Anda di halaman 1dari 2

Tonus Otot Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non verbal. Sedangkan immobilisasi adalah suatu keadaan di mana individu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik. Individu normal yang mengalami tirah baring akan kehilangan kekuatan otot rata-rata 3% sehari (atropi disuse). Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang atau otot rangka dalam tubuh yang selalu dalam keadaan berkontraksi sebagian .Pengaturannya, Impuls saraf dari medulla spinalis menjalar ke serabut otot untuk mempertahankan keadaan kontraksi tetanik pada sekitar 10 % serabut otot dengan dasar yang tetap berotasi. Selain itu derajat tonus otot bergantung pada informasi yang didapat dari reseptor otot yang disebut spindel otot, yang merasakan jumlah kekuatan kontraksi dan menghantarkan informasi ke medulla spinalis. Oleh karena itu, Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot dan berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat ketegangan yang dihasilkan. Faktorfaktor tersebut mencakup frekuensi rangsangan, panjang serat pada permulaan kontraksi, tingkat kelelahan dan ketebalan serat. Tonus otot juga sangat penting dalam mempertahankan posisi fungsional tubuh dan menghasilkan panas tubuh serta mendukung kembalinya aliran darah ke jantung. Namun sebaliknya, apabila terjadi immobilisasi akan menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang.

Pemeriksaan dan Interpretasi Tonus Otot Skeletal Ketika otot yang normal berelaksasi akan menghasilkan tegangan ringan yang disebut sebagai tonus otot, ini dapat dinilai dengan merasakan tegangan otot pada regangan pasif (pasien diminta relaks). Otot yang hipotonik ditandai dengan kelemahan (terkulainya otot) yang disebut juga dengan flaccid. Meningkatnya resistensi pada sisi ekstrem disebut dengan spastisitas. Hipertonia yang mengiringi kelumpuhan UMN tidak melibatkan semua otot skeletal, melainkan otot-otot fleksor seluruh lengan serta otot aductor bahu dan pada tungkai otot-otot ekstensornya serta otot-otot planta fleksi kaki. Ini penting untuk diperhatikan sebab dapat memprediksikan letak dari lesi (di lower motor neuron atau upper motor neuron) didukung oleh hasil pemeriksaan-pemeriksaan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai