Anda di halaman 1dari 24

MENINGITIS PADA ANAK

Ardeshelly Adnan

DEFINISI
Meningitis adalah suatu reaksi peradangan yang mengenai satu atau semua lapisan selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang disebabkan oleh bakteri spesifik atau nonspesifik atau virus

JENIS & ETIOLOGI


Meningitis Bakteri

Meningitis purulen atau meningitis septik Karakteristik inflamasi pada seluruh meningen, dimana organisme masuk kedalam ruang arachnoid dan subarachnoid Etiologi Streptococcus pneumoniae (pneumococcus). Neisseria meningitidis (meningococcus). Haemophilus influenzae (haemophilus). Listeria monocytogeneses (listeria) Mycobacterium tuberculosis Meningitis Tuberculosis

Meningitis Virus
Meningitis aseptik Akibat lanjutan dari bermacam-macam penyakit

akibat virus, meliputi : measles, mumps, herpes simplek, dan herpes zooster. Etiologi Virus RNA (ribonuclear acid) enterovirus (polio), arbovirus (rubella), flavivirus (dengue), mixovirus (influenza, parotitis, morbili Virus DNA (deoxyribo nucleid acid) virus herpes, dan retrovirus (AIDS)

Meningitis Jamur
Meningitis kriptokokus neoformans Disebabkan oleh infeksi jamur (candida dan

aspergillus) pada sistem saraf pusat yang sering terjadi pada pasien acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) (Ignatavicius & Wrokman, 2006; Wilkinson, 1999). Manifestasi infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat dapat berupa meningitis (paling sering) dan proses desak ruang (abses atau kista).

Faktor predisposisi : infeksi jalan nafas bagian atas otitis media mastoiditis anemia sel sabit hemoglobinopatis prosedur bedah saraf baru trauma kepala dan pengaruh imunologis Sinusitis Sickle cell anemia Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan sistem persarafan

Klasifikasi Meningitis
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak Meningitis serosa : radang pada selaput otak arakhnoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih Meningitis purulenta : radang bernanah pada arkhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medulla spinalis

PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme penyebab dapat masuk mencapai

membran meningen dengan cara hematogen atau limfogen, perkontuinitatum, retrograd melalui saraf perifer atau dapat langsung masuk CSF. Protein di dalam bakteri sebagai benda asing dapat menimbulkan respon peradangan. Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan sel sel sebagai respon peradangan. Eksudat yang terbentuk terdiri dari bakteri bakteri fibrin dan lekosit yang dibentuk di ruang sub arachnoid. Penambahan eksudat di dalam ruang sub arachnoid dapat menimbulkan respon peradangan lebih lanjut dan meningkatkan tekanan intra cranial. Eksudat akan mengendap di otak, syaraf-syaraf spinal dan spinal.

Sel sel meningeal akan menjadi edema dan membran

sel tidak dapat lebih panjang lagi untuk mengatur aliran cairan yang menuju atau keluar dari sel. Vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah dapat terjadi, sehingga dapat menimbulkan ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah. Jaringan otak dapat menjadi infark, sehingga dapat menimbulkan peningkatan tekanan intra kranial lebih lanjut. Proses ini dapat menimbulkan infeksi sekunder dari otak jika bakteri makin meluas menuju jaringan otak sehingga menyebabkan encephalitis dan ganggguan neurologi lebih lanjut (Wong, 2003 dan Pillitteri, 1999).

Aliran darah (hematogen)

Perluasan langsung dari infeksi (per kontinuitatum)

Implantasi langsung

Meningitis pada neonatus : Aspirasi dari cairan amnion Infeksi bakterial secara transplasental terutama listeria.

PATOFISIOLOGI MENINGITIS TB

Sarang infeksi tuberculosis di luar susunan saraf --> di paru-paru --> melepaskan mikobakterium tuberculosis -> hematogen --> korteks serebri --> mati/berbiak --> eksudat kaseosa --> subaraknoid

GEJALA KLINIS
Meningitis Neonatus

Tanda meningitis pada neonatus jarang dari SSP.

Kaku kuduk & ubun-ubun menonjol jarang


Tanda sepsis neonatus: Lemah Muntah Menangis, merintih Hypothermia/Hyperthermia (>38 C) Apnea Apatis Pucat, kulit marmer/mottled Refleks isap lemah Iritabel Kejang-kejang fokal

Meningitis pada Anak


Berlangsung dalam beberapa hari Seringkali didahului infeksi saluran napas atas atau saluran

cerna (demam,batuk, pilek, diare dan muntah)


Gejala infeksi akut:
Lesu / lemah Mudah terangsang / Iritabel Anorexia Febris tinggi

Gejala rangsang meninges:


Kaku kuduk Opisthotonus Tanda Kerniq & Brundzinsky positif

Gejala Peningkatan Tekanan Intrakranial :


Nyeri kepala yang semakin hebat Ubun-ubun anterior menonjol tegang

Kesadaran menurun: apatis sampai koma


Tanda cracked pot positif Papiledema dan/atau pupil midriasis (dilatasi /

lebar) Paresis dan/atau kelumpuhan Konvulsi: umum, fokal, partial kompleks atau twitching Pernafasan Cheyne-Stokes

Manifestasi Klinis Meningitis Tuberkulosa


Predominan gejala gastrointestinal, tanpa manifestasi kelainan neurologis. Pasien tampak apatis atau iritabel, disertai nyeri kepala intermiten.

Stadium I (prodormal) 2-3 minggu

Stadium II (transisi) >3 minggu

Pasien tampak mengantuk, disorientasi, disertai tanda rangsang meningeal. Reflek tendon meningkat, refleks abdomen menghilang, disertai klonus patella dan pergelangan kaki. Nervi kranialis VII, IV, VI dan III terlibat. Dapat ditemukan tuberkel pada koroid. Pasien koma, pupil terfiksasi, spasme klonik, pernapasan ireguler (cheyne stokes) disertai peningkatan suhu tubuh. Hidrosefalus terdapat pada dua pertiga kasus dengan lama sakit 3 minggu

Stadium III (terminal)

PENGOBATAN KAUSATIF
MENINGITIS BAKTERIAL
Umur 0-7 hari Ampisilin 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam IV + sefotaksim 100 mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV atau Seftriakson 50 mg/kgBB/hari setiap 24 jam IV atau Ampisilin 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam IV + gentamisin 5 mg/kgBB/hari setiap 24jam IV. Umur > 7 hari Ampisilin 200 mg/kgBB/hari setiap 6 jam IV + gentamisin 7,5 mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV atau Ampisilin 200 mg/kgBB/hari setiap 6 jam IV dan sefotaksim 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam atau Seftriakson 75 mg/kgBB/hari setiap 24 jam IV

Neonatus

Anak

Terapi empirik antibiotik 1-3 bulan: ampisilin 200-400 mg/kgBB/hari setiap 6 jam IV dan sefotaksim 200 mg/kg/hari setiap 6 jam IV atau seftriakson 100 mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV. >3 bulan: sefotaksim 200 mg/kgBB/hari setiap 6-8 jam IV atau seftriakson 100 mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV atau ampisillin 200mg/kgBB/hari setiap 6 jam IV plus kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari setiap 6 jam Deksametason Deksametason 0,6 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis untuk 2 hari pertama (rekomendasi American Academy of Pediatrics). Dosis awal diberikan sebelum atau pada saat pemberian antibiotik.

PENGOBATAN MENINGITIS TB
Rekomendasi American ACAdemic of Pediatrics 1994, yakni dengan pemberian 4 macam obat selama 2 bulan, dilanjutkan dengan pemberian INH dan rifampisin selama 10 bulan :

Isoniazid (INH) 5-10 mg/kgBB/hari, dosis maksimum 300mg/hari Rifampisin 10-20 mg/kgBB/hari, dengan maksimum 600mg/hari Pirazinamid 20-40 mg/kgBB/hari, dosis maksimum 2000mg/hari Etambutol 15-25 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 2500mg/hari Prednisone 1-2 mg/kgBB/hari, selama 2-3 minggu, dilanjutkan dengan tapering-off

PENGOBATAN MENINGITIS VIRAL

Tidak ada pengobatan yang spesifik, tergantung dari etiologi. Asiklovir dapat diberikan 10 mg/kgBB tiap 8 jam bila secara klinis di curigai disebabkan oleh virus herpes simpleks.

Pengobatan simtomatis :
Diazepam IV : 0.2 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal

0.4 0.6/mg/kg/dosis kemudian dilanjutkan dengan. Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari. Turunkan panas : Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis. Kompres air PAM atau es. Pengobatan suportif : Cairan intravena. O2 berkisar antara 30 50%.

DIAGNOSIS
Diagnosis meningitis dibuat berdasarkan gejala klinis dan hasil
pemeriksaan cairan serebrospinal ,disokong oleh pemeriksaan:
a. Darah : kadar hemoglobin, jumlah leukosit (meningkat),

Laju Endap Darah (LED), hitung jenis, kadar glukosa (meningkat), kadar ureum, elektrolit (abnormal) dan kultur darah
b. Foto rontgen thorak.
c. Pemeriksaan titer antibody : pemeriksaan infeksi mikroba

ditandai dengan peningkatan IgG maupun IgM atau keduanya.

HASIL PEMERIKSAAN LUMBAL PUNGSI


Tes Tekanan LP Warna Jumlah sel Jenis sel Protein Glukosa Meningitis Bakterial Meningkat Keruh > 1000/ml Predominan PMN Sedikit meningkat Normal/menurun Meningitis TBC Bervariasi Xanthochromia Bervariasi Predominan MN Meningkat Rendah Meningoensefalitis virus Biasanya normal Jernih < 100/ml Predominan MN Normal/meningkat Biasanya normal

PROGNOSIS
Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal tergantung : umur penderita. jenis kuman penyebab berat ringan infeksi lama sakit sebelum mendapat pengobatan kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan adanya penanganan penyakit.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai