TUGAS MANDIRI MATA KULIAH DOSEN : Studi Islam Asia Tenggara : Parida. Spd
DI SUSUN OLEH : NAMA JURUSAN SEMESTER : Dian Nita Sari : PBI : I (Satu)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULUM TANJUNGPINANG TAHUN AKADEMIK 2010-2011
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul tokoh penyebar agama islam yang berjalan tanpa halangan yang berarti, dari awal sampai selesai. Pada kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pengantar yang dapat penyusun sampaikan dimana penyusun menyadari bahwasannya penyusun hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan Azza Wajala hingga dalam penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman dalam memahami Ajaran Islam. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................ Daftar Isi..................................................................................................................................... Bab I Pendahuluan...................................................................................................................... 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1.2 Ruang lingkup penulisan................................................................................................. 1.3 Tujuan penulisan ... Bab II Pembahasan..................................................................................................................... 2 3 4 4 5 6 6
2.1 Latar Belakang Syekh Abdul Qadir Jaelani .. 6 2.2 Penyebaran Dakwah yang Dilakukan Oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani........................ 2.3 kelebihan dan Karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani....................................................... 2.4 Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Jaelani....................................................................... 2.5 Awal Kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani.............................................................. 2.6 Hubungan Antara Syekh Abdul Qadir Jaelani Dengan Murit-Muritnya......................... 2.8 Akhir Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani ............................................................. 7 7 8 8 9 11
Bab III Penutup........................................................................................................................... 15 3.1. Kesimpulan .................................................................................................................... 15 3.2. Saran .............................................................................................................................. 15 Daftar Pustaka............................................................................................................................. 16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Era Globalisasi saat ini,kehidupan dirasakan semakin rasional,professional, spesial,dan menyita hampir semua waktu manusia.Hal ini menyebabkan jaringan antara kebutuhan fisik-material terpenuhi pada satu pihak dan kebutuhan spiritual-rohaniah di lain pihak seperti terputus.Akibatnya kehidupan dalam bermasyarakat berlangsung begitu keras dan penuh dengan kompetisi yang bukan saja tidak sehat tetapi juga cenderung ganas.seolah hanya orang-orang yang memiliki kekuatan saja yang dapat hidup,sementara yang lain terhempas.Ikatan-ikatan persaudaraan dan nilai-nilai kebersamaan semakin tidakabadi,karena yang abadi adalah kepentingan dalam memenuhi kebutuhan hidup secara individu. Dengan timbulnya berbagai masalah-masalah dalam kehidupan kita perlu mempelajari kembali kehidupan para tokoh-tokoh penyebar Agama Islam diantaranya adalah Para Sufi yang penuh dengan sifat-sifat terpuji dan ajaran-ajaran agama sebagai salah satu cara manusia agar dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat Islam.
B. Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah sebatas beberapa hal penting yang berhubungan dengan tokoh-tokoh penyebar Islam di Indonesia yaitu : Latar Belakang Syekh Abdul Qadir Jaelani. Penyebaran Dakwah yang Dilakukan Oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani. Tentang Karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani. Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Jaelani. Awal Kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani. Hubungan Antara Syekh Abdul Qadir Jaelani Dan Murid-Muridnya. Perkataan Ulama Tentang Syekh Abdul Qadir Jaelani. Karya Karya Syekh Abdul Qadir Jaelani. Akhir Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani.
C. Tujuan Penulisan Adapun menjadi tujuan kami dalam penyusunan makalah yang berjudul tokoh-tokoh penyebar Islam di Indonesia adalah : Agar kita mengetahui bagaimana tokoh-tokoh Islam menyebarkan Islam di Indonesia. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai asal mula tokoh-tokoh Islam menyebarkan Islam di Indonesia. Menambah penetahuan penulis dan pembaca tentang tokoh-tokoh Islam menyebarkan Islam di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
Beliau tergolong pemuda yang cerdas, pendiam, berbudi pekerti luhur, penurut nasehat orang tua, dan sering bermenung diri sambil memanfaatkan nalarnya, cinta akan ilmu pengetahuan, dan senang melakukan riyadlah dan mujahada melawan hawa nafsu, mencintai fakir miskin dan gemar beramar maruf dengan sesama manusia. Dalam menuntut ilmu, beliau tidak hanya belajar pada satu atau dua orang guru, beliau juga banyak belajar pada beberapa orang guru, hingga beliau megembara ke berbagai negara Islam, seperti Persia, Iraq, Mesir, Jazirah Arab dan akhirnya menetap di Baghdad. Diantara guruguru beliau antara lain adalah Abu Ghalib Muhammad Al Hasan bin Ahmad Al Hasan Al Baqilan, Abu Ghanaim Mihammad Ali Maimun Al Farsi, Abul Qasim Ali bin Ahmad Al Bayan Karkhi, Zakariya Yahya bin Ali Al Tabrisi dan ulama-ulama terkemuka lainnya yang tersebar diberbagai negara Islam yang beliau kunjungi selama pengembaraan. Sehingga beliau mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Beliau hidup dengan mandiri dari hasil usahanya sendiri, dengan kehidupan zuhud, wara, banyak ibadah sebagaimana seorang shufi lainnya, sambil berdakwah, memberikan pelajaran, dan menjadi guru besar dalam thariqat yang kemudian hari diberi nama dengan nama beliau sendiri , yaitu thariqat Qadiriyah. Beliau termasuk orang pertama yang menyusun thariqat menurut organisasi dalam satu disiplin ilmu tertentu.
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.
Lalu beliau melihat Rasulallah SAW sebelum dzuhur, dan beliau berkata kepadaku, "anakku, mengapa engkau tidak berbicara?". Aku menjawab, "Ayahku, bagaimana aku yang non arab ini berbicara di depan orang-orang fasih dari Baghdad?". Ia berkata, "buka mulutmu". Lalu, beliau meniup 7 kali ke dalam mulut Syekh Abdul Qadir kemudian berkata, bicaralah dan ajak mereka ke jalan Allah dengan hikmah dan peringatan yang baik. Setelah itu, Syekh Abdul Qadir Jaelani salat dzuhur dan duduk serta mendapati jumlah yang sangat luar biasa banyaknya sehingga membuat beliau gemetar. Kemudian Syekh Abdul Qadir Jaelani melihat Ali r.a. datang dan berkata, "buka mulutmu". Lalu ia meniupkan 6 kali ke dalam mulut Syekh Abdul Qadir dan ketika beliau bertanya kepadanya mengapa engkau tidak meniup 7 kali seperti yang dilakukan Rasulallah SAW, Ali r.a. menjawab bahwa ia melakukan itu karena rasa hormat beliau kepada Rasulallah SAW. Dalam beberapa manuskrip didapatkan bahwa Syeikh Abdul Qadir berkata, Sebuah suara berkata kepadaku saat aku berada di pengasingan diri, "kembali ke Baghdad dan ceramahilah orang-orang". beliaupun kembali ke Baghdad dan menemukan para penduduknya dalam kondisi yang tidak beliau sukai dan karena itulah Syeikh Abdul Qadir tidak jadi mengikuti mereka". "Sesungguhnya" kata suara tersebut, "Mereka akan mendapatkan manfaat dari keberadaan dirimu". "Apa hubungan mereka dengan keselamatan agamaku/keyakinanku" tanyaku. "Kembali ke Baghdad dan engkau akan mendapatkan keselamatan agamamu" jawab suara itu. Syeikh Abdul Qadir pun membuat 70 perjanjian dengan Allah. Di antaranya adalah tidak ada seorang pun yang menentangku dan tidak ada seorang muridku yang meninggal kecuali dalam keadaan bertaubat. Setelah itu, Syeikh Abdul Qadir kembali ke Baghdad dan mulai berceramah.
F.
spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya. 1. Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang sattar (menutup aib) dan ghaffar (pemaaf). 2. Dua karakter dari Rasulullah SAW yaitu penyayang dan lembut. 3. Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya. 4. Dua karakter dari Umar yaitu amar maruf nahi munkar. 5. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur. 6. Dua karakter dari Ali yaitu alim (cerdas/intelek) dan pemberani. Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepadanya dikatakan: Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syeikh maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan. Beliau harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat dzahir, mencari ilmu hakikah dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah. Pada tahun 521 H/1127 M, beliau mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Syeikh Abdul Qadir menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Syeikh Abdul Qadir, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M. Syeikh Abdul Qadir juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar didunia bernama Tarekat Qodiriyah.
Buah karya beliau ini memperoleh tanggapan yang sangat luas, baik dalam dunia Timur maupun Dunia Barat, sehingga banyak diterbitkan buku-buku yang bertalian dengan ajaran beliau. Seperti L.Rinn dalam Marabouts et Khoun. Paris pada tahun 1884; A Le Chatelier dalam Confreries Musulmanes Du Hijaz. Paris tahun 1887; Depont et Coppolani dalam confreries Relegieses Musulmaes, Al Giers 1897; W. Braune dalam Un Grand Saint de IIslam, Abdul Qadir Jailani, Paris 1938; G.W.J. Darewes and Poerbaraka dalam De Mirakelen Van Abdoelkadir Jailani, Bandung tahun 1938 dan lain-lain. Suatu ketika beliau mengatakan sesuatu kata-kata yang mengandung hikmah yaitu : Tidaklah baik bagi seorang yang hendak muncul untuk memberikan petunjuk kepada manusia, sebelum dikaruniai Allah SWT. Tiga perkara : Ilmu, Ulama, politik raja-raja dan kebijaksanaan hukama.
2.2 Saran
Dengan adanya usaha dalam Penyebaran Islam seharusnya Kita selalu berusaha untuk melanjutkan kembali ajaran-ajaran Islam baik itu Kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun Kita beritahukan berbagai ajaran-ajaran Islam kepada orang lain.
Daftar Pustaka
Asrifin, Tokoh-Tokoh Shufi, Karya Utama Surabaya, cetakan 1995 Mansur Laily.M, Ajaran dan Teladan Para Sufi.Jakarta:Grafindo Persada. Muhamad Nurdin, Tokoh-tokoh Besar Islam.Yogyakarta:Ad-dawa 2005. http://id.wikipedia.org/wiki/Syekh_Abdul_Qadir_Jaelani dawaiqolbu.wordpress.com/.../biografi-syekh-abdul-qadir-jaelani/