‘AMIYAH
MISHRIYAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Lahjah ‘Arabiyah
Dosen Pengampu : Bapak Isyqie Firdausah, M.Hum.
Oleh :
● Lukman Nulhakim (18101010112)
● Nur Faizah Jamaluddin (19101010016)
● Zahrotul Munawaroh Azkiyah ( 19101010023)
● Tisa Aini Abbas (19101010022)
FONOLOGI
RAGAM FONOLOGIS BAHASA ARAB
‘Âmiyah Dialek Mesir Bahasa Arab ‘âmiyah dialek Mesir memiliki perbedaan dengan Arab fushhâ.
Perbedaan tersebut cenderung terjadi pada aspek fonologis dan pilihan kata. Pada tataran pilihan kata
misalnya, kalimat " "سأسافر إلى اليمن.will go to Yaman Dalam ‘âmiyah Mesir diungkapkan menjadi اليمن هروح
.Contoh lain dalam fushhâ diungkapkan تذهب؟ أين,sedangkan dalam ‘âmiyah Iraq diungkapkan menjadi
)رايح؟ وأينWin Rayh). Perbedaan-perbedaan semacam ini tentu dirasa sulit oleh pelajar. Dalam bahasa Arab
Mesir, konsonan glottal, yaitu hamzah (( )ءdilafalkan menjadi konsonan palatal ( ) يatau menjadi vokal
panjang
01 02 03 04
Pergantian Penambahan Pelepasan Metatesis
Bunyi Bunyi Bunyi
1. Pergantian Bunyi
Ada sejumlah pergantian bunyi dalam bahasa Arab ‘âmiyah atau disebut juga collouqial Arabic, (baik
berupa pergantian vokal
dengan vokal, konsonan dengan konsonan maupun konsonan dengan semi vokal).
Pergantian vokal dengan vokal
Pergantian vokal rangkap dengan vokal (monoftongnisasi)
Pergantian konsonan dengan konsonan
Pergantian konsonan dengan semi vocal
Pergantian konsonan dengan vokal panjang
Pergantian vokal panjang dengan vokal pendek
Pergantian vokal pendek dengan vokal panjang
Pergantian bunyi sukun (_ْ) dengan vokal Pergantian bunyi s
2. Penambahan Bunyi
(Protesis dan Epentesis) Dalam BADM ditemukan adanya penambahan bunyi yaitu protesis, epentesis
dan paragog. Protesis adalah penambahan vokal atau konsonan pada awal kata, sedangkan epentesis
yaitu penyisipan bunyi atau huruf pada sebuah kata, terutama kata serapan untuk menyesuaikan dengan
pola fonologis bahasa peminjam, dan paragog adalah penambahan bunyi di akhir kata.
3. Pelesapan Bunyi (deletion/sincopation)
Pelesapan (deletion) bunyi terjadi pada konsonan dan vokal. Kata اسكندرية
(Iskandariyyah) misalnya dalam dialek Mesir dilafalkan menjadi (Iskindiriyya).
Terdapat pelesapan bunyi pada kata tersebut yaitu pelesapan bunyi konsonan /h/
yang merupakan sebagai penanda feminin.
4. Metatesis
Metatesis adalah pergantian tempat bunyi atau pertukaran tempat bunyi, baik
antara konsonan dengan konsonan, maupun vokal dengan vokal, seperti ( جوزguz)
yang dimaksudkan زوجdalam Arab fushhâ. Metatesis sudah terjadi sejak
dahulu, seperti orang-orang Sham yang melafalkan )آعليâ’ili) dengan maksud عائلي
(‘âili), menuturkan makna ملعقةdengan معلقة
MORFOLOGI
Fiil Madi (The Perfect) dan Fiil Mudhari (The Imperfect)
Fiil madi ajwaf yang memiliki vocal –a (panjang) dan fiil madi mudhaaf yang memiliki vocal –a (pendek), ketika diposisi
mudhari, ain fiil berupa vocal-vokal tersebut tidak berubah.
Contoh:
اْت َخ اْف – ِيْت َخ أْف
اْت َح ّْل – ِيْت َح ّل
5) ِاْفَتَع ْل
Harakat ain fiil madi dan mudhari wazan ini sama hal nya seperti qaidah wazan sebelumnya, yaitu: -a - -i
(fiil regular, fiil mujarrad mutal akhir) dan –a - -a (fiil ajwaf, mudhaaf). Contoh :
اْش َتَر ى – ِيْش ِتِرْي ِاْفَتَك ْر – ِيْفِتِكْر
اْح َتاْج – ِيْح َتاْج اْح َتّْل – ِيْح َتّْل
Fiil Amr (The Imperative)
Pembentukan fiil amr adalah dengan cara menampilkan bentuk dasar (basic) dengan membuang prefiks
atau sufiks pada fiil mudhori. Adapun jika bentuk dasar itu terdapat dua konsonan, maka cukup
menambahkan vocal -i di depan bentuk dasar tersebut. Contoh :
ِي – ْمَس ْح > ْمَس ْح > ِا – ْمَس ْح
ِي – ْفَتْح > ْفَتْح > ِا – ْفَتْح
` Jika tidak dua konsonan, maka tidak perlu menambahkan vocal I di depan, dan cukup menggunakan kata
dasar nya saja:
ِيسَاِفر > َس اِفْر
Untuk fiil amr yang menunjukan perempuan tunggal, maka tambahkan vocal -i pada akhir kata dasar, dan untuk
membuat jama (plural) tambahkan vocal u:
َنَّظُفو/َنَّظُف = َنَّظِفي
Jika kata dasar akhir fiil amr berupa vocal (-a, -i), maka vocal tersebut akan berubah ketika diikuti dengan vocal "-
i” ( )انِتatau “-u”()انتو:
ِا – ْم ِش > ِاٌمِش ي > ِاْم ُش و
اْنِس ي/ ا – ْنَس > اْنَس > اْنُسْو
Kata Ganti (pronoun)
Fiil Madi Shahih
Org ke-3 Org ke-2 Org ke-1
Fathah
ΐ˸ ˴Θϛ˴ )Ϯϫ(
Ζ˸ Β ˸˴Θϛ˴ )Ζ˴ ϧ˸˶( Ζ˸ Β ˸˴Θϛ˴ )Ύϧ
(
Ζ˸ Β
˶˴Θϛ˴ )ϲ ϫ( Ζ
˶Β ˸˴Θϛ˴ )˶Ζ ϧ˸˶
( Ύ ˸˴Θϛ˴ )Ύ
˴ϨΒ ϨΣ
(
˸Β˴Θϛ˴ )Ϣ
Ϯ˵ ϫ(
Ϯ˸˵ΘΒ ˸ ϧ˸˶
˸˴Θϛ˴ )ϮΘ (
Kasrah
˸ δϣ
Ϛ˶ ˶ )Ϯϫ( Ζ˸ Ϝ˸ δ˶ ϣ
˶ )Ζ˴ ϧ
( Ζ˸ Ϝ˸ δ˶ ϣ
˶ )Ύϧ
(
Ζ˸ Ϝ˶δ˸ ϣ˶ )ϲ ϫ( Ζ ˸
˶ Ϝδ˶ ϣ ˶ )˶Ζ Η
( Ύ ˸ δ˶ ϣ
˴ϨϜ ˶ )ΎϨΣ
(
˵ δ˸ ϣ
Ϯ˸Ϝ ˶ )Ϣ ϫ( ˸ δ˶ ϣ
Ϯ˸˵ΘϜ ˶ )ϮΘϧ(
Fiil Ajwaf
Org ke-3 Org ke-2 Org ke-1
ϲ˸ θ˶ Ϥ
˸ϳ˶ )Ϯϫ( ϲ˸ θ˶ Ϥ
˸˶Η)Ζϧ
˴ (
˸˴)΄ϧ
ϲ˸ θ˶ ϣ (
ϲ˸ θ˶ Ε
ϣ
˶˸ )ϲ ϫ( ϲ˸ θ˶ Ϥ
˸Η
˶ )˶Ζ ϧ
(
ϲ˸ θ˶ Ϥ
˸˶ϧ )ϦΣ
(
Ϯ˸θ˵ Ϥ
˸˶ϳ )Ϣϫ( Ϯ˸θ˵ Ϥ
˸˶Η)Ζϧ
ϭ (
˸ϳ˶ )Ϯϫ(
ϰδ˴ Ϩ ˸˶Η)Ζϧ
ϰδ˴ Ϩ ˴ (
ϰδ˴ ϧ˸)Ύ
ϧ
(
˸˶Η)ϲ ϫ(
ϰδ˴ Ϩ ˸˶Η)˶Ζ ϧ
ϲ˸ δ˶ Ϩ (
˸˶ϧ )Ύ
ϰδ˴ Ϩ ϨΣ
(
˸˶Η)Ϣϫ(
Ϯ˸δ˵ Ϩ ˸˶Η)ϮΘϧ
Ϯ˸δ˵ Ϩ (
Kata sintaksis berasal dari bahasa
yunani ”san” dengan ”tattein” yang artinya
menempatkan . Jadi kata sintaaksis secara
etimologis berarti menempatkan bersama-
sama kata-kata menjadi kelompok kata atau
SINTAKSIS kalimat. Dalam bahasa arab, pengaturan antar
kata dalam kalimat atau antar kalimat dalam
klausa atau wacana merupakan kajian ilmu
Nahwu.
Sintaksis Dalam Bahasa Arab
2.Kategori sintaksis bahasa arab dibagi kepada tiga, yaitu isim(nomina), fi’il(verba), dan
huruf(preposisi). Ketiganya disebut dengan ﺍﻘﺴﺎﻡﺍﻟﻜﻟﻤﺔjenis-jenis kalimat.
Dapat dipastikan, bahwa semua fungsi sintaksis bahasa arab diatas adalah berkategori isim.
Namun demikian, sering juga ditemukan yang berkategori fi’il, tetapi hal ini sudah berbentuk
jumlah.