Anda di halaman 1dari 12

SISTEM EKONOMI ISLAM

Dosen Pengampuh
Andi Bisriani, S.Pd., M.E
Bisnis dalam
Pandangan Islam
Moderator

Amelia Nur Wahida


Riza syaripuddin
2102010004 2102010009
Pemateri 2
Renaldi
2102010020

Sitti Mulyana Nurul Mutmainnah


2102010007 2102010015
Pembahasan
Pengertian Jual Beli
01 dalam Islam

Rukun dan Syarat


02 Jual Beli

Landasan Hukum
03 Jual Beli
Jual Beli dalam Islam
Jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar
benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela
diantara kedua belah pihak, dimana pihak yang satu
menerima benda-benda dan pihak lain menerima sesuai
dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan
secara syara’ dan disepakati.

Dalam Islam, jual beli disebut dengan al bai'. Al


bai' memiliki pengertian secara bahasa yaitu memindahkan
kepemilikan sebuah benda dengan akad saling mengganti.
Bisa pula, al bai' dimaknai dengan tukar menukar barang.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa


pengertian jual beli dalam Islam adalah pertukaran sebuah
barang untuk mendapatkan barang lainnya, atau mendapat
kepemilikan dari suatu barang yang dibayar melalui suatu
kompensasi atau iwad.
Rukun dan Syarat Jual Beli
Jual beli dianggap sah apabila sudah terpenuhi
rukun dan syaratnya. Maksudnya adalah, apabila seseorang
akan melakukan Jual beli harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Unsur-unsur yang menyebabkan sahnya jual beli
terpenuhi. Adapun rukun yang dimaksud dapat dilihat dari
pendapat ulama di bawah ini adalah:
• Adanya Penjual dan pembeli
• Adanya barang yang diperjual belikan
• Sighat (kalimat ijab kabul)
Jadi sebagaimana yang telah disebutkan di atas
bahwa jika suatu pekerjaan tidak terpenuhi rukun-rukunnya
maka pekerjaan itu akan batal karena tidak sesuai dengan
syara’ begitu juga dalam hal jual beli harus memenuhi ketiga
rukun-rukun tersebut.
Rukun dan Syarat Jual Beli
Nah, Dari ketiga rukun jual beli yantg telah
penulis uraikan di atas masing-masing mempunyai
persyaratan sebagai berikut :
a. Al-Muta’aqidain (penjual dan pembeli)
Para ulama sepakat bahwa orang yang
melakukan aqad jual beli (penjual dan pembeli) harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Baligh
Baligh berarti sampai atau jelas, yakni anak-
anak yang sudah sampai pada usia tertentu yang menjadi
jelas baginya segala urusan atau persoalan yang dihadapi.
Pikirannya telah mampu mempertimbangkan atau
memperjelas mana yang baik dan mana yang buruk.
2.Tidak Pemboros
Allah telah melarang hambanya melakukan
suatu pekerjaan dengan tujuan untuk menghambur-
hamburkan hartanya, karena perbuatan tersebut merupakan
sebuah pemborosan, yang telah dijelaskan bagi orang yang
melakukannya, merupakan perbuatan syaitan.
Rukun dan Syarat Jual Beli
3. Dengan kehendak sendiri (bukan paksaan)
Artinya yaitu, prinsip jual beli adalah suka sama suka antara
penjual dan pembeli, bila perinsip ini tidak tercapai jual beli
itu tidak sah.
b. Syarat untuk barang yang diperjual belikan
Untuk barang yang diperjual belikan hendaklah
barang tersebut bersih barangnya; dapat dimanfaatkan; milik
orang yang melakukan aqad; antara lain, mampu
menyerahkan mengetahui dan barang yang diaqadkan ada di
tangan.
c. Shighat atau lafaz ijab qabul.
Ijab adalah perkataan penjual seperti “saya jual
barang ini harga sekian”. Qabul adalah perkataan pembeli,
seperti saya beli dengan harga sekian.
Landasan Hukum Jual Beli
Adapun dasar hukum yang disyari’atkannya
jual beli dalam Islam yaitu:
a. Al-Qur’an
Jual beli ini adalah suatu perkara yang telah
dikenal masyarakat sejak zaman dahulu yaitu sejak zaman
para Nabi hingga saat ini, dan Allah mensyariatkan jual beli
ini sebagai pemberian keluangan dan keleluasaan dari-Nya
untuk hamba-hamba-Nya itu dalam surat tentang
diperbolehkan jual beli ini didasarkan pada Firman Allah
dalam Q.S. al-Baqarah ayat: 275.
Maksud dari Q.S. al-Baqarah ayat: 275 yaitu
bisa jadi merupakan bagian dari perkataan mereka (pemakan
riba) dan sekaligus menjadi bantahan terhadap diri mereka
sendiri. Artinya, mereka mengatakan hal tersebut (Innam al-
bai’u matsalu al-riba) padahal sebenarnya mereka
mengetahui bahwasanya terdapat perbedaan antara jual beli
dan riba.
Landasan Hukum Jual Beli
b. Hadist
Dari Jabir bin Abdullah r.a bahwasanya ia
mendengar Rasululloh bersabda pada tahun kemenangan di
Mekah: Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan
menjual minuman yang memabukkan (Khamr), bangkai,
babi dan berhala. Lalu ada orang bertanya, “ya, Rasululloh
bagai manakah tentang lemak bangkai, karena
dipergunakan mengecat perahu-perahu supaya tahan Air,
dan meminyaki kulit-kulit, dan orang-orang
mempergunakannya, untuk penerangan lampu?” beliau
menjawab, “tidak boleh, itu haram” kemudian diwaktu itu
Rasulullah saw, bersabda: Allah melaknat orang-orang
yahudi, sesungguhnya Allah tatkala mengharamkan
lemaknya bagi mereka, mereka cairkan lemak itu kemudian
dijualnya kemudian mereka makan harganya (HR Bukhari).
Landasan Hukum Jual Beli
Berdasarkan uraian hadits di atas dapat di
simpulkan bahwa manusia yang baik memakan suatu
makanan adalah memakan hasil usaha tangannya sendiri.
Maksudnya, apabila kita akan menjual atau membeli suatu
barang, yang diperjual belikan harus jelas dan halal, dan
bukan milik orang lain, melainkan milik kita sendiri. Allah
melarang menjual barang yang haram dan najis, maka Allah
melaknat orang-orang yang melakukan jual beli barang yang
diharamkan, seperti menjual minuman yang memabukkan
(Khamr), bangkai, babi lemak bangkai dan berhala.

c. Dasar Hukum Ijma


Para ulama fiqih dari dahulu sampai dengan
sekarang telah sepakat bahwa : Pada dasarnya semua bentuk
muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
Kesimpulan
1. jual beli dalam Islam adalah pertukaran sebuah barang
untuk mendapatkan barang lainnya, atau mendapat
kepemilikan dari suatu barang yang dibayar melalui suatu
kompensasi atau iwad.
2. Adapun rukun yang dimaksud dapat dilihat dari pendapat
ulama di bawah ini adalah:
a. Adanya Penjual dan pembeli
b. Adanya barang yang diperjual belikan
c. Sighat (kalimat ijab kabul)
Dari ketiga rukun jual beli yantg telah penulis uraikan di atas
masing-masing mempunyai persyaratan sebagai berikut :
a. Al-Muta’aqidain (penjual dan pembeli)
b. Syarat untuk barang yang diperjual belikan
c. Shighat atau lafaz ijab qabul.
3. Adapun dasar hukum yang disyari’atkannya jual beli
dalam Islam yaitu:
a. Al-Qur’an
b. Hadist
c. Ijma
Thanks!
Youtobe : Ekonomi Syariah Angkatan 21

Ig. _rrizzzzzza Ig. virgogiirls

Ig. sittimulyana11 Ig. aldhy_renall

Ig. _eksyar21

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, and includes icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai