Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PUASA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH Tujuan: 1 untuk membuktikan bahwa dalam k e a d a a n p u a s a a t a u k e l a p a r a n k a d a r g l i k o g e n h a t i a k a n b e r k u r a n g k a r e n a dipecah (glikogenelisis) 2 Untuk mengukur

kadar glukosa darah tikus dalam keadaan puasa dan tidak puasa

Dasar Teori : Metabolisme karbohidrat merupakan salah satu jenis metabolisme yangberlangsung dalam setiap tubuh makhluk hidup sepanjang hidupnya. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf (Irawan 2003). Kandungan penting dalam metabolisme karbohidrat diantaranya adalah glukosa. Glukosa digunakan tubuh sebagai senyawa penting dalam sistem aktivitas tubuh sehari-hari. Untuk mempertahankan kadar glukosa darah, didalam tubuh dapat berlangsung beberapa proses yaitu : pencernaan dan absorpsi makanan mengandung karbohidrat, proses glukoneogenesis, dan glikogenolisis di hepar dan parenkim ginjal. Perombakan cadangan glukosa dalam darah dan otot menjadi glukosa dikenal dengan nama glikogenolisis, sedangkan perubahan senyawa non-karbohidrat seperti asam amino, laktat, maupun gliserol menjadi senyawa glukosa dikenal dengan proses glukoneogenesis. Proses perubahan dari dan menjadi senyawa glukosa ini dilakukan dalam tubuh untuk menjaga kondisi homeostatis tubuh Pada macam-macam kondisi, seperti puasa, glikogen hati akan menurun pada rentang waktu 18 jam karena terjadi proses glikogenolisis (Amalia 2011). Manusia mampu menyimpan glikogen hingga 450 gr dimana 33.3% kandungannya berada di hati. Glikogen hati berfungsi untuk menjaga kadar gula pasca absorpsi. Pada saat konsumsi normal, glukosa dirubah menjadi glikogen oleh hormon insulin sedangkan pada saat puasa/kelaparan kadar glikogen menurun drastis bahkandapat mencapai kadar nol karena terjadi proses glukoneogenesis yang berfungs menyediakan glukosa darah. Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengukuran kandungan glikogen darah pada kondisi konsumsi normal dan pada kondisi puasa. Kandungan glikogen hati dinyatakan dan diukur secara tidak langsung

dengan menetapkan kadar glukosa yang berasal dari hasil hidrolisis glikogen hati. Pengaruh puasa tersebut juga dapat dilihat pada pengukuran glukosa kedua kelompok tikus

ALAT DAN BAHAN Alat Mikropipet Beaker glass Spektrofotometer Tabung folin wu Bahan Darah segar tikus puasa dan tidak puasa Na tungstat Asam sulfat Asam fosfomolibdat PROSEDUR KERJA 1. Ambil darah tikus puasa dan tikus tidak puasa.

Pembuatan filtrate darah folin wu 2. Tambahkan 2ml Na tungstat kedalam darah tikus tidak puasa. 3. Kemudian tambahkan asam sulfat kedalam darah tikus tidak puasa

4. Tambahkan 2ml Na tungstat kedalam darah tikus puasa. 5. Kemudian tambahkan asam sulfat kedalam darah tikus puasa. 6. Saring menggunakan corong Buchner dan vacuum.

7. Didapatkan filtrat darah bebas protein folin wu. Kemudian disimpan sampai praktikum berikutnya.

8. Filtrat darah setelah disimpan seminggu Ket: Kiri: filtrat darah tikus puasa Kanan: filtrat darah tikus tidak puasa

Pengukuran glukosa darah tikus tidak puasa (Dari kiri ke kanan) 9. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam filtrat folin wu uji (1) 10. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam Blanko 11. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam filtrat folin wu uji (2) 12. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam standar glukosa Pengukuran glukosa darah tikus puasa (Dari kiri ke kanan) 13. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam Blanko 14. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam standar glukosa 15. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam filtrat folin wu uji (1) 16. Tambahkan 2 ml tembaga alkalis kedalam filtrat folin wu uji (2) 17. Lakukan pemanasan pada air mendidih selama 8 menit. Ket: Kiri: filtrat folin wu tikus tidak puasa Kanan: filtrat folin wu tikus puasa

18. Setelah pemanasan, dinginkan selama 3 menit. Ket gambar atas (filtrat darah tidak puasa) (dari kiri ke kanan) Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis Larutan glukosa standar + tembaga alkalis Blanko + tembaga alkalis Ket gambar bawah (filtrat darah puasa) (dari kiri ke kanan) Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis Blanko + tembaga alkalis Larutan glukosa standar + tembaga alkalis 19. Tambahkan 2 ml asam fosfomolibdat kedalam masing masing larutan. Ket gambar atas (filtrat darah tidak puasa) (dari kiri ke kanan) Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis + asam fosfomolibdat. Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis + asam fosfomolibdat. Larutan glukosa standar + tembaga alkalis + asam fosfomolibdat. Blanko + tembaga alkalis + asam fosfomolibdat. Ket gambar bawah (filtrat darah puasa) (dari kiri ke kanan) Blanko + tembaga alkalis + asam

fosfomolibdat. Larutan glukosa standar + tembaga alkalis + asam fosfomolibdat. Filtrat folin wu uji (1) + tembaga alkalis + asam fosfomolibdat. Filtrat folin wu uji (2) + tembaga alkalis + asam fosfomolibdat. 20. Kemudian masing - masing sample diencerkan dengan aquades sampai 25 ml

21. Masukkan kedalam kuvet kemudian ukur absorbannya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.

DATA PENGAMATAN Absorbansi glukosa darah pada panjang gelombang 420 nm Blanko 0.083 nm 0.089 nm Standar 0.385 nm 0.371 nm Uji 1 0.284 nm 0.274 nm Uji 2 0.275 nm 0.265 nm

Tikus Puasa Tikus Tidak Puasa

Perhitungan glukosa darah tikus puasa Rata rata absorban uji (Ru) yang didapatkan:

nm ( )

( (

) )

Perhitungan glukosa darah tikus tidak puasa Rata rata absorban uji (Ru) yang didapatkan:

nm ( )

( ( PEMBAHASAN

) )

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah tikus puasa dan tidak puasa. Pengukuran kadar glukosa darah tikus ditetapkan dengan cara Folin Wu dimana protein darah dipisahkan terlebih dahulu dengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan terjadi akibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein. Metode Folin Wu digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Setelah didapatkan filtrat darah bebas protein maka dilakukan pengukuran kadar glukosa darah tikus puasa dan tidak puasa dengan menggunakan metode folin Wu. Metode ini digunakan dalam analisis kuantitatif gula dalam darah. Untuk mengukur kadar glukosa darah tikus puasa dan tidak puasa, dibuat sebanyak delapan sampel dalam tabung Folin - Wu. Empat tabung untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa dan empat lainnya untuk mengukur kadar glukosa tikus tidak puasa. Untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa, tabung pertama dan kedua diisi dengan 2 mL filtrate Folin Wu tabung ketiga diisi 2 mL larutan standart glukosa 0,1 gr/mL dan yang terakhir diisi dengan aquadest 2 mL. Tabung terakhir ini digunakan sebagai blanko. Untuk mengukur kadar glukosa tikus tidak puasa sam hal nya dengan yang telah dilakukan untuk mengukur kadar glukosa tikus puasa. Kedelapan tabung tersebut kemudian ditambahkan dengan 2 mL tembaga alkalis. Kemudian semuanya dipanaskan pada water bath bersuhu 1000C selama 8 menit. Selanjutnya ditambahkan dengan larutan asam fosfomolibdat dan terakhir diencerkan dengan aquadest dan diukur absorbannya menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 420 nm. Dasar dari penggunaan masing-masing reagen adalah ion kupri akan direduksi oleh gula dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Selanjutnya filtrat tersebut dipanaskan pada waterbath dengan suhu 1000C, pemanasan berfungsi untuk menambah laju reaksi Cu2O, sementara penidinginan dimaksudkan untuk menghentikan laju reaksi Cu 2O itu sendiri. Penambahan reagen asam fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan menjadi biru tua, karena terbentuk oksida molibdat. Dengan demikian, banyaknya Cu 2O yang terbentuk berhubungan secara linear dengan banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang berwarna biru tua yang terbentuk akibat melarutnya Cu2O karena oksida molibdat dapat diukur kadar glukosanya dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm.

Dan penambahan aquadest hingga volume 25 mL berfungsi untuk mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut oleh aquades dan juga mengencerkan larutan yang terbentuk agar volume yang diperoleh cukup untuk digunakan pada saat analisis menggunakan spektrofotometri. Kadar glukosa dalam tubuh makhluk hidup dapat digunakan untuk memprediksi metabolisme yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang tersedia. Jika kandungan suatu glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme secara enzimatik untuk menghasilkan energi. Pada saat berpuasa glukosa darah menurun secara signifikan dari waktu ke waktu. Jika kandungan glukosa tersebut dibawah batas minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme dapat mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneognesis untuk memenuhi sintesis glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah (poejiadji 1994). Dari hasil praktikum diperoleh kadar glukosa darah tikus puasa yaitu 65,0662 mg/dl sedangkan kadar glukosa darah tikus tidak puasa yaitu 64,007 mg/dl. Normalnya, kadar glukosa darah puasa yaitu 60 100 mg/dl dan kadar glukosa darah normal 2 jam setelah makan biasanya kurang dari 120 140. Sedangkan hasil praktikum menunjukkan, kadar glukosa darah tikus tidak puasa lebih kecil dari kadar glukosa darah tikus puasa. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor kesalahan dalam hal penyaringan untuk mendapatkan filtrat yang jernih masih terdapat campuran darah didalam filtrat nya atau dapat disebabkan oleh keadaan fisiologis hewan percobaan dalam praktikum kali ini yaitu tikus. Kesimpulan Dari hasil praktikum diperoleh kadar glukosa darah tikus puasa yaitu 65,0662 mg/dl Kadar glukosa darah tikus tidak puasa yaitu 64,007 mg/dl. Normalnya, kadar glukosa darah puasa yaitu 60 100 mg/dl Kadar glukosa darah normal 2 jam setelah makan biasanya kurang dari 120 140mg/dl Hasil praktikum menunjukkan kadar glukosa darah tikus tidak puasa lebih kecil dari kadar glukosa darah tikus puasa, hal tersebut tidak sesuai dengan teori.

Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor kesalahan dalam hal penyaringan untuk mendapatkan filtrat yang jernih masih terdapat campuran darah didalam filtrat nya atau dapat disebabkan oleh keadaan fisiologis hewan percobaan dalam praktikum kali ini yaitu tikus.

Anda mungkin juga menyukai