Anda di halaman 1dari 15

TOKOH PENYEBAR AGAMA ISLAM

TUGAS MANDIRI MATA KULIAH DOSEN : Studi Islam Asia Tenggara : Parida. Spd

DI SUSUN OLEH : NAMA JURUSAN SEMESTER : Dian Nita Sari : PBI : I (Satu)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULUM TANJUNGPINANG TAHUN AKADEMIK 2010-2011

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul tokoh penyebar agama islam yang berjalan tanpa halangan yang berarti, dari awal sampai selesai. Pada kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam serta semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian pengantar yang dapat penyusun sampaikan dimana penyusun menyadari bahwasannya penyusun hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan Azza Wajala hingga dalam penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penyusun menerima segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman dalam memahami Ajaran Islam. Amin.

Tanjung Pinang, 30 Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................ Daftar Isi..................................................................................................................................... Bab I Pendahuluan...................................................................................................................... 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1.2 Ruang lingkup penulisan................................................................................................. 1.3 Tujuan penulisan ... Bab II Pembahasan..................................................................................................................... 2 3 4 4 5 6 6

2.1 Latar Belakang Syekh Abdul Qadir Jaelani .. 6 2.2 Penyebaran Dakwah yang Dilakukan Oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani........................ 2.3 kelebihan dan Karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani....................................................... 2.4 Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Jaelani....................................................................... 2.5 Awal Kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani.............................................................. 2.6 Hubungan Antara Syekh Abdul Qadir Jaelani Dengan Murit-Muritnya......................... 2.8 Akhir Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani ............................................................. 7 7 8 8 9 11

2.7 Perkataan Ulama Tentang Syekh Abdul Qadir Jaelani .................................................. 10

Bab III Penutup........................................................................................................................... 15 3.1. Kesimpulan .................................................................................................................... 15 3.2. Saran .............................................................................................................................. 15 Daftar Pustaka............................................................................................................................. 16

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Era Globalisasi saat ini,kehidupan dirasakan semakin rasional,professional, spesial,dan menyita hampir semua waktu manusia.Hal ini menyebabkan jaringan antara kebutuhan fisik-material terpenuhi pada satu pihak dan kebutuhan spiritual-rohaniah di lain pihak seperti terputus.Akibatnya kehidupan dalam bermasyarakat berlangsung begitu keras dan penuh dengan kompetisi yang bukan saja tidak sehat tetapi juga cenderung ganas.seolah hanya orang-orang yang memiliki kekuatan saja yang dapat hidup,sementara yang lain terhempas.Ikatan-ikatan persaudaraan dan nilai-nilai kebersamaan semakin tidakabadi,karena yang abadi adalah kepentingan dalam memenuhi kebutuhan hidup secara individu. Dengan timbulnya berbagai masalah-masalah dalam kehidupan kita perlu mempelajari kembali kehidupan para tokoh-tokoh penyebar Agama Islam diantaranya adalah Para Sufi yang penuh dengan sifat-sifat terpuji dan ajaran-ajaran agama sebagai salah satu cara manusia agar dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan syariat Islam.

B. Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah sebatas beberapa hal penting yang berhubungan dengan tokoh-tokoh penyebar Islam di Indonesia yaitu : Latar Belakang Syekh Abdul Qadir Jaelani. Penyebaran Dakwah yang Dilakukan Oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani. Tentang Karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani. Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Jaelani. Awal Kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani. Hubungan Antara Syekh Abdul Qadir Jaelani Dan Murid-Muridnya. Perkataan Ulama Tentang Syekh Abdul Qadir Jaelani. Karya Karya Syekh Abdul Qadir Jaelani. Akhir Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani.

C. Tujuan Penulisan Adapun menjadi tujuan kami dalam penyusunan makalah yang berjudul tokoh-tokoh penyebar Islam di Indonesia adalah : Agar kita mengetahui bagaimana tokoh-tokoh Islam menyebarkan Islam di Indonesia. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai asal mula tokoh-tokoh Islam menyebarkan Islam di Indonesia. Menambah penetahuan penulis dan pembaca tentang tokoh-tokoh Islam menyebarkan Islam di Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Syekh Abdul Qadir Jaelani


Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad Muhyiddan Abdul Qadir bin Abi Shalih Musa Janka Dausat bin Abdullah Al Jailani. Beliau di lahirkan pada bulan Ramadhan 471 H / 1077 M di Jailan Thabaristan atau disebut juga Kailan Thabaristan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy. Beliau masih keturunan dari Rasulullah saw dari Fatimah ra. Dan Ali bin Abi Thalib, khalifah IV dari Khulafaur Rasyidin. Silsilah keluarga Beliau Adalah: Dari ayahnya : Syeh Abdul Qodir bin Abu Samih Musa bin Abu Abdillah bin Yahya az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa Tsani Abdullah Tsani bin Musa al-Jaun Abdul Mahdhi bin Hasan al-Mutsanna bin Hasan as-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW Dari ibunya(Husaini)]: Syeh Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah Sum'i bin Abu Jamal bin Muhammad bin Mahmud bin Abul 'Atha Abdullah bin Kamaluddin Isa bin Abu Ala'uddin bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja'far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal 'Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW Beliau sejak lahir sudah menunjukan tanda-tanda keistimewaan luar biasa dibanding bayi lain pada umumnya.saat beliau lahir adalah bertepatan dengan bulan ramadhan dimana umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Disaat itu bayi beliau tidak mau disusui pada siang hari, barulah pada saat orang islam berbuka puasa beliau merengek-rengek minta disusui.

Beliau tergolong pemuda yang cerdas, pendiam, berbudi pekerti luhur, penurut nasehat orang tua, dan sering bermenung diri sambil memanfaatkan nalarnya, cinta akan ilmu pengetahuan, dan senang melakukan riyadlah dan mujahada melawan hawa nafsu, mencintai fakir miskin dan gemar beramar maruf dengan sesama manusia. Dalam menuntut ilmu, beliau tidak hanya belajar pada satu atau dua orang guru, beliau juga banyak belajar pada beberapa orang guru, hingga beliau megembara ke berbagai negara Islam, seperti Persia, Iraq, Mesir, Jazirah Arab dan akhirnya menetap di Baghdad. Diantara guruguru beliau antara lain adalah Abu Ghalib Muhammad Al Hasan bin Ahmad Al Hasan Al Baqilan, Abu Ghanaim Mihammad Ali Maimun Al Farsi, Abul Qasim Ali bin Ahmad Al Bayan Karkhi, Zakariya Yahya bin Ali Al Tabrisi dan ulama-ulama terkemuka lainnya yang tersebar diberbagai negara Islam yang beliau kunjungi selama pengembaraan. Sehingga beliau mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Beliau hidup dengan mandiri dari hasil usahanya sendiri, dengan kehidupan zuhud, wara, banyak ibadah sebagaimana seorang shufi lainnya, sambil berdakwah, memberikan pelajaran, dan menjadi guru besar dalam thariqat yang kemudian hari diberi nama dengan nama beliau sendiri , yaitu thariqat Qadiriyah. Beliau termasuk orang pertama yang menyusun thariqat menurut organisasi dalam satu disiplin ilmu tertentu.

B. Penyebaran Dakwah yang Dilakukan Oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani


Suatu ketika Abu Sa'ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut. Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan. Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, "Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."

Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.

C. kelebihan dan Karamah Syekh Abdul Qadir Jaelani


Syeikh Abdul Qadir al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh para syeikh, ulama, dan ahli zuhud. Ia banyak memiliki keutamaan dan karamah. Karamah-karamah yang Allah berikan pada syaikh abdul kadir, seperti kisah karamahnya beliau ketika diganggu oleh iblis beliau tidak tergoda sehingga iblispun mengakui keimanannya, beliau terbang didepan murit-muritnya, menghidupkan orang mati didepan tiga pendeta nasrani sehinga tiga pendeta ini masuk Islam Beliau memanggil burung yang sudah ia masak dan ia makan, dan burung itu hidup kembali. Beliau memanaggil burung tersebut dgn membaca ayat tentang Nabi Ibrahim memanggil kembali burung yang sudah mati. Banyak sekali karamah-karamah yang Allah berikan padanya. Dan itu adalah mungkin dan tidak mustahil karena Allah maha kuasa dan maha berkehendak. sebagaimana firman Allah swt dalam hadits Qudsiy "Barangsiapa memusuhi wali Ku maka Ku umumkan perang padanya, tiadalah hambahamba Ku mendekat pada Ku dengan hal-hal yg telah kuwajibkan, dan hamba-hamba Ku tak henti-hentinya pula mendekat pada Ku dengan hal hal yg sunnah hingga Aku mencintainya, Jika Aku mencintainya maka aku menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, aku menjadi pandangannya yg ia gunakan untuk melihat, aku menjadi tangannya yg ia gunakan untuk melawan, aku menjadi kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, Jika ia meminta pada Ku niscaya kuberi apa yg ia minta, dan jika ia mohon perlindungan pada Ku niscaya kuberi padanya perlindungan" (Shahih Bukhari Bab Arriqaaq/Tawadhu).

D. Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Jaelani


Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Beliau Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Para Pendahulu Islam Yang Sholeh. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuatbuat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, "thariqah" yang berbeda dengan jalan Rasululloh shallallaahu 'alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya. Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, "Dia (Allah) di arah atas, berada di atas 'ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. "Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, "Sepantasnya menetapkan sifat istiwa' (Allah berada di atas 'ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain. Dan hal itu merupakan istiwa' dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala di atas 'Arsy.

E. Awal Kemasyhuran Syekh Abdul Qadir Jaelani


Al-Jabai berkata bahwa Syeikh Abdul Qadir pernah berkata kepadanya, Tidur dan bangunku sudah diatur. Pada suatu saat di dalam dada Syekh Abdul Qadir timbul keinginan yang kuat untuk berbicara. Begitu kuatnya sampai beliau merasa tercekik jika tidak berbicara. Dan ketika berbicara, beliau tidak dapat menghentikannya. Pada saat itu ada dua atau tiga orang yang mendengarkan perkataannya. Kemudian mereka mengabarkan apa yang beliau ucapkan kepada orang-orang, dan merekapun berduyun-duyun mendatangi Syekh Abdul Qadir Jaelani di masjid Bab Al-Halbah. Karena tidak memungkinkan lagi, beliau dipindahkan ke tengah kota dan dikelilingi dengan lampu. Orang-orang tetap datang di malam hari dengan membawa lilin dan obor hingga memenuhi tempat tersebut. Kemudian, beliau dibawa ke luar kota dan ditempatkan di sebuah mushalla. Namun, orang-orang tetap datang kepada beliau, dengan mengendarai kuda, unta bahkan keledai dan menempati tempat di sekelilingku. Saat itu hadir sekitar 70 orang para wali.

Lalu beliau melihat Rasulallah SAW sebelum dzuhur, dan beliau berkata kepadaku, "anakku, mengapa engkau tidak berbicara?". Aku menjawab, "Ayahku, bagaimana aku yang non arab ini berbicara di depan orang-orang fasih dari Baghdad?". Ia berkata, "buka mulutmu". Lalu, beliau meniup 7 kali ke dalam mulut Syekh Abdul Qadir kemudian berkata, bicaralah dan ajak mereka ke jalan Allah dengan hikmah dan peringatan yang baik. Setelah itu, Syekh Abdul Qadir Jaelani salat dzuhur dan duduk serta mendapati jumlah yang sangat luar biasa banyaknya sehingga membuat beliau gemetar. Kemudian Syekh Abdul Qadir Jaelani melihat Ali r.a. datang dan berkata, "buka mulutmu". Lalu ia meniupkan 6 kali ke dalam mulut Syekh Abdul Qadir dan ketika beliau bertanya kepadanya mengapa engkau tidak meniup 7 kali seperti yang dilakukan Rasulallah SAW, Ali r.a. menjawab bahwa ia melakukan itu karena rasa hormat beliau kepada Rasulallah SAW. Dalam beberapa manuskrip didapatkan bahwa Syeikh Abdul Qadir berkata, Sebuah suara berkata kepadaku saat aku berada di pengasingan diri, "kembali ke Baghdad dan ceramahilah orang-orang". beliaupun kembali ke Baghdad dan menemukan para penduduknya dalam kondisi yang tidak beliau sukai dan karena itulah Syeikh Abdul Qadir tidak jadi mengikuti mereka". "Sesungguhnya" kata suara tersebut, "Mereka akan mendapatkan manfaat dari keberadaan dirimu". "Apa hubungan mereka dengan keselamatan agamaku/keyakinanku" tanyaku. "Kembali ke Baghdad dan engkau akan mendapatkan keselamatan agamamu" jawab suara itu. Syeikh Abdul Qadir pun membuat 70 perjanjian dengan Allah. Di antaranya adalah tidak ada seorang pun yang menentangku dan tidak ada seorang muridku yang meninggal kecuali dalam keadaan bertaubat. Setelah itu, Syeikh Abdul Qadir kembali ke Baghdad dan mulai berceramah.

F.

Hubungan Antara Syekh Abdul Qadir Jaelani Dan Murid-Muridnya


Syeikh Abdul Qadir berkata, Seorang Syeikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak

spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya. 1. Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang sattar (menutup aib) dan ghaffar (pemaaf). 2. Dua karakter dari Rasulullah SAW yaitu penyayang dan lembut. 3. Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya. 4. Dua karakter dari Umar yaitu amar maruf nahi munkar. 5. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur. 6. Dua karakter dari Ali yaitu alim (cerdas/intelek) dan pemberani. Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepadanya dikatakan: Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syeikh maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan. Beliau harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat dzahir, mencari ilmu hakikah dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah. Pada tahun 521 H/1127 M, beliau mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Syeikh Abdul Qadir menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Syeikh Abdul Qadir, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M. Syeikh Abdul Qadir juga dikenal sebagai pendiri sekaligus penyebar salah satu tarekat terbesar didunia bernama Tarekat Qodiriyah.

G. Perkataan Ulama Tentang Syekh Abdul Qadir Jaelani


Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama Syekh Abdul Qadir Jaelani selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani sampai beliau meninggal dunia. Syeikh Ibnu Qudamah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir menjawab, Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. Ia sangat perhatian terhadap kami. Kadang beliau mengutus putra beliau yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Ia senantiasa menjadi imam dalam salat fardhu. Beliau adalah seorang yang berilmu, beraqidah Ahlu Sunnah, dan mengikuti jalan Salaf al Shalih. Belaiau dikenal pula banyak memiliki karamah. Tetapi, banyak (pula) orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataanperkataan, ajaran-ajaran, tariqah (tarekat/jalan) yang berbeda dengan jalan Rasulullah, para sahabatnya, dan lainnya. Di antaranya dapat diketahui dari pendapat Imam Ibnu Rajab.

H. Karyakarya Syekh Abdul Qadir Jaelani


Syekh Abdul Qadir Jaelani selama hidupnya telah meninggalkan warisan yang berharga bagi umat islam berupa karya tulis yang sangat tinggi nilainya. Di antara karya tulis beliau yang sangat terkenal adalah : Karya-karyanya: 1. Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq. 2. Futuhul Ghaib. 3. Al-Fath ar-Rabbani. 4. Jala' al-Khawathir. 5. Sirr al-Asrar. 6. Malfuzhat. 7. Khamsata "Asyara Maktuban.

Buah karya beliau ini memperoleh tanggapan yang sangat luas, baik dalam dunia Timur maupun Dunia Barat, sehingga banyak diterbitkan buku-buku yang bertalian dengan ajaran beliau. Seperti L.Rinn dalam Marabouts et Khoun. Paris pada tahun 1884; A Le Chatelier dalam Confreries Musulmanes Du Hijaz. Paris tahun 1887; Depont et Coppolani dalam confreries Relegieses Musulmaes, Al Giers 1897; W. Braune dalam Un Grand Saint de IIslam, Abdul Qadir Jailani, Paris 1938; G.W.J. Darewes and Poerbaraka dalam De Mirakelen Van Abdoelkadir Jailani, Bandung tahun 1938 dan lain-lain. Suatu ketika beliau mengatakan sesuatu kata-kata yang mengandung hikmah yaitu : Tidaklah baik bagi seorang yang hendak muncul untuk memberikan petunjuk kepada manusia, sebelum dikaruniai Allah SWT. Tiga perkara : Ilmu, Ulama, politik raja-raja dan kebijaksanaan hukama.

I. Akhir Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani


Syekh Abdul Qadir Jaelani merupakan ulama besar dikalangan shufi dan diakui kewaraan dan kezuhudannya. Beliau juga diakui sebagai Sultanul Auliya diseluruh dunia. Sungguh amat tinggi derajatnya, luas ilmunya dan diagungkan namanya. Sebagai tokoh shufi dan pendiri thariqat Qadiriyah yang pengikutnya terbesar di seluruh dunia. Ketika beliau sakit parah dan boleh dikata penyakit yang diderita telah memuncak, datanglah salah seorang putranya yang bernama Abdul Wahab meminta nasehatnya, katanya : Wahai ayahku, berilah aku wasiat ! apa yang harus aku kerjakan sepeningal ayah nanti. Beliau berkata : Engkau harus senatiasa bertakwa kepada Allah. Jangan takut dan gentar terhadap siapapun selain kepada Allah. Jangan bergantung kepada sesuatu kecuali kepada-Nya. Carilah segalanya dari Allah. Syekh Abdul Qadir Jaelani wafat pada hari Sabtu malam, setelah magrib, pada tanggal 11 Rabiul akhir atau tahun 1164 di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561 H/1166 M. Beliau wafat dalam usia 90 tahun.

BAB III PENUTUP


2.1 Kesimpulan
Kalangan Sufi merupakan salah satu kalangan yang bertugas dalam penyebaran Islam dengan cara menyampaikan dakwah-dakwah yang berisi tentang Ilmu-ilmu Islam yang salah satunya ialah ilmu Tasawuf. Sehingga pada saat ini Islam telah berkembang pesat di berbagai tempat yang selalu di penuhi oleh berbagai cara dan tradisi dalam mengerjakan ajaran-ajaran Islam.

2.2 Saran
Dengan adanya usaha dalam Penyebaran Islam seharusnya Kita selalu berusaha untuk melanjutkan kembali ajaran-ajaran Islam baik itu Kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun Kita beritahukan berbagai ajaran-ajaran Islam kepada orang lain.

Daftar Pustaka
Asrifin, Tokoh-Tokoh Shufi, Karya Utama Surabaya, cetakan 1995 Mansur Laily.M, Ajaran dan Teladan Para Sufi.Jakarta:Grafindo Persada. Muhamad Nurdin, Tokoh-tokoh Besar Islam.Yogyakarta:Ad-dawa 2005. http://id.wikipedia.org/wiki/Syekh_Abdul_Qadir_Jaelani dawaiqolbu.wordpress.com/.../biografi-syekh-abdul-qadir-jaelani/

Anda mungkin juga menyukai