Anda di halaman 1dari 21

Hukum Islam Dalam

Konteks Indonesia
Kelompok 5
Teuku Mohamad Gennaro Aldi
Javier Zayyan Yaqhza
Muhammad Alif Rahmat Maulana
01
Makna dan Ruang
Lingkup Hukum Islam
Makna dan Ruang Lingkup Hukum Islam

1. Dalam kehidupan manusia, agama menjadi seperangkat pedoman hidup,


yakni satu-satunya pedoman yang dapat menjelaskan keberadaan manusia
kini, asal- usulnya, dan masa depannya setelah mati. Tidak ada pedoman lain
dalam kebudayaan manusia yang mampu memberikan penjelasan tentang
eksistensi manusia selengkap yang dilakukan agama.

2. Dan bagi umat Islam memiliki seperangkat hukum yang dikenal dengan
hukum Islam, yang dinilai mampu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi manusia di segala era.
Ruang Lingkup Hukum Islam

Hukum Ibadah
01 adalah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, yaitu iman,
shalat, zakat, puasa, dan haji.

Hukum Masyarakat
02 yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya yang memuat:
muamalah, munakahat, dan ukubat.
Hukum Kemasyarakatan

01 02 03
Muamalah Munakahat Ukubat atau Jinayat
yaitu hukum yang mengatur tentang
mengatur tentang harta benda (hak, yaitu hukum yang mengatur tentang
perkawinan dan perceraian serta
obligasi, kontrak, seperti jual beli, pidana seperti mencuri, berzina,
akibatnya seperti iddah, nasab,
sewa menyewa, pembelian, mabuk, menuduh berzina,
nafkah, hak curatele, waris, dan
pinjaman, titipan, pengalihan utang, pembunuhan serta akibat-akibatnya.
lain-lain. Hukum dimaksud biasa
syarikat dagang, dan lain-lain).
disebut hukum keluarga dalam
bahasa Arab disebut Al-Ahwal Al
Syakhsiyah. Cakupan hukum
dimaksud biasa disebut hukum
perdata.
Prinsip Hukum Islam
Bersumber dari nilai ilahiyah
diimplementasikan ke dalam sejumlah
prinsip dasar atau asas yang lebih
konkret dalam sejumlah bidang-
bidang hukum Islam, yaitu:
Prinsip Hukum Islam

Prinsip Akidah Prinsip Syariah (hukum)

Prinsip Ibadah Prinsip Tazkiyah (kesucian)

Prinsip Khilafah (Kepemimpinan) Prinsip Milkullah


Prinsip Hukum Islam

Prinsip A’dalah (keadilan) Prinsip Keseimbangan (al-Wustha)

Prinsip Kemaslahatan (al-Maslahah)


02
Perbedaan Mazhab Fiqih
dan Penyikapannya
Kamus fikih, Qal’ah Jie (1996:389) Mazhab adalah
metode tertentu dalam menggali hukum syariah
yang bersifat praktis dari dalil dalilnya yang bersifat
kasuistik.

Mazhab tidak hanya digunakan dalam konteks fikih,


tapi juga dalam bidang akidah dan politik.
Ragam
Mazhab
Mazhab Hanafi
• Didirikan oleh Abu Hanifah Nu’man bin
Tsabit Al Kufi, yang lahir di Irak pada tahun
80 Hijriah (699 M) Mazhab Hanafi adalah
mazhab yang paling dominan di dunia islam
dengan pengikut sekitar 45%.

• Karakteristik yang paling menonjol adalah


penggunaan rasio yang dominan.

• Yang melatar belakangi munculnya corak


rasional adalah keberadaan kota kufah di Irak
sebagai pusat pengembangan mazhab ini yang
merupakan pusat pertemuan dua peradaban
besar , Yunani dan Romawi.
Mazhab Maliki
• Didirikan oleh Imam Malik, seorang ulama yang lahir dan
besar di Kota Madinah. Beliau lahir pada tahun 712 M dan
meninggal tahun 796 M pada usia 84 tahun. Awal mula mazhab
ini tersebar di Madinah, kemudian dianut oleh penduduk
Tunisia , Maroko, al-Jazair , Bahrain, Kuwait, Mesir , dan
beberapa daerah Afrika. Dan dianut oleh sekitar 15% umat
muslim di dunia.

• Karakteristik madzab Maliki berbeda dengan madzab Hanafi,


madzab ini cenderung tradisional.

• Ada dua faktor yang menyebabkan madzab Maliki berbeda


dengan madzab Hanafi, yaitu :

1. Keberadaan kota Hijaz (Makkah dan Madinah) dimana


Imam Maliki menghabiskan sebagian besar masa hidupnya.

2. kebergaman yang diwarisi sejak jaman Nabi masih terjaga


dengan baik oleh masyrakat Madinah .
Mazhab Syafi’i
• Dibangun oleh Muhammad bin Idris asy Syafi’i, beliau lahir
pada tahun 150 H di Gaza. Madzab Iman Syafi’i sering
dianggap sebagai madzab tengah.

• Imam Syafi’i mengeluarkan fatwa keagamaan:

1. Qaul Qadim (pendapat lama) di Irak

2. Qaul Jadid (pendapat baru) di mesir

• Keistimewaan Imam syafi’i dibandingkan dengan imam


mujtahid lain adalah karena beliau ulama’ pertama yang
menciptakan ilmu Ushul Fikih dalam karya ar- Risalah.

• Mazhab Syafi’i hingga kini dianut oleh umat Islam di Libia,


Mesir, Indonesia, Fillipina, Malasyia, Somalia, Arabia Selatan,
Palestina, Yordania, Libanon, Siria, Irak, Hijaz, Pakistan, India,
Jazirah Indo Cina, Sunni – Rusia dan Yaman. Saat ini madzab
Syafi’i diperkirakan diikuti oleh 28% umat di dunia, dan
merupakan madzab terbesar kedua dalam jumlah pengikutnya.
Mazhab Hanbali
• Pendiri madzab Hanbali ialah Imam Abu
Abdullah Ahmad bin Hanbal bin Hilal az-
Zahlili asy-Syaibani. Beliau lahir di Bagdad
pada tahun 164 H dan wafat 241 H.

• Madzab Hanbali awalnya berkembang di


Bagdad, Irak dan Mesir dalam waktu yang
sangat lama. Pada abad 12, madzab Hanbali
berkembang di Arab Saudi terutama pada
masa pemerintahan Raja Abdul Aziz as-
Su’udi.

• Saat ini Madzab Hanbali menjadi madzab


resmi pemerintah Arab Saudi dan mempunyai
penganut terbesar diseluruh Jazirah Arab,
Palestina, Syiria dan Irak.
Apa yang harus kita lakukan untuk
menyikapi perbedaan mazhab?

Perbedaan mazhab atau pandangan dalam menjalankan Islam tidak perlu dibesar-
besarkan sehingga menghalangi kita untuk berbuat baik. Kita sebagai orang
awam hanya perlu mengikuti ulama yang kita yakini kebenarannya. Tidak perlu
memaksa orang lain untuk juga mengikuti apa yang kita anggap benar.
03
Kontribusi Hukum Islam
dalam Hukum Positif di
Indonesia
Kontribusi Hukum Islam dalam Hukum
Positif di Indonesia
Sebagai negara hukum, Indonesia memiliki beragam sistem hukum yang berlaku dan berkembang di masyarakat. Salah
satu hukum yang tidak kalah penting eksistensinya dari hukum nasional adalah hukum Islam. Hukum Islam merupakan
aturan yang berasal dari Tuhan untuk umat manusia sebagai pedoman dalam hidup dan bermasyarakat berdasarkan ajaran
agama Islam. Diperkirakan Hukum Islam telah hadir dan berkembang di Indonesia sejak abad ke-7 M bersamaan dengan
masuknya ajaran agama Islam di Indonesia. Hukum Islam ini bersifat kekal dan tidak dapat berubah-ubah, lain halnya
dengan hukum positif (nasional) yang berasal dari karya manusia dan akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman.

Sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Islam, eksistensi hukum Islam ini sangat diperlukan untuk membangun atau
memperkokoh hukum nasional Indonesia yang telah ada. Hukum Islam dibuat bukan hanya untuk kepentingan duniawi
melainkan untuk kepentingan dunia serta akhirat.
Kontribusi Hukum Islam dalam
Hukum Positif di Indonesia
Nilai-nilai yang terkandung pada hukum Islam sebenarnya telah
diterapkan dalam hukum nasional Indonesia. Adapun peraturan
perundang-undangan yang didalamnya menganut nilai hukum Islam
adalah
a. UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
b. UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
c. UU No. 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji dan Umrah
d. UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang telah
diubah dengan UU No.16 Tahun 2019 tentang Perubahan
Atas UU No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
e. UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
f. UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
Dan masih banyak lagi.
Undang-undang yang telah di sebutkan diawal menjadi bukti konkret partisipasi atau
kontribusi yang telah diberikan hukum Islam dalam pembangunan hukum nasional
Indonesia. Sebagai negara yang bermayoritaskan agama Islam membuat hukum Islam ini
sangat diperlukan untuk memberikan ketentuan-ketentuan yang bersifat keagamaan bagi
masyarakat Indonesia yang menganut agama Muslim.
Thank you!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai