Pertemuan ke-7
Pertemuan ke-7
Oleh :
Bintari Tri A (2320332002)
Promosi Kesehatan
Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor
kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
(Kemenkes, 2005)
• Tantangan dalam kesejahteraan dan kesehatan masyarakat saat ini sangat berat
• Banyak perilaku masyarakat yang saat ini menimbulkan masalah kesehatan.
• Bidan dan tenaga kesehatan lainnya harus berkompetensi dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kesehatan masyarakat
Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan Umum Tujuan Khusus
1. Social Support
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Advokasi
Masalah KIA di Indonesia
• Target yang ditentukan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1000 kelahiran hidup.
• Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, angka kematian ibu melahirkan mencapai 189 per 100 ribu kelahiran hidup. Indonesia menempati peringkat kedua AKI
tertinggi di ASEAN, jauh lebih tinggi daripada Malaysia, Brunei, Thailand dan Vietnam yang AKI sudah <100/100.000 KH.
• Kematian bayi tercatat mencapai 16,85 per 1.000 kelahiran hidup, sehingga merupakan peringkat ketiga tertinggi AKB di ASEAN.
• Berdasarkan data dari Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), sistem pencatatan kematian ibu Kementerian Kesehatan, jumlah kematian ibu pada tahun
2022 mencapai 4.005 dan di tahun 2023 meningkat menjadi 4.129. Sementara itu, untuk kematian bayi pada 2022 sebanyak 20.882 dan pada tahun 2023 tercatat
29.945.
Strategi Meningkatkan
Promkes-KIA
Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, persalinan, nifas, bayi baru lahir
Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan, mencakup:
• Mengkaji status kesehatan
• Menentukan diagnosis,
• Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah
• Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
• Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan,
• Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan,
• Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
Peran Bidan dalam Promkes
Advokator : Advokasi terhadap pemerintah untuk menignkatkan program KIA/KB
Fasilitator : Mengoptimalkan dan membantu kegiatan yang berkaitan dengan KIA cotohnya
pengunaan sarana dan prasarana yang ada, seperti menyediakan waktu dan mendorong
partisipasi masyarakat.
Edukator : Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien,
Melatih dan membimbing kader, Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan
bidan baru.
Motivator : Melaksanakan tugas mandiri, kolaborasi, dan tugas ketergantungan sesuai ruang
lingkup dan kewenangan bidan dalam asuhan kebidanan pelayanan dasar pranikah, ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL, KB.
Dedikator : Tidak hanya promosi Kesehatan, bidan berkomitmen melakukan pelayanan kebidanan
yang berkualitas, sesuai daur hidup Wanita seperti pada klimakterium, dan asuhan bayi balita dalam
konteks keluarga.
Perancangan Program Promosi Kesehatan dalam bidang
kebidanan
Penguatan Pemantauan Ibu Hamil berbasis Peer Group
Oleh :
Bintari Tri A (2320332002)
Latar Belakang
• AKI Indonesia pada tahun 2020 sebesar 189/100.000 KH, target SDGs adalah 70/100.000 KH
• AKB Indonesia pada tahun 2020 sebesar 16,85/1000 KH, target SDGs adalah 12/1000 KH
• Penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan HPP.
• Penyebab Kematian bayi adalah BBLR dan komplikasi intrapartum.
• AKI dan AKB masih tinggi, padahal cakupan akses terhadap pelayanan Kesehatan, serta cakupan K1 hingga K4 meningkat.
• Jumlah RSU seluruh Indonesia meningkat, yaitu 2522 di tahun 2021 dan 2561 di Tahun 2022.
• Jumlah tenaga kebidanan secara nasional meningkat, tahun 2020 sejumlah 249.204 dan tahun 2022 menjadi 336.984.
• Angka kematian ibu dan bayi dapat dicegah dengan melakukan deteksi dan tatalaksana sesuai standar.
• Deteksi dini pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pelayanan ANC 6x sesuai Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
• Perlu dilakukan evaluasi serta beberapa percobaan inovasi terkait pelaksanaan ANC.
ANC Terpadu
Tujuan umum:
Sasarannya seluruh Wanita hamil di
Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
komprehensif dan berkualitas sehingga ibu hamil dapat Wilayah RI
menjalani kehamilan dan persalinan dengan
pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi
yang sehat dan berkualitas.
• Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal
terpadu.
• Melakukan pemeriksaan antenatal pada setiap kontak.
• Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, termasuk konseling KB dan pemberian ASI.
• Memberikan dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan kebutuhan/keadaan ibu hamil serta membantu ibu
hamil agar tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman selama masa kehamilan dan menyusui.
• Melakukan pemantauan tumbuh kembang janin.
• Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
• Melakukan tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin atau melakukan
rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan.
• Mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman.
• Melakukan rencana antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi pada
proses persalinan.
• Melakukan tatalaksana kasus serta rujukan tepat waktu pada kasus kegawatdaruratan maternal neonatal.
• Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan dan gizi
ibu hamil, mempersiapkan persalinan dan kesiagaan apabila terjadi komplikasi.
Pelayanan ANC 10 T
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus difteri (Td) bila diperlukan
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) dan malaria pada daerah endemis. Tes
lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi seperti: gluko-protein urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA), kusta, malaria daerah non endemis,
pemeriksaan feses untuk kecacingan, pemeriksaan darah lengkap untuk deteksi dini thalasemia dan pemeriksaan lainnya.
9. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan
10. Temu wicara (konseling) : Informasi yang disampaikan saat konseling minimal meliputi hasil pemeriksaan, perawatan sesuai usia kehamilan dan usia ibu, gizi ibu
hamil, kesiapan mental, mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas, persiapan persalinan, kontrasepsi pascapersalinan, perawatan bayi baru lahir,
inisiasi menyusu dini, ASI eksklusif.
Keterangan:
Tes laboratorium yang masuk dalam Standar Pelayanan Minimal adalah: pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan Hb dan pemeriksaaan glukoproteinuri (atas
indikasi).
Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki vaksin tetanus difteri
dan/atau pemeriksaan laboratorium, fasilitas pelayanan kesehatan dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas untuk penyediaan
dan/atau pemeriksaan, atau merujuk ibu hamil ke Puskesmas atau KEMENKES RI fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang dap
Program Bagus, Jadi harus apalagi ?
Ruang lingkup kerja bidan yang luas tidak memungkinkan bidan desa memantau seluruh ibu
hamil sendirian selama 24x7. Kegawatdaruratan dalam kehamilan tidak dapat diprediksi
pada beberapa kasus.
Peningkatan cakupan kunjungan ANC yang hampir mencapai 75% saat ini, bahkan dengan
peningkatan jumlah tenaga bidan maupun peningkatan fasilitas Kesehatan, target AKI dan
AKB belum tercapai.
Diperlukan bantuan atau partisipasi, serta kemauan ibu hamil untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Perlu dicoba berbagai cara atau metode untuk mendorong para ibu hamil
berpartisipasi aktif.
Triana Indrayani, Muhammad Syafar. 2020. Promosi Kesehatan Untuk Bidan. Banten : AA Rizky
Mulati, Erna. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga. Jakarta : Kemenkes RI.