Anda di halaman 1dari 13

BAB I LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang sempurna dalam penciptaannya sebagaimana Allah SWT firmankan : "Kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk". Indikasi kesempurnaan manusia tidak hanya dilihat dari sisi akal saja, yang dengannya manusia mampu membuat teknologi teknologi mutakhir untuk memudahkan manusia dalam bekerja. Namun, disatu sisi kesempurnaan manusia juga dilihat dari sebuah karunia lain yaitu gharizah dalam diri manusia. Yang pertama gharizatun tadayyun (naluri mensucikan sesuatu), dengan naluri ini manusia selalu merasa ingin bertuhan kepada sesuatu. Mensucikan-Nya dan Menyembah-Nya Gharizatul baqa' (naluri mempertahankan diri), yang mana naluri ini membuat manusia berani melawan ketika tertindas atau merasa terancam. Dan yang terakhir adalah gharizatun nau' (naluri melestarikan jenis), dengannya manusia mampu berkasih sayang dan saling mencinta dalam rangka melanjutkan dan melestarikan jenis dan keturunannya. Naluri atau gharizah ini seandainya tidak dipenuhi oleh manusia dia tidak akan menimbulkan kematian. Namun, hanya akan menimbulkan kegelisahan dan keresahan dalam batin manusia. Terkait dengan perkembangan kedokteran dan teknologi kesehatan masa kini, salah satu keresahan besar manusia karena tidak terpenuhinya gharizatun nau' (naluri melestarikan jenis) yaitu mereka pasangan-pasangan suami istri yang tidak mampu memperoleh keturunan dengan cara yang normal sudah mulai mendapatkan pencerahan dan harapan dengan teknologi rekayasa reprosuksi. Adakah pertentangan teknologi rekayasa reproduksi ini yang notabene ilmu barat bertentangan dengan ajaran dan kaidah dasar Islam?, apa-apa saja jenis rekayasa reproduksi?, adakah keuntungannya untuk kehidupan manusia?, apa pengertian dan prosesnya?. Maka dari itu dalam makalah ini penyusun akan bedah seluk beluk rekayasa reproduksi serta membahasnya dalam sudut pandang Islam dan sudut pandang pengetahuan barat. Di samping untuk memenuhi tugas makalah dalam mata kuliah Agama Islam.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian rekayasan reproduksi? 2. Apa saja jenis, contoh dan bagaimana proses dari rekayasa reproduksi? 3. Bagaimana sudut pandang pengetahuan barat tentang rekayasa reproduksi? 4. Bagaimana sudut pandang Islam tentang rekayasa reprosuksi?

PENDAHULUAN
Belakangan ini telah berkembang satu teknologi baru yang mampu mempermudah proses reproduksi bagi pasangan-pasangan suami istri yang tidak mampu bereproduksi secara normal, teknologi ini dikenal dengan nama rekayasa reproduksi. Rekayasa reproduksi merupakan usaha manusia dalam memanipulasi hormon-hormon dan faktor-faktor reproduksi untuk kepentingannya, yaitu kesejahteraan manusia. Dalam pelaksanaannya, rekayasa reproduksi melibatkan banyak disiplin ilmu, misalnya fisiologi, morfologi, anatomi, biokimia, mikrobiologi, dan terutama biologi molekuler. Beberapa jenis rekayasa reproduksi telah berhasil dilakukan pada beberapa pasangan suami istri dalam rangka membantu banyak pasangan suami istri yang tidak mampu bereproduksi secara normal yang memiliki keinginan berketurunan. Namun, ada salah satu cabang reproduksi yang cukup kontroversial yaitu kloning. Memang dunia mampu menerima ketika Kloning diterapkan pada tanaman. Tapi, ketika para ilmuan telah menjadikan hewan bahkan manusia sebagai objek Kloning. Hal ini mendapat pertentangan dari pihak koservatif, pihak gereja dan ulama-ulama dari kalangan kaum muslimin.

BAB II PEMBAHASAN
1. Jenis, Contoh dan Bagaimana Proses dari Rekayasa Reproduksi a. Inseminasi Buatan Inseminasi Buatan merupakan terapan yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma kedalam vagina oleh seorang ahli kesehatan. Inseminasi buatan dilakukan terhadap perempuan yang suaminya memiliki jumlah sperma yang sedikit. Pada inseminasi buatan, sperma diambil dari suami lewat masturbasi atau senggama terputus. Sekumpulan cairan sperma dikumpulkan di dalam gelas. Lewat penelitian laboratorium, dipilih sperma berkualitas tinggi untuk disemai. Setelah didapat, sperma dimasukkan ke dalam rahim lewat vagina. Pembuahan masih berlangsung di kandungan. Menurut Noekman Moeloek, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Androligi Indonesia, cara ini diterapkan juka jumlah sperma 15 juta/ml. b. Bayi Tabung Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang berlangsung di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari teknologi inseminasi buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif. Teknologi bayi tabung ini diterapkan sejak 1978 oleh embriolog Edward dan ginekolog Steptoe. Keduanya dari Inggris. Pada saat itu kedua dokter ini berhasil membuat bayi tabung bernama Louise Brown. Kini sejulah rumah sakit pemerintah, seperti Rumah sakit Hasan Sadikin (Bandung), Dr. Soepomo (Surabaya), Cipto Mangunkusumo dan Harapan Kita (Jakarta) sudah menyediakan fasilitas ini.

Bedanya dengan Inseminasi, teknologi ini sedikit rumit. Suami istri diberi obat hormonal dulu. Tujuannya, agar jumlah sperma dan sel telur melebihi normal. Setelah itu, sejumlah sperma dan sel telur dikeluarkan dari tubuh, dan ditempatkan dalam tabung.lalu dicari sperma dan sel telur yang berkualitas tinggi. Selama dua jam, sejumlah sperma dibiarkan membahi sel telur di dalam tabung. Proses ini dipantau iga hari. Dari sejumlah pembuahan, dipilih embrio terbaik untuk ditanamkan kembali ke rahim ibu. Kita biasanya sering mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk segera mendapatkan keturunan. Secara Detail proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut: Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil dengan suatu alat dan disimpan di dalam tabung yang berisi medium seperti kondisi yang ada pada rahim wanita hamil. Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan diamati sehingga terjadi fertilisasi. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan ke dalam tabung. Jika sel telur yang sudah dibuahi, disebut zigot, berkembang dengan baik dan menjadi embrio, maka embrio tersebut akan disuntikkan kembali ke dalam rahim induknya semula.

c. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) Intracytplasmic Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode dan prosedur yang lebih vanggih. Satu sel sperma disuntikkan langsung ke sebuah sel telur. Metode tersebut lebih efektif pada seorang laki-laki yang memiliki masalah kesuburan. Umunya ICSI dipilih bila dinding sel telur terlalu tebal dan ada kerusakan pada sitoplasma, cairan yang mengelilingi inti sel telur. Tapi, bias juga dipilih kalau ternyata kepala sperma tidak normal. Dengan metode ini, sperma tidak harus diambil lewat ejakulasi. Dalam sperma yang tidak keluar bersama air mani, ICSI bias diandalkan. Tentu saja harus melalui dua cara, yaitu MESA dan testicular sperm extraction (TESE). MESA adalah teknik pengambilan sperma di epididimis, bagian testis yang berfungsi sebagi tempat pematangan sperma. Sementara itu, TESE mengambil sel berbentuk kecebong ini langsung dari pabriknya, meski spermanya belum matang. Akan tetapi, teknologi ICSI ini punya efek samping, terutama pada pemberian obat menuerut Nukman, sewaktu diperkenalkan pertama kali, tingkat keberhasilan ICSI dalam membuahi sel telur Cuma 2%. Tapi, kini bias mencapai 80%, walaupun masih mungkin terjadi keguguran. d. Kloning Kloning pengertian secara sederhanya adalah cangkok: yaitu penggabungan unsurunsur hayati dua atau lebih untuk memperoleh manfaat tertentu. Dibidang biologi molekuler, pengertian kloning ini sering dikonotasikan dengan teknologi penggabungan fragment (potongan) DNA, sehingga pengertiannya identik dengan teknologi rekombinan DNA atau rekayasa genetik.

Namun pengertian di luar itu juga masih tetap digunakan, misalnya kloning domba dsb, yang merupakan "penggabungan" unsur inti sel dengan sel telur tanpa inti. Dengan demikian teknologi kloning ini juga termasuk dalam wacana bioteknologi; malah bisa dikatakan sebagai hal yang mendasar untuk bioteknologi. Teknologi kloning memang memungkinkan untuk dikembangakan ke arah rekayasa pembuatan jaringan atau organ tertentu. Namun mesti memperhatikan masalah etik. Mengenai rekayasa darah untuk keperluan transfusi, meskipun sel darahnya sendiri bisa diusahakan melalui teknologi kloning (melalui stimulasi hematopoietic progenitors, atau dari stem cells-nya), namun mesti juga harus memperhatikan komponenkomponen lainnya selain komponen sel-sel darah. Adapun kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh manusia, kemudian diambil inti selnya (nukleusnya), dan selanjutnya ditanamkan pada sel telur (ovum) wanita yang telah dihilangkan inti selnya dengan suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau inseminasi buatan. Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang telah bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan, agar dapat memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode genetik sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan pada sel telur perempuan. Di satu sisi, Kloning tidak hanya dilakukan kepada manusia sebagai objeknya. Juga banyak teknologi Kloning yang kemudian berkembang di dunia peternakan dan perkebunan untuk memperoleh hewan, buahbuahan, dan sayur-sayuran varietas unggul. 2. Rekayasa Reproduksi menurut Pengetahuan Barat Dalam sudut pandang barat tentunya rekayasa reproduksi yang berkembang dipandang hanyalah sebuah perkembangan teknologi sekaligus sebagai bukti kejayaan mereka dalam bidang teknologi dan kemajuan sains. Terlebih tentang masalah Kloning manusia. Memang rekayasa reproduksi secara umum tidak menimbulkan perdebatan bahkan semua kalangan barat menganggap sah-sah saja. Namun, ketika mereka (para kalangan gereja dan konservatif) mengamati tentang realitas dan ide-ide pengembangan teknologi rekayasa reproduksi terutama dalam masalah kloning hewan dan manusia. Terjadi perdebatan yang cukup alot tentang kloning dikalangan ilmuwan barat dan gereja serta kaum konservatif terus terjadi, bahkan dalam hal kloning binatang sekalipun, apalagi dalam hal kloning manusia. Kelompok kontra kloning diwakili oleh George Annos (seorang pengacara kesehatan di universitas Boston) dan pdt. Russel E. Saltzman (pendeta gereja lutheran). menurut George Annos, kloning akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan, antara lain : a. merusak peradaban manusia. b. memperlakukan manusia sebagai objek.

Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning. kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak mungkin cloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun tokohtokoh yang lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena keunggulan mereka dalam berbagai bidang. Sedangkan menurut pdt. Russel E. Saltzman, bagaimanapun kloning tetap tidak diperbolehkan, karena pada prosesnya terdapat pengambilan sel dari makhluk hidup yang berhak mendapat kehidupan. Sel yang diambil untuk kloning berarti sama saja dengan membunuhnya untuk kemudian dijadikan sebagai organisme baru. Padahal setiap makhluk hidup sekecil apapun berhak menikmati kehidupan. Adapun kelompok yang memperbolehkan kloning diwakili oleh Panos Zavos (seorang peneliti pada pusat Reproduksi kentucky), mereka berpendapat bahwa kloning untuk saat ini memang diperlukan oleh manusia. Contoh misalnya ketika christopher reeves kehilangan tulang punggungnya, salah satu cara yang pas untuk menyembuhkan sakitnya adalah dengan kloning. Atau Andrea Gordon, seorang pasien yang mengalami gagal ginjal dan organ tubuhnya tidak bisa menerima transplantasi ginjal walau dari orang terdekatnya sekalipun. Ia rela menunggu hasil kloning organ ginjal walau ginjal babi sekalipun. Untuk mereka berdua kloning sangat diperlukan karena menimbang manfaat yang mereka dapatkan dari hasil kloning tersebut. Selain itu, kloning juga diharapkan bisa menjadi alternatif untuk melestarikan hewan langka, sehingga keberadaan hewan-hewan langka terus bisa dilestarikan, hal ini seperti yang dilakukan oleh Betsy Dresser (seorang pakar binatang di kebun binatang audubon, new orlands, Australia). Kloning juga bisa menjadi solusi bagi wanita yang tidak bisa melahirkan anak tetapi ingin mempunyai anak secara genetis karena adanya keterkaitan histori antara keduanya, hal ini seperti yang diinginkan oleh Viviane Maxwell (warga California). Menimbang faktor-faktor diatas, para ilmuwan terus berupaya untuk melakukan penelitian tentang kloning ini dengan harapan penelitian mereka bisa dimanfaatkan pada kehidupan manusia. Tentang bayi tabung sekitar 30 tahun lalu seorang bayi perempuan dilahirkan dari rahim seorang perempuan. Sekilas kelahiran tersebut merupakan kelahiran biasa, normal. Namun, kelahiran itu sebenarnya merupakan hasil dari pembuahan di luar tubuh manusia. Metode tersebut dikembangkan oleh ilmuwan Inggris, Louise Brown. Pada mulanya, hasil percobaan bayi tabung tersebut memicu protes di berbagai belahan dunia, akan tetapi sekaligus mengubah pandangan akan kehidupan dan kemajuan sains. Metode tersebut telah menandai perubahan mendasar dalam perkembangan ilmu kedokteran. 3. Rekayasa Reproduksi menurut Pengetahuan Islam Rekayasa reproduksi secara umum dipandang Islam adalah sebagai sebuah madaniah yang merupakan sebuah kemajuan sains yang halal dimabil oleh kaum muslim. Namun sisi lain, ternyata setelah ditelusuri teknologi ini menimbulkan beberapa pertentangan dengan beberapa nash-nash Quran dan hadist terutama dalam dua cabang rekayasa reproduksi. Yaitu kloning dan bayi tabung. Dalam sudut pandang Islam tentunya ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah syara tidak boleh dan tidak layak untuk dipelajari dan diamalkan, namun hanya pantas ditanggapi sebgaai sebuah informasi.

Kloning dan hukumnya secara tersurat tidak didapatkan dari kitabkitab maraji islam, baik dari Al-Quran, Hadits, maupun kitab-kitab ulama klasik. Penentuan hukum kloning murni merupakan ijtihad kaum muslim sekarang dan ini merupakan tantangan bagi kaum muslim dalam menanggapi realitas yang terjadi disekitarnya. Oleh karena itu, salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah dengan melihat metode yang dilakukan ulama terdahulu dalam memutuskan hukum terhadap suatu realitas yang tidak pernah dijumpai sebelumnya (pendekatan ushul fiqh). Pada dasarnya, kloning merupakan suatu ide ilmiah hasil pemikiran kreativitas manusia. Ide ini merupakan realisasi dari pembacaan manusia terhadap alam yang sebenarnya juga dianjurkan oleh islam (iqra dalam artian ayat-ayat kauniyah). Menurut Syekh Muhammad Taufiq Miqdad setiap ide ilmiah yang dikemukakan tidak keluar dari tiga kategori. Pertama, ia berkaitan dengan sesuatu yang telah pasti diharamkan agama, seperti eutanasia. Ini jelas ditolak oleh agama karena berkaitan langsung dengan kehidupan manusia yang merupakan anugerah Ilahi tanpa sedikitpun campur tangan manusia. Kedua, ide tersebut berkaitan dengan sesuatu yang jelas didukung oleh agama dan juga pertimbangan akal, seperti penciptaan aneka obat untuk penyembuhan manusia. ini termasuk bagian dari kebutuhan pokok manusia. Islam mendukung setiap usaha ke arah sana, dan menilainya sebagai sesuatu yang amat terpuji. Ketiga, suatu ide ilmiah yang belum terbukti hasil dan dampaknya baik positif maupun negatif. Ide semacam ini baru dalam proses pembentukan atau tahap awal. Kita belum dapat memperoleh gambaran jelas dan utuh yang dapat menyingkirkan segala ketidakjelasan yang berkaitan dengannya. Ide semacam ini, tidak dapat ditetapkan atasnya hukum haram atau halal secara pasti, karena ia baru berbentuk ide atau baru dalam bentuk kekuatiran adanya sisi mudharat dan negatif yang juga baru dalam benak dan teori. Menetapkah hokum (halal maupun haram) menyangkut hal semacam ini adalah ketergesagesaan yang bukan pada tempatnya dan tidak sejalan dengan tuntunan akal dalam berpikir atau menarik kesimpulan. Kloning, dalam ranah kloning manusia disini berada pada posisi ketiga dari ide ilmiah tersebut. Kita tidak bisa menentukan secara pasti (halal/haramnya) karena ide tersebut masih dalam tataran ide dan belum diaplikasikan. Dalam hal ini segala bentuk penelitian ilmiah hukumnya mubah/boleh. Kita bisa mengambil kesimpulan keputusan hukumnya setelah ide tersebut diaplikasikan dengan menimbang dampakdampaknya terhadap kehidupan, tentang maslahah atau tidaknya hasil penelitian tersebut. Tetapi pendapat para ulama tentang kloning pada manusia seandainya nanti berhasil dilakukan menarik untuk dikaji. Diantaranya pendapat Sheikh Muhammad Thanthawi dan Sheikh Muhammad Jamil Hammud Al-Amily yang mengatakan bahwa kloning dalam upaya mereproduksi manusia terdapat pelecehan terhadap kehormatan manusia yang mestinya dijunjung tinggi. Kloning mengarah kepada goncangnya sistem kekeluargaan serta penghinaan dan pembatasan peranan perempuan. Ia bukan saja memutuskan silaturahim tetapi juga mengikis habis cinta. Ia adalah mengubah ciptaan Allah dan bertentangan dengan Sunatullah. Itu adalah pengaruh setan bahkan merupakan upayanya untuk menguasai dunia dan manusia. Sheikh Muhammad Ali al-Juzu (Mufti Lebanon yang beraliran Sunni) menyatakan bahwa kloning manusia akan mengakibatkan sendi kehidupan keluarga menjadi terancam hilang atau hancur, karena manusia yang lahir melalui proses kloning tidak dikenal siapa ibu dan bapaknya, atau dia adalah percampuran antara dua wanita atau lebih sehingga tidak diketahui siapa ibunya. Selanjutnya kalau cloning dilakukan secara berulang-ulang, maka bagaimana kita dapat membedakan seseorang dari yang lain yang juga mengambil bentuk dan rupa yang sama. Sheikh Farid Washil (mantan Mufti Mesir) menolak kloning reproduksi manusia karena

dinilainya bertentangan dengan empat dari lima Maqashid asy- Syariah: pemeliharaan jiwa, akal, keturunan, dan agama. Dalam hal ini kloning menyalahi Pemeliharaan keturunan. Dari beberapa pendapat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kloning hukumnya haram karena lebih berpotensi menghasilkan dampak buruk daripada dampak baiknya. Keharaman kloning ini lebih didasarkan pada hilangnya salah satu hal yang harus dilindungi manusia yaitu factor keturunan. Hal ini kemudian disandarkan pada qaidah darul mafasid muqaddamun ala jalbil mashalih yang artinya menampik keburukan lebih diutamakan daripada mendatangkan manfaat. Hilangnya garis keturunan manusia yang dikloning akan menghilangkan hak-hak manusia tersebut, seperti misalnya hak untuk mendapat penghidupan dari keluarganya, warisan, lebih parah lagi hak untuk mendapatkan kasih sayang dari orang tua genetiknya, dan hak- hak lain yang harus ia dapatkan. Pengharamannya diambil dari kaedah yang ditegaskan oleh firman Allah (QS. 2: 219) tentang minuman keras yang artinya, dosa keduanya (minuman keras dan perjudian) lebih besar daripada manfaatnya. Dari sana kita bisa menarik benang merah bahwa kloning yang bertujuan untuk pengobatan misalnya penggantian organ tubuh manusia dengan organ kloning menurut kami diperbolehkan sepanjang hal itu mendatangkan maslahah dan karena kondisi darurat yang dialami oleh pasien (Sheikh Farid Washil : 2003). Adapun kloning dalam ranah binatang dan tumbuh-tumbuhan, maka Islam secara jelas membolehkannya, apalagi kalau tujuannya untuk meningkatkan mutu pangan dan kualitas daging yang dimakan manusia. Selain itu, karena binatang dan tumbuh-tumbuhan tidak perlu mengetahui tentang asal-usul garis keturunannya. Kloning terhadap hewan atau tumbuhan jika memiliki daya guna bagi kehidupan manusi maka hukumnya mubah/boleh dalilnya : Q.S. AlBaqoroh:29

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.(Q.S.Al-Baqoroh:29) Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan beberapa ulama' dapat diketahui mafsadat dari kloning lebih banyak daripada maslahatnya. oleh karena itu,praktek kloning manusia bertentangan dengan hukum islam dengan demikian kloningmanusia dalam islam hukumnya haram.Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami. Padahal justru cara alami itulah yang telahditetapkan oleh Allah untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan. Dalil-dalil keharaman: Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. Dari air mani, apabila dipancarkan. (Q.S. An-Najm: 45-46)

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya(Q.S.AlQiyamah: 37-38) Anak-anak produk kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki), tidak akan mempunyai ayah. Dan anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari proses pemindahan sel telur --yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh-- ke dalam rahim perempuan yang bukan pemilik sel telur, anak produk kloning tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab rahim perempuan yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi penampung, Ini merupakan tindakan menyia-nyiakan manusia, sebab dalam kondisi ini tidak terdapat ibu dan ayah. Hal ini bertentangan dengan firman Allah SWT :

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(Q.S.Al-Hujurat: 13)

Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak- bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S.Al-Ahzab: 5)

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baikbaik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan(Q.S.AlIsra': 70). sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.( Q.S.At-tiin: 4) Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak hukumhukum syara', seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara bapak dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, hubungan 'ashabah, dan lainlain. Di samping itu kloning akan mencampur adukkan dan menghilangkan nasab serta menyalahi fitrah yang telah diciptakan Allah untuk manusia dalam masalah kelahiran anak. Kloning manusia sungguh merupakan perbuatan keji yang akan dapat menjungkir balikkan struktur kehidupan masyarakat. Berdasarkan dalil-dalil itulah proses cloning manusia

diharamkan menurut hukum Islam dan tidak boleh dilaksanakan. Allah SWT berfirman mengenai perkataan Iblis terkutuk, yang mengatakan :

"...dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya."(QS. An Nisaa' : 119). Yang dimaksud dengan ciptaan Allah (khalqullah) dalam ayat tersebut adalah suatu fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Dan fitrah dalam kelahiran dan berkembang biak pada manusia adalah dengan adanya laki-laki dan perempuan, serta melalui jalan pembuahan sel sperma laki-laki pada sel telur perempuan. Sementara itu Allah SWT telah menetapkan bahwa proses pembuahan tersebut wajib terjadi antara seorang laki-laki dan perempuan yang diikat dengan akad nikah yang sah. Dengan demikian, kelahiran dan perkembangbiakan anak melalui kloning bukanlah termasuk fitrah. Apalagi kalau prosesnya terjadi antara laki-laki dan perempuan yang tidak diikat dengan akad nikah yang sah. Sedangkan masalah bayi tabung pada dasarnya adalah bayi yang di hasilkan bukan dari persetubuhan, tetapi dengan cara mengambil mani/sperma laki laki atau ovum perempuan, lalu dimasukan dalam suatu alat dalam waktu beberapa hari lamanya. Karena adanya kerusakan atau tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopi) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak dapat diatasi dengan cara membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel sperma suami lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, atau mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong untuk berbanyak anak dan kaum muslimin pun telah disunnahkan melakukannya. Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan Proses seperti ini merupakan upaya medis untuk mengatasi kesulitan yang ada, dan hukumnya boleh (jaiz) menurut syara. Sebab upaya tersebut adalah upaya untuk mewujudkan apa yang disunnahkan oleh Islam, yaitu kelahiran dan berbanyak anak, yang merupakan salah satu tujuan dasar dari suatu pernikahan. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Nabi SAW telah bersabda: Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA bahwa Rasulullah saw telah\ bersabda : Menikahlah kalian dengan wanita-wanita yang subur (peranak) karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya) kalian pada Hari Kiamat nanti.(HR. Ahmad) Dalam proses pembuahan buatan dalam cawan untuk menghasilkan kelahiran tersebut, disyaratkan sel sperma harus milik suami dan sel telur harus milik isteri. Dan sel telur isteri yang telah terbuahi oleh sel sperma suami dalam cawan, harus diletakkan pada rahim isteri. Hukumnya haram bila sel telur isteri yang telah ter buahi diletakkan dalam rahim perempuan lain yang bukan isteri, atau apa yang disebut sebagai ibu pengganti (surrogate mother). Begitu pula haram hukumnya bila proses dalam pembuahan buatan tersebut terjadi antara sel sperma suami dengan sel telur bukan isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Demi kian pula haram hukumnya bila proses pembuahan tersebut terjadi

antara sel sperma bukan suami dengan sel telur isteri, meskipun sel telur yang telah dibuahi nantinya diletakkan dalam rahim isteri. Ketiga bentuk proses di atas tidak dibenarkan oleh hukum Islam, sebab akan menimbulkan pencampuradukan dan penghilangan nasab, yang telah diharamkan oleh ajaran Islam. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa dia telah mendengar Rasulullah SAW bersabda ketika turun ayat lian : Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab (seseorang) yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apa pun dari Allah dan Allah tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya, maka Allah akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu di hadapan orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat nanti). (HR. Ad Darimi). Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. (HR. Ibnu Majah)Ketiga bentuk proses di atas mirip dengan kehamilan dan kelahiran melalui perzinaan, hanya saja di dalam prosesnya tidak terjadi penetrasi penis ke dalam vagina. Oleh karena itu laki-laki dan perempuan yang menjalani proses tersebut tidak dijatuhi sanksi bagi pezina (hadduz zina), akan tetapi dijatuhi sanksi berupa zir*, yang besarnya diserahkan kepada kebijaksaan hakim (qadli).

BAB III KESIMPULAN


Secara umum Islam memandang bahwasanya rekayasa reproduksi adalah hal yang mubah untuk dilakukan, namun disisi ang lain ada hal-hal dalam pelaksanaan rekayasa reproduksi terutama kloning dan bayi tabung yang bertentangan dengan nash-nash Quran maupun hadist. Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Menurut George Annos, cloning akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan, antara lain : merusak peradaban manusia. memperlakukan manusia sebagai objek. Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.

kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena keunggulan mereka dalam berbagai bidang. Menurut pdt. Russel E. Saltzman, prosesnya terdapat pengambilan sel dari makhluk hidup yang berhak mendapat kehidupan. Sel yang diambil untuk kloning berarti sama saja dengan membunuhnya untuk kemudian dijadikan sebagai organisme baru. Padahal setiap makhluk hidup sekecil apapun berhak menikmati kehidupan.

Hukum bayi tabung dalam islam boleh menurut syarat yang ditentukan dan haram bila tidak memenuhi syarat tentunya, sedangkan kloning jelas jelas haram menurut islam dan tidak boleh dilakukan. PENUTUP Kelegaan hati penyusun dengan terselesaikannya penulisan makalah ini guna melengkapi tugas mata kuliah Agama Islam, penyusun refleksikan dengan rasa syukur kepada ALLAH SWT. Ditengah kegembiraan kami, syukur dan tahmid wajib kami implementasikan dalam aktifitas nyata, yaitu dengan berusaha mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Kami menyadari bahwa apa yang telah kami susun dalam makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan baik dari segi penulisan maupun substansi yang ada, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan bagi siapapun yang ingin memanfaatkannya. Dan terimakasih kami atas nikmat dan Rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penyusun, hanya panjatan doa kami tengadahkan tangan sujud di hadapan-Nya.

Daftar Pustaka
Al-Quranul Karim Thanthawi, Ali. 1998. Fatwa-Fatwa Populer Ali Thanthawi. Solo: Era Intermedia Mahfudh , Sahal. 2007. Ahkammul Fuqaha (Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Manus dan Konbes Nahdlatul Ulama1926-2004 M). Jawa Timur: Lajnah Syaikh Talih Wan Nasyr (LTN) NU An-Nabhani, Taqiyyudin. 2001. Nizhomul Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology. Jakarta: Tiga Serangkai Solikhin. 2001. (Sarana Evaluasi Raih Prestasi) Biologi. Banjarmasin: Yoeds Media Sarana www.konsultasi-islam.com

TUGAS AGAMA ISLAM


Makassar, 25 November 2011

PANDANGAN ISLAM TERHADAP REKAYASA REPRODUKSI DALAM DUNIA KEDOKTERAN

Oleh :

Nama Stambuk

: Amrul Mushlihin : 1102090113

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2011

Anda mungkin juga menyukai