Anda di halaman 1dari 12

InfoPOM

ISSN 1829-9334
BERBAHASA INDONESIA SIARAN PERS OPERASI PANGEA IV BERANTAS OBAT ILEGAL ONLINE SIARAN PERS HASIL PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN POM RI

MENGULAS SUSU DAN PRODUK SUSU


Susu adalah cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu PENTINGNYA LABEL PANGAN mamalia dan mengandung banyak vitamin serta protein. Susu memiliki banyak manfaat, diantaranya untuk membantu proses pertumbuhan dan mencegah pengeroposan tulang. Sumber susu tidak hanya dari sapi, tetapi juga dari beberapa hewan mamalia lainnya seperti domba, kambing, kuda dan unta. Tidak semua orang bisa meminum susu segar, karena tidak terbiasa dengan aromanya. Namun dengan perkembangan teknologi, susu dapat diolah menjadi bentuk lain seperti yoghurt, keju dan es krim, sehingga produk tersebut dapat menjadi alternatif pilihan bagi konsumen untuk tetap dapat mengkonsumsi susu. Prinsip dasar pengolahan susu adalah dengan pasteurisasi dan sterilisasi, yang bila tidak dilakukan dengan baik dikhawatirkan dapat terkontaminasi bakteri. Kontaminasi dapat terjadi karena pemerahan yang tidak higienis, penyimpanan, pengolahan dan transportasi yang tidak memenuhi ketentuan yang seharusnya.

IAL ITOR ED
Pembaca yang terhormat,

Karena penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari telah memasyarakat dan meluas di seluruh wilayah nusantara, sebagaimana seharusnya, maka pemberian informasi baik lisan ataupun tertulis dalam bahasa Indonesia menjadi sangat penting, termasuk dalam memberikan informasi tentang produk pangan olahan yang beredar di pasaran. Saat ini, begitu banyak jumlah produk pangan beredar di pasaran, dengan tren yang menunjukkan bahwa terus meningkatnya jumlah produk pangan olahan impor. Disisi lain, informasi produk yang terdapat pada label di kemasan pangan olahan sangatlah penting untuk diketahui dan dipahami oleh konsumen. Oleh karena itu penggunaan bahasa Indonesia dalam label pangan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena selain agar informasi dapat diterima dan dipahami dengan mudah dan tepat, juga akan memudahkan pemerintah dalam melakukan pengawasan produk pangan yang beredar. Ulasan mengenai hal ini dapat disimak pada artikel Pentingnya Label Pangan Berbahasa Indonesia. Masih tentang produk pangan, untuk melengkapi artikel diatas, kami sajikan juga tulisan pendek tentang sistem pengelompokan pangan, agar pembaca mengetahui bahwa setiap jenis produk pangan dalam suatu kelompok memiliki definisi dan karakteristik dasar, yang masing-masing berbeda dengan yang lain. Sistem pengelompokan ini disebut kategori pangan dan telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor. HK.00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan. Dengan adanya pengkategorian pangan, maka diharapkan produk pangan yang beredar di Indonesia sesuai dengan definisi dan karakteristiknya tersebut. Sebagai contoh yang dikemukakan adalah satu jenis kategori pangan yaitu susu dan produk susu. Selain kedua artikel tersebut di atas, kami juga hadirkan siaran pers tentang Operasi Pangea IV Berantas Obat Ilegal Online dan siaran pers tentang Hasil Pengawasan Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat.Seperti biasa, pada halaman terakhir dimuat forum PIO Nas dan SIKer Nas yang berisi tanya jawab seputar informasi obat dan informasi keracunan dan penting diketahui oleh pembaca. Demikian, semoga infoPOM edisi ini dapat memberikan manfaat. Selamat membaca.

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Sajian Utama
Susu dalam Kategori Pangan Dalam rangka melakukan pengawasan produk pangan yang beredar, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) mengembangkan sistem pengelompokan pangan dimana setiap jenis produk pangan dalam suatu kelompok memiliki definisi dan karakteristik dasar yang sama Sistem pengelompokan ini disebut kategori pangan dan telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor. HK.00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan. Dengan adanya pengkategorian pangan, maka diharapkan produk pangan yang beredar di Indonesia sesuai dengan definisi dan karakteristiknya. Kategori Pangan disusun dengan mengacu pada ketetapan dari Codex Alimentarius Commision (CAC) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). CAC adalah komisi bersama yang dibentuk oleh organisasi pangan dan pertanian dunia (Food and Agricultural Organization, FAO) dan organisasi kesehatan dunia (World Health Organization, WHO) untuk menyusun standar keamanan, mutu, dan gizi pangan yang berlaku secara internasi onal. Krim diperoleh dengan proses Ada 16 kategori pangan dimana setiap kategori terdiri dari beberapa sub komponen lainnya. Contoh produk dalam sub kategori ini adalah krim pasteurisasi, whipped cream, krim rendah lemak, krim asam. pemisahan antara lemak susu dan susu kental manis, susu evaporasi, susu skim kental manis, krim kental manis, krimer kental manis. 01.4 Krim (tawar) dan sejenisnya 01.2 Susu fermentasi dan produk susu hasil hidroliza enzim renin (tawar) Termasuk dalam sub kategori ini diantaranya susu yang difermentasikan, susu yang diasamkan, yoghurt, dan susu yang digumpalkan dengan enzim renin. 01.3 Susu kental dan tiruannya Termasuk diantaranya produk kategori. Susu merupakan kategori pangan nomor 01.0. Produk produk susu dan terdiri dari 8 sub kategori sebagai berikut: 01.1 Susu dan minuman berbasis susu Contoh produk yang termasuk dalam sub kategori ini diantaranya susu segar, UHT, susu pasteurisasi, susu skim, susu lemak nabati, buttermilk, minuman susu berperisa.

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Sajian Utama
khusus diformulasikan untuk menjadi salah satu sumber gizi pada bulan bulan awal sampai nanti diperkenalkan dengan makanan pendamping. Kategori pangan di atas bersifat dinamis, yang dapat berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi. (Direktorat Standardisasi Produk 01.7 Makanan pencuci mulut 01.5 Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk tiruan (tawar) Sub Kategori ini diperoleh dengan penghilangan air dari susu dan krim sehingga berbentuk bubuk. Contoh produk dalam kategori ini diantaranya susu bubuk fullcream, susu bubuk berlemak instant, krim bubuk, campuran susu dan krim bubuk, bubuk buttermilk. 01.6 Keju dan keju tiruan (analog) Termasuk dalam sub kategori ini adalah keju dan produk keju serta keju analog. Contoh produk dalam sub kategori ini diantaranya keju, keju krim, keju mozarela, keju peram, bubuk keju, keju olahan, keju olahan berperisa. Termasuk dalam sub kategori ini adalah es krim, es susu, yoghurt berperisa, dan permen susu. 01.8 Whey dan produk whey, selain keju whey Whey merupakan cairan yang dipisahkan dari susu setelah penggumpalan susu dalam pembuatan keju dan produk sejenis lainnya. Produk whey dapat berbentuk cair maupun bubuk. Susu formula bayi dan lanjutan tidak masuk dalam kategori ini tetapi masuk dalam kategori pangan 13.0. Produk Pangan untuk Keperluan Gizi Khusus, karena susu formula bayi merupakan formula pengganti ASI untuk bayi yang secara berbahan dasar susu (contoh: puding, yoghurt berperisa atau yoghurt dengan buah) Pustaka: 1. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan, 2006 2. Eniza Saleh. Dasar Pangan)

Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Artikel

Pendahuluan Penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari telah memasyarakat dan meluas di seluruh wilayah nusantara. Tentu saja hal ini melalui beberapa tahap penyebaran penggunaan, dimulai dengan dinyatakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sampai dengan didorongnya penggunaan bahasa Indonesia pada berbagai media informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui ketentuan pemerintah, peraturan dan perundang-undangan. Lalu bagaimanakah penggunaan

bahasa Indonesia dalam rangka menyampaikan informasi kepada konsumen melalui label yang ada pada produk pangan? Artikel ini memberikan gambaran mengenai betapa pentingnya informasi yang ada pada label untuk dapat diterima dan diketahui oleh pembacanya secara mudah dan tepat. Untuk itulah sangat penting menyampaikan informasi ini dalam bahasa Indonesia. Produk Pangan di Indonesia

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan terjadi peningkatan yang lebih besar pada pangan impor (65%) dibandingkan dengan pangan produk dalam negeri (15%).1) Data ini menunjukkan betapa besarnya jumlah produk impor yang beredar di Indonesia dan ketatnya persaingan yang dihadapi oleh produk dalam negeri untuk memenangkan minat konsumen. Label Produk Pangan

Pangan olahan yang beredar di masyarakat merupakan produksi dalam negeri dan produksi luar negeri. Tren jumlah pangan olahan yang terdaftar pada Badan Sebagaimana diatur pada Undang-Undang Perlindungan Konsumen bahwa pelaku usaha wajib mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Artikel
memutuskan produk pangan yang sesuai dengan kebutuhan dan menghindari pangan tertentu. Informasi yang perlu diketahui oleh konsumen melalui label antara lain adalah nama produk, daftar bahan dan keterangan tentang kadaluwarsa (kedaluwarsa). Nama Produk Pangan Nama produk pangan merupakan identitas, pemberian nama produk barang dalam bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.2) Oleh karena itu sudah selayaknya produk pangan yang beredar di wilayah Indonesia diwajibkan memiliki label yang berbahasa Indonesia, seperti yang juga diamanatkan pada Undang-Undang Pangan. Ketentuan pada Undang Undang pangan ini menyatakan bahwa keterangan pada label yang beredar di Indonesia wajib ditulis atau dicetak dengan menggunakan bahasa Indonesia, angka Arab dan huruf latin. Penggunaan istilah asing, selain yang dimaksud diatas dapat dilakukan sepanjang tidak ada padanannya, tidak dapat diciptakan padanannya atau digunakan untuk perdagangan ke luar negeri.3) Melihat semakin pentingnya penggunaan bahasa Indonesia pada label, maka melalui Surat Edaran tentang Penerapan Ketentuan Label Pangan yang diterbitkan oleh Kepala BPOM pada tanggal 1 September 2010 secara jelas dinyatakan kembali bahwa dengan masih ditemukannya label yang tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan maka diingatkan dan ditegaskan kepada seluruh produsen, importir dan distributor pangan untuk mencantumkan label pangan dengan menggunakan bahasa Indonesia.4) Tidak hanya sekedar harus berbahasa Indonesia, masyarakat berhak memperoleh informasi mengenai produk pangan yang benar dan tidak menyesatkan. Dengan demikian, akan memudahkan konsumen untuk memahami semua informasi yang diperlukan sehingga membantu konsumen untuk memilih dan atau disebut sebagai nama jenis adalah berdasarkan Standar Nasional Indonesia dan atau berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPOM tentang Kategori Pangan.5) Ada beberapa jenis produk pangan yang kalau dilihat secara fisik memiliki bentuk dan warna yang sama tetapi merupakan jenis yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan adanya perbedaan komponen atau bahan yang digunakan. Misalnya produk Minuman Sari Buah dan Minuman Rasa Buah, merupakan 2 jenis yang berbeda, dimana Minuman Sari Buah terbuat dari 35% sari buah, sedangkan Minuman Rasa Buah hanya menggunakan 10% sari buah.6) Dengan mencantumkan nama produk dalam bahasa Indonesia maka konsumen dapat lebih mudah melihat perbedaan dari dua jenis minuman tersebut, dan bisa menentukan pilihan yang tepat sesuai kebutuhan.

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Artikel
Bahan yang Digunakan Informasi mengenai bahan yang digunakan tentu saja sangat penting. Beberapa zat atau jenis pangan tertentu dapat menimbulkan alergi, misalnya udang untuk orang yang intoleran terhadap protein yang terdapat di dalam udang. Jika pada daftar bahan tidak dicantumkan informasi dalam bahasa Indonesia maka bisa jadi konsumen tidak mengetahui dengan jelas bahan yang digunakan didalam produk pangan tersebut. Dan jika konsumen mengkonsumsi produk pangan yang mengandung zat yang tidak boleh di konsumsi, maka akan mengalami efek negatif yang mungkin menimbulkan bahaya kesehatan yang pada kasus tertentu bisa berujung pada kematian. Keterangan tentang Kadaluwarsa Keterangan yang memberikan informasi mengenai batas waktu masih layaknya produk pangan dikonsumsi disebut sebagai kadaluwarsa. Begitu pentingnya informasi ini untuk konsumen sehingga pada Undang-Undang Pangan dinyatakan bahwa setiap orang dilarang mengganti, melabel kembali, atau menukar tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa pangan yang diedarkan.7) Kemudian pada Peraturan Pemerintah tentang Label dan Iklan Pangan ditegaskan kembali bahwa setiap orang dilarang menukar tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa.8) Jadi sangat penting menuliskan keterangan tentang kadaluwarsa dalam bahasa Indonesia, angka Arab dan huruf latin, karena apabila tidak, maka informasi mengenai tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa pun tidak dapat diketahui / dipahami oleh konsumen. Penutup Penggunaan bahasa Indonesia pada label tidak hanya bermanfaat bagi konsumen sehingga informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat, melainkan juga akan memudahkan pengawasan produk pangan yang beredar. Pengawasan produk pangan merupakan tanggung jawab semua pihak, yaitu pemerintah, industri pangan, akademisi dan konsumen itu sendiri. Pengawasan oleh semua pihak pada produk pangan yang beredar melalui label akan menjadi seleksi secara tidak

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Artikel
langsung terhadap kualitas produk pangan. Produk pangan yang labelnya tidak memberikan informasi yang jelas sebaiknya tidak menjadi pilihan konsumen, selain akan menimbulkan kerugian karena produk pangan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan yang diinginkan, ketidakjelasan informasi pada label juga dapat juga berisiko karena produk pangan mungkin mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan pada orang-orang tertentu. (Direktorat Standardisasi Produk Pangan)
2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 8. 3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

Pustaka
1) Sumber: Direktorat Penilaian

5)

Peraturan Pemerintah Nomor 69

Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Pasal 18 ayat (1) dan (2). 6) Surat Keputusan Kepala Badan

Keamanan Pangan BPOM (2011)

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan. Lampiran XIV Kategori Pangan 14.1.4.2 Minuman Berbasis Air Berperisa Tidak Berkarbonat, Termasuk Punches dan Ades. 7) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1996 tentang Pangan. Pasal 31 ayat (2) dan (3). 4) Surat Edaran Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.05.01.1.52.09.10.8502 Tahun 2010 tentang Penerapan Ketentuan Label Pangan.

1996 tentang Pangan. Pasal 32. 8) Peraturan Pemerintah Nomor 69

Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Pasal 29 huruf b.

Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK)


ULPK adalah unit layanan yang dibentuk untuk menampung pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan mutu, keamanan dan aspek legalitas produk : Obat Makanan dan minuman Kosmetika dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Obat tradisional Narkoba Bagaimana cara menyampaikan pengaduan ke ULPK? Melalui telepon di nomor 021-4263333 , 32199000 Melalui faksimili di nomor 021-4263333 , 4209221 Melalui Email ulpk@pom.go.id, ulpk_badanpom@yahoo.co.id Datang langsung ke: Unit Layanan Pengaduan Konsumen Badan Pengawas Obat dan Makanan Jln. Percetakan Negara No. 23 Jakarta 10560

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Siaran Pers
SIARAN PERS OPERASI PANGEA IV BERANTAS OBAT ILEGAL ONLINE

BADAN POM RI

Untuk melindungi kesehatan masyarakat dan menerapkan tindakan kehati-hatian terhadap kemungkinan peredaran obat ilegal termasuk palsu, Badan POM secara terus menerus dan berkesinambungan telah melakukan pengawasan baik pre-market maupun post-market, termasuk pengawasan promosi. Dari hasil pantauan beberapa tahun terakhir marak ditemukan penjualan obat ilegal termasuk palsu melalui media internet. Penertiban obat ilegal termasuk palsu yang dipromosikan melalui internet telah dikoordinasikan oleh International Criminal Police Organization (ICPO)-Interpol yang diberi sandi OPERASI PANGEA yaitu suatu aksi internasional yang dilakukan dalam satu minggu dengan sasaran penjualan produk obat ilegal termasuk palsu secara online. Operasi Pangea baru pertama kali diikuti oleh Indonesia. Pada tahun 2008 Operasi Pangea I diikuti oleh 8 negara, Operasi Pangea II tahun 2009 diikuti oleh 25 negara, Operasi Pangea III tahun 2010 diikuti oleh 44 negara dan Operasi Pangea IV tahun 2011 diikuti oleh 81 negara termasuk Indonesia yang difasilitasi oleh National Central Bureau (NCB)-Interpol dengan tujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap risiko kesehatan terkait obat, suplemen makanan ilegal serta produk palsu dan mengungkap semua pelaku sindikat jaringan yang terlibat termasuk melakukan penyitaan, penangkapan dan penahanan termasuk menutup situs yang mempromosikan produk ilegal termasuk produk palsu. Pelaksanaan Operasi Pangea IV di Indonesia dilakukan oleh Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal yang terdiri dari Badan POM, Kepolisian RI, Direktorat Jenderal Bea Cukai pada tanggal 20 27 September 2011 dan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Dari Operasi Pangea IV berhasil diidentifikasi sebanyak 30 situs website yang mempromosikan obat ilegal termasuk palsu. Serta dilakukan penyitaan terhadap produk obat, obat tradisional, dan suplemen makanan ilegal. Dari hasil operasi tersebut dilakukan pemeriksaan 4 (empat) sarana, dimana berhasil ditangkap dan ditahan 2 (dua) orang pelaku yang mempromosikan dan mengedarkan produk ilegal termasuk palsu serta 2 (dua) orang diperiksa guna pengembangan untuk memperoleh informasi sumber perolehan produk ilegal.

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Siaran Pers
Jumlah produk yang disita sebanyak 57 item umumnya obat ilegal sebanyak 43 item (75,4%) terdiri dari kategori disfungsi ereksi sebanyak 26 item (45,6%), perangsang wanita/female libido drugs sebanyak 10 item (17,5%), anestesi lokal sebanyak 7 item (12,3%), dan obat tradisional ilegal sebanyak 12 item (21,1%) terdiri dari kategori penurun berat badan sebanyak 5 item (8,8%) dan minyak gosok 7 item (12,3%) serta suplemen makanan ilegal sebanyak 2 item (3,5%), dengan jumlah sebanyak 1.225 kotak, 115 botol, 24 tube, 13 sachet, 240 tablet, dengan nilai sekitar Rp. 82.000.000 (delapan puluh dua juta rupiah). Tren temuan Operasi Pangea IV di Indonesia ini hampir sama dengan tren temuan Operasi Pangea III yang dilakukan secara internasional tahun 2010 yaitu obat disfungsi ereksi dan perangsang wanita/ female libido drugs. Kedua obat ini adalah jenis obat yang paling banyak ditemukan, diikuti jenis anestesi lokal dan obat penurun berat badan. Untuk situs website yang telah teridentifikasi mempromosikan dan menawarkan produk ilegal termasuk palsu tersebut, Kepala Badan POM selaku Ketua Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal telah mengajukan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika RI untuk melakukan upaya pemblokiran website. Sebagai informasi, keberadaan Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal telah dicanangkan oleh Wakil Presiden RI pada tanggal 31 Januari 2011 di Jakarta. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, apabila masyarakat menemukan hal-hal yang dicurigai terkait peredaran produk obat, obat tradisional, dan suplemen makanan ilegal termasuk produk palsu yang diedarkan melalui internet, dapat melaporkan kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Badan POM dengan nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau email

ulpk@pom.go.id atau Layanan Informasi Konsumen di Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.

Jakarta, 5 Oktober 2011 Biro Hukum dan Humas Badan POM RI

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

InfoPOM

Siaran Pers
SIARAN PERS HASIL PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT BADAN POM RI

Untuk melindungi masyarakat dari penggunaan Obat Tradisional (OT) yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, manfaat dan mutu, Badan POM RI secara rutin dan berkesinambungan melakukan pengawasan peredaran obat tradisional, termasuk kemungkinan dicampurnya Obat Tradisional dengan Bahan Kimia Obat (OT-BKO). Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM di seluruh Indonesia sampai dengan bulan Juli tahun 2011 ditemukan 21 OT-BKO, 20 diantaranya merupakan OT tidak terdaftar (ilegal), dan oleh sebab itu Badan POM mengeluarkan peringatan/public warning sebagaimana terlampir I, dengan tujuan agar masyarakat tidak mengkonsumsi OT-BKO karena dapat membahayakan kesehatan. Analisis temuan OT-BKO selama 5 tahun terakhir, terjadi penurunan temuan OT mengandung BKO dari 1,65% menjadi 0,72% dari seluruh OT yang disampling dengan rincian, pada tahun 2007 (1,65%); tahun 2008 (1,27%); tahun 2009 (1,06%) tahun 2010 (0,84%); dan tahun 2011 sejumlah 0,72% Obat Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat. Bahan Kimia Obat (BKO) yang diidentifikasi terkandung dalam OT tersebut menunjukkan tren yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada kurun waktu 2001-2007 temuan OT-BKO menunjukkan tren ke arah obat rematik dan penghilang rasa sakit antara lain obat tradisional mengandung bahan obat Fenilbutason, Metampiron, Parasetamol, dan Asam Mefenamat. Sedangkan pada periode 2008 - pertengahan 2011 temuan OT-BKO menunjukkan perubahan tren ke arah obat pelangsing dan obat penambah stamina/aprodisiaka antara lain mengandung bahan obat Sibutramin, Sildenafil, dan Tadalafil. Sebagai tindak lanjut terhadap temuan OT-BKO tersebut diatas, dilakukan penarikan produk dari peredaran dan pemusnahan. Untuk OT yang telah terdaftar dan ditemukan mengandung BKO maka nomor registrasi dicabut. Selanjutnya kepada siapapun diperingatkan untuk tidak melakukan produksi dan/atau mengedarkan OT-BKO karena hal tersebut melanggar hukum. Karena temuan ini merupakan tindak pidana, maka kasusnya dibawa ke pengadilan bekerja sama dengan aparat penegak hukum lainnya. Selama lima tahun terakhir sejumlah 114 kasus diajukan ke pengadilan dengan sanksi putusan pengadilan paling tinggi hukuman kurungan 6 (enam) bulan dengan masa percobaan

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

10

InfoPOM

Siaran Pers
8 (delapan) bulan dan denda berkisar antara Rp 500.000 Rp. 1.500.000,-. Putusan pengadilan ini belum menimbulkan efek jera bagi pelaku tindak pidana di bidang obat dan makanan. Badan POM terus melakukan koordinasi lintas sektor antara lain dengan Pemda Kab/Kota (Dinas Kesehatan/Dinas Perindustrian/Dinas Perdagangan) serta Asosiasi dalam melaksanakan pengawasan OT. Kepada UMKM produsen jamu juga dilakukan pembinaan/advokasi agar dapat memenuhi persyaratan OT yang ditetapkan. Kepada masyarakat: 1. Ditegaskan untuk tidak mengkonsumsi OT-BKO sebagaimana tercantum dalam lampiran

peringatan/public warning ini termasuk peringatan/public warning yang sudah diumumkan sebelumnya, karena dapat menyebabkan risiko bagi kesehatan bahkan dapat berakibat fatal. 2. Diharapkan melaporkan kepada Badan POM atau Pemda setempat apabila diduga adanya produksi dan

peredaran OT secara ilegal kepada Unit Layanan Pengaduan Konsumen Badan POM RI di Jakarta, nomor telepon: 021-4263333 dan 021-32199000 atau email ulpk@pom.go.id atau melalui

Layanan Informasi Konsumen di Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia. Demikian peringatan ini disampaikan untuk diketahui dan disebarluaskan.

Jakarta, 5 Oktober 2011 Biro Hukum dan Humas Badan POM RI

Vol. 12 No. 5 September - Oktober 2011

11

InfoPOM

FORUM PIONas
IO Nas adalah Pusat Informasi Obat Nasional yang menyediakan akses informasi terstandar (Approved Label) dari semua obat yang beredar di Indonesia yang telah disetujui oleh Badan POM sebagai NRA (National Regulatory Authority). PIONas melayani permintaan informasi dan konsultasi terkait dengan penggunaan Obat. Permintaan informasi ke PIONas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke PIONas (Ged. A, lt.1, BPOM, Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 02142889117/021-4259945, HP nomor 08121899530, email : informasi@pom.go.id

FORUM SIKerNas
IKerNas adalah Sentra Informasi Keracunan Nasional yang secara aktif mencari dan mengumpulkan data/informasi keracunan dan menyiapkannya sebagai informasi yang teliti, benar dan mutakhir serta siap pakai untuk diberikan/diinformasikan kepada masyarakat luas, profesional kesehatan, serta instansi pemerintah/swasta yang membutuhkannya dalam rangka mencegah dan mengobati keracunan. Permintaan informasi ke SIKerNas dapat disampaikan secara langsung dengan datang ke SIKerNas (Ged. A, lt.1, BPOM, Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat) atau melalui telepon di nomor 021-42889117/021-4259945, HP nomor 081310826879, email : siker@pom.go.id

Pertanyaan Pada wajah saya terdapat banyak bekas jerawat. Obat apa yang cocok saya gunakan agar flek-flek hitam di wajah dapat hilang? (Debora T., Asisten Apoteker) Jawaban Jerawat merupakan gangguan pada kelenjar lemak (kelenjar sebasea) yang ditandai dengan pembentukan sebum (zat berminyak yang dihasilkan oleh kelenjar lemak) yang berlebihan sehingga tertimbun di folikel (kantong rambut) dan menyebabkan folikel membengkak. Jerawat terbagi menjadi dua jenis, yaitu tidak meradang dan meradang. Jerawat yang tidak meradang terdiri dari komedo tertutup (whitehead) dan komedo terbuka (blackhead). Sedangkan pada jerawat yang meradang, folikel tidak hanya tersumbat oleh sebum tetapi juga oleh bakteri, kemudian folikel pecah dan sebum serta bakteri keluar ke dermis (lapisan kulit dalam) dan menyebabkan peradangan di kulit. Akibat peradangan tersebut, timbul luka yang akhirnya menimbulkan bekas luka jerawat. Bekas luka jerawat, seperti halnya bekas luka lain, terjadi akibat proses penyembuhan luka dimana timbul jaringan parut dari pembentukan kolagen (protein yang merupakan komponen utama pembentuk kulit) secara terus-menerus. Perbedaan bekas luka jerawat dengan bekas luka lainnya adalah, luka yang disebabkan oleh jerawat terdapat di dalam kulit bukan di permukaan kulit, sedangkan bekas luka lainnya umumnya di permukaan kulit. Hal itu menyebabkan bekas luka jerawat sulit hilang. Bekas luka jerawat juga dipengaruhi oleh lama dan keparahan peradangan; makin lama dan makin parah peradangan, maka makin parah bekas luka yang timbul. Pada proses peradangan, selain menimbulkan kemerahan pada daerah yang meradang, kemungkinan juga memicu melanogenesis (pembentukan melanin, zat yang memberikan warna/pigmen hitam di kulit) yang akhirnya menimbulkan hiperpigmentasi atau flek-flek hitam di kulit. Karenanya lebih utama untuk mengobati jerawat dengan mengurangi peradangan agar tidak meninggalkan bekas luka jerawat. Bekas luka jerawat berupa flek hitam dapat dihilangkan dengan menggunakan obat-obat topikal yang dioleskan di kulit. Namun karena tergolong sebagai obat keras, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter. Obat-obat tersebut biasanya mengandung hidrokinon, tretinoin, dan asam azeleat, yang bekerja dengan cara menghambat melanogenesis serta memicu pengelupasan kulit. Selain terapi dengan obat, terapi lain untuk menghilangkan bekas jerawat adalah terapi peeling atau laser. Kedua terapi tersebut juga harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, oleh karena itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kulit terlebih dahulu.

Pertanyaan Apakah styrofoam aman digunakan sebagai kemasan pangan? Jika tidak aman, apa bahayanya bagi kesehatan? (Heri, karyawan) Jawaban Polistirene foam atau yang lebih dikenal sebagai Styrofoam terbuat dari monomer yang bersifat relatif stabil dan tidak aktif yang terbentuk melalui proses pembentukan polimer (polimerisasi) dari monomer stiren. Bentuk fisik styrofoam terlihat seperti busa biasanya berwarna putih, lunak, getas dan berinteraksi dengan lemak serta pelarut tertentu. Styrofoam dapat digunakan untuk mengemas pangan, namun perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya migrasi monomer stiren ke dalam pangan tersebut. Migrasi dipengaruhi oleh tipe pangan, suhu, dan lama kontak, seperti contohnya kontak langsung dengan makanan berlemak, makanan dalam keadaan panas dan kontak makanan dengan kemasan dalam waktu cukup lama. Dalam tubuh monomer stiren akan berakumulasi dalam jaringan lemak sehingga dampaknya baru akan dirasakan setelah terpapar dalam jangka panjang. Efek yang ditimbulkan seperti gangguan pada system saraf pusat, dengan gejala sakit kepala, letih, depresi, disfungsi sistem saraf, hilang pendengaran, dan neuropati periferal. Beberapa penelitian epidemiologi menduga stiren dapat meningkatkan risiko penyakit leukemia dan limfoma serta endocrine disrupter (EDC). EDC adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada system endokrin dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan. Tips penggunaan Styrofoam untuk kemasan pangan: 1. Hindari menggunakan microwave untuk memanaskan makanan yang dikemas dengan Styrofoam 2. Hindari menggunakan kemasan Styrofoam yang rusak atau sudah berubah bentuk untuk wadah makanan yang berminyak dan atau panas. 3. Perlu diperhatikan bahwa Styrofoam hanya dapat digunakan 1 kali

Redaksi menerima sumbangan artikel yang berisi informasi terkait dengan obat, makanan, kosmetika, obat tradisional, komplemen Redaksi menerima sumbangan artikel yang berisi informasi terkait dengan obat, makanan, kosmetika, obat tradisional, komplemen makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan identitas diri penulis. makanan, zat adiktif dan bahan berbahaya. Kirimkan tulisan melalui alamat redaksi dengan melampirkan identitas diri penulis.
Penasehat Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah Sekretaris Utama Badan POM Penanggungjawab Kepala Pusat Informasi Obat dan Makanan Redaktur Kepala Bidang Informasi Obat Editor Dra. Tri Asti I, Apt, Mpharm; Dra. Murti Hadiyani; Sandhyani ED, S.Si, Apt Kontributor DR. Tepy Usia, Apt, M.Phil, Ph.D; Dra. Deksa Presiana, Apt, M.Kes; Dra. Dyah Nugraheni, Apt; Dra. Lucky Hayati, Apt; Dra. Sutanti Siti Namtini Ph.D; Dra. Sri Mulyani, Apt; Drh. Rachmi Setyorini, MKM; Yustina Muliani, S.Si, Apt; Judhi Saraswati, SP. MKM; Ellen Simanjuntak, SE; drg. Indah Ratnasari; Galih Prima Arumsari, S.Farm, Apt; Dewi Sofiah Sekretariat Yulinar, SKM, Msi; Arief Dwi Putranto, S.Si, Apt; Denik Prasetiawati, S.Farm, Apt; Tanti Kuspriyanto, S.Si, M.Si; Arlinda Wibiayu, S.Si, Apt; Netty Sirait, Surtiningsih Desain grafis Indah Widyaningrum, S.Si, Apt; Eriana Kartika, S.Si, Apt Fotografer Ridwan Sudiro, S.Sos
PUSAT INFORMASI OBAT DAN MAKANAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat Tlp. 021-4259945; Fax. 021-42889117 e-mai informasi@pom.go.id

Anda mungkin juga menyukai