PENGERTIAN AUDIT
Audit adalah Proses pengumpulan dan pengujian bukti secara
sistematis dan objektif tentang aktivitas atau asersi ekonomi
suatu entitas untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi
dengan kriteria yang berlaku, dan mengkomunikasikan hasil
pengujian kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Audit dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, system, proses, atau produk. Audit dilaksanakan
oleh pihak yang kompeten, objektif dan tidak memihak, yang
disebut auditor.
JENIS AUDIT
Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan. Audit keuangan
bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan tentang kesesuaian antara laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen dengan standar akuntansi yang berlaku.
Audit kinerja/Operasional adalah pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan
efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Dalam melakukan audit
kinerja, auditor juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan perundang-
undangan serta pengendalian intern.
Audit dengan tujuan tertentu.
OVERVIEW AUDIT
INVESTIGATIF
AUDIT INVESTIGATIF
Audit investigatif adalah proses mencari,
Prosedur &
Proses sistematis teknik audit
1. Wawancara 7. Inspeksi,
mencari 2. Konfirmasi 8. Reperformance,
3. klarifikasi 9. Tracing,
4. Vouching 10.Footing,
independen 5. Pemeriksaan Simpulan
menemukan 11.Crossfooting,
Fisik 12.dlsb…
6. Observasi
ada/tidak
penyimpanga
kompeten mengumpulkan Dokumentasi n/ tujuan
spesifik
Keahlian: Metode yang lainnya
Akunting & Auditing menganalisis dapat diterima
secara keahlian
Pengetahuan:
Psikologi,
kriminologi,
komunikasi, hukum,
investigasi, dlsb
Fakta Fraud/
Tujuan Spesifik
Lainnya
FRAUD (KECURANGAN)
ACFE
Corruption 10
FRAUD MENURUT UU TIPIKOR
1. Kerugian
Keuangan
Negara
2. Suap-
7. Gratifikasi menyuap
13 pasal, 30
bentuk/jenis
6. Benturan TPK 3.
Kepentingan Penggelapan
Dalam Dalam
Pengadaan Jabatan
5. Perbuatan
4. Pemerasan
Curang
Sumber : Buku “Memahami Untuk Membasmi”. Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
TUJUAN AUDIT
INVESTIGATIF
Untuk menentukan kebenaran permasalahan melalui proses
ditimbulkannya
SASARAN DAN RUANG LINGKUP
AUDIT INVESTIGATIF
SASARAN:
Kegiatan-kegiatan yang di dalamnya diduga terjadi
RUANG LINGKUP:
Batasan tentang lokus, tempus, dan hal-hal lain yang
investigatif
Peraturan BPKP Nomor 17 Tahun 2017
Tentang PPKBI
ALUR PIKIR
AUDIT INVESTIGATIF
PENGERTIAN
• Pra Perencanaan
• Perencanaan
• Pelaksanaan (Pengumpulan dan pengevaluasian bukti)
• Pelaporan.
Pra Perencanaan
WHAT WHAT
WHO WHO
WHERE
WHERE WHEN
WHEN WHYWHY HOWHOW HOW
MUCH
COMPLAINT/
IDENTIFIKASI ANALISA
RED FLAGS
EVALUASI INFORMASI
TAMBAHAN
Ada
indikasi
Tidak ada
LITWAL indikasi STOP
Pra Perencanaan
WAKTU
KUALITAS BIAYA
Perencanaan
• Situation
• Mission
• Execution
• Administration and Logistic
• Communication
Perencanaan
Situation
Substansi pengaduan/penyimpangan
yang akan dibuktikan
Perencanaan
Mission
TUJUAN HIPOTESIS
Execution
Communication
PERENCANAAN
• Membuat hipotesis (dugaan sementara)
• Menyusun audit program
• Perencanaan Sumber Daya Yang
Dibutuhkan
• Penugasan
Perencanaan
MEMBUAT HIPOTESIS
Dalam mengambil simpulan dari hasil penelaahan terhadap informasi
mengenai tindakan kecurangan, auditor penelaah menyusun hipotesis
tentang kecurangan yang terjadi. Hal ini sesuai pernyataan dalam
Standar Audit APIP yang menyatakan bahwa: “... analisis dan evaluasi
informasi akan menghasilkan hipotesis, yaitu anggapan atas tindakan
dan aktivitas tertentu yang mungkin telah terjadi, di mana data atau
informasi yang tersedia sangat terbatas. Hipotesis tersebut dijadikan
dasar penyusunan program audit”.
Perencanaan
MEMBUAT HIPOTESIS
• Hipotesis adalah anggapan atas tindakan dan aktivitas tertentu yang mungkin
telah terjadi, yang didukung dengan data atau informasi yang sangat terbatas.
• Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena
yang kompleks.
• Hipotesis juga merupakan pernyataan sementara yang bersifat terkaan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel.
• Hipotesis adalah suatu taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima
untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta ataupun kondisi-
kondisi yang diduga mengandung penyimpangan dan digunakan sebagai
petunjuk untuk menentukan langkah-langkah audit investigatif selanjutnya.
Hipotesis yang disusun tersebut merupakan keterangan, pernyataan, atau
taksiran sementara yang harus diuji validitasnya.
Perencanaan
MEMBUAT HIPOTESIS
Penyusunan hipotesis memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. memberikan batasan serta mempersempit ruang lingkup audit
sehingga mengefisienkan pelaksanaan audit investigatif;
2. menyiagakan auditor terhadap semua fakta dan hubungan
antar fakta yang telah teridentifikasi;
3. sebagai alat dalam membangun fakta‐fakta yang tercerai‐berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh;
4. sebagai pedoman dalam pengujian fakta dan hubungan antar fakta.
Berdasarkan hipotesis, dibuat simpulan yang menjelaskan cukup
tidaknya indikasi untuk dilakukan audit investigatif.
Perencanaan
PROGRAM AUDIT
Penyusunan program audit investigatif harus memerhatikan
hasil penelaahan informasi awal yang diarahkan kepada
pengujian hipotesis awal dan penilaian pengendalian
manajemen, melalui pengumpulan dan pengevaluasian
bukti-bukti untuk pengungkapan fakta dan proses kejadian,
pihak-pihak yang terlibat dalam proses kejadian, serta
penyebab dan dampak penyimpangan.
Perencanaan
PROGRAM AUDIT
• Program kerja audit ini merupakan langkah-langkah kerja yang
merupakan teknik audit untuk memperoleh bukti-bukti audit yang
cukup, relevan, dan kompeten (execution statement).
• Dalam menyusun PKA, auditor perlu melakukan langkah-langkah
antara lain :
mengidentifikasi kemungkinan pelanggaran hukum, peraturan,
atau perundang-undangan, dan memahami unsur-unsur yang
terkait dengan pembuktian atau standar;
mengidentifikasi dan menentukan prioritas tahap-tahap audit
investigatif yang diperlukan untuk mencapai sasaran audit
investigatif.
Perencanaan
Kebutuhan Peralatan
No Jenis Peralatan Pemanfaatan Keterangan
1. Kendaraan Transportasi Lokasi: daerah bukit &
2. Tape Recorder Permintaan klarifikasi pegunungan
3. Kamera Digital Pengambilan Gambar
3. Komputer/printer Melakukan analisis
Perencanaan
48
PENGERTIAN BUKTI
49
JENIS BUKTI AUDIT
Utama
Tambahan
Langsung
SIFAT DAN
Tidak Langsung
KUALITAS
Perbandingan
Statistik
Fisik
Dokumen
JENIS
BENTUK Kesaksian
BUKTI
Analisis
Keterangan Saksi
Keterangan Ahli
PERATURA Surat
KUHAP
N PER UU
Petunjuk
Keterangan Terdakwa
50
JENIS BUKTI AUDIT
KUHAP
51
SISTEM PEMBUKTIAN MENURUT
KUHAP.
52
ALAT BUKTI
MENURUT KUHAP
54
STANDAR AUDIT INVESTIGATIF BERKAITAN
DENGAN PENGUMPULAN DAN EVALUASI BUKTI
56
PENGUMPULAN BUKTI
• CUKUP
mendukung kesimpulan
• KOMPETEN
sah dan dapat diandalkan
• RELEVAN
Mendukung pendapat yang berhubungan
dengan tujuan dan kesimpulan
57
TEKNIK PENGUMPULAN BUKTI
• Pengujian Fisik (Physical Examination)
• Wawancara ( Interview)
• Bukti dokumen (Document)
• Observasi
• Tanya jawab
• Prosedur analitis
58
EVALUASI BUKTI
• Perlu dilakukan analisis untuk
menilai kesesuaian bukti
(relevansi) dengan hipoteis yang
diperlukan sebagai landasan
perlu tidaknya pengembangan
bukti lebih lanjut.
60
TEKNIK EVALUASI BUKTI
• Urutan proses kejadian
Kronologis fakta - naratif
• Kerangka waktu kejadian
Bagan arus kejadian (flowchart modus
operandi)
61
KUALITAS BUKTI
• Relevansi
• Materialitas
• Kompetensi
62
RELEVANSI
• Bukti dianggap cukup relevan jika bukti tersebut
merupakan salah satu bagian dari rangkaian bukti-bukti
yang menggambarkan suatu proses kejadian atau jika
bukti tersebut secara tidak langsung menunjukkan
kenyataan dilakukan atau tidak dilakukannya suatu
perbuatan.
64
KOMPETENSI
Dalam audit investigasi, kompetensi suatu bukti tidak
hanya didasarkan pada proses pembuatannya, tetapi juga
proses perolehan bukti tersebut oleh auditor. Bukti yang
diperoleh secara illegal, tidak diterima menurut hukum.
Disamping itu, kompetensi juga menyangkut
kewenanangan auditor utk memperoleh bukti. Bukti2
yang secara hukum bersifat rahasia, umumnya tidak
kompeten, kecuali didukung dng bukti lain yang secara
hukum dapat diterima.
65
KUANTITAS BUKTI
66
TEKNIK WAWANCARA
PENGERTIAN
• sesi tanya-jawab
• untuk memperoleh informasi
• memiliki bentuk tersendiri
• terstruktur
• memiliki tujuan.
69
KARAKTERISTIK WAWANCARA BAIK
70
JENIS-JENIS PERTANYAAN
71
TUJUAN PERTANYAAN-PERTANYAAN PEMBUKA
• Observasi Reaksi
72
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK
MEMPEROLEH INFORMASI
• Pertanyaan Terbuka
• Pertanyaan Tertutup
• Pertanyaan Mengarahkan
• Pertanyaan Rumit
73
JENIS PERTANYAAN YANG HARUS
DIHINDARI
74
JENIS PERTANYAAN YANG HARUS
DIHINDARI
• Pertanyaan Rumit/Kompleks
76
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK
MEMPEROLEH PENGAKUAN
77
PELAPORAN
AUDIT INVESTIGATIF
PENDAHULUAN
Laporan tertulis merupakan suatu bukti
bahwa audit investigatif telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Laporan yang baik hanya mengungkapkan
fakta-fakta yang berhubungan dengan kasus
yang sedang diaudit.
Laporan Hasil Audit Investigatif (LHAI) akan
dibaca banyak pihak.
PRINSIP PELAPORAN
• Pengungkapan hal yang penting
• Sesuai kebutuhan pemakai laporan
• Tepat waktu
• Obyektif (berdasarkan fakta yang didukung oleh bukti bukti
yang cukup)
• Penyajian yang wajar (secara logis dan runtun berdasarkan
fakta fakta yang ditemukan)
• Ringkas, sederhana namun jelas dan lengkap
Surat Bab
• Tidak terdapat • Ditemukan
penyimpangan penyimpangan yang
(hipotesis tdk terbukti) memerlukan tindak
lanjut (hipotesis
terbukti)
LAPORAN BENTUK SURAT
Fakta/Kondisi/
Proses Kejadian
Penyimpangan
Ketentuan/
Kriteria
LAMPIRAN LAPORAN