Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENGETAHUAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN TELAAH FILOSOFIS 1.

FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Sebelum Metode Penelitian dengan pendekatan Kualitatif atau Metode Penelitian Kualitatif, akan diuraikan terlebih dahulu apa Perbedaan Ilmu Pengetahuan Ilmiah (Science) dengan Pengetahuan (Knowledge). Mengapa demikian ? Kedua metode Penelitian baik kuantitatif maupun kualitatif digunakan untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan Ilmiah (Science). Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu apa itu Ilmu Pengetahuan Ilmiah dan perbedaanya dengan Pengetahuan. engan dipahaminya Ilmu Pengetahuan Ilmiah akan mempermudah memahami Metode Penelitian Ilmiah dan kaitan antara keduanya. !erikut ini akan di"inggung "edikit tentang #il"afat dan perbedaannya dengan #il"afat Ilmu Pengetahuan. Se$ara "ingkat dapat dikatakan Filsafat adalah refle si ritis !ang radi al. %eflek"i adalah upaya memperoleh pengetahuan yang menda"ar atau un"ur&un"ur yang hakiki atau inti. 'pabila ilmu pengetahuan mengumpulkan data empiri" atau data fi"i" melalui ob"er(a"i atau ek"perimen, kemudian dianali"i" agar dapat ditemukan hukum&hukumnya yang ber"ifat uni(er"al. Oleh fil"afat hukum&hukum yang ber"ifat uni(er"al ter"ebut direfle si an atau di"i ir secara ritis dengan tu)uan untuk mendapatkan un"ur&un"ur yang hakiki, "ehingga diha"ilkan pemahaman yang mendalam. Kemudian apa perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan #il"afat. 'pabila ilmu pengetahuan sifatn!a taat fakta, ob)ektif dan ilmiah, maka fil"afat "ifatnya mempertemukan berbagai a"pek kehidupan di "amping membuka dan memperdalam pengetahuan. 'pabila ilmu pengetahuan o#$e n!a dibata"i, mi"alnya P"ikologi ob)eknya dibata"i pada perilaku manu"ia "a)a, fil"afat ob)eknya tidak dibata"i pada "atu bidang ka)ian "a)a dan ob)eknya dibaha" "e$ara filo"ofi" atau reflektif ra"ional, karena fil"afat men$ari apa yang hakikat. 'pabila ilmu pengetahuan t%$%ann!a memperoleh data "e$ara rin$i untuk menemukan pola&polanya, maka fil"afat tu)uannya men$ari hakiki, untuk itu perlu pembaha"an yang mendalam. 'pabila ilmu pengetahuannya datanya mendetail dan akurat tetapi tidak mendalam, maka fil"afat datanya tidak perlu mendetail dan akurat, 1

karena yang di$ari adalah hakekatnya, yang penting data itu dianali"i" "e$ara mendalam. Per"amaan dan perbedaan antara #il"afat dan 'gama adalah "ebagai berikut. Per"amaan antara #il"afat dan 'gama adalah "emuanya men$ari kebenaran. Sedang perbedaannya #il"afat ber"ifat ra"ional yaitu "e)auh kemampuan akal budi, "ehingga kebenaran yang di$apai ber"ifat relatif. 'gama berda"arkan iman atau keper$ayaan terhadap kebenaran agama, karena merupakan *ahyu dari +uhan ,M-, dengan demikian kebenaran agama ber"ifat mutlak. Ka)ian fil"afat meliputi ruang lingkup yang di"u"un berda"arkan pertanyaan fil"uf terkenal Immanuel Kant "ebagai berikut. 1) 'pa yang dapat "aya ketahui (&as an ich wiesen) Pertanyaan ini mempunyai makna tentang bata" mana yang dapat dan mana yang tidak dapat diketahui. /a*aban terhadap pertanyaan ini adalah "uatu feno'ena. #enomena "elalu dibata"i oleh ruang dan *aktu. 0al ini men)adi da"ar bagi E"isto'ologi. -k"i"ten"i +uhan bukan merupakan ka)ian -pi"tomologi karena berada di luar )angkauan indera. !ahan ka)ian -pi"tomologi adalah yang berada dalam )angkauan indera. Ka)ian -pi"tomologi adalah fenomena "edang ek"i"ten"i +uhan merupakan ob)ek ka)ian Metafi"ika. -pi"tomologi meliputi. 1ogika Pengetahuan (Knowledge), Ilmu Pengetahuan Ilmiah (Science) dan Metodologi. 2) 'pa yang haru" "aya lakukan (&as soll ich t%n) Pertanyaan ini memper"oalkan nilai ((al%es), dan di"ebut A)iologi, yaitu nilai&nilai apa yang digunakan "ebagai da"ar dari perilaku. Ka)ian '3iologi meliputi Eti a atau nilai&nilai keutamaan atau kebaikan dan Esteti a atau nilai& nilai keindahan. 4) 'pa yang dapat "aya harapkan (&as an ich hoffen) Pengetahuan manu"ia ada bata"nya. 'pabila manu"ia "udah "ampai bata" pengetahuannya, manu"ia hanya bi"a mengharapkan. 0al ini berkaitan dengan #eing, yaitu hal yang 5ada5, mi"alnya perma"alahan tentang apakah )i*a manu"ia itu abadi atau tidak, apakah +uhan itu ada atau tidak. Pertanyaan& pertanyaan ter"ebut tidak ter)a*ab oleh Ilmu Pengetahuan Ilmiah, tetapi oleh %eligi. %eflek"i tentang *eing terbagi lagi men)adi dua, yaitu +ntologi yaitu "truktur "egala yang ada, realita", ke"eluruhan ob)ek&ob)ek yang ada, dan 2

Metafisi a yaitu hal&hal yang berada di luar )angkauan indera, mi"alnya )i*a dan +uhan. !idang&bidang ka)ian #il"afat, apabila digambarkan adalah "ebagaimana bagan berikut. !-I67

-PIS+OMO1O7I '8IO1O7I

7ambar 1. !idang Ka)ian #il"afat Sumber. 6oerhadi +. 0. (199:) iktat Kuliah Filsafat Il'% Pengetah%an. Pa"$a"ar)ana ;ni(er"ita" Indone"ia. Selan)utnya akan dibaha" "alah "atu bidang ka)ian #il"afat, yaitu #il"afat Ilmu Pengetahuan, karena bidang ini membaha" hakekat ilmu pengetahuan ilmiah (science). 0akekat ilmu pengetahuan dapat ditelu"uri dari < (empat) hal, yaitu. 1) Sumber ilmu pengetahuan itu dari mana. Sumber ilmu pengetahuan mempertanyakan dari mana ilmu pengetahuan itu diperoleh. Ilmu pengetahuan diperoleh dari pengalaman (e'"eri) dan dari akal (ratio). Sehingga timbul faham atau aliran yang di"ebut empiri"me dan ra"ionali"me. 'liran empiri"me yaitu faham yang menyu"un teorinya berda"arkan pada empiri atau pengalaman. +okoh&tokoh aliran ini mi"alnya a(id 0ume (1=11&1==>), /ohn 1o$ke (1>42&1=?<), !erkley. Sedang ra"ionali"me menyu"un teorinya berda"arkan ratio. +okoh&tokoh aliran ini mi"alya Spino@a, %ene e"$arte". Metode yang digunakan aliran emperi"me adalah induk"i, "edang ra"ionali"me menggunakan metode deduk"i. Immanuel Kant adalah tokoh yang men"inte"akan faham empiri"me dan ra"ionali"me.

7ambar 2 . a(id 0ume, /ohn 1o$ke , dan 7eorge !erkeley

7ambar 4 . Immanuel Kant 2) !ata"&bata" Ilmu Pengetahuan. Menurut Immanuel Kant apa yang dapat kita tangkap dengan pan$a indera itu hanya terbata" pada ge)ala atau feno'ena, "edang "ub"tan"i yang ada di dalamnya tidak dapat kita tangkap dengan pan$a indera di"ebut no'enon. 'pa yang dapat kita tangkap dengan pan$a indera itu adalah penting, pengetahuan tidak "ampai di"itu "a)a tetapi haru" lebih dari "ekedar yang dapat ditangkap pan$a indera.

<

,ang dapat kita ketahui atau dengan kata lain dapat kita tangkap dengan pan$a indera adalah hal&hal yang berada di dalam ruang dan *aktu. ,ang berada di luar ruang dan *aktu adalah di luar )angkauan pan$a indera kita, itu terdiri dari 4 (tiga) ide regulatif. 1) ide ko"mologi" yaitu tentang "eme"ta alam (ko"mo"), yang tidak dapat kita )angkau dengan pan$a indera, 2) ide p"ikologi" yaitu tentang "siche atau )i*a manu"ia, yang tidak dapat kita tangkap dengan pan$a indera, yang dapat kita tangkap dengan pan$a indera kita adalah manife"ta"inya mi"alnya perilakunya, emo"inya, kemampuan berpikirnya, dan lain&lain, 4) ide teologi" yaitu tentang +uhan Sang Pen$ipta Seme"ta 'lam. 4) Strukturnya. ,ang ingin mengetahui adalah "ub)ek yang memiliki ke"adaran. ,ang ingin kita ketahui adalah ob)ek, diantara kedua hal ter"ebut "eakan&akan terdapat gari" demarka"i yang ta)am. 6amun demikian "ebenarnya dapat di)embatani dengan mengadakan diale ti a. /adi "ebenarnya gari" demarka"i tidak ta)am, karena apabila dikatakan "ub)ek menghadapi ob)ek itu "alah, karena ob)ek itu adalah "ub)ek )uga, "ehingga dapat ter)adi dialektika. <) Keab"ahan. Keab"ahan ilmu pengetahuan membaha" tentang kriteria bah*a ilmu pengetahuan itu "ah berarti membaha" kebenaran. +etapi kebenaran itu nilai (a3iologi), dan kebenaran itu adalah "uatu rela"i. Kebenaran adalah ke"amaan antara gaga"an dan kenyataan. Mi"alnya ada kore"ponden"i yaitu per"e"uaian antara gaga"an yang terlihat dari pernyataan yang diungkapkan dengan realita. +erdapat 4 (tiga) ma$am teori untuk mengungkapkan kebenaran, yaitu. a) +eori Kore"ponden"i, terdapat per"amaan atau per"e"uaian antara gaga"an dengan kenyataan atau realita. b) +eori Koheren"i, terdapat keterpaduan antara gaga"an yang "atu dengan yang lain. +idak boleh terdapat kontradik"i antara rumu" yang "atu dengan yang lain. $) +eori Pragmati", yang dianggap benar adalah yang berguna. Pragmati"me adalah tradi"i dalam pemikiran fil"afat yang berhadapan dengan ideali"me, dan reali"me. 'liran Pragmati"me timbul di 'merika Serikat. Kebenaran diartikan berda"arkan teori kebenaran pragmati"me.

;ntuk mengetahui penerapan 4 (tiga) ma$am teori ter"ebut pada bidang apa, perik"a "kema berikut ini. Ilmu&ilmu #ormal eduktif. 1ogika Matematika Ilmu&ilmu -mpiri" Induktif 'lam 0ayati. So"ial. unorganik. Kehidupan Manu"ia ber karang, ma"yarakat batu, air. !udaya. Manu"ia dengan ek"pre"inya Ilmu&ilmu +erapan

U %ran e#enaran U %ran e#enaran Kores"ondensi Prag'atis Koherensi menghadapi ke"e"uaian antara gaga"an dengan realitaBantara apa yang rumu"an& gaga"an dengan fakta. bermanfaat rumu"an yang itu benar. tidak boleh kontradik"i "atu "ama lain 7ambar <. Penerapan +eori Kore"ponden"i, Koheren"i dan Pragmati". Sumber. 6oerhadi +. 0. (199:) iktat Kuliah Filsafat Il'% Pengetah%an. Pa"$a"ar)ana ;ni(er"ita" Indone"ia. Ciri&$iri Ilmu Pengetahuan Ilmiah #il"afat Ilmu Pengetahuan merupakan $abang fil"afat yang menelaah baik $iri&$iri ilmu 1) Si"temati". Ilmu pengetahuan ilmiah ber"ifat "i"temati" artinya ilmu pengetahuan ilmiah dalam upaya men)ela"kan "etiap ge)ala "elalu berlanda"kan "uatu teori. 'tau dapat dikatakan bah*a teori dipergunakan "ebagai "arana untuk men)ela"kan ge)ala dari kehidupan "ehari&hari. +etapi teori itu "endiri ber"ifat ab"trak dan merupakan pun$ak piramida dari "u"unan tahap&tahap pro"e" mulai dari per"ep"i "ehari&hariB baha"a "ehari&hari, ob"er(a"iBkon"ep ilmiah, hipote"i", hukum dan pun$aknya adalah teori. Ciri&$iri yang "i"temati" dari ilmu pengetahuan ilmiah ter"ebut dapat digambarkan "ebagai berikut. pengetahuan ilmiah maupun $ara&$ara memperoleh ilmu pengetahuan ilmiah. Ciri&$iri Ilmu Pengetahuan Ilmiah adalah "ebagai berikut.

>

teori hukum hipote"a 0a"il ob"er(a"i (kon"ep ilmiah) Per"ep"i "ehari&hari (baha"a "ehari&hari) 7ambar A. Pira'ida Il'% Pengetah%an Il'iah Sumber. 6oerhadi +. 0. (199:) iktat Kuliah Filsafat Il'% Pengetah%an. Pa"$a"ar)ana ;ni(er"ita" Indone"ia. a) Per"ep"i "ehari&hari (baha"a "ehari&hari). ari per"ep"i "ehari&hari terhadap fenomena atau fakta yang bia"anya di"ampaikan dalam baha"a "ehari&hari diob"er(a"i agar diha"ilkan makna. ari ob"er(a"i ini akan diha"ilkan onse" ilmiah. b) Ob"er(a"i (kon"ep ilmiah). ;ntuk memperoleh onse" ilmiah atau menyu"un kon"ep ilmiah perlu ada defini"i. alam menyu"un defini"i perlu diperhatikan bah*a dalam defini"i tidak boleh terdapat kata yang didefini"ikan. +erdapat 2 (dua) )eni" defini"i, yaitu. 1) defini"i "e)ati, 2) defini"i nir&"e)ati. efini"i "e)ati dapat dikla"ifika"ikan dalam. 1) Definisi Le si al. 2) Definisi Sti"%latif. tertentu. efini"i ini dapat ditemukan dalam kamu", yang efini"i ini di"u"un berkaitan dengan tu)uan bia"anya ber"ifat de"kriptif. engan demikian tidak dapat dinyatakan apakah defini"i

ter"ebut benar atau "alah. !enar atau "alah tidak men)adi ma"alah, tetapi yang penting adalah kon"i"ten (taat a"a"). Contoh adalah pernyataan dalam 'kta 6otari". 4) Definisi +"erasional. alam Per)an)ian ini "i ' di"ebut "ebagai Pihak Pertama, "i ! di"ebut "ebagai Pihak Kedua. efini"i ini bia"anya berkaitan dengan pengukuran (assess'ent) yang banyak dipergunakan oleh ilmu =

pengetahuan ilmiah.

efini"i ini memiliki kekurangan karena

"eringkali apa yang didefini"ikan terdapat atau di"ebut dalam defini"i, "ehingga ter)adi pengulangan. Contoh. 5,ang dimak"ud inteligen"i dalam penelitian ini adalah kemampuan "e"eorang yang dinyatakan dengan "kor te" inteligen"i5. <) Definisi Teoritis. efini"i ini men)ela"kan "e"uatu fakta atau fenomena atau i"tilah berda"arkan teori tertentu. Contoh. ;ntuk mendefini"ikan Superego, lalu menggunakan teori P"ikoanali"a dari Sigmund #reud. efini"i nir&"e)ati dibedakan men)adi 2 (dua), yaitu. 1) Definisi +stensif, 2) Definisi efini"i ini men)ela"kan "e"uatu dengan menun)uk efini"i yang mengandung pada an)uran barangnya. Contoh. Ini gunting. Pers%asif. (per"ua"if). alam defini"i ini terkandung an)uran agar orang alam defini"i

melakukan atau tidak melakukan "e"uatu. Contoh. 5Membunuh adalah tindakan menghabi"i nya*a "e$ara tidak terpu)i5. ter"ebut "e$ara impli"it terkandung an)uran agar orang tidak membunuh, karena tidak baik (berdo"a menurut 'gama apapun). $) 0ipote"i" ari onse" ilmiah yang merupakan pernyataan&pernyataan yang mengandung informa"i, 2 (dua) pernyataan digabung men)adi "ro"osisi. Propo"i"i yang perlu diu)i kebenarannya di"ebut hipote"i". d) 0ukum 0ipote"i" yang "udah diu)i kebenarannya di"ebut dalil atau hukum. e) +eori Ke"eluruhan dalil&dalil atau hukum&hukum yang tidak bertentangan "atu "ama lain "erta dapat men)ela"kan fenomena di"ebut teori. 2) apat dipertanggung)a*abkan. Ilmu pengetahuan ilmiah dapat dipertanggung)a*abkan melalui 4 (tiga) ma$am "i"tem, yaitu. a) Si"tem a3iomati" Si"tem ini beru"aha membuktikan kebenaran "uatu fenomena atau ge)ala "ehari&hari mulai dari kaidah atau rumu" umum menu)u rumu" :

khu"u" atau konkret. 'tau mulai teori umum menu)u fenomenaBge)ala konkret. Cara ini di"ebut ded% tif-no'ologis. ;mumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu&ilmu formal, mi"alnya matematika. b) Si"tem empiri" Si"tem ini beru"aha membuktikan kebenaran "uatu teori mulai dari ge)alaB fenomena khu"u" menu)u rumu" umum atau teori. /adi ber"ifat induktif dan untuk mengha"ilkan rumu" umum digunakan alat bantu "tati"tik. ;mumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu pengetahuan alam dan "o"ial. $) Si"tem "emantikBlingui"tik alam "i"tem ini kebenaran didapatkan dengan $ara menyu"un propo"i"i&propo"i"i "e$ara ketat. ;mumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu baha"a (lingui"tik). 4) Ob)ektif atau inter"ub)ektif Ilmu pengetahuan ilmiah itu ber"ifat mandiri atau milik orang banyak (inter"ub)ektif). Ilmu pengetahuan ilmiah itu ber"ifat otonom dan mandiri, bukan milik perorangan ("ub)ektif) tetapi merupakan kon"en"u" antar "ub)ek (pelaku) kegiatan ilmiah. engan kata lain ilmu pengetahuan ilmiah itu haru" ditopang oleh komunita" ilmiah. Cara Ker)a Ilmu Pengetahuan Ilmiah Cara ker)a Ilmu Pengetahuan Ilmiah untuk mendapatkan kebenaran oleh Karl Popper di"ebut Siklu" -mpiri", yang dapat digambarkan "ebagai berikut.

2 +eori
Pembentukan kon"ep, pembentukan propo"i"i, penyu"unan propo"i"i

eduk"i logi" II

DI

Inferen"i 1ogi"

7-6-%'1IS'SI -MPI%IS

P%O!1-M

0IPO+-SIS

ID

Pengukuran penyimpulan "ample, e"tima"i parameter

;)i 0ipote"i" D O!S-%D'SI <

Interpreta"i, in"trumenta"i, "ampel, "kala

III

7ambar >. Si l%s E'"iris Sumber. 6oerhadi +. 0. (199:) iktat Kuliah Filsafat Il'% Pengetah%an. Pa"$a"ar)ana ;ni(er"ita" Indone"ia. Keterangan 7ambar. 7ambar dapat dibedakan men)adi 2 (dua) komponen, yaitu. 1) Komponen Informa"i, yang terdiri dari. a. Problem b. +eori $. 0ipote"i" d. Ob"er(a"i e. 7enerali"a"i -mpiri" Komponen Informa"i digambarkan dengan kotak.

1?

2) Komponen langkah&langkah Metodologi", yang terdiri > (enam) langkah metodologi", yaitu. a. Inferen"i logi" b. eduk"i logi" $. Interpreta"i, in"trumenta"i, penetapan "ampel, penyu"un "kala. d. Pengukuran, penyimpulan "ampel, e"tima"i parameter. e. Pengu)ian hipote"i". f. Pembentukan kon"ep, pembentukan dan penyu"unan propo"i"i. 1angkah Metodologi" digambarkan dengan elip". Pen)ela"an tentang langkah&langkah Metodologi" adalah "ebagai berikut. a. Lang ah "erta'a. 'da ma"alah yang haru" dipe$ahkan. Seluruh langkah ini (A langkah) oleh Popper di"ebut E"isto'olog! Pro#le' Sol(ing. ;ntuk peme$ahan ma"alah ter"ebut diperlukan ka)ian pu"taka (inferen"i logi") guna mendapatkan teori&teori yang dapat digunakan untuk peme$ahan ma"alah. b. Lang ah ed%a. Selan)utnya dari teori di"u"un hipote"i". ;ntuk menyu"un hipote"i" diperlukan metode deduk"i logi". $. Lang ah etiga. ;ntuk membuktikan benar tidaknya hipote"i" perlu adanya ob"er(a"i. Sebelum melakukan ob"er(a"i perlu melakukan interpreta"i teori yang digunakan "ebagai landa"an penyu"unan hipote"i" dalam penelitian adalah d. Lang ah penyu"unan ki"i&ki"iBdimen"i&dimen"i, kemudian penyu"unan in"trumen pengumpulan data, penetapan "ampel dan penyu"unan "kala. ee'"at. Setelah ob"er(a"i, "elan)utnya melakukan pengukuran (assess'ent), penetapan "ampel, e"tima"i kriteria ("ara'eter esti'ation). 1angkah ter"ebut dilakukan guna mendapatkan generali"a"i empiri" (e'"irical generali.ation). e. Lang ah eli'a. 7enerali"a"i emperi" ter"ebut pada hakekatnya merupakan ha"il pembuktian hipote"i". 'pabila hipote"i" benar akan memperkuat teori ((erifika"i). 'pabila hipote"i" tidak terbukti akan memperlemah teori (fal"ifika"i). f. Lang ah "ebagai eena', 0a"il dari generali"a"i empiri" ter"ebut dipergunakan bahan untuk pembentukan kon"ep, pembentukan propo"i"i.

Pembentukan atau penyu"unan propo"i"i ini dipergunakan untuk memperkuat 11

atau memantapkan teori, atau menyu"un teori baru apabila hipote"i" tidak terbukti.

7ambar = . Karl Popper 2. *EDA ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN a. Pendahuluan Ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan ( nowledge atau dapat )uga di"ebut co''on sense). Orang a*am tidak memahami atau tidak menyadari bah*a ilmu pengetahuan itu berbeda dengan pengetahuan. !ahkan mugkin mereka menyamakan dua pengertian ter"ebut. +entang perbedaan antara ilmu pengetahuan dan pengetahuan akan di$oba dibaha" di"ini. Mempela)ari apa itu ilmu pengetahuan itu berarti mempela)ari atau membaha" e"en"i atau hakekat ilmu pengetahuan. emikian pula membaha" pengetahuan itu )uga berarti membaha" hakekat pengetahuan. ;ntuk itu kita perlu memahami "erba "edikit #il"afat Ilmu Pengetahuan. engan mempela)ari #il"afat Ilmu Pengetahuan di "amping akan diketahui hakekat ilmu pengetahuan dan hakekat pengetahuan, kita tidak akan terbenam dalam "uatu ilmu yang "pe"ifik "ehingga makin menyempit dan ek"klu"if. yang lua", "ehingga kita dapat menghargai ilmu&ilmu lain, engan dapat mempela)ari fil"afat ilmu pengetahuan akan membuka per"pektif (*a*a"an) berkomunika"i dengan ilmu&ilmu lain. engan demikian kita dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan "e$ara interdi"ipliner. Sebelum kita membaha" hakekat ilmu pengetahuan dan perbedaannya dengan pengetahuan, 12

terlebih dahulu akan dikemukakan "erba "edikit tentang "e)arah perkembangan ilmu pengetahuan. b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Mempela)ari "e)arah ilmu pengetahuan itu penting, karena dengan mempela)ari hal ter"ebut kita dapat mengetahui tahap&tahap perkembangannya. Ilmu pengetahuan tidak lang"ung terbentuk begitu "a)a, tetapi melalui pro"e", melalui tahap&tahap atau periode&periode perkembangan. a) Periode Pertama (abad < "ebelum Ma"ehi) Perinti"an EIlmu pengetahuan5 dianggap dimulai pada abad < "ebelum Ma"ehi, karena peninggalan&peninggalan yang menggambarkan ilmu pengetahuan diketemukan mulai abad < "ebelum Ma"ehi. 'bad < "ebelum Ma"ehi merupakan abad ter)adinya perge"eran dari per"ep"i mito" ke per"ep"i logo", dari dongeng&dongeng ke anali"i" ra"ional. Contoh per"ep"i mito" adalah pandangan yang beranggapan bah*a ke)adian& ke)adian mi"alnya adanya penyakit atau gempa bumi di"ebabkan perbuatan de*a&de*a. /adi pandangan ter"ebut tidak ber"ifat ra"ional, "ebaliknya per"ep"i logo" adalah pandangan yang ber"ifat ra"ional. alam per"ep"i mito", dunia atau ko"mo" dikendalikan oleh kekuatan&kekuatan magi", mi"ti". 'tau dengan kata lain, dunia di)ela"kan oleh faktor&faktor luar (ek"ternal). Sedang dalam per"ep"i ra"ional, dunia dianali"i" dari faktor& faktor dalam (internal). 'tau dengan kata lain, dunia dianali"i" dengan argumenta"i yang dapat diterima "e$ara ra"ional atau akal "ehat. 'nali"i" ra"ional ini merupakan perinti"an anali"i" "e$ara ilmiah, tetapi belum dapat dikatakan ilmiah. Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah 'ri"totele". Per"ep"i 'ri"totele" tentang dunia adalah "ebagai berikut. dunia adalah ontologi" atau ada (ek"i"). Sebelum 'ri"totele" dunia diper"ep"ikan tidak ek"i", dunia hanya menumpang keberadaan de*a&de*a. unia bukan dunia riil, yang riil adalah dunia ide. Menurut 'ri"totele", dunia merupakan "ub"tan"i, dan ada hirarki "ub"tan"i&"ub"tan"i. Sub"tan"i adalah "e"uatu yang mandiri, dengan demikian dunia itu mandiri. Setiap "ub"tan"i mempunyai "truktur ontologi". alam "truktur ontologi" terdapat 2 prin"ip, 14

yaitu. 1) A t. menun)ukkan prin"ip ke"empurnaan (reali")F 2) Potensi. menun)ukkan prin"ip kemampuannya, kemungkinannya (relatif). Setiap benda "empurna dalam dirinya dan mempunyai kemungkinan untuk mempunyai ke"empurnaan. Perubahan ter)adi bila poten"i berubah, dan perubahan ter"ebut direali"a"ikan.

7ambar : . 'ri"totele" Pandangan 'ri"totele" yang dapat dikatakan "ebagai a*al dari perinti"an Eilmu pengetahuan5 adalah hal&hal "ebagai berikut. /0 Hal Pengenalan Menurut 'ri"totele" terdapat dua ma$am pengenalan, yaitu. (1) pengenalan indera*iF (2) pengenalan ra"ional. Menurut 'ri"totele", pengenalan indera*i memberi pengetahuan tentang hal-hal !ang ong rit dari "uatu benda. Sedang pengenalan ra"ional dapat men$apai ha e at "e"uatu, melalui )alan a#stra si. 10 Hal Metode Selan)utnya, menurut 'ri"totele", Eilmu pengetahuan5 adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum bukan ob)ek& ob)ek ek"ternal atau fakta. Penggunaan prin"ip atau hukum berarti berargumenta"i (reasoning). Menurut 'ri"totele", mengembangkan 1<

Eilmu

pengetahuan5

berarti

mengembangkan

prin"ip&prin"ip,

mengembangkan Eilmu pengetahuan5 (teori) tidak terletak pada akumula"i data tetapi peningkatan %alitas teori dan 'etode. Selan)utnya, menurut 'ri"totele", metode untuk mengembangkan Eilmu pengetahuan5 ada dua, yaitu. (1) ind% si int%itif yaitu mulai dari fakta untuk menyu"un hukum (pengetahuan uni(er"al)F (2) ded% si (silogis'e) yaitu mulai dari pengetahuan uni(er"al menu)u fakta&fakta. b) Periode Kedua (abad 1= "e"udah Ma"ehi) Pada periode yang kedua ini ter)adi re(olu"i ilmu pengetahuan karena adanya perombakan total dalam $ara berpikir. Perombakan total ter"ebut adalah "ebagai berikut. 'pabila 'ri"totele" $ara berpikirnya ber"ifat ontologis rasional, 7allileo 7allilei (tokoh pada a*al abad 1= "e"udah Ma"ehi) $ara berpikirnya ber"ifat analisis yang dituangkan dalam bentuk %antitatif atau 'ate'atis. ,ang dimun$ulkan dalam berfikir ilmiah 'ri"totele" adalah berpikir tentang ha e at, )adi berpikir 'etafisis (apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik fenomena).

7ambar 9 . 7allileo 7allilei 1A

'bad 1= meninggalkan $ara berpikir metafi"i" dan beralih ke ele'en-ele'en yang terdapat pada "utau benda, )adi tidak memper"oalkan hakikat. engan demikian bukan "ub"tan"i tetapi elemen&elemen yang merupakan ke"atuan "i"tem. Cara berpikir abad 1= 'eng onstr% si s%at% 'odel yaitu mema"ukkan un"ur makro men)adi mikro, mengkon"truk"i "uatu model yang dapat di%$i co#a secara e'"iris, "ehingga memerlukan adanya laboratorium. ;)i $oba penting, untuk itu haru" membuat ek"perimen. Ini berarti mempergunakan pendekatan matemati" dan pendekatan ek"perimental. Selan)utnya apabila pada )aman 'ri"totele" ilmu pengetahuan ber"ifat ontologi", maka "e)ak abad 1=, ilmu pengetahuan berpi)ak pada "rinsi"-"rinsi" !ang %at yaitu $elas dan ter"ilah-"ilah (clearl! and distinctl!) "erta di"atu pihak berpikir pada esadaran, dan pihak lain berpihak pada materi. Prin"ip )ela" dan terpilah& pilah dapat dilihat dari pandangan %ene e"$arte" (1A9>&1>A?) dengan ungkapan yang terkenal, yaitu 2ogito Ergo S%', yang artinya arena a % #er"i ir 'a a a % ada. ;ngkapan 2ogito Ergo S%' adalah "e"uatu yang pa"ti, karena berpikir bukan merupakan khayalan. Suatu yang pa"ti adalah )ela" dan terpilah&pilah. Menurut e"$arte" pengetahuan tentang "e"uatu bukan ha"il pengamatan melainkan ha"il pemerik"aan ra"io (dalam 0adi*i)ono, 19:1). Pengamatan merupakan ha"il ker)a dari indera (mata, telinga, hidung, dan lain "ebagainya), oleh karena itu ha"ilnya kabur, karena ini "ama dengan pengamatan binatang. ;ntuk men$apai "e"uatu yang pa"ti menurut e"$arte" e"$arte" kita haru" meragukan apa yang kita amati melalui keragu&raguan. Keragu&raguan dan kita ketahui "ehari&hari. Pangkal pemikiran yang pa"ti menurut dikemukakan menimbulkan ke"adaran, ke"adaran ini berada di "amping materi. Prin"ip ilmu pengetahuan "atu pihak berpikir pada ke"adaran dan pihak lain berpi)ak pada materi )uga dapat dilihat dari pandangan Immanuel Kant (1=2<&1:?:). Menurut Immanuel Kant ilmu pengetahuan itu #% an 'er%"a an "angala'an terhada" fa ta sa$a3 teta"i 'er%"a an hasil onstr% si oleh rasio.

1>

7ambar 1? . %ene

e"$arte"

'gar dapat memahami pandangan Immanuel Kant ter"ebut perlu terlebih dahulu mengenal pandangan ra"ionali"me dan empiri"me. %a"ionali"me mementingkan %ns%r-%ns%r a"riori dalam pengenalan, berarti un"ur&un"ur yang terlepa" dari "egala pengalaman. Sedangkan empiri"me menekankan %ns%r-%ns%r a"osteriori, berarti un"ur&un"ur yang bera"al dari pengalaman. Menurut Immanuel Kant, baik ra"ionali"me maupun empiri"me dua&duanya berat "ebelah. Ia beru"aha men)ela"kan bah*a pengenalan manu"ia merupakan keterpaduan atau "inte"a antara un"ur&un"ur apriori dengan un"ur&un"ur apo"teriori (dalam !erten", 19=A). Oleh karena itu Kant berpendapat bah*a pengenalan #er"%sat "ada s%#$e dan #% an "ada o#$e . Sehingga dapat dikatakan menurut Kant ilmu pengetahuan #% an hasil "engala'an sa$a3 teta"i hasil onstr% si oleh rasio. Inilah pandangan %ene e"$arte" dan Immanuel Kant yang menolak pandangan 'ri"totele" yang ber"ifat ontologi" dan metafi"i". !anyak tokoh lain yang meninggalkan pandangan 'ri"totele", namun dalam makalah ini $ukup menga)ukan dua tokoh ter"ebut, yang kiranya $ukup untuk dalam menggambarkan adanya pemikiran re(olu"ioner

perkembangan ilmu pengetahuan.

1=

$. Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan Pengetahuan +erdapat beberapa defini"i ilmu pengetahuan, di antaranya adalah. a) Ilmu pengetahuan adalah pengua"aan lingkungan hidup manu"ia. efini"i ini tidak diterima karena men$ampuradukkan ilmu pengetahuan dan teknologi. b) Ilmu pengetahuan adalah ka)ian tentang dunia material. efini"i ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak terbata" pada hal&hal yang ber"ifat materi. $) Ilmu pengetahuan adalah defini"i ek"perimental. efini"i ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak hanya ha"ilBmetode ek"perimental "emata, tetapi )uga ha"il pengamatan, *a*an$ara. 'tau dapat dikatakan defini"i ini tidak memberikan tali pengikat yang kuat untuk menyatukan hasil e s"eri'en dan hasil "enga'atan (Giman /. dalam Hadir C.'., 199A). d) Ilmu pengetahuan dapat "ampai pada kebenaran melalui ke"impulan logi" dari pengamatan empiri". efini"i ini mempergunakan metode induk"i yaitu membangun prin"ip& prin"ip umum berda"arkan berbagai ha"il pengamatan. pengamatan yang akan datang. efini"i ini memberikan tempat adanya hi"otesa, "ebagai ramalan akan ha"il efini"i ini )uga mengakui pentingnya "e'i iran s"e %latif atau 'etafisi "elama ada ke"e"uaian dengan ha"il pengamatan. 6amun demikian, defini"i ini tidak ber"ifat hita' ata% "%tih. efini"i ini tida 'e'#eri te'"at "ada "eng%$ian "enga'atan dengan "enelitian le#ih lan$%t. Kebenaran yang di"impulkan dari ha"il pengamatan empiri" hanya berda"arkan ke"impulan logi" berarti hanya berda"arkan ke"impulan akal "ehat. 'pabila ke"impulan ter"ebut hanya merupakan akal "ehat, *alaupun itu berda"arkan pengamatan empiri", tetap belum dapat dikatakan "ebagai ilmu pengetahuan tetapi ma"ih pada taraf "engetah%an. Ilmu pengetahuan bukanlah ha"il dari ke"impulan logi" dari ha"il pengamatan, namun haru"lah merupakan erang a onse"t%al ata% teori !ang 'e'#eri te'"at #agi "eng a$ian dan "eng%$ian secara ritis oleh ahli-ahli lain dala' #idang !ang sa'a3 dengan de'i ian diteri'a secara %ni(ersal. Ini berarti terdapat adanya ese"a atan di 1:

antara "ara ahli terhadap kerangka kon"eptual yang telah dika)i dan diu)i "e$ara kriti" atau telah dilakukan penelitian atau per$obaan terhadap kerangka kon"eptual ter"ebut. !erda"arkan pemahaman ter"ebut maka pandangan yang ber"ifat "tati" ek"trim, maupun yang ber"ifat dinami" ek"trim har%s ita tola . Pandangan yang ber"ifat "tati" ek"trim menyatakan bah*a ilmu pengetahuan merupakan $ara men)ela"kan alam "eme"ta di mana kita hidup. Ini berarti ilmu pengetahuan dianggap "ebagai pabrik pengetahuan. Sementara pandangan yang ber"ifat dinami" ek"trim menyatakan ilmu pengetahuan merupakan kegiatan yang men)adi da"ar mun$ulnya kegiatan lebih lan)ut. /adi ilmu pengetahuan dapat diibaratkan dengan "uatu laboratorium. !ila kedua pandangan ek"trim ter"ebut diterima, maka ilmu pengetahuan akan hilang mu"nah, ketika pabrik dan laboratorium ter"ebut ditutup. Ilmu pengetahuan bukanlah kumpulan pengetahuan "eme"ta alam atau kegiatan yang dapat di)adikan da"ar bagi kegiatan yang lain, tetapi merupakan teori, prin"ip, atau dalil yang berguna bagi pengembangan teori, prin"ip, atau dalil lebih lan)ut, atau dengan kata lain untuk menemukan teori, prin"ip, atau dalil baru. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dapat didefini"ikan "ebagai berikut. Il'% "engetah%an adalah rang aian onse" dan erang a onse"t%al !ang saling #er aitan dan telah #er e'#ang se#agai hasil "erco#aan dan "enga'atan !ang #er'anfaat %nt% "erco#aan le#ih lan$%t (Giman /. dalam Hadir C.'., 199A). Pengertian per$obaan di "ini adalah pengka)ian atau pengu)ian terhadap kerangka kon"eptual, ini dapat dilakukan dengan penelitian (pengamatan dan *a*an$ara) atau dengan per$obaan (ek"perimen). Selan)utnya /ohn Giman men)ela"kan bah*a defini"i ter"ebut memberi tekanan pada 'a na 'anfaat, mengapa? Ke"ahihan gaga"an baru dan makna penemuan ek"perimen baru atau )uga penemuan penelitian baru (menurut penuli") akan diukur ha"ilnya yaitu ha"il dalam kaitan dengan gaga"an lain dan ek"perimen lain. engan demikian ilmu pengetahuan tidak dipahami "ebagai "encarian e"astian, melainkan "ebagai penyelidikan yang berha"il hanya "ampai pada tingkat yang ber"inambungan (Giman /. dalam Hadir C.'., 199A).

19

!ila kita anali"i" lebih lan)ut perlu dipertanyakan mengapa defini"i ilmu pengetahuan di ata" menekankan kemampuannya untuk mengha"ilkan per$obaan baru, berarti )uga mengha"ilkan penelitian baru yang pada gilirannya mengha"ilkan teori baru dan "eteru"nya I berlang"ung tanpa berhenti. Mengapa ilmu pengetahuan tidak menekankan penerapannya? Seperti yang dilakukan para ahli fi"ika dan kimia yang hanya menekankan pada penerapannya yaitu dengan mempertanyakan bagaimana alam "eme"ta dibentuk dan berfung"i? !ila hanya itu yang men)adi penekanan ilmu pengetahuan, maka apabila pertanyaan itu "udah ter)a*ab, ilmu pengetahuan itu akan berhenti. Oleh karena itu, defini"i ilmu pengetahuan tidak berorienta"i pada penerapannya melainkan pada kemampuannya %nt% #ar%. Para ahli fi"ika dan kimia yang menekankan penerapannya pada hakikatnya bukan merupakan ilmu pengetahuan, tetapi merupakan akal "ehat (co''on sense). Selan)utnya untuk membedakan ha"il akal "ehat dengan ilmu pengetahuan Jilliam /ame" yang menyatakan ha"il akal "ehat adalah siste' "erse"t%al, "edang ha"il ilmu pengetahuan adalah siste' onse"t%al (Conant /. !. dalam Hadir C. '., 199A). Kemudian bagaimana $ara untuk memantapkan atau mengembangkan ilmu pengetahuan? !erda"arkan defini"i ilmu pengetahuan ter"ebut di ata" maka pemantapan dilakukan dengan penelitian& penelitian dan per$obaan&per$obaan. Perlu dipertanyakan pula bagaimana hubungan antara akal "ehat yang mengha"ilkan per"eptual dengan ilmu pengetahuan "ebagai kon"eptual. /a*abannya adalah akal "ehat yang mengha"ilkan pengetahuan merupakan "re'is bagi pengetahuan ek"perimental (Conant, /.!. dalam Hadir C.'., 199A). Ini berarti pengetahuan merupakan ma"ukan bagi ilmu pengetahuan, ma"ukan ter"ebut "elan)utnya diterima "ebagai ma"alah untuk diteliti lebih lan)ut. 0a"il penelitian dapat berbentuk teori baru. Sedangkan -rne"t 6agel "e$ara rin$i membedakan pengetahuan (co''on sense) dengan ilmu pengetahuan (science). Perbedaan ter"ebut adalah "ebagai berikut. 'enghasil an "erco#aan #ar% ata% "enelitian #ar%, dan pada gilirann!a 'enghasil an teori

2?

1)

alam co''on sense informa"i tentang "uatu fakta )arang di"ertai pen)ela"an tentang 'enga"a dan #agai'ana. 2o''on sense tidak melakukan "eng%$ian ritis hubungan "ebab&akibat antara fakta yang "atu dengan fakta lain. Sedang dalam science di "amping diperlukan uraian yang siste'ati , )uga dapat dikontrol dengan "e)umlah fakta "ehingga dapat dilakukan pengorgani"a"ian dan pengklarifika"ian berda"arkan prin"ip&prin"ip atau dalil&dalil yang berlaku.

2) Ilmu pengetahuan menekankan $iri "i"tematik. Penelitian ilmiah bertu)uan untuk mendapatkan prin"ip&prin"ip yang menda"ar dan berlaku umum tentang "uatu hal. 'rtinya dengan berpedoman pada teori&teori yang diha"ilkan dalam penelitian&penelitian terdahulu, penelitian baru bertu)uan untuk menyempurnakan teori yang telah ada yang berkaitan dengan ma"alah yang diteliti. Sedang co''on sense tidak memberikan pen)ela"an (ek"plana"i) yang "i"temati" dari berbagai fakta yang ter)alin. i "amping itu, dalam co''on sense $ara pengumpulan data ber"ifat "ub)ektif, karena co''on sense "arat dengan muatan&muatan emo"i dan pera"aan. 4) alam menghadapi konflik dalam kehidupan, ilmu pengetahuan men)adikan konflik "ebagai pendorong untuk kema)uan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan beru"aha untuk men$ari, dan mengintroduk"i pola&pola ek"plana"i "i"tematik "e)umlah fakta untuk mempertega" aturan&aturan. engan menun)ukkan hubungan logi" dari propo"i"i yang "atu dengan lainnya, ilmu pengetahuan tampil mengata"i konflik. <) Kebenaran yang diakui oleh co''on sense ber"ifat tetap, "edang kebenaran dalam ilmu pengetahuan "elalu diu"ik oleh pengu)ian kriti". Kebenaran dalam ilmu pengetahuan "elalu dihadapkan pada pengu)ian melalui ob"er(a"i maupun ek"perimen dan "e*aktu&*aktu dapat diperbaharui atau diganti. A) Perbedaan "elan)utnya terletak pada "egi baha"a yang digunakan untuk memberikan pen)ela"an pengungkapan fakta. I"tilah dalam co''on sense bia"anya mengandung pengertian ganda dan "amar&"amar. Sedang ilmu pengetahuan merupakan kon"ep&kon"ep yang ta)am yang haru" dapat di(erifika"i "e$ara empirik. 21

>) Perbedaan yang menda"ar terletak pada pro"edur. Ilmu pengetahuan berda"ar pada metode ilmiah. alam ilmu pengetahuan alam (sains), metoda yang dipergunakan adalah metoda pengamatan, ek"perimen, generali"a"i, dan (erifika"i. Sedang ilmu "o"ial dan budaya )uga menggunakan metode pengamatan, *a*an$ara, ek"perimen, generali"a"i, dan (erifika"i. alam co''on sense $ara mendapatkan

pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan pan$a indera.

7ambar 11 . -rne"t 6agel ari berbagai uraian berda"arkan pandangan tokoh&tokoh ter"ebut dapatlah dikatakan. ilmu pengetahuan adalah kerangka k n!eptual atau te ri uang !aling "erkaitan #ang mem"eri tempat pengka$ian dan pengu$ian !e%ara kriti! dengan met de ilmiah leh ahli&ahli lain dalam "idang #ang !ama' dengan demikian "er!i(at !i!tematik' "$ekti(' dan uni)er!al* Sedang pengetahuan adalah ha!il pengamatan #ang "er!i(at tetap' karena tidak mem"erikan tempat "agi pengka$ian dan pengu$ian !e%ara kriti! leh rang lain' dengan demikian tidak "er!i(at !i!tematik dan tidak "$ekti( !erta tidak uni)er!al* d. Pro"e" +erbentuknya Ilmu Pengetahuan a) Syarat&"yarat Ilmu Pengetahuan Ilmiah 'gar dapat diuraikan pro"e" terbentuknya ilmu pengetahuan ilmiah, perlu terlebih dahulu diuraikan "yarat&"yarat ilmu pengetahuan ilmiah. 22

Menurut Karlina Supeli 1ak"ono dalam #il"afat Ilmu Pengetahuan (-p"itomologi) pada Pa"$a"ar)ana ;ni(er"ita" Indone"ia tahun 199:B1999, ilmu pengetahuan ilmiah haru" memenuhi tiga "yarat, yaitu. 1) Si"tematikF yaitu merupakan ke"atuan teori&teori yang ter"u"un "ebagai "uatu "i"tem. 2) Ob)ektifF atau dikatakan pula "ebagai inter"ub)ektif, yaitu teori ter"ebut terbuka untuk diteliti oleh orang lainBahli lain, "ehingga ha"il penelitian ber"ifat uni(er"al. 4) apat dipertanggung)a*abkanF yaitu mengandung kebenaran yang ber"ifat uni(er"al, dengan kata lain dapat diterima oleh orang&orang lainBahli&ahli lain. +iga "yarat ilmu pengetahuan ter"ebut telah diuraikan "e$ara lengkap pada "ub bab di ata". Pandangan ini "e)alan dengan pandangan Par"udi Suparlan yang menyatakan bah*a Metode Ilmiah adalah "uatu kerangka landa"an bagi ter$iptanya pengetahuan ilmiah. Selan)utnya dinyatakan bah*a penelitian ilmiah dilakukan dengan berlanda"kan pada metode ilmiah. Sedangkan penelitian ilmiah haru" dilakukan "e$ara siste'ati dan o#$e tif (Suparlan P., 199<). Penelitian ilmiah "ebagai pelak"anaan metode ilmiah haru" "e"tematik dan ob)ektif, "edang metode ilmiah merupakan "uatu kerangka bagi ter$iptanya ilmu pengetahuan ilmiah. Maka )ela"lah bah*a il'% "engetah%an $%ga 'e'"ers!arat an siste'ati dan o#$e tif. Sebuah teori pada da"arnya merupakan bagian utama dari metode ilmiah. Suatu kerangka teori menya)ikan $ara&$ara mengorgani"a"ikan dan menginterpreta"i&kan ha"il&ha"il penelitian, dan menghubungkannya dengan ha"il&ha"il penelitian yang dibuat "ebelumnya. /adi peranan metode ilmiah adalah untuk menghubungkan penemuan&penemuan ilmiah dari *aktu dan tempat yang berbeda. Ini berarti peranan metode ilmiah melanda"i $orak pengetahuan ilmiah yang "ifatnya a %'%latif. ari uraian ter"ebut di ata" dapatlah dikatakan bah*a "roses ter#ent% n!a il'% "engetah%an il'iah 'elal%i 'etode il'iah !ang dila % an dengan "enelitian-"enelitian il'iah.

24

Pembentukan ilmu pengetahuan ilmiah pada da"arnya merupakan bagian yang penting dari metode ilmiah. Suatu ilmu pengetahuan ilmiah menya)ikan $ara&$ara pengorgani"a"ian dan penginterpreta"ian ha"il&ha"il penelitian, dan menghubungkannya dengan ha"il&ha"il penelitian yang dibuat "ebelumnya oleh peneliti lain. Ini berarti bah*a ilmu pengetahuan ilmiah merupakan "uatu pro"e" akumula"i dari pengetahuan. i "ini peranan metode ilmiah penting yaitu menghubungkan pengetahuan& pengetahuan ilmiah dari *aktu dan tempat yang berbeda. Jalaupun dalam ilmu pengetahuan alam (sains) metode ilmiah menekankan metode induktif guna mengadakan generali"a"i ata" fakta&fakta khu"u" dalam rangka penelitian, pen$iptaan teori dan (erifika"i, tetapi dalam ilmu&ilmu "o"ial, baik metode induktif maupun deduktif "ama&"ama penting. Jalaupun fakta&fakta empirik itu penting peranannya dalam metode ilmiah namun kumpulan fakta itu "endiri tidak men$iptakan teori atau ilmu pengetahuan (Suparlan P., 199<). /adi )ela"lah bah*a il'% "engetah%an #% an 'er%"a an %'"%lan "engetah%an ata% %'"%lan fa ta-fa ta e'"iri . Mengapa demikian? 0al ini di"ebabkan karena fakta&fakta empirik itu "endiri agar mempunyai makna, fakta&fakta ter"ebut haru" ditata, dikla"ifika"i, dianali"i", digenerali"a"i berda"arkan metode yang berlaku "erta dikaitkan dengan fakta yang "atu dengan yang lain. alam ilmu&ilmu "o"ial prin"ip o#$e ti(itas merupakan "rinsi" %ta'a dalam metode ilmiahnya. 0al ini di"ebabkan ilmu "o"ial berhubungan dengan kegiatan manu"ia "ebagai mahluk "o"ial dan budaya "ehingga tidak terlepa" adanya hubungan pera"aan dan emo"ional antara peneliti dengan pelaku yang diteliti. ;ntuk men)aga ob)ekti(ita" metode ilmiah dalam ilmu&ilmu "o"ial berlaku prin"ip&prin"ip "ebagai berikut. a) Ilmu*an haru" mendekati "a"aran ka)iannya dengan "en%h erag%an dan s e"tis. b) Ilmu*an haru" o#$e tif yaitu membeba"kan dirinya dari "ikap, keinginan, ke$enderungan untuk menolak, atau menyukai data yang dikumpulkan.

2<

$) Ilmu*an haru" #ersi a" netral, yaitu dalam melakukan penilaian terhadap ha"il penemuannya haru" terbeba" dari nilai&nilai budayanya "endiri. emikian pula dalam membuat ke"impulan ata" data yang dikumpulkan )angan dianggap "ebagai data a hir3 '%tla , dan 'er%"a an e#enaran %ni(ersal (Suparlan P., 199<). Sedang pelak"anaan penelitian yang berpedoman pada metode ilmiah hendaknya memperhatikan ketentuan&ketentuan "ebagai berikut. a) Pro"edur penelitian haru" terbuka untuk diperik"a oleh peneliti lainnya. b) efini"i&defini"i yang dibuat adalah benar dan berda"arkan kon"ep& kon"ep dan teori&teori yang "udah adaBbaku. $) Pengumpulan data dilakukan "e$ara ob)ektif, yaitu dengan menggunakan metode&metode penelitian ilmiah yang baku. d) 0a"il&ha"il penemuannya akan ditentukan ulang oleh peneliti lain bila "a"aran, ma"alah, pendekatan, dan pro"edur penelitiannya "ama (Suparlan P., 199<). b) Metode Penelitian Ilmiah Pada da"arnya metode penelitian ilmiah untuk ilmu&ilmu "o"ial dapat dibedakan men)adi dua golongan pendekatan, yaitu. (1) pendekatan kuantitatifF (2) pendekatan kualitatif. /0 Pende atan K%antitatif 1anda"an berpikir dari pendekatan kuantitatif adalah fil"afat po"iti(i"me yang dikembangkan pertama kali oleh -mile urkheim (19><). Pandangan dari fil"afat po"iti(i"me ini yaitu bah*a tindakan& tindakan manu"ia ter*u)ud dalam ge)ala&ge)ala "o"ial yang di"ebut fakta&fakta "o"ial. #akta&fakta "o"ial ter"ebut haru" dipela)ari "e$ara ob)ektif, yaitu dengan memandangnya "ebagai benda, "eperti benda dalam ilmu pengetahuan alam.

2A

7ambar 12 . -mile urkheim Caranya dengan melakukan ob"er(a"i atau mengamati "e"uatu fakta "o"ial, untuk melihat ke$enderungan&ke$enderungannya, menghubungkan dengan fakta&fakta "o"ial lainnya, dengan demikian ke$enderungan&ke$enderungan "uatu fakta "o"ial ter"ebut dapat diidentifika"i. Penggunaan data kuantitatif diperlukan dalam anali"a yang dapat dipertanggung)a*abkan ke"ahihannya demi ter$apainya ketepatan data dan ketepatan penggunaan model hubungan (ariabel beba" dan (ariabel tergantung (Suparlan P., 199=). 10 Pende atan K%alitatif 1anda"an berpikir dalam pendekatan kualitatif adalah pemikiran Ma3 Jeber (199=) yang menyatakan bah*a pokok penelitian "o"iologi bukan hanya ge)ala&ge)ala "o"ial, tetapi )uga dan terutama makna& makna yang terdapat di balik tindakan&tindakan perorangan yang mendorong ter*u)udnya ge)ala&ge)ala "o"ial ter"ebut. Oleh karena itu, metode yang utama dalam "o"iologi dari Ma3 Jeber adalah Der"tehen atau pemahaman ()adi bukan -rklaren atau pen)ela"an). 'gar dapat memahami makna yang ada dalam "uatu ge)ala "o"ial, maka "eorang peneliti haru" dapat berperan "ebagai pelaku yang ditelitinya, dan haru" dapat memahami para pelaku yang ditelitinya agar dapat men$apai tingkat pemahaman yang "empurna mengenai makna&makna yang ter*u)ud dalam ge)ala&ge)ala "o"ial yang diamatinya (Suparlan P., 199=).

2>

7ambar 14 . Ma3 Jeber

2=

Anda mungkin juga menyukai