KELOMPOK 4
Gambaran Umum
Termasuk gg.mood (DSM-IV-TR) Emosi mencakup: afek, mood, emosi yg lain dan gg.psikologi yg berhubungan dgn mood emosi= kompleksisitas perasaan yg meliputi psikis, somatik dan perilaku yg berhubungan dgn afek dan mood. Emosi: perasaan yg dihayati secara sadar. Afek: dorongan yg lebih mendalam yg mendasari kehidupan perasaan yg sadar maupun yg nirsadar
Cont
Mood: subjektivitas peresapan emosi yg dialami dan dapat diutarakan oleh pasien dan terpantau oleh orang lain e.g depresi, marah Mood perasaan hati seseorang
Epidemiologi
Insiden & prevalensi
Depresi berat: seumur hidup 15%, perempuan 25% Perawatan primer 10%, RS 15% Anak sekolah 2%, remaja 5%
Jenis kelamin
Wanita: pria = 2:1 Faktor: hormon, melahirkan, stressor psikososial, model perilaku
Usia
rata2 40-an. 50% usia 20-50 tahun. Dapat terjadi pd masa anak atau lansia
Status perkawinan
Sering pd individu dgn hub.interpersonal yg tidak erat Bercarai Wanita tidak menikah < wanita menikah berbanding terbalik dgn pria
Etiologi
1. FAKTOR ORGANOBIOLOGI
Pasien gg.mood kelainan di metabolit amin biogenik e.g asam 5-hydroxyindoleacetic (5HIAA), asam homovanilic (HVA) dan 3methoxy-4-hydroxyphenyl-glycol (MPGH) dlm darah, urin dan CSF Hipotesa disregulasi heterogen pd amin biogenik norepinephrine dan serotonin
NOREPINEPHRINE: regulasi reseptor beta adrenergik dan respon klinik anti depresan reseptor 2-presinaptik jumlah pelepasan norepinephrine, mengatur pelepasan serotonin. DOPAMINE: aktivitas pd depresi Teori: jalur dopamin mesolimbik mengalami disfungsi, reseptor dopamin D1 mengalami hipoaktif SEROTONIN: Aktivitas F(x): kontrol regulasi afek, agresi tidur dan nafsu makan
2. FAKTOR GENETIK
-
Penelitian dalam keluarga: Generasi 1 lebih sering 2-10x mengalami depresi berat Penelitian berkaitan dgn adopsi: 2 dari 3 studi gg.depresi berat diturunkan secara genetik. Anak biologis dari ortu yg mengalami gg.mood berpotensi utk menderita hal yg sama walaupun dibesarkan dikeluarga angkat Penelitian pd anak kembar: Monozigot 50% Dizigot 10-25%
3. FAKTOR PSIKOSOSIAL
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan sering mendahului episode pertama Stressor awal perubahan biologi otak yg bertahan lama e.g hilangnya neuron, kontak sinaps Dampak risiko tinggi mengalami rekuren walaupun tanpa stressor berulang Peritiwa kehidupan paling sering berhubungan dgn depresi: kehilangan ortu sblm usia 11 thn, kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan
4. FAKTOR KEPRIBADIAN
Resiko tinggi: obsesi-kompulsi, histrionik dan ambang Resiko tinggi depresi berat : gg.distimik dan siklotimik
5. FAKTOR PSIKODINAMIK
1)
2)
3)
4)
Teori klasik SIGMUND FREUD: gg.hub ibu-anak selama fase oral (10-18bln) manjadi faktor predisposisi utk rentan thd episode depresi berulang Depresi dapat berhubung dengan kenyataan atau banyangan kehilangan objek Introjeksi merupakan terbangkitnya mekanisme pertahanan untuk mengatasi penderitaan yg berkaitan dgn kehilangan objek Akibat kehilangan objek cinta, diperlihatkan dlm bentuk campuran antara benci dan cinta, perasaan marah yg diarahkan pd diri sendiri.
1)
2)
3)
TEORI KOGNITIF: Depresi penyimpangan kognitif spesifik yg menghasilkan kecenderungan seseorang menjadi depresi Trias kognitif depresi (POSTULAR AARON): Pandangan thd diri sendiri berupa persepsi negatif thd diri sendiri Kecenderungan menganggap dunia bermusuhan dgn dirinya Bayangan tntg penderitaan dan kegagalan masa depan
PERJALANAN PENYAKIT
Berlangsung lama Cenderung kambuh Ringan dibanding skizofrenia Adanya stressor kehidupan di episode awal dibanding episode berikutnya Meskipun ep.awal dapat diatasi namun perubahan biologi yg menetap menimbulkan resiko utk rekuren,
GANGGUAN DEPRESI BERAT Sblm ep.pertama terdeteksi 50% memperlihatkan gejala depresi bermakna tp belum menunjukkan suatu premorbid gg.kepribadian 50% ep.pertama terjadi usia sebelum 40 thn.
Gejala utama: Mood terdepresi, kehilangan minat, berkurangnya energi Perasaan sedih, tidak mempunyai harapan, tidak dihargai Pikiran bunuh diri pd 2/3 pasien depresi dan 10-15% melakukan bunuh diri Beberapa pasien tidak menyadari mengalami depresi walaupun adanya minat dan energi 97% pasien mengeluh adanya energi kesulitan menyelesaikan tugas, hendaya di sekolah dan pekerjaan, motivasi 80% mengeluh masalah tidur /nafsu makan / BB atau tidur lebih lama dari biasanya 90% cemas Perubahan pola makan, istirahat, haid tidak normal, minat atau aktivitas seksual
Cont
-
DEPRESI PD LANSIA: Prevalensi 25%-50% Faktor: sosek rendah, kehilangan pasangan, penyakit fisik, isolasi sosial. Gejala: rasa lelah berkepanjangan, sulit konsentrasi, gg. Tidur, nafsu makan , BB, keluhan somatik Lebih rentan dgn ep.depresi berat ciri melankolik adanya hipokondriasis, harga diri rendah, perasaan tidak berharga, cenderung menyalahkan diri sendiri, ide paranoid dan bunuh diri. Gg.kognitif sindroma demensia dari depresi (pseudodemensia)
KRITERIA DIAGNOSIS
(DSM-IV-TR)
-
GG.DEPRESI BERAT: A. Mood terdepresi (sedih,perasaan kosong) atau kehilangan minat/kesenangan selama 2 minggu + 4 gejala berikut: insomnia/hipersomnia hampir setiap hari minat/kesenangan hampir semua kegiatan hampir sepanjang waktu Guilty feeling yg berlebihan/tidak sesuai / rasa tidak berharga hampir sepanjang waktu Letih sepanjang waktu konsentrasi, kemampuan pikir Nafsu makan /
Adanya agitasi/retardasi Timbul pikiran berulang tentang mati/ ide bunuh diri
B. Gejalanya tidak memenuhi utk kriteria episode campuran (ep.depresi berat dan ep.manik) C. Menimbulkan penderitaan bermakna secara klinik atau hendaya sosial D. Bukan merupakan efek fisiologis langsung dari zat atau kondisi medik umum E. Gejala berat dan berlebihan dari perasaan dukacita yg normal
Cont
GG. DEPRESI BERAT BERULANG: - Sedikitnya episode ke 2 dari depresi GG.DEPRESI BERAT REKUREN - DSM-IV-TR menentukan episode depresi yg berbeda berjarak setidaknya selama 2 bulan dan pasien secara bermakna bebas dari gejala depresi.
DESKRIPSI UMUM Kemunduran psikomotor (sering), agitasi (biasa pd lansia) Meremas tangan, menarik rambut agitasi Postur tubuh bungkuk, tiada gerakan spontan, sedih, memalingkan wajah Kemunduran psikomotor mirip skizofrenia katatonik
B. MOOD, AFEK, PERASAAN: 50 % menyangkal adanya depresi dan tidak tampak depresi Alloanamnesis menarik diri dari lingkungan sosial dan pengurangan aktifitas C. SUARA: jumlah dan volume bicara Respon satu-satu kata Perlambatan jawab
D. GANGGUAN PERSEPSI: gg.depresi berat dgn ciri psikotik ada delusi/halusinasi psychotic depression kemunduran keseluruhan, membisu, tak mandi, kotor Ketidaksesuaian isi delusi dgn mood (biasanya tema grandiosa)
E. PIKIRAN: Pandangan negatif thd dunia dan diri sendiri Isi pikir: rasa kehilangan, guilty feeling, suicide idea, kematian. Adanya hambatan dan kemiskinan isi pikir. F. ORIENTASI: Biasanya tiada gg.orientasi G. MEMORI: 50-75% mempunyai hendaya kognitif pseudodemensia depresi Tidak mampu konsentrasi dan mudah lupa
Cont
Cont
H. KONTROL IMPULS: - 10-15% melakukan suicide - ide bunuh diri - Ide bunuh orang pasien ciri psikotik - Bunuh diri jika energi mulai meningkat tidak dianjurkan memberi obat antidepresan dlm jumlah besar!
I.PERTIMBANGAN & INSIGHT Tilikan thd gangguan sering berlebihan Sulit utk meyakinkan pasien bahwa perbaikan mungkin terjadi J. HAL DAPAT DIPERCAYA: Terlalu melebihkan hal buruk dibanding hal baik
PENATALAKSANAAN
TUJUAN TERAPI: 1. Keselamatan pasien terjamin 2. Kelengkapan evaluasi diagnostik pasien harus dilaksanakan 3. Rencana terapi bukan hanya untuk gejala tapi kesehatan jiwa pasien kedepannya Remisi penuh dlm waktu 4 bulan dengan pengobatan adekuat
Cont
RAWAT INAP
INDIKASI: 1. Kebutuhan prosedur diagnostik 2. Resiko suicide/homicide 3. kemampuan perawatan diri dan pelindungan. 4. Riw.gejala berulang 5. Hilang sistem dukungan thd pasien 6. Gejala klinis: BB, perbaikan minimal pd insomnia 7. Tiap perubahan gejala yg kurang baik pd pasien
TERAPI KELUARGA Jarang sebagai terapi primer Bermanfaat utk mengurangi stres dan kekambuhan INDIKASI: 1. gg.yg membahayakan perkawinan/f(x) keluarga 2. Gg.dapat ditangani oleh keluarga
Penggunaan secara spesifik kemungkinan sembuh 2x ganda dlm 1 bulan PROBLEMA: Ada pasien tidak berespon pd terapi pertama Butuh waktu 3-4 minggu utk timbul efek terapi Toksik pd dosis yg berlebihan dan efek samping Obat lama: golongan trisiklik Obat baru: selective serotonine reuptake inhibitor (SSRIs) , dll
Cont
-
INDIKASI ANTIDEPRESAN: Episode depresi berat gejala pegangan: sulit tidur & gg.pola makan EDUKASI PASIEN: Kegunaan antidepresan Tidak akan menjadi ketergantunagn obat Dosis obat akan diturunkan perlahan-lahan sesuai evaluasi gejala Efek optimal timbul dalam 3-4 minggu Efek samping menunjukkan obat bekerja Jika dalam 3 mg pemberian obat masih belum ada perbaikan minimal 20% dari gejala ganti dgn gol.antidepresan lain Jika dlm 3-6 mg pemberian terjadi perbaikan gejala hanya parsial dosis obat harus terus dinaikkan sampai dosis maksmal atau ditambah augmentasi e.g lithium
Cont
1.
2. 3.
ALTERNATIF TERAPI ECT indikasi: tidak berespon thd farmakoterapi dgn dosis adekuat Tidak dpt toleransi farmakoterapi Tampilan klinis yg sgt berat yg memperlihatkan perbaikan sangat cepat dgn ECT
OBAT ANTIDEPRESAN
-
SSRIs: Paling sering diguna di US Obat pilihan: efektif, gampang diguna, relatif kurang efek samping meski pd dosis tinggi Bupropion, venlafaxine, nefazodone: Obat baru lebih aman dari trisiklik, tetrasiklik dan MAOIs trisiklik, tetrasiklik, trazadone dan mirtazapine sedasi
Cont
INTERAKSI OBAT EFEK SAMPING
Dosis lebih MATI Paling sering: trisiklik & tetrasikslik SSRIs, bupropion, trazadone, nefazadone, mirtazapine, venlafaxine dan MAOIs relatif aman tapi MATI jika dikombinasi dgn alkohol atau obat lain Hipotensi terutama pd lansia Hampir semua kecuali nefazodone & mirtazapine libido, disfungsi ereksi, anorgasmia
Dimetabolisme dlm sistem cytochrome P450 TERAPI TIPE SPESIFIK Lithium obat lini 1 utk depresi dgn bipolar I. Antidepresan tunggal < efektif pd ep.depresi berat dgn ciri psikotik kombinasi antidepresan + antipsikotik
Cont
TERAPI PROFILAKSIS DURASI Terapi antidepresan dipertahankan minimal 6 bulan atau sesuai lama pengobatan sebelumnya terapi stop dosis diturunkan bertahap di atas 1 atau 2 mg.
Tujuan: jumlah & keparahan rekurens Lama pemberian: 5 tahun Indikasi: ep.depresi kurang 2 thn Tahap keseriusan episode depresi sebelumnya pikiran bunuh diri / ketidak mampuan fungsi psikososial Ep.depresi 2x dlm 5 thn Onset usia 50 thn Riw.sulit diterapi
KEGAGALAN TERAPI
Terapi gagal jika tiada perbaikan yg memuaskan dari gejala Syarat: Dosis obat adekuat dan sesuai Yakin konsentrasi plasma telah tercapai Tindakan: tambahkan lithium,liothyronine (the levoratatory isomer of triiodohyronine T3) atau L-triptofan Ganti dgn obat primer alternatif Kombinasi tetrasiklik/trisiklik dgn SSRIs atau MAOIs, SSRI+ bupropion/venlafaxine,nefazodone,dll
Lithium: dosis: 900-1200mg/day Kadar dlm serum: 0,6-0,8 mEq/L Dpt ditambah dgn antidepresan selama 7-14 hari Efek augmentasi Liothyronine: dosis: 25-50 mg/day selama 7-14 hari Efek samping: sakit kepala dan perasaan ramah Jika respon positive: terapi dilanjutkan sampai 2 bulan dan diturunkan hingga 12,5 mg /day pada hari ke-3 atau ke 7
PROGNOSIS
Cenderung kronik dan kambuh Episode pertama yg dirawat di RS 50% sembuh pd tahun pertama Banyak pasien yg tidak pulih akan menderita gg.distimik Insiden relaps pd pasien yg melanjutkan terapi psikofarmaka profilaksis Indikator prognosis: Prognosis baik: episode ringan, tiada gejala psikotik, singkatnya di rawat inap, kelompok support kuat dan stabil, 5 tahun sblm sakit f(x) sosial baik, tiada komorbiditas, onset usia lanjut Prognosis buruk: depresi berat bersamaan distimik, penyalahgunaan alkohol dan zat, ada gejala gg.cemas, ada riw.lebih dari sekali episode depresi
NEXT