1. Pencegahan Penyakit
2. Diagnostik Penyakit / Kelainan
tubuh
3. Pengelolaan Penderita
4. Tindak lanjut
SITOPATOLOGI
• SEL
HISTOPATOLOGI
• JARINGAN
SITOPATOLOGI
FNAB
Pap Smear
Sitologi Cairan
HISTOPATOLOGI
Blok Frozen
parafin Section
Histokimia Imunohistokimia
Otopsi
klinik
SITOLOGI
Sitologi/Sitopatologi
Lesi palpabel
• Langsung : tumor payudara, KGB,
tiroid
Lesi non palpabel
• Pencitraan; tumor hepar
Keberhasilan FNAB
DOKTER SPESIALIS
PATOLOGI ANATOMI
(PATOLOG)
INDIKASI FNAB :
Apabila lesi dapat dilokalisir secara tepat
baik secara klinis ataupun radiologis
KLINIS : palpasi
RADIOLOGIS : Fluoroskopi,USG,CT Scan,
MRI
CATATAN :
Apabila
1. Tumor yang sangat ganas : Belum
Melanoma Maligna Germ Cell Menyebar
Sebaiknya
Tumor FNAB
2. Tumor Ovarium Kistik
KONTRAINDIKASI
1. Carotid body tumors and
pheochromocytomas syncope and episodes
of acute hypertension
2. Ovarian cyst bocor
3. Prostatitis
4. Hydatid cysts anaphylactic shock
5. Hemorrhagic diathesis
6. Severe emphysema
7. Pulmonary hypertension
8. Conditions associated with severe hypoxemia
Alat dan Bahan (Pengambilan)
◦ Kursi
◦ Tempat tidur
◦ Bantal
◦ Kapas desinfektan
◦ Lidi
◦ Kaca objek
◦ Spuit dispossable 3 ml
◦ Jarum 22 G – 23 G – 25 G
◦ Metal pistol grip syringe holder
Prosedur pengambilan
1. Dokter pengirim sudah mengisi formulir permintaan
dengan lengkap dan dipelajari dokter ahli patologi,
status diberi nomor khusus.
2. Teknisi menyiapkan staining jar berisi alkohol 96%,
needle dan spuit, kapas desinfeksi dan gelas objek.
3. Penjelasan prosedur pada pasien.
4. Pakaian yang menutupi lokasi tumor disingkirkan.
5. Pasien berbaring atau duduk (tergantung lokasi tumor).
Prosedur pengambilan
6. Dokter ahli patologi melakukan pemeriksaan terhadap
massa tumor dan menentukan lokasi pengambilan bila
massa tumor lebih dari 1 buah.
7. Massa tumor difiksasi dengan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri.
8. Jarum ditusukkan ke massa tumor pada bagian yang
padat.
9. Gagang spuit ditarik untuk mendapatkan tekanan
negatif.
10. Jarum digerakkan keatas-bawah (dan pada beberapa
sudut bila diperlukan) di dalam massa tumor.
Prosedur pengambilan
11. Tekanan negatif dilepaskan saat jarum masih di dalam
massa tumor.
12. Jarum suntik ditarik dari massa tumor.
13. Jarum dilepaskan dari spuit, gagang spuit ditarik keluar.
14. Jarum dipasangkan kembali, kemudian spesimen dalam
jarum dikeluarkan ke kaca objek dengan melepaskan
tekanan negatif dan dibuat hapusan.
15. Slide diberi nomor sesuai nomor di formulir permintaan.
FNAB Tanpa Aspirasi aktif
FNAB (dengan semprit)
Prosedur pengambilan
16. Hasil pemeriksaan dan pengambilan specimen dicatat
di formulir pemeriksaan oleh dokter ahli patologi
(misalnya ukuran tumor, jumlah, konsistensi, berisi
cairan atau tidak, warna cairan dll)
17. Slide yang diwarnai dengan Giemsa, dibiarkan
kering di udara, kemudian diwarnai, diberi entelan
dan ditutup dengan deck glass, dan dilihat di bawah
mikroskop.
18. Slide yang diwarnai dengan Hematoksilin Eosin,
dimasukkan dalam staining jar berisi alkohol 96 %,
kemudian diwarnai, diberi entelan, ditutup dengan
deck glass dan dilihat di bawah mikroskop.
FIKSASI
◦ Giemsa
◦ Diff Kwik
◦ Papanicoloau
◦ HE
Atypical hyperplasia
Sel mioepitel
Carcinoma
Sel mioepitel (-)
Daftar Pustaka
◦ Robbins Basic Pathology, 9th Edition
◦ Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 9th Edition
◦ Rosai and Ackerman's Surgical Pathology, 11th Edition
◦ Diagnostic Cytopathology
◦ Indications for Fine Needle Aspiration in Thyroid Nodules, Jin Young Kwak (2013)
◦ Fine Needle Aspiration: Current Practice
and Recent Developments, Jamie A. Weyder (2003)
◦ Fine needle Aspiration Biopsy (FNAB) in the initial evaluation and diagnosis of
palpable soft tissue lesions and with histologic correlation, Gabriel Olabiyi Ogun
(2015)