Anda di halaman 1dari 92

AUDIT INVESTIGATIF

PENGERTIAN AUDIT
Audit adalah Proses pengumpulan dan pengujian bukti secara
sistematis dan objektif tentang aktivitas atau asersi ekonomi
suatu entitas untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi
dengan kriteria yang berlaku, dan mengkomunikasikan hasil
pengujian kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Audit dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, system, proses, atau produk. Audit dilaksanakan
oleh pihak yang kompeten, objektif dan tidak memihak, yang
disebut auditor.
JENIS AUDIT
 Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan. Audit keuangan
bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan tentang kesesuaian antara laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen dengan standar akuntansi yang berlaku.
 Audit kinerja/Operasional adalah pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan
efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Dalam melakukan audit
kinerja, auditor juga menguji kepatuhan terhadap ketentuan perundang-
undangan serta pengendalian intern.
 Audit dengan tujuan tertentu.
OVERVIEW AUDIT
INVESTIGATIF
AUDIT INVESTIGATIF
Audit investigatif adalah proses mencari,

menemukan, dan mengumpulkan bukti secara

sistematis yang bertujuan mengungkap terjadi

atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya

guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 05 tahun 2008


tentang Sandar Audit APIP
AUDIT INVESTIGATIF
Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan,

mengumpulkan, dan menganalisis serta mengevaluasi bukti-

bukti secara sistematis oleh pihak yang kompeten dan

independen untuk mengungkapkan fakta atau kejadian yang

sebenarnya tentang indikasi tindak pidana korupsi dan/atau

tujuan spesifik lainnya sesuai peraturan yang berlaku.

Audit Investigatif merupakan audit yang dilakukan

dengan pendekatan investigatif (menggunakan keahlian


Peraturan BPKP Nomor 17 Tahun 2017
layaknya seorang penyidik). Tentang PPKBI
PERBEDAAN FINANCIAL AUDIT DAN
FRAUD EXAMINATION
Perihal Financial Audit Fraud Examination
Waktu Berulang. Dilaksanakan secara Tidak berulang. Dilaksanakan
reguler jika terdapat bukti yang cukup

Ruang Lingkup Umum, pada data keuangan Spesifik, sesuai dugaan


penyimpangan

Tujuan Pendapat terhadap kewajaran Apakah kecurangan telah terjadi


penyajian laporan keuangan dan siapa yang bertanggungj
awab

Hubungan dengan Hukum Tidak ada Ada

Metodologi Teknik audit, pengujian data Teknik fraud examination


keuangan meliputi pengujian dokumen,
review data, external, wawancara

Anggapan Skeptisme profesional Pembuktian


PHILOSOPHY INVESTIGATIVE AUDIT

Prosedur &
Proses sistematis teknik audit
1. Wawancara 7. Inspeksi,
mencari 2. Konfirmasi 8. Reperformance,
3. klarifikasi 9. Tracing,
4. Vouching 10.Footing,
independen 5. Pemeriksaan Simpulan
menemukan 11.Crossfooting,
Fisik 12.dlsb…
6. Observasi
ada/tidak
penyimpanga
kompeten mengumpulkan Dokumentasi n/ tujuan
spesifik
Keahlian: Metode yang lainnya
Akunting & Auditing menganalisis dapat diterima
secara keahlian
Pengetahuan:
Psikologi,
kriminologi,
komunikasi, hukum,
investigasi, dlsb
Fakta Fraud/
Tujuan Spesifik
Lainnya
FRAUD (KECURANGAN)

“Perbuatan yang dilakukan secara tidak jujur


dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
atau mengakibatkan timbulnya kerugian dengan
cara menipu, memperdaya atau cara-cara lainnya
yang melanggar ketentuan perundangan yang
berlaku”
PENGERTIAN FRAUD
Kamus Webster:

Perilaku menipu atau kebohongan untuk tujuan merugikan pihak lain

ACFE

Penggunaan kedudukan seseorang untuk memperkaya diri sendiri


melalui penyalahgunaan yang disengaja atau penyalahgunaan
sumber daya atau aset organisasi.

Fraudulent Financial Statement


FRAUD
Mnrt ACFE
Asset Misappropriation

Corruption 10
FRAUD MENURUT UU TIPIKOR

1. Kerugian
Keuangan
Negara

2. Suap-
7. Gratifikasi menyuap

13 pasal, 30
bentuk/jenis
6. Benturan TPK 3.
Kepentingan Penggelapan
Dalam Dalam
Pengadaan Jabatan

5. Perbuatan
4. Pemerasan
Curang

Sumber : Buku “Memahami Untuk Membasmi”. Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
TUJUAN AUDIT
INVESTIGATIF
Untuk menentukan kebenaran permasalahan melalui proses

pengujian, pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti

yang relevan dengan perbuatan fraud dan untuk

mengungkapkan fakta-fakta fraud, yang mencakup:

 adanya perbuatan fraud (subyek)

 mengidentifikasi pelaku fraud (obyek)

 menjelaskan modus operandi fraud (modus)

 mengkuantifikasi nilai kerugian dan dampak yang

ditimbulkannya
SASARAN DAN RUANG LINGKUP
AUDIT INVESTIGATIF
SASARAN:
Kegiatan-kegiatan yang di dalamnya diduga terjadi

penyimpangan dari peraturan yang berlaku.

RUANG LINGKUP:
Batasan tentang lokus, tempus, dan hal-hal lain yang

relevan dengan kegiatan yang menjadi sasaran audit

investigatif
Peraturan BPKP Nomor 17 Tahun 2017
Tentang PPKBI
ALUR PIKIR
AUDIT INVESTIGATIF
PENGERTIAN

KARAKTERISTIK AKSIOMA PRINSIP DAN


FRAUD AUDIT INVESTIGATIF PENDEKATAN

TAHAP-TAHAP AUDIT INVESTIGATIF


(PROSES AUDIT INVESTIGATIF)

PRA EVALUASI PELA TINDAK


PERENCANAAN PENGUMPULAN
PERENCANAAN BUKTI PORAN LANJUT
BUKTI
HIPOTESA ANALISA PRINSIP
SUMBER KETER
INFORMASI BUKTI PELA AHLI
AUDIT BUKTI PORAN
PROGRAM
REVISI
TELAAH RENCANA SUMBER FORMAT KERUGIAN
TEKNIK HIPOTESA
DAYA (SMEAC) KEUANGAN
PENGUMPULAN
KEPUTUSAN BUKTI UNSUR SUBS
PENANGANAN PENUGASAN
DELIK TANSI
KARAKTERISTIK KECURANGAN
DAN AKSIOMA AUDIT INVESTIGATIF
Karakteristik
kecurangan

 Penipuan Tidak pernah


 Tersembunyi berulang/ sama
 Kesengajaan persis
 Kerugian

Investigasi tidak Dibutuhkan kreatifitas


mungkin dan intuisi auditor
mengungkap fakta mengungkap
100% penyimpangan
KARAKTERISTIK KECURANGAN
DAN AKSIOMA AUDIT INVESTIGATIF
Aksioma audit investigasi

Kecurangan bersifat tersembunyi. Tidak ada keyakinan


absolut bahwa kecurangan benar-benar terjadi atau tidak
terjadi

Untuk membukti kecurangan tidak terjadi, harus


berupaya membukti kecurangan telah terjadi

Untuk membukti kecurangan telah terjadi, harus berupaya


membukti kecurangan tidak terjadi

Setiap proses audit investigatif atas kecurangan


diasumsikan akan berakhir hingga tahap litigasi
Penetapan final tanggung jawab pengadilan (hakim),
bukan pemeriksanya
PRINSIP-PRINSIP AUDIT
INVESTIGASTIF
• Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran, dengan
memperhatikan keadilan, dan berdasarkan ketentuan perundangan
yang berlaku

• Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber - sumber bukti


yang dapat mendukung fakta yang dipermasalahkan.

• Bukti fisik merupakan bukti nyata yang sampai kapanpun akan


selalu mengungkapkan hal yang sama.

• Penggunanaan tenaga ahli merupakan bantuan bagi pelaksanaan


investigasi, bukan merupakan pengganti dari investigasi.
PRINSIP-PRINSIP AUDIT
INVESTIGASTIF
• Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dng saksi akan
sangat dipengaruhi oleh kelemahan manusia. Auditor Investigasi
harus selalu berusaha utk mengkonfirmasikan setiap pernyataan
dan keterangan yang diberikan saksi.

• Informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi. Auditor


Investigasi harus mempertimbangkan segala kemungkinan utk
dapat memperoleh informasi.

• Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan bagian yang


penting dalam investigasi.
TAHAP-TAHAP
AUDIT INVESTIGASI

• Pra Perencanaan
• Perencanaan
• Pelaksanaan (Pengumpulan dan pengevaluasian bukti)
• Pelaporan.
Pra Perencanaan

WHAT WHAT
WHO WHO
WHERE
WHERE WHEN
WHEN WHYWHY HOWHOW HOW
MUCH

COMPLAINT/
IDENTIFIKASI ANALISA
RED FLAGS

EVALUASI INFORMASI
TAMBAHAN

Ada
indikasi

Tidak ada
LITWAL indikasi STOP
Pra Perencanaan

What Who Where When Why + How How Much

Informasi penyimpangan “apa” yang telah


dilakukan, berguna dalam hipotesa awal
untuk menentukan unsur melawan hukum
dan atau penyimpangan yang dilakukan.
Penyimpangan harus dianalisis apakah
kegiatan tersebut menggunakan atau
berkaitan dengan keuangan negara serta
mengakibatkan dampak adanya kerugian
keuangan negara
Pra Perencanaan

What Who Where When Why + How How Much

Informasi tentang siapa yang melakukan


penyimpangan, mungkin saja tidak terungkap dalam
pengaduan. Namun demikian sepanjang informasi
lainnya diungkap dalam pengaduan seperti unsur
what, where, dan when, maka auditor dapat
melakukan hipotesa awal kemungkinan siapa yang
melakukan penyimpangan dan mungkin saja
data/informasi ini akan diperoleh setelah melakukan
audit investigatif
Pra Perencanaan

What Who Where When Why + How How Much

Informasi tentang dimana terjadinya


penyimpangan juga merupakan salah satu
faktor yang sangat penting yang harus ada
untuk menentukan layak tidaknya dilakukan
audit investigatif. Tidak adanya informasi ini
akan menjadi kendala dalam menentukan
ruang lingkup penugasan. Oleh karena itu
diperlukan informasi/data tambahan
sehingga kriteria tersebut dapat diperoleh
Pra Perencanaan

What Who Where When Why + How How Much

Informasi tentang kapan terjadinya


penyimpangan juga merupakan salah satu
faktor yang sangat penting yang harus ada
untuk menentukan layak tidaknya dilakukan
audit investigatif. Tidak adanya informasi ini
akan menjadi kendala dalam menentukan
ruang lingkup penugasan. Oleh karena itu
diperlukan informasi/data tambahan
sehingga kriteria tersebut dapat diperoleh
Pra Perencanaan

What Who Where When Why + How How Much

Identifikasi tentang “why” dalam informasi awal


penting untuk menentukan alasan logis atas
terjadinya suatu penyimpangan sehingga
memperkuat hipotesa yang akan ditetapkan.
Meskipun informasi ini jarang terungkap dalam
pengaduan, namun hal ini tidak mengurangi
perlunya dilaksanakan audit investigatif atas suatu
informasi awal, apabila informasi atas unsur-unsur
lainnya telah mencukupi
Pra Perencanaan

What Who Where When Why + How How Much

Unsur “how” berkaitan langsung dengan modus


atau cara seseorang atau pihak tertentu melakukan
penyimpangan atau pelanggaran. Unsur “how”
merupakan tindakan-tindakan verbal seseorang
sehingga secara keseluruhan merupakan indikasi
penyimpangan, atau sebaliknya seseorang tidak
melakukan suatu tindakan sehingga mengakibatkan
penyimpangan atau kerugian keuangan negara
Pra Perencanaan

What Who Where When Why + How How Much

Unsur “how much” berkaitan dengan berapa


banyak-dampak keuangan yang ditimbulkan
akibat dari adanya penyimpangan.
Perencanaan

Tujuan perencanaan Audit Investigatif


 Meminimalkan tingkat kegagalan dalam
melakukan audit investigatif
 Memberikan arah agar audit investigatif
dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien
Perencanaan

Audit Investigatif harus dapat menjawab


• What
• When
• Where
• Who
• Why
• How
• How Much
Perencanaan

WAKTU

KUALITAS BIAYA
Perencanaan

THE SMEAC SYSTEM


MODEL PERENCANAAN DENGAN PENDEKATAN
TERSTRUKTUR DAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI
KERANGKA KERJA UNTUK MENGEMBANGKAN
RENCANA LEBIH DETIL SESUAI KEADAAN.

• Situation
• Mission
• Execution
• Administration and Logistic
• Communication
Perencanaan

Situation

Gambaran keadaan yang terjadi

Substansi pengaduan/penyimpangan
yang akan dibuktikan
Perencanaan

Mission

Harapan yang ingin dicapai

Misi dapat dijabarkan dalam


Sub-sub komponen

Upaya untuk membuktikan hipotesis


Perencanaan

TUJUAN HIPOTESIS

1. Memberikan batasan ruang lingkup audit;


2. Menyiagakan auditor terhadap semua fakta dan
hubungan antar fakta yang telah teridentifikasi;
3. Sebagai alat yang sederhana dalam membangun
fakta-fakta yang tercerai-berai ke dalam suatu
kesatuan penting dan menyeluruh;
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta
penyesuaian fakta dan antar fakta.
Perencanaan

Execution

Bagaimana misi dapat dicapai


• Penyusunan Program Audit Investigatif

• Penentuan Komposisi Tim Audit

• Jangka waktu dan Anggaran Biaya


Perencanaan

Administration and Logistic

uraian rinci mengenai nama, jabatan, dan


lokasi dari semua individu yang terlibat
dalam operasi
• Harus secara jelas menguraikan tugas dan
tujuan serta hasil yang akan dicapai beserta
waktu yang tersedia
• Uraian mengenai peralatan khusus yang mungkin
akan digunakan, ketersediaannya, dan siapa
yang bertanggung jawab untuk itu.
• Identifikasi risiko
Perencanaan

Communication

Diperlukan matrik komunikasi, yang menguraikan


secara rinci dari arus informasi (siapa melapor kepada
siapa), waktu pelaporan serta kepada siapa laporan
harus diserahkan.

kegagalan perencanaan disebabkan


kegagalan
berkomunikasi atau sistem komunikasi
Perencanaan

PERENCANAAN
• Membuat hipotesis (dugaan sementara)
• Menyusun audit program
• Perencanaan Sumber Daya Yang
Dibutuhkan
• Penugasan
Perencanaan

MEMBUAT HIPOTESIS
Dalam mengambil simpulan dari hasil penelaahan terhadap informasi
mengenai tindakan kecurangan, auditor penelaah menyusun hipotesis
tentang kecurangan yang terjadi. Hal ini sesuai pernyataan dalam
Standar Audit APIP yang menyatakan bahwa: “... analisis dan evaluasi
informasi akan menghasilkan hipotesis, yaitu anggapan atas tindakan
dan aktivitas tertentu yang mungkin telah terjadi, di mana data atau
informasi yang tersedia sangat terbatas. Hipotesis tersebut dijadikan
dasar penyusunan program audit”.
Perencanaan

MEMBUAT HIPOTESIS
• Hipotesis adalah anggapan atas tindakan dan aktivitas tertentu yang mungkin
telah terjadi, yang didukung dengan data atau informasi yang sangat terbatas.
• Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena
yang kompleks.
• Hipotesis juga merupakan pernyataan sementara yang bersifat terkaan dari
hubungan antara dua atau lebih variabel.
• Hipotesis adalah suatu taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima
untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta ataupun kondisi-
kondisi yang diduga mengandung penyimpangan dan digunakan sebagai
petunjuk untuk menentukan langkah-langkah audit investigatif selanjutnya.
Hipotesis yang disusun tersebut merupakan keterangan, pernyataan, atau
taksiran sementara yang harus diuji validitasnya.
Perencanaan

MEMBUAT HIPOTESIS
Penyusunan hipotesis memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. memberikan batasan serta mempersempit ruang lingkup audit
sehingga mengefisienkan pelaksanaan audit investigatif;
2. menyiagakan auditor terhadap semua fakta dan hubungan
antar fakta yang telah teridentifikasi;
3. sebagai alat dalam membangun fakta‐fakta yang tercerai‐berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh;
4. sebagai pedoman dalam pengujian fakta dan hubungan antar fakta.
Berdasarkan hipotesis, dibuat simpulan yang menjelaskan cukup
tidaknya indikasi untuk dilakukan audit investigatif.
Perencanaan

PROGRAM AUDIT
Penyusunan program audit investigatif harus memerhatikan
hasil penelaahan informasi awal yang diarahkan kepada
pengujian hipotesis awal dan penilaian pengendalian
manajemen, melalui pengumpulan dan pengevaluasian
bukti-bukti untuk pengungkapan fakta dan proses kejadian,
pihak-pihak yang terlibat dalam proses kejadian, serta
penyebab dan dampak penyimpangan.
Perencanaan

PROGRAM AUDIT
• Program kerja audit ini merupakan langkah-langkah kerja yang
merupakan teknik audit untuk memperoleh bukti-bukti audit yang
cukup, relevan, dan kompeten (execution statement).
• Dalam menyusun PKA, auditor perlu melakukan langkah-langkah
antara lain :
 mengidentifikasi kemungkinan pelanggaran hukum, peraturan,
atau perundang-undangan, dan memahami unsur-unsur yang
terkait dengan pembuktian atau standar;
 mengidentifikasi dan menentukan prioritas tahap-tahap audit
investigatif yang diperlukan untuk mencapai sasaran audit
investigatif.
Perencanaan

PERENCANAAN SUMBER DAYA


• Audit investigatif yang berkualitas membutuhkan sumber daya yang
memadai. Pertimbangan keselarasan 3 (tiga) elemen perencanaan
antara kualitas, waktu, dan biaya, merupakan hal penting yang patut
diperhatikan.
• Kebutuhan sumber daya yang harus ditentukan antara lain terkait
dengan personil, pendanaan, dan sarana atau prasarana lainnya.
Alokasi personil dalam audit investigatif harus mendapat perhatian
secara khusus karena tim audit investigatif secara kolektif merupakan
gabungan dari berbagai disiplin, keahlian, dan pengetahuan
profesional seorang auditor, akuntan, ahli hukum, investigator,
pewawancara (interviewer), pengumpul informasi (information
collector), ahli teknologi, dan riset.
Perencanaan

PERENCANAAN SUMBER DAYA


 Penyusunan Tim Audit
No Nama Posisi Keahlian
.
1. Mr. A Penanggung Jawab audit Auditor APIP
2 Mr. B Pengendali Mutu Auditor APIP
3 Mr. C Pengendali Teknis Auditor APIP
4 Mr. D Ketua Tim Auditor APIP
5 Mr. E Anggota Tim Auditor APIP
6 Mr. F Anggota Tim Auditor APIP
7 Mr. G Tenaga Ahli Perbankan Pakar Perbankan

 Kebutuhan Peralatan
No Jenis Peralatan Pemanfaatan Keterangan
1. Kendaraan Transportasi Lokasi: daerah bukit &
2. Tape Recorder Permintaan klarifikasi pegunungan
3. Kamera Digital Pengambilan Gambar
3. Komputer/printer Melakukan analisis
Perencanaan

KOORDINASI DAN KOMUNIKASI PENUGASAN


Penjelasan:
Dalam rencana penugasan 1. Anggota tim membuat laporan kemajuan
audit perlu dirancang pekerjaaan pada ketua tim minimal setiap
3 hari sekali (kecuali ada hal-hal khusus).
mekanisme koordinasi dan 2. Ketua tim membuat laporan kemajuan
pekerjaan pada pengendali teknis
komunikasi untuk minimal 1 minggu sekali (kecuali ada hal-

menghindari risiko hal khusus).


3. Pengendali teknis membuat laporan
kegagalan. Koordinasi dan kemajuan pekerjaan pada pengendali
mutu minimal 2 minggu sekali (kecuali
komunikasi yang ada hal-hal khusus).

dirancang meliputi lingkup 4. Pengendali mutu membuat laporan


kemajuan pekerjaan pada penanggung
internal tim audit dan jawab audit minimal di akhir penugasan
(kecuali ada hal-hal khusus).
dengan pihak di luar tim
audit (eksternal).
PENGUMPULAN DAN
EVALUASI BUKTI
PENGERTIAN BUKTI

• George A. Manning, CFE, E.A. dalam bukunya Financial Accounting and


Forensic Accounting, menyatakan,“Evidence is all means by which an
alleged matter of fact is established or disproved.” Maksudnya, bukti
adalah segala sesuatu yang menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku dapat digunakan untuk membuktikan apakah suatu fakta menjadi
terungkap atau tidak terungkap.
• Barang bukti adalah benda baik bergerak atau tidak bergerak, berwujud
maupun tidak berwujud, yang mempunyai hubungan dengan tindak
pidana yang terjadi. Agar dapat dijadikan bukti, maka benda tersebut
harus terlebih dahulu disita oleh penyidik.

48
PENGERTIAN BUKTI

• Contoh barang bukti berkaitan dengan tindak pidana yang diperkarakan


sebagai objek tindak pidana adalah: alat untuk melakukan perbuatan
(seperti: cap, mesin hitung uang, dan komputer); hasil dari perbuatan
(seperti: rumah, kendaraan, dan pabrik); serta barang lainnya yang
mempunyai hubungan langsung dengan perbuatan tersebut (seperti: tulisan,
suara, gambar, peta, rancangan, foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi
yang memiliki arti).

49
JENIS BUKTI AUDIT
Utama
Tambahan
Langsung
SIFAT DAN
Tidak Langsung
KUALITAS
Perbandingan
Statistik

Fisik
Dokumen
JENIS
BENTUK Kesaksian
BUKTI
Analisis
Keterangan Saksi
Keterangan Ahli
PERATURA Surat
KUHAP
N PER UU
Petunjuk

Keterangan Terdakwa
50
JENIS BUKTI AUDIT
KUHAP

JENIS PERATURA TPK Perluasan Alat Bukti


BUKTI N PER UU UU No. 31/1999 Petunjuk

Alat Bukti (KUHAP)


TPPU
UU No. 8/2010
Alat Bukti Elektronik

ITE Informasi dan Dokumen


UU No. 11/2008 Elektronik

51
SISTEM PEMBUKTIAN MENURUT
KUHAP.

• Sistem pembuktian berdasarkan Keyakinan Hakim.


• Sistem pembuktian berdasarkan Undang –Undang Secara Positif
• Sistem Pembuktian berdasarkan Undang Undang Secara Negatif

52
ALAT BUKTI
MENURUT KUHAP

Alat bukti diperlukan untuk membuktikan adanya


unsur tindak pidana. Pengertian alat bukti yang
sah menurut pasal 184 ayat (1) KUHAP adalah :
• Keterangan saksi
• Keterangan ahli
• Surat
• Petunjuk
• Keterangan terdakwa
53
BARANG BUKTI
MENURUT KUHAP

Barang bukti adalah barang yang mempunyai kaitan langsung


dengan tindak pidana, dapat berupa :
• Alat untuk melakukan tindak pidana
• Hasil perbuatan tindak pidana
• Obyek tindak pidana

54
STANDAR AUDIT INVESTIGATIF BERKAITAN
DENGAN PENGUMPULAN DAN EVALUASI BUKTI

• Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 Tahun 2008 Tanggal 31 Maret


2008, Tentang Standar Audit APIP, yaitu pada bagian 6210 Pengumpulan
Bukti dan 6220 Pengujian Bukti. Standar tersebut mengatur bahwa auditor
investigatif harus mengumpulkan dan menguji bukti untuk mendukung
kesimpulan dan temuan audit investigatif.
• Pelaksanaan pengumpulan dan evaluasi bukti harus difokuskan pada upaya
pengujian hipotesis untuk mengungkapkan:
• fakta-fakta dan proses kejadian (modus operandi);
• sebab dan dampak penyimpangan;
• pihak-pihak yang diduga terlibat/bertanggung jawab atas kerugian keuangan
negara/ daerah.
55
METODE PENGUMPULAN
BUKTI
• Wawancara/interview
• Review catatan
• Pengumpulan bukti forensic
• Pengintaian dan pemantauan
• Penggunaan teknologi komputer

56
PENGUMPULAN BUKTI
• CUKUP
 mendukung kesimpulan
• KOMPETEN
 sah dan dapat diandalkan
• RELEVAN
 Mendukung pendapat yang berhubungan
dengan tujuan dan kesimpulan

57
TEKNIK PENGUMPULAN BUKTI
• Pengujian Fisik (Physical Examination)
• Wawancara ( Interview)
• Bukti dokumen (Document)
• Observasi
• Tanya jawab
• Prosedur analitis

58
EVALUASI BUKTI
• Perlu dilakukan analisis untuk
menilai kesesuaian bukti
(relevansi) dengan hipoteis yang
diperlukan sebagai landasan
perlu tidaknya pengembangan
bukti lebih lanjut.

• Dalam malakukan evaluasi bukti


perlu menilai kualitas bukti dan 59

kuantitas bukti yang diperoleh.


EVALUASI BUKTI
TAHAPAN EVALUASI BUKTI
• Temukan
• Pelajari dan interpretasikan dokumen
• Menentukan relevansi bukti
• Verifikasi bukti
• Merangkai bukti
• Membuat simpulan

60
TEKNIK EVALUASI BUKTI
• Urutan proses kejadian
Kronologis fakta - naratif
• Kerangka waktu kejadian
Bagan arus kejadian (flowchart modus
operandi)

61
KUALITAS BUKTI

• Relevansi
• Materialitas
• Kompetensi

62
RELEVANSI
• Bukti dianggap cukup relevan jika bukti tersebut
merupakan salah satu bagian dari rangkaian bukti-bukti
yang menggambarkan suatu proses kejadian atau jika
bukti tersebut secara tidak langsung menunjukkan
kenyataan dilakukan atau tidak dilakukannya suatu
perbuatan.

• Suatu bukti mungkin awalnya dianggap tidak relevan


namun berdasarkan pengembangan lebih lanjut ditemui 63

relevansi bukti tersebut dalam kasus yang ditangani.


MATERIALITAS

• Materialitas dalam audit invest menekankan pada


hubungan bukti terhadap sangkaan yang
diindikasikan dan tidak melihat besaran dari nilai
yang terkandung dalam bukti tersebut, karena tidak
seluruh bukti menunjukkan nilai suatu transaksi.

64
KOMPETENSI
Dalam audit investigasi, kompetensi suatu bukti tidak
hanya didasarkan pada proses pembuatannya, tetapi juga
proses perolehan bukti tersebut oleh auditor. Bukti yang
diperoleh secara illegal, tidak diterima menurut hukum.
Disamping itu, kompetensi juga menyangkut
kewenanangan auditor utk memperoleh bukti. Bukti2
yang secara hukum bersifat rahasia, umumnya tidak
kompeten, kecuali didukung dng bukti lain yang secara
hukum dapat diterima.
65
KUANTITAS BUKTI

• Dalam audit investigasi, kuantitas bukti yang


diperoleh dianggap cukup apabila bukti tersebut
dapat menggambarkan apa, siapa, dimana,
bilamana, dan bagaimana suatu kejadian / tindak
pidana dilakukan.

66
TEKNIK WAWANCARA
PENGERTIAN
• sesi tanya-jawab
• untuk memperoleh informasi
• memiliki bentuk tersendiri
• terstruktur
• memiliki tujuan.

Seorang auditor investigatif harus


mempersiapkan wawancara dengan matang
68
PERSIAPAN
• Mempelajari berkas
• Menetapkan tujuan, informasi yang akan digali
dalam wawancara
• Mempelajari informasi apa yang dapat diperoleh
• Mempersiapkan poin-poin yang akan ditanyakan
• Mempersiapkan tempat untuk wawancara

69
KARAKTERISTIK WAWANCARA BAIK

• Cukup dari segi waktu dan kedalaman


• Memilah informasi relevan/penting dan tidak relevan
• Sedekat mungkin dengan saat kejadian
• Obyektif, ditujukan untuk memperoleh informasi dan
dengan cara yang tidak sepotong sepotong

70
JENIS-JENIS PERTANYAAN

1. Pertanyaan Pembuka (Introductory)


2. Informasional (Informational)
3. Pengujian data/informasi (data/information
assessment)
4. Memperoleh pengakuan (admission
seeking)

71
TUJUAN PERTANYAAN-PERTANYAAN PEMBUKA

• Memperkenalkan Diri dan Menjelaskan


Maksud Wawancara

• Membangun Hubungan (Rapport)

• Membangun Suasana Wawancara

• Observasi Reaksi

72
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK
MEMPEROLEH INFORMASI

• Pertanyaan Terbuka

• Pertanyaan Tertutup

• Pertanyaan Mengarahkan

• Pertanyaan Negatif Ganda

• Pertanyaan Rumit

73
JENIS PERTANYAAN YANG HARUS
DIHINDARI

• Pertanyaan negatif ganda (double negative)

Tidakkah Saudara curiga bahwa uang


Saudara terima itu berasal dari transaksi
yang tidak benar?

74
JENIS PERTANYAAN YANG HARUS
DIHINDARI

• Pertanyaan Rumit/Kompleks

Sudah berapa lama Saudara bekerja disini,


Apa tugas saudara, siapa saja kawan
kerja saudara disini dan bagaimana
menurut saudara mengenai kondisi
kerja disini?
75
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK MENGUJI

Dilakukan jika pewawancara menganggap


jawaban-jawaban tidak konsisten

Berdasarkan reaksi dan pertanyaan ujian,


Pewawancara mempertimbangkan jawaban
verbal dan non verbal secara bersamaan
untuk memutuskan masuk tahap mencari
pengakuan.

76
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK
MEMPEROLEH PENGAKUAN

Pewawancara seharusnya mengajukan


pertanyaan yang bertujuan mendapatkan
pengakuan hanya pada saat dimana cukup
alasan bahwa pihak yang diwawancara benar-
benar telah melakukan tindakan seperti yang
ditanyakan.

77
PELAPORAN
AUDIT INVESTIGATIF
PENDAHULUAN
Laporan tertulis merupakan suatu bukti
bahwa audit investigatif telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Laporan yang baik hanya mengungkapkan
fakta-fakta yang berhubungan dengan kasus
yang sedang diaudit.
Laporan Hasil Audit Investigatif (LHAI) akan
dibaca banyak pihak.
PRINSIP PELAPORAN
• Pengungkapan hal yang penting
• Sesuai kebutuhan pemakai laporan
• Tepat waktu
• Obyektif (berdasarkan fakta yang didukung oleh bukti bukti
yang cukup)
• Penyajian yang wajar (secara logis dan runtun berdasarkan
fakta fakta yang ditemukan)
• Ringkas, sederhana namun jelas dan lengkap

Dalam hal sebelum audit berakhir atau sebelum LHAI


terbit terdapat tindak lanjut, maka harus diungkap dalam
LHAI.
KEGUNAAN LAPORAN

• Dasar pengambilan keputusan


• Alat Komunikasi Audit
• Akuntabilitas penugasan
• Dasar pemberian Keterangan Ahli (psl 187
KUHAP)
• Alat bukti Surat (psl 186 KUHAP)
SUBSTANSI LAPORAN
 AKURAT
 JELAS
 TIDAK MEMIHAK
 RELEVAN
 TEPAT WAKTU
AKURASI

SELURUH FAKTA YANG RELEVAN HARUS


DIDOKUMENTASIKAN SERINCI MUNGKIN.

konfirmasi ulang tanggal-tanggal dan


informasi yang mendukung kepada
responden
JELAS
Penggunaan istilah teknis dan kompleks hanya pada
tempat-tempat tertentu saja dan dengan penjelasan
yang memadai.

Jangan menggunakan jargon dan istilah teknis yang


tidak umum
RELEVAN

Informasi yang disampaikan untuk


membuktikan kasus dan berusaha untuk
mendapatkan informasi tersebut.

Laporan hanya mencakup permasalahan


yang relevan dengan pelaksanaan pengujian
TEPAT WAKTU
Ketepatan waktu suatu laporan akan
menentukan tinggi rendahnya mutu laporan.

membuat laporan interim yang selalu


di-update sesuai dengan
perkembangan pelaksanaan audit
investigatif
PEMILIHAN BENTUK LAPORAN

Surat Bab
• Tidak terdapat • Ditemukan
penyimpangan penyimpangan yang
(hipotesis tdk terbukti) memerlukan tindak
lanjut (hipotesis
terbukti)
LAPORAN BENTUK SURAT

1. Nama dan Kepada Siapa laporan ditujukan


2. Dasar penugasan, Sasaran dan Ruang Lingkup serta
Data Umum Unit atau Bagian yang diaudit.
3. Uraian mengenai informasi awal atas penyimpangan
yang diperoleh.
4. Simpulan dan Rekomendasi.
LAPORAN BENTUK BAB
Bab I : Simpulan dan Rekomendasi
Bab II : Umum
1. Dasar Audit
2. Sasaran dan Ruang Lingkup Audit
3. Data Obyek/Kegiatan yang Diaudit
Bab III : Uraian Hasil Audit
1. Dasar Hukum Obyek dan atau Kegiatan yang Diaudit
2. Materi Temuan
1) Jenis Penyimpangan
2) Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
3) Penyebab dan Dampak Penyimpangan
4) Pihak-Pihak Terkait
5) Bukti yang Diperoleh
3. Kesepakatan dan Pelaksanaan Tindak Lanjut dengan
Obyek yang Diaudit
4. Kesepakatan dengan Pihak Instansi Penyidik
Lampiran:
Pengungkapan
Penyimpangan

Fakta/Kondisi/
Proses Kejadian

Penyimpangan

Ketentuan/
Kriteria
LAMPIRAN LAPORAN

• Flow chart atau Bagan Arus Proses Kejadian.


• Bukti-bukti pendukung LHAI yang relevan.
• Risalah Pembicaraan Akhir dengan objek yang diaudit.
• Risalah Kesepakatan Penyelesaian Tindak Lanjut
• Risalah Kesepakatan dengan instansi penyidik.
• Surat Pernyataan Kesanggupan atau Surat Keterangan
Tanggung jawab Mutlak (SKTM)
• Daftar pihak-pihak terkait (initial)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai