Anda di halaman 1dari 10

Review Jurnal

Produksi Mesenchymal Stem Cell (MSC) dari


Sumsum Tulang Belakang Mencit

Ainun Jariya
1917021020
Judul Jurnal : Produksi Mesenchymal Stem Cell (MSC) dari
Sumsum Tulang Belakang Mencit
Nama Jurnal : Jurnal Biotek Medisiana Indonesia
Volume : 4(1): 33-41
Tahun : 2015
Penulis : Ratih Rinendyaputri, Ariyani Noviantari
Reviewer : Ainun Jariya
Tanggal : 16 November 2022
Tujuan Penelitian: Untuk membandingkan medium kultur Dulbecco’s
Modified Eagle’s Medium (DMEM) dan Minimum
Essential Medium Eagle (MEM) untuk produksi
Mesenchymal Stem Cell (MSC) yang diisolasi dari
sumsum tulang tibia dan femur mencit.

Subjek Penelitian: Mesenchymal Stem Cell (MSC) dari sumsum tulang


tibia dan femur mencit
Metode Penelitian:

Tulang tibia dan femur diisolasi Diferensiasi MSC dengan cara


01 dari mencit lalu dibersihkan tulang 05 dikultur dengan medium
tersebut dari otot dan lemak dalam diferensiasi osteosit dan medium
alkohol 70% diferensiasi lemak

Tulang Tibia dan Femur dipotong Fiksasi menggunakan 4%


02 pada kedua ekstrimitasnya 06 paraformaldehide lalu dilakukan
pewarnaan dengan Alizarin Red
S dan Oil Red O
Tulang diflushing menggunakan
03 medium kultur lalu dikultur dalam Pengamatan dilakukan secara
Inkubator 5% CO2 dan 37°C. 07 mikroskopis dan disajikan
secara deskriptif, Jumlah MSC
Dihitung jumlah MSC dengan dianalisis menggunakan annova
04 haemocytometry one way dengan SPSS 15.
Hasil Penelitian:
Hari ke 1 dan ke 2, koloni MSC berbentuk triangular dan bulat, mulai menempel pada dasar cawan.
Proliferasi MSC dapat diamati pada hari ke 3 ditandai dengan bertambahnya jumlah sel yang menyebar
dengan perubahan morfologi menjadi fibroblast-like. Pengamatan pada hari ke 7 di dasar cawan sel
yang tumbuh didominasi oleh MSC yang mempunyai morfologi bulat, fibroblastlike dan fusiform.

Pasca tripsinasi setelah kultur primer, jumlah MSC yang diperoleh lebih banyak pada penggunaan
medium kultur di MEM dibandingkan dengan DMEM. Hal tersebut dapat disebabkan karena salah satu
sifat MSC yakni menempel pada dasar cawan kultur (adherent cell), sehingga MEM merupakan
medium yang lebih tepat dibandingkan medium DMEM yang memiliki asam amino dan protein yang
dapat menghambat adhesi sel pada cawan.

Diferensiasi MSC menjadi tipe sel seperti osteosit, adiposit dan kondrosit merupakan salah satu
indikasi multipotensi MSC yang berhasil diproduksi secara in vitro. Pada penelitian ini kualitas MSC
yang telah dikultur menggunakan medium DMEM dan MEM menunjukkan kualitas MSC yang baik,
ditunjukkan dengan MSC yang mampu berdiferensiasi menjadi ostoesit dan adiposit
Kesimpulan : Minimum Essential Medium Eagle (MEM) merupakan medium
kultur yang tepat untuk produksi Mesenchymal Stem Cell
(MSC) secara in vitro dengan metode flushing untuk isolasi
MSC dari sumsum tulang tibia dan femur mencit.

Kelebihan : Dicantumkan gambar pada bagian tahapan metode flushing

Kekurangan : Terdapat paragraf yang ditulis berulang pada bagian hasil


sehingga, menjadi pemborosan space. Pada tujuan jurnal
disebutkan bahwa penelitian ini dilakukan untuk membandingkan
produksi MSC dari sumsum tulang tibia dan femur mencit yang
dikulturkan dalam medium kultur MEM dan DMEM. Membandingkan
yang dimaksud tidak disebutkan dengan spesifik membandingkan hal apa
aja saja. Hasil dalam jurnal hanya menyamtumkan perbandingan jumlah
kultur sel pada kedua medium.
Terima kasih
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai