Anda di halaman 1dari 24

Peranan Promosi Kesehatan dalam

Mencegah Masalah Kebidanan

Dosen Pengampu : Prof. Dr.dr. Masrul, M.Sc., Sp.GK

Oleh :
Bintari Tri A (2320332002)
Promosi Kesehatan
Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor
kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
(Kemenkes, 2005)

Promosi kesehatan adalah kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan,


dan organisasi untuk mendukung kegiatan- kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang
menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas (Green dan Keruter, 2005)
Latar Belakang

• Tantangan dalam kesejahteraan dan kesehatan masyarakat saat ini sangat berat
• Banyak perilaku masyarakat yang saat ini menimbulkan masalah kesehatan.
• Bidan dan tenaga kesehatan lainnya harus berkompetensi dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kesehatan masyarakat
Tujuan Promosi Kesehatan
Tujuan Umum Tujuan Khusus

• Merubah pola hidup seseorang • Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang


• Meningkatkan derajat kesehatan bernilai dimasyarakat
masyarakat • Menolong individu agar mampu secara
• Memotivasi masyarakat untuk datang ke mandiri/berkelompok
pelayanan Kesehatan. • mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan
• Mengubah prilaku individu/masyarakat hidup sehat
dibidang Kesehatan • Mendorong pengembangan dan penggunaan
• Menurunkan angka kematian & angka secara tepat sarana yankes yang ada
kesakitan • Proses memindahkan materi kesehatan kepada
seseorang oleh orang lain.
Strategi Promkes

1. Social Support
2. Pemberdayaan Masyarakat
3. Advokasi
Masalah KIA di Indonesia
• Target yang ditentukan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1000 kelahiran hidup.

• Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, angka kematian ibu melahirkan mencapai 189 per 100 ribu kelahiran hidup. Indonesia menempati peringkat kedua AKI

tertinggi di ASEAN, jauh lebih tinggi daripada Malaysia, Brunei, Thailand dan Vietnam yang AKI sudah <100/100.000 KH.

• Kematian bayi tercatat mencapai 16,85 per 1.000 kelahiran hidup, sehingga merupakan peringkat ketiga tertinggi AKB di ASEAN.

• Berdasarkan data dari Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), sistem pencatatan kematian ibu Kementerian Kesehatan, jumlah kematian ibu pada tahun

2022 mencapai 4.005 dan di tahun 2023 meningkat menjadi 4.129. Sementara itu, untuk kematian bayi pada 2022 sebanyak 20.882 dan pada tahun 2023 tercatat

29.945.
Strategi Meningkatkan
Promkes-KIA

Meningkatkan pelaksanaan strategi promkes

• Social Support : Memanfaatkan dukungan social yang ada di masyarakat untuk


menjalankan program KIA dengan efektif dan efisien.

• Pemberdayaan Masyarakat : Mendorong, membina dan mengapresiasi kegiatan


Pemberdayaan Masyarakat yang berkaitan dan memiliki efek baik bagi KIA

• Advokasi : Melakukan advokasi terhadap pemerintah untuk mendukung seluruh


program KIA
Ruang Lingkup Bidan
 Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka sebagai klien.

 Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal, persalinan, nifas, bayi baru lahir

 Memberikan pelayanan kontrasepsi dan wanita dengan gangguan reproduksi.

 Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan, mencakup:
• Mengkaji status kesehatan
• Menentukan diagnosis,
• Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah
• Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana
• Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan,
• Membuat rencana tindak lanjut kegiatan/tindakan,
• Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan.
Peran Bidan dalam Promkes
 Advokator : Advokasi terhadap pemerintah untuk menignkatkan program KIA/KB
 Fasilitator : Mengoptimalkan dan membantu kegiatan yang berkaitan dengan KIA cotohnya
pengunaan sarana dan prasarana yang ada, seperti menyediakan waktu dan mendorong
partisipasi masyarakat.
 Edukator : Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien,
Melatih dan membimbing kader, Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan
bidan baru.
 Motivator : Melaksanakan tugas mandiri, kolaborasi, dan tugas ketergantungan sesuai ruang
lingkup dan kewenangan bidan dalam asuhan kebidanan pelayanan dasar pranikah, ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL, KB.
 Dedikator : Tidak hanya promosi Kesehatan, bidan berkomitmen melakukan pelayanan kebidanan
yang berkualitas, sesuai daur hidup Wanita seperti pada klimakterium, dan asuhan bayi balita dalam
konteks keluarga.
Perancangan Program Promosi Kesehatan dalam bidang
kebidanan
Penguatan Pemantauan Ibu Hamil berbasis Peer Group

Dosen Pengampu : Prof. Dr.dr. Masrul, M.Sc., Sp.GK

Oleh :
Bintari Tri A (2320332002)
Latar Belakang
• AKI Indonesia pada tahun 2020 sebesar 189/100.000 KH, target SDGs adalah 70/100.000 KH
• AKB Indonesia pada tahun 2020 sebesar 16,85/1000 KH, target SDGs adalah 12/1000 KH
• Penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan HPP.
• Penyebab Kematian bayi adalah BBLR dan komplikasi intrapartum.
• AKI dan AKB masih tinggi, padahal cakupan akses terhadap pelayanan Kesehatan, serta cakupan K1 hingga K4 meningkat.
• Jumlah RSU seluruh Indonesia meningkat, yaitu 2522 di tahun 2021 dan 2561 di Tahun 2022.
• Jumlah tenaga kebidanan secara nasional meningkat, tahun 2020 sejumlah 249.204 dan tahun 2022 menjadi 336.984.
• Angka kematian ibu dan bayi dapat dicegah dengan melakukan deteksi dan tatalaksana sesuai standar.
• Deteksi dini pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pelayanan ANC 6x sesuai Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
• Perlu dilakukan evaluasi serta beberapa percobaan inovasi terkait pelaksanaan ANC.
ANC Terpadu

Tujuan umum:
Sasarannya seluruh Wanita hamil di
Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang
komprehensif dan berkualitas sehingga ibu hamil dapat Wilayah RI
menjalani kehamilan dan persalinan dengan
pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi
yang sehat dan berkualitas.

Kehamilan bermasalah Kehamilan normal dan Sehat


ANC Terpadu 6x

K1 dan K2 pada UK 0-12 minggu , K1 murni dan K1 Akses


K3 pada UK 13-24 minggu
K4 hingga K6 pada UK >25 minggu
Dengan
Minimal 2x Kontak dengan Dokter, yaitu 1 kali di Trimester 1,dan 1 kali di
Trimester 3
Konsep Pelayanan ANC Terpadu
Cara Pemberian Pelayanan ANC Terpadu

• Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal
terpadu.
• Melakukan pemeriksaan antenatal pada setiap kontak.
• Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, termasuk konseling KB dan pemberian ASI.
• Memberikan dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan kebutuhan/keadaan ibu hamil serta membantu ibu
hamil agar tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman selama masa kehamilan dan menyusui.
• Melakukan pemantauan tumbuh kembang janin.
• Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
• Melakukan tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin atau melakukan
rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan.
• Mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman.
• Melakukan rencana antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi pada
proses persalinan.
• Melakukan tatalaksana kasus serta rujukan tepat waktu pada kasus kegawatdaruratan maternal neonatal.
• Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga kesehatan dan gizi
ibu hamil, mempersiapkan persalinan dan kesiagaan apabila terjadi komplikasi.
Pelayanan ANC 10 T
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus difteri (Td) bila diperlukan
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) dan malaria pada daerah endemis. Tes
lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi seperti: gluko-protein urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA), kusta, malaria daerah non endemis,
pemeriksaan feses untuk kecacingan, pemeriksaan darah lengkap untuk deteksi dini thalasemia dan pemeriksaan lainnya.
9. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan
10. Temu wicara (konseling) : Informasi yang disampaikan saat konseling minimal meliputi hasil pemeriksaan, perawatan sesuai usia kehamilan dan usia ibu, gizi ibu
hamil, kesiapan mental, mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas, persiapan persalinan, kontrasepsi pascapersalinan, perawatan bayi baru lahir,
inisiasi menyusu dini, ASI eksklusif.

Keterangan:
Tes laboratorium yang masuk dalam Standar Pelayanan Minimal adalah: pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan Hb dan pemeriksaaan glukoproteinuri (atas
indikasi).
Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki vaksin tetanus difteri
dan/atau pemeriksaan laboratorium, fasilitas pelayanan kesehatan dapat berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas untuk penyediaan
dan/atau pemeriksaan, atau merujuk ibu hamil ke Puskesmas atau KEMENKES RI fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang dap
Program Bagus, Jadi harus apalagi ?

Ruang lingkup kerja bidan yang luas tidak memungkinkan bidan desa memantau seluruh ibu
hamil sendirian selama 24x7. Kegawatdaruratan dalam kehamilan tidak dapat diprediksi
pada beberapa kasus.

Peningkatan cakupan kunjungan ANC yang hampir mencapai 75% saat ini, bahkan dengan
peningkatan jumlah tenaga bidan maupun peningkatan fasilitas Kesehatan, target AKI dan
AKB belum tercapai.

Diperlukan bantuan atau partisipasi, serta kemauan ibu hamil untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Perlu dicoba berbagai cara atau metode untuk mendorong para ibu hamil
berpartisipasi aktif.

Mencoba Metode “Peer Group”


Peer Group

Sekumpulan orang yang saling berinteraksi


yang mempunyai beberapa persamaan, baik
usia, jenis kelamin, maupun pola pikir
sehingga muncul perasaan selalu ingin
bersama.

MANUSIA = MAKHLUK SOSIAL


Dampak Positif Peer Group
Mengontrol tindakan-tindakan yang tidak terkendali.
Mendapatkan dukungan emosional, sosial
Mendapatkan tempat mengekspresikan diri
Mengembangkan kemapuan interaksi dan kemampuan saling
mempengaruhi secara positif
Kenapa Peer Group??
Manusia adalah makhluk social, pada metode peer group, kesamaan
latar belakang membuat peserta dapat lebih peduli dan saling
memahami satu sama lainnya.

Keberlanjutan komunikasi dan kepedulian, serta saling memotivasi


satu sama lainnya. Bila dilakukan bimbingan yang tepat dan ke
arah positif, diharapkan membawa dampak positif.
Analisis Manajemen

Man Money Material Method Machine

Aplikasi Whatsapp atau Group Whatsapp,


Ibu hamil,
Pembiayaan Mandiri Sosial media dengan chat Pertemuan Handphone Android
Bidan/Dokter
group lainnya Kelompok
Pelaksanaannya
• Bidan membuat kelompok kecil berdasarkan lokasi tempat tinggal dan usia kehamilan.
• Membuat grup dengan social media, contohnya whatsapp atau lainnya.
• Setiap kelompok menamai kelompoknya dengan mana yang disukai
• Setiap kelompok memilih ketua kelompok
• Ketua kelompok menentukan pertemuan untuk pergi bersama-sama melakukan
pemeriksaan kehamilan, mengikuti kelas ibu hamil, serta menginisiasi deteksi adanya
tanda bahaya kehamilan setiap harinya melalui grup social media.
• Bidan hanya berperan sebagai fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2023. Statistik Indonesia 2023. Jakarta : BPS.

BPS. 2022. Statistik Indonesia 2022. Jakarta : BPS.

Triana Indrayani, Muhammad Syafar. 2020. Promosi Kesehatan Untuk Bidan. Banten : AA Rizky

Mulati, Erna. 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Edisi Ketiga. Jakarta : Kemenkes RI.

Nurmala, Ira.2018.Promosi Kesehatan. Airlangga . Surabaya : University Press.

Tumurang, Marjes N.2018.Promosi Kesehatan. Sidoarjo : Indomedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai