Anda di halaman 1dari 20

CATATAN ATAS

LAPORAN
KEUANGAN

DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
PENGERTIAN

Penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas


nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus
Kas
HAL-HAL PENTING DALAM
DRAFT CALK

2. CALK adalah unsur LK Pokok dan Wajib, bukan


tambahan.
3. CALK bagian tak terpisahkan dari LK
4. Setiap entitas wajib menyajikan CALK
5. Fungsi CALK :
6. Menjelaskan unsur dlm LK yang lain
TUJUAN MEMBUAT CALK

LK memperoleh status :
2. Mudah dipahami
3. Menghindari salah paham
 Pemahaman mendalam melalui
pengungkapan setiap pos penting
 Mampu menjawab bagaimana
perkembangan kondisi keuangan entitas
 Pengungkapan paripurna (full disclosure)
STRUKTUR CaLK
 A. Penjelasan Umum
 A.1. Dasar Hukum
 A.2. Kebijakan Teknis Kementerian Negara/Lembaga
 A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
 A.4. Kebijakan Akuntansi
 B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran
 B.1. Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran
 B.2. Penjelasan Per Pos Laporan Realisasi Anggaran
 B.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya
 C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca
 C.1. Posisi Keuangan Secara Umum
 C.2. Penjelasan Per Pos Neraca
 C.3. Catatan Penting/Pengungkapan Lainnya
 D. Pengungkapan Lainnya
DASAR HUKUM
Peraturan yang mendasari penyusunan laporan keuangan antara lain:
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang APBN TA 2009
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 51/PB/ tahun
2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
KEBIJAKAN TEKNIS
KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA
 Menjelaskan Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga
 Menjelaskan realisasi pendapatan dan diuraikan per jenis
pendapatan: pendapatan pajak (khusus Departemen
Keuangan), pendapatan bukan pajak, pendapatan hibah.
Membandingkan nilai realisasi pendapatan dengan nilai realisasi
pendapatan periode yang sama tahun anggaran yang lalu.
Menjelaskan juga penyebab kenaikan/penurunan realisasi
pendapatan tersebut
 Menjelaskan realisasi belanja dan diuraikan per jenis
belanja:belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja
subsidi, belanja hibah, dan belanja Bantuan Sosial.
Membandingkan nilai realisasi belanja dengan nilai realisasi
belanja periode yang sama tahun anggaran yang lalu.
Menguraikan juga penyebab kenaikan/penurunan realisasi
belanja tersebut. Meguraikan juga program (dalam tabel) yang
dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga, realisasi
belanja program tersebut dan capaiannya
PENDEKATAN
PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN
 Menjelaskan jumlah satker Kementerian
Negara/Lembaga, termasuk jenis satker (KP, KD,
DK, TP, satker BLU)
 Menjelaskan jumlah satker yang telah
melaksanakan Sistem Akuntansi
 Menjelaskan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga yang berasal dari Bagian
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
 Basis Akuntansi
- Basis Kas untuk pendapatan dan belanja
- Basis Akrual untuk pengakuan aset, kewajiban
dan ekuitas dana
 Pendapatan adalah semua penerimaan KUN
yang menambah ekuitas dana lancar. Akuntansi
pendapatan berdasarkan azas bruto.
 Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang
mengurangi ekuitas dana lancar.
Penjelasan LRA
Penjelasan Umum LRA

 Menjelaskan realisasi per jenis pendapatan dan realisasi belanja per
sumber dana dibandingkan dengan anggarannya
Penjelasan per pos LRA

 Pendapatan Negara dan Hibah
- Penerimaan Perpajakan
- Penerimaan Negara Bukan Pajak
- Penerimaan Hibah
Dijelaskan sebab tidak tercapainya pendapatan dibandingkan dengan
estimasinya
 Belanja Negara
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Modal
- Belanja Bantuan Sosial
Dijelaskan % realisasi dibandingkan dengan pagu.
Dijelaskan perbandingan realisasi periode berjalan dengan periode tahun
sebelumnya
Penjelasan Pos-Pos
Neraca
(Aset Lancar)
 Kas di Bendaharawan Pengeluaran, Disajikan menurut
nilai nominal. Jumlah ini adalah merupakan saldo
Kas/Bank dan UP yang belum dipertanggunggjawabkan
secara definitif
 Kas di Bendaharawan Penerima, merupakan PNBP
yang belum disetorkan ke KUN, dijelaskan asal/sumber
dana.
 Piutang PNBP, semua klaim yang dapat dijakan Kas
dan dirinci menurut jenis piutang yang dimiliki.
 Piutang Lain-lain, diungkapkan jenis piutang yang
dimaksud.
Penjelasan Pos Pos
Neraca (Lanjutan)
 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran,
Diuangkapkan jenisnya, dan reklasifikasinya.
 Bagian Lancar Tagihan TGR, diungkapkan jenis
Tagihan, pihak yang dikenakan TGR, rincian dan
reklasifikasinya.
 Persediaan, Merupakan supplies, barang dalam proses
produksi (setengah jadi), dan barang yang disimpan
untuk dijual.
Penjelasan Pos Pos
Neraca (Lanjutan)
 Persediaan disajikan sebesar
 Biaya perolehan apabila didapat dengan
pembelian
 Biaya standar apabila diperoleh dengan
memprodusi sendiri.
 Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lain,
seperti donasi atau rampasan
 Nilai pembelian yang digunakan adalah nilai
terakhir.
Perkiraan Aset
Tetap
 Tanah, dicatat sebesar nilai perolehan. Biaya lain seperti
biaya pengurugan dan biaya sertifikat dapat dimasukkan
kedalam harga tanah
 Peralatan dan Mesin, dirinci berdasarkan golongan dan
bidang sesuai kodefikasi
 Gedung dan Bangunan
 Jalan, Irigasi dan Jaringan
 Aset Tetap lainnya, berupa barang-barang bercorak
kesenian dan buku2 perpustakaan
 Konstruksi Dalam Pengerjaan
Aset Bersejarah
(Heritage Assets)
 Tidak disajikan dalam neraca, tetapi
diungkapkan dalam CALK.
 Aset ini dibuktikan dengan peraturan
perundang-undangan.
 Pengungkapan dalam CALK tanpa nilai, hanya
jumlah kuantitasnya
ASET LAINNYA
Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset
Lancar, Aset Tetap

Misalnya :
 Tagihan Penjualan Angsuran, dirinci dan juga dibuat
reklasifikasinya.
 Tuntutan Ganti Rugi, dirinci dan dibuat reklasifikasinya
 Kemitraan dengan Pihak Ketiga
 Sotware
 Hasil kajian
 Aset tetap yang dihentikan penggunaannya
 Aset Lain-lain, Dirinci berdasarkan jenisnya.
Hutang Jangka
Pendek
 Uang Muka dari KPKN, disajikan sebesar nilai
nominal dan dijelaskan bahwa perkiraan ini
merupakan lawan perkiraan Kas di Bendara
Pengeluaran.
 Pendapatan yang ditangguhkan, disajikan

sebesar nilai nominal dan dijelaskan bahwa


perkiraan ini merupakan lawan perkiraan Kas di
Bendahara Penerima
 Belanja yang masih harus dibayar
Ekuitas
Dana Lancar
 Cadangan Piutang, Perkiraan ini merupakan
lawan perkiraan Piutang PNBP, Piutang Pajak,
Bag. Lancar TPA/ TGR, Piutang Lain-lain
 Cadangan Persediaan, merupakan lawan
perkiraan dari persediaan dan jumlahnya pun
harus sama dengan persediaan
 Dana yang harus disediakan untuk pembauaran
Utang Jangka Pendek
Ekuitas Dana
Diinvestasikan
 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap,
merupakan lawan perkiraan-perkiraan yang
terdapat pada kelompok Aset Tetap.
 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya,
merupakan lawan perkiraan-perkiraan yang
terdapat pada kelompok Aset Lainnya.
Kunjungi kami di
www.perbendaharaan.go
.id

Anda mungkin juga menyukai