Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PUISI “PRANGKO” KARYA HELI ISNAINI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEMIOTIKA

Nama : Mesta Huljana


Nim : 042594742
Fakultas : FKIP
Prodi : Bahasa Indonesia
Upbjj : Bengkulu
Pokjar : Kaur
Latar Belakang
Sastra adalah hasil pemikiran, perasaan, manusia yang
membangkitkan daya imajinasi lebih umum dan bebas. Fiksi yang
ada di dalam karya sastra berupa karangan ataupun pengalaman
yang dapat dicurahkan pada suatu tulisan menggunakan bahasa
yang menarik, tidak baku. Puisi, salah satu dari bentuk fiksi,
mengandung makna tersirat. Puisi dapat memotivasi para
pencinta tulisan terutama para pembaca yang tertarik untuk
mengetahui arti dari makna tersirat dari suatu puisi melalui
analisis. Karya sastra banyak diminati para peneliti terutama pada
analisis sebuah makna tersirat pada sebuah karya sastra. Sastra
merupakan sarana pendidikan yang memberikan petunjuk dan
pedoman kepada pembacanya untuk memahami makna karya
sastra. Menurut Rokmansyah (City, Shalihah, & Primandhika,
2018), “Sastra adalah ungkapan hasil pemikiran, pengalaman,
perasaan, dan gagasan seseorang dalam bentuk kisah praktis.”
TEORI
Menurut Pak Aminuddin (Siti, Shariha & Primandika, 2018), puisi
adalah bagian karya sastra yang mengandung kata-kata indah dan syarat
makna. Bahasa sehari-hari tentu sangat berbeda dengan bahasa puisi, karena
puisi sangat dipengaruhi oleh idiom, rima, diksi, dan ritme. Bahasa yang
digunakan akan lebih singkat dan bermakna. Kamus yang digunakan memuat
banyak tafsir dan makna. Puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata
sebagai alat pembangkit imajinasi.
Sedangkan pendapat (City, Shalihah, & Primandhika, 2018) yang
menyatakan bahwa “penelitian deskriptif didasarkan pada kenyataan dan
digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan kenyataan secara teratur
menurut sistem yang dipertimbangkan secara cermat.” Cocok. Penelitian yang
digunakan untuk menganalisis puisi “Perangko” tahun 2016 adalah analisis
semiotika. (City, Shalihah, & Primandhika, 2018) menunjukkan bahwa analisis
semiotika berkaitan dengan domain tanda, yaitu definisi tanda. Dalam kaitannya
dengan simbol, ada dua hal yang mengemuka. Merupakan suatu bentuk tanda,
disebut juga penanda, penanda, atau stempel yang ditandai.
METODE YANG DIGUNAKAN
 Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
menceritakan atau menjelaskan isi puisi yang dianalisis.
 Menggunakan pendekatan semiotika.
 Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur
pengumpulan data untuk menjamin keakuratan analisis
linguistik dalam literatur yang dianalisis secara semiotik.
 Langkah-langkah tersebut dimulai dengan:
1. memilih puisi dan membaca puisi
2. analisis semiotik puisi, dan
3. menentukan tema pokok puisi. Dan puisi yang dipilih adalah
puisi ``Stamp''.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil kajian analisis semiotik terhadap puisi “Perangko” menunjukkan bahwa
puisi tersebut menggambarkan perangko sebagai metafora makhluk hidup yang
ada di dalam teks. Dari segi makna, perangko merupakan suatu benda mati, namun
dalam puisi ini Heri menggunakan istilah perangko sebagai suatu wujud yang hidup
dan kasat mata. Hal ini terlihat dari kutipan puisi: “Walaupun amplopnya berwarna
kuning, prangkonya tertempel dengan setia.” Kata "setia" biasanya diterapkan pada
orang, bukan benda.Yang dimaksud dengan stempel adalah selembar kertas tempel
yang digunakan sebagai bukti pembayaran jasa pos, misalnya pengiriman surat.
Makna yang terkandung pada baris 6 menjelaskan bahwa stempel digambarkan
sebagai makhluk yang mirip stempel, khususnya manusia. Karena sifat prangko
yang lengket dan selalu menempel pada amplop. Dan makna menguning dalam
puisi ini dapat digambarkan sebagai pribadi yang sudah tidak layak lagi atau sudah
tua dan tidak menarik. Kalimat ini memunculkan pesan yang ingin disampaikan
Hyeri melalui puisi berjudul "Stamp". Banyak nilai moral yang terangkum dalam
puisi ini, seperti saling menghormati, solidaritas, kesatuan, dan subsidiaritas.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis semiotik puisi “Perangko” dapat
disimpulkan bahwa makna puisi erat kaitannya dengan tema moral.
Jika kita menilik puisi “Perangko” karya Heli Isnaini, terlihat jelas
bahwa setiap orang diharapkan setia pada pasangannya, ibarat
perangko yang selalu ditempel di amplop. Sekalipun amplopnya
berwarna kuning dan usang, prangkonya tetap setia. Ibaratnya
manusia harus tetap setia pada pasangannya yang menerima apapun
situasinya, meski dalam keadaan buruk sekalipun.
Puisi Indonesia kontemporer semakin banyak peminatnya, tidak
hanya di kalangan generasi muda dan pelajar, namun juga di seluruh
lapisan masyarakat Indonesia, dan semakin diminati masyarakat pada
umumnya. Oleh karena itu, perlu adanya bacaan yang membahas
tentang analisis puisi ditinjau dari pesan moral yang dikandungnya.
Beli kain buat kebaya
Kebaya merah hadiah pacar.
Cukup sekian presentasi saya
Semoga acara berjalan lancar

Sekian Terimakasih
Wasalam’mualaikum.Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai