg ditandai dg adanya kedekatan dan kenyamanan. • Relasi yg kuat antar anggota akan menumbuhkan rasa memiliki dan komitmen thp kelompoknya. Tp relasi komunal bukan satu2nya model yg muncul, tp bisa juga muncul model lain meskipun model relasi utamanya adlh komunal. Lanjutan… • Konsep rukun punya dampak yg lebih luas. Konsep rukun tdk hanya bicara seputar model relasi antar anggota kelompok, tp jg bgmn setiap anggota klmpok berkontribusi menciptakan suasana harmonis. • Menciptakan suasana harmonis tdk cukup hanya dg menghindari timbulnya konflik, tp jg menjaga keseimbangan relasi antar anggota klmpok. • Konsep rukun pd masyarakat yg antar anggotanya pernah mengalami konflik skala besar akan berbeda dg konsep rukun pd masyarakat yg tdk pernah mengalami hal serupa. #3. Domain Relasi Antar Kelompok • Masyarakat yg beragam sering lebih menonjolkan identitas keanggotaan kelompoknya drpd identitas personal. Relasi antar kelompok berfokus pd kajian konflik dan perdamaian. • Contoh di Indonesia, berita yg berbau konflik sering kali muncul (perbedaan etnis, religi, politik, dll) drpd berita ttg proses perdamaian. Oleh karena itu, kajian antara konflik dan perdamaian tidak bisa dipisahkan. • Berkaca jejak historis Indonesia yg awalnya terdiri dr kerajaan2, maka tdk heran jika hingga sampai sekarang etnisitas dan religiusitas lbh menonjol drpd identitas nasional. Lanjutan… • Akibatnya jika terjadi konflik dlm skala besar akan timbul korban yg signifikan. Begitu juga dg konflik dlm skala yg kecil. • Konflik yg selalu merugikan baik fisik atau psikologis perlu utk dilakukan resolusi konflik dan proses perdamaian dg strategi yg berbeda jg. • Bedanya utk konflik skala besar perlu upaya masif dr berbagai pihak dg proses yg panjang dan bertahap. Sementara konflik skala kecil perlu upaya perdamaian yg cukup praktis.
Kelompok Sosial Adalah Sekumpulan Manusia Yang Melakukan Interaksi Dan Menyadari Akan Keanggotaannya Kelompok Tersebut Tercipta Oleh Anggota Masyarakat