Anda di halaman 1dari 20

Proses Morfologi

Kel 1 X-2B
Nama Nama Anggota Kelompok
Septiyan Darma Bahari ( 202321500214 )
M Khoirul Anwar ( 202321500158 )
Ridho Egi P.P.P.M ( 202321500224 )
Agung Mulyana ( 202321500413 )
Vika Irvanda ( 202321500125 )
Daftar Isi

Landasan Teori
A. Pembentuk Kata
• Proses Afiksasi
• Proses Reduplikasi
• Proses Komposisi
• Proses Akronimisasi
• Proses Konversi
B. Afiks Asli dan Afiks Serapan
C. Afiks Produktif dan Afiks Improduktif
D. Hasil Proses Pembentukan Kata
E. Makna Gramatikal
F. Simpulan
Menurut Chaer (2022) dalam bukunya “Morfologi
Bahasa Indonesia” menyatakan bahwa proses
morfologi merupakan proses pembentukan kata
dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan
afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan (dalam
proses reduplikasi), penggabungan (dalam proses
komposisi), pemendekan (dalam proses
akronimisasi), dan pengubahan status (dalam
proses konversi).
A. PEMBENTUK KATA

Alat pembentuk kata dalam morfologi yaitu (a) afiks


dalam proses afiksasi, (b) pengulangan kata dalam
proses reduplikasi, (c) penggabungan dalam proses
komposisi, (d) pemendekan atau penyingkatan dalam
proses akronimisasi, dan (e) pengubahan status dalam
proses konversi. . Beberapa pembentukan di atas dapat
di jabarkan sebagai berikut:
• Proses Afiksasi

Menurut Putrayasa (2008) mengungkapkan bahwa


afiksasi adalah proses penambahan imbuhan pada kata
yang mengakibatkan perubahan bentuk, berubahnya
kategori tertentu, dan berubahnya makna. Sementara
Menurut Ramlan (2012) afiks adalah satuan gramatik
terikat yang di dalam satu kata merupakan unsur yang
bukan kata dan pokok kata, yang memiliki kesanggupan
melekat pada satuan satuan lain untuk membentuk kata
atau pokok kata baru. Terkait dengan jenis afiksnya,
biasanya proses afiksasi dibagi atas beberapa bentuk
yakni:
a. Prefiks (awalan)
Prefiks merupakan salah satu jenis afiksasi yang produktif.
Pengertian prefiks atau awalan adalah afiks yang ditempatkan
di bagian muka suatu kata dasar. Berikut ini diuraikan jenis-
jenis prefiks dalam bahasa Indonesia yang meliputi prefiks
{ber-}, {per-}, {ke-}, {se-}, {peN-}, {di-}, {meN-}, dan
{ter-}.

b. Infiks
Pengertian infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata
dasar. Infiksasi dalam bahasa Indonesia kini sudah tidak produktif lagi.
Infiks yang terdapat dalam bahasa Indonesia adalah {-el-}, {-em-}. {-er-},
dan {-in-}.
Contoh:
- Kata tunjuk disisipkan imbuhan -el- menjadi telunjuk
- Kata jari disisipkan imbuhan -em- menjadi jemari
- Kata gendang disisipkan imbuhan -er- menjadi genderang
c. Sufiks (akhiran) d. Konfiks (awalan dan akhiran)

sufiks adalah morfem terikat yang ditempatkan di konfiks sebagai imbuhan yang diletakan pada
bagian belakang kata. Pendapat yang sama awal dan akhir sebuah kata dasar. Pengimbuhan
dikemukakan oleh Putrayasa yang menyatakan kedua afiks tersebut dilakukan secara bersamaan
sufiks atau akhiran adalah morfem terikat yang dan bukan terpisah. Konfiks adalah gabungan dari
diletakkan di belakang suatu bentuk dasar dalam prefiks dan sufiks yang membentuk kesatuan.
membentuk kata. sufiks-sufiks dalam bahasa Adapun kata imbuhannya {ke-an}, {peng-an},
Indonesia yaitu sufiks {-an}, {-i}, {-kan}, {- {per-an}, dan {ber-an}.
nya}, {-in}, {-al}, {-il}, {-iah}, {-fi}, {-ik}, {- Contoh:
is}, {-istis}, {-at}, {-si}, {-ika}, {-ir}, {-ur}, {- - ke + hidup + an = kehidupan
ris}, {-us}, {-isme}, {-is}, {-isasi}, {-isida}, {- - peng + awet + an = pengawetan
ita}, {-or}, dan {-tas}.
Contoh:
- hukum + an = hukuman
- nikmat + i = nikmati
2. Proses Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pengulangan kata atau unsur kata.
Contoh:
a.Pengulangan secara utuh.
- rumah-rumah, pohon-pohon, orang-orang
b.Pengulangan dengan perubahan bunyi vokal maupun konsonan.
- serba-serbi, warna-warni, hirup-pikuk
c.Pengulangan sebagian.
- orang-orang dalam, bocah-bocah nakal, kupu-kupu malam.
3. Proses Komposisi
Komposisi merupakan bentuk gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna
yang utuh. Misalnya, bahasa Indonesia hanya punya sebuah kata untuk berbagai
macam warna biru. Oleh karenanya dibentuk sebuah kata gabungan sebagai
berikut:
a. Kata “merah”
- merah jambu, merah darah, merah muda
b. Kata “biru”
- biru laut, biru langit, biru muda
c. Kata “putih”
- putih susu, putih tulang
4. Proses Akronimisasi

Akronim dihasilkan dari abreviasi khusus. Adapun contoh


dari hasil abreviasi yaitu kata Cikampek Purwakarta
Padalarang disingkat menjadi Cipularang yang merupakan
akronim atau kata Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi
disingkat menjadi Jabodetabek.

5. Proses Konversi
Proses konversi dikatakan juga sebagai pengubahan status dalam
sebuah proses. Bisa dicontohkan juga, bentuk lem yang berstatus
nomina dalam sebuah kalimat “lem ini sangat lengket,” dapat
diubah menjadi menjadi bentuk lem yang berstatus verba, seperti
pada kalimat “lem kertas ini hingga tertempel erat”
B. Afiks Asli dan Afiks Serapan
Menurut Fradana (2018) berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu afiks asli yang merupakan jenis afiks yang
bersumber dari bahasa Indonesia itu sendiri dan afiks serapan yaitu afiks yang
bersumber dari bahasa asing atau bahasa daerah.Jika diilustrasikan dalam
pembubuhannya adalah sebagai berikut:
1. Afiks Asli
- meN + sapu = Dobleh menyapu halaman rumah.
- di + kejar = Maling itu dikejar oleh warga sekampung.
- em- disisipkan pada kata getar = Ia gemetar kedinginan.
- di + minat + i = Ayam bakar kecap sangat diminati pembeli.
- per + main + an = Ia mengingat permainan masa kecilnya.
2. Afiks Serapan
- inter + nasional = Arema melakukan pertandingan internasional.
- edit + or = Ia bekerja sebagai editor.
- Ekonomi + is = Ia pesan paket hemat dengan harga ekonomis.
C. Afiks Produktif dan Afiks Improduktif
1. Afiks produktif, ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar untuk melekat
pada kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam distribusinya.
Yang termasuk afiks produktif ialah: {meN-}, {di-}, {peN}-, {ber-, -an}, {-i}, {pe-
an}, {per-an}, dan {ke-an}.
Contoh:
- meN + serobot = menyerobot
- di + tuang = dituang
- peN + tari = penari
2. Afiks improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-kata atau
morfem morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk kata-
kata baru. Afiks improduktif ialah: sisipan {-el-}, {-em-}, {-er-}, atau akhiran {-
man}, {-wati}.
Contoh:
- Imbuhan -el- disisipkan pada kata tunjuk = telunjuk
- Imbuhan -em- disisipkan pada kata jari = jemari
D. Hasil Proses Pembentukan Kata

Proses morfologi atau proses pembentukan kata memiliki dua hasil yaitu bentuk
dan makna gramatikal. Bentuk dan makna gramatikal memiliki kaitan erat;
bentuk merupakan wujud fisiknya dan makna gramatikal merupakan isi dari
wujud fisik atau bentuk tersebut. Wujud fisik dari hasil proses afiksasi adalah
kata berafiks, disebut juga kata berimbuhan, kata turunan, atau kata terbitan.
Wujud fisik dari proses reduplikasi adalah kata ulang. Wujud fisik dari hasil
proses komposisi adalah kata gabung atau gabungan kata.
E. Makna Gramatikal

Chaer (2022) menjelaskan bahwa secara umum dikenal adanya makna leksikal,
makna gramatikal, makna konstektual, dan makna idiomatikal. Makna leksikal,
gramatikal, dan kontekstual dilihat dari tahap penggunaan bahasa; sedangkan
makna idiomatikal dilihat dari kekhususan dalam penggunaan bahasanya.
1. Makna leksikal adalah makna yang secara inheren dimiliki oleh stiap bentuk
dasar baik morfem dasar atau akar
Contoh:
- Kata kuda dimaknai sebagai hewan berkaki empat yang biasa dikendarai.
- Kata buaya dimaknai sebagai hewan reptil amfibi berkaki empat.
2. Makna gramatikal dikatakan baru “muncul” dalam suatu proses gramatika, baik
dari proses morfologi maupun dari proses sintaksis. Diumpamakan dalam proses
prefiksasi. Contoh:
Contoh dalam bentuk prefiks
- meN + batu = membatu (diartikan mengeras seperti batu)
- ber + dasi = berdasi (diartikan memakai dasi)
Contoh dalam bentuk komposisi
- sate + kambing = sate kambing (terbuat dari daging kambing)
- nasi + padang = nasi padang (nasi khas padang)
3. Makna konstektual adalah pemakaian kata di dalam konteks kalimat atau
konteks situasi yang disesuaikan. Contoh dalam bentuk prefiksasi
- meN + ambil = Perusahaan kami akan mengambil 10 pegawai baru.
Kata ‘mengambil’ bermakna kontekstual ‘menerima’
- meN + ambil = Semester ini saya tidak mengambil mata kuliah morfologi.
Kata ‘mengambil’ bermakna kontekstual ‘mengikuti’
4. Makna idiomatikal adalah makna yang tidak ada hubungannya dengan makna leksikal
maupun makna gramatikal dari unsur-unsur pembentukannya. Makna idiomatik dapat diartikan
sebagai makna yang timbul dari gabungan dua kata yang menyimpang dari makna asli.
Contoh:
- Kiai soleh itu telah berpulang pagi tadi.
Kata ‘berpulang’ bukanlah pulang ke rumah melainkan ’wafat’ atau ‘meninggal dunia’
- Pejabat itu telah terpojok oleh kritik masyarakat.
Kata ‘terpojok’ bukanlah berada di sudut tembok melainkan berada di ‘keadaan sulit’.
Simpulan
Proses morfologi adalah proses pembentukan kata yang dari kata dasar
yang dibubuhi oleh afiks yaitu pembubuhan, reduplikasi yaitu
pengulangan, komposisi yaitu penggabungan, akronomisasi yaitu
pemendekan, serta konversi yaitu perubahan status yang tiap-tiap
prosesnya memiliki perbedaan cara serta perbedaan makna
menyesuaikan dengan pembentukan kata dasar setelah terproses dengan
baik. Proses morfologi juga melibatkan bentuk dasar, alat pembentuk,
makna gramatikal agar menghasilkan kata yang baik dan sesuai dengan
penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Proses morfologi dilakukan
untuk memastikan kebenaran baik dalam penulisan, pengungkapan, dan
penggunaan (fungsi) dalam menghasilkan karya sastra serta dalam
meluruskan kaidah kebahasaan dalam berbicara dengan baik dan benar
sesuai dengan aturan yang berlaku. Maka oleh karenanya proses
morfologi sangat penting sebagai rambu-rambu dasar berbahasa.
Sekian
&
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai