Anda di halaman 1dari 28

Referat

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA


NON-ALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE

Oleh:
Fajrian Alwi 2210070200095
Fuji Lestari Kursiussamawati 2210070200070
Adella Aprilia 2210070200100
Winda Sulastri 2210070200149
Preseptor:
dr. Hj. Yunita, Sp. PD, FINASIM

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR – FK UNBRAH

fk.unbrah.ac.id @infofkunbra
h
DEFINISI

Kondisi yang ditandai secara histologis dengan steatosis


(perlemakan) hati makrovesikular

Lemak hati saja disebut non alcoholic fatty liver =


NAFL

Perlemakan hati pada tingkat yang lebih berat disebut


non alcoholic steatohepatitis = NASH

Pada peminum alkohol disebut Alcoholic Fatty Liver (AFL)

2
EPIDEMIOLOGI

Negara Populasi Diabetes Obesitas Dislipidemia


Umum
Jepang 9-30% 40-50% 50-80% 42-58%
China 5-24% 35% 70-80% 57%
Korea 18% 35% 10-50% 26-35%
India 5-28% 30-90% 15-20%
Indonesia 30% 52% 47% 56%
Malaysia 17%
Singapura 5%

3
Fisiologi Metabolisme Hepar

4
Etiopatogenesis

5
Etiopatogenesis

6
ETIOLOGI

7
Hubungan obesitas dengan
NAFLD (Non-alcoholic fatty liver disease)

Mobilisasi
lemak dari Peningkatan Penumpukan Peningkatan
jaringan Trigliserida Lemak di asam lemak
adiposa sel hati Hepatosit bebas
visceral

8
Hubungan Dislipidemia dengan
NAFLD (Non-alcoholic fatty liver disease)

Metabolic dysfunction-associated fatty liver disease (MAFLD) :


Satu dari kriteria
1. Kelebihan berat badan atau obesitas,
2. DM Tipe 2
3. Disregulasi metabolik (setidaknya dua faktor di antara peningkatan lingkar
pinggang, hipertensi, hipertrigliseridemia, kadar kolesterol HDL serum yang
rendah, gangguan glukosa plasma puasa, resistensi insulin, atau peradangan
subklinis dievaluasi dengan tingkat protein C-reaktif (CRP) yang tinggi).

9
Hubungan Diabetes Melitus Tipe II dengan
NAFLD (Non-alcoholic fatty liver disease)

10
Hubungan Diabetes Melitus Tipe II dengan
NAFLD (Non-alcoholic fatty liver disease)

Pengingkatan
Resistensi enzim hati,
Insulin gagal Peningkatan
Insulin dan hipoalbumin
menekan pelepasan
disfungsi dan
lipolisis asam lemak
mitokondria hiperbilirubi
n

11
Hubungan Diabetes Melitus Tipe II dengan
NAFLD (Non-alcoholic fatty liver disease)

Mavrogiannaki
tahun 2013 pada
Diabetes dan sindroma metabolik sebagai faktor
2.589 populasi risiko untuk NAFLD/NASH

12
DIAGNOSIS

Gejala tidak spesifik

Kelelahan/Asthenia

Malaise

Nyeri kuadran kanan atas

Riwayat Penyakit Hati

Riwayat Diabetes

Riwayat Hipertensi

13
Pemeriksaan Fisik

Penyakit hati stadium lanjut


Hepatomegali

Ascites

Perdarahan varises

Hepatoma

14
Pemeriksaan Penunjang
Transaminase Serum

Feritin

Laboratorium
Klinis
Alkalinephosphatase

Gamma-GT

Fungsi Hati

Bilirubin serum, albumin, SGOT, SGPT dan waktu


tromboplastinparsial

15
Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi Kiperekogenisitas hati karena kantong


Pencitraan lini pertama lipid, kaburnya batas vaskular, dan
heterogenitas parenkim

16
Fibroscan

Dikontrol Getaran

Skala F0-F4 F0-F1 (tidak ada kerusakan),


F2 ( kerusakan cukup banyak)
F3 (munculnya fibrosis dan
Diukur dalam kilopascal kPa, 2-75 pengerasan banyak tempat
kPa F4 ( kerusakan sangat parah dan
terjadi sirosis)

Kondisi normal 2-6 kPa

17
Fibroscan

18
Pemeriksaan Penunjang

Computed Tomography (CT) Scan Lemak dapat dihitung (dalam satuan


Bukan lini pertama Hounsfield).

19
Pemeriksaan Penunjang
• Mendeteksi dan menghitung
MRI (Magnetic Resonance Imaging) perubahan perlemakan hati
Paling akurat • Ketidakmampuan untuk membedakan
antara perlemakan hati,
steatohepatitis, dan steatohepatitis
dengan fibrosis sampai stadium akhir
dari kerusakan fibrotik atau bahkan
sirosis

20
Penatalaksanaan
Obat Antidiabetik Oral ↦ Metformin 3x500 mg

Obat Antihiperlipidemia ↦ Atorvastatin 20 mg/hari


selama 6 bulan

Antioksidan ↦ Vitamin E 300 Iu/hari selam 1 tahun

Hepatoprotektor ↦ UDCA 13-15 mg/kg/hari

21
Penatalaksanaan non Farmakologis

Penurunan berat badan sebesar ≥7%


total berat badan

Pembatasan jumlah kalori (total kalori


yang direkomendasi 1200-1600 kkal

Latihan fisik berupa latihan aerobik


selama 90-120 menit per minggu

22
Komplikasi

23
Kesimpulan
Non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD) secara histologis dengan steatosis
(perlemakan) hati makrovesikular yaitu lemak hati saja (non alcoholic fatty liver =
NAFL) dan perlemakan hati pada tingkat yang lebih berat (non alcoholic steatohepatitis
= NASH). Pada peminum alkohol (>20 gr per hari) disebut Alcoholic Fatty Liver (AFL),
bukan peminum alkohol disebut Non Alcoholic Fatty Liver (NAFLD).

Prevalensi perlemakan hati non alkoholik berkisar antara 15-20 % pada populasi dewasa
di Amerika Serikat, Jepang dan Italia. Populasi dengan obesitas di negara maju
mendapatkan 60% NAFLD , 20-25 % NASH dan 2-3 % sirosis. Pasien dengan diabetes
mellitus tipe 2 sekitar 70 % pasien mengalamiNAFLD, sedangkan pada pasien
dislipidemia sekitar 60 %. Pada populasi umum, Indonesia merupakan angka tertinggi
kejadian NAFLD yaitu 30%.

Pasien NAFLD dengan diabetes tertinggi yaitu India 30-90% diikuti Indonesia sekitar
52%. Pasien NAFLD dengan obesitas tertinggi pada negara China yaitu 70-80%
memiliki pravelensi hampir sama dengan Jepang yaitu 50-80%. Pasien NAFLD dengan
dislipidemia tertinggi pada negara Jepang yaitu 42-48%.

24
Kesimpulan
Faktor genetik dan epigenetik bersama faktor makanan,
dan obesitas dapat menyebabkan peningkatan kadar
serum asam lemak (FFAs) dan kolesterol,
perkembangan resistensi insulin, proliferasi sel adiposa
dan disfungsi adiposit serta perubahan mikrobioma
usus.

Diagnosis NAFLD dapat ditegakkan berdasarkan


anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan laboratorium klinis dan
pemeriksaan Radiologi..

25
Kesimpulan
Komplikasi NAFLD dimulai dari hati berlemak
sederhana (steatosis) hingga bentuk steatosis yang
parah, steatohepatitis nonalkohol (NASH), yang dapat
berkembang menjadi cedera hati ireversibel (fibrosis)
dan kegagalan organ, yang pada akhirnya menyebabkan
sirosis hepar dan Karsinoma hepatoseluler (HCC).

Penatalaksanaan NAFLD dapat terbagi menjadi terapi


non farmakologis seperti, modifikasi gaya hidup dan
terapi farmakologis terdiri dari obat antidiabetik oral,
obat anti hiperlipidemia, dan antioksidan.

26
SARAN
Diharapkan kepada tenaga medis
seperti dokter umum dan dokter
spesialis untuk lebih mengenal faktor
risiko klinis dan diagnosis Non
Alcoholic Fatty Liver (NAFLD) agar
memberikan edukasi seputar NAFLD,
yaitu tentang gejala, faktor risiko dan
cara mengatasinya agar dapat
mengurangi risiko terjadinya NAFLD.
27
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai