Anda di halaman 1dari 9

1 BABI PENDAHULUAN Dalam ajaran Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling dimuliakan olehNya melebihimakhlukmakhluklain(AlQuran,surahalIsra:70)

) Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anakanak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baikbaik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihanyangsempurnaataskebanyakanmakhluklainyangtelahKamiciptakan. Kelebihan itu ialah, pada manusia diberikan daya akal dan daya kehidupan dalam arti membentuk peradaban, sedangkan pada binatang kedua daya itu tidak diberikan, sehingga manusia mampumenciptakanduniakehidupannyasendiri,danmenetapkannilainilailuhuryangingindicapai lengkap dengan pilihan strategi untuk mencapai citacita hidupnya. Kemampuan yang demikian itu tidak dimiliki oleh binatang, apalagi tumbuhtumbuhan dan benda mati. Bagi binatang dan makhluk makhluk hidup lain di dunia ini, hidup dan kehidupan adalah sama, keduanya berada dalam tangan Tuhan secara langsung menurut sunnatullah, yaitu hukum alam ciptaan Tuhan yang berjalan secara pasti,tidakdapatdiubahdantidakmengenalperubahan.(AlQuran,surahalFath:23). Sebagai sunatullah yang telah berlaku sejak dulu, sekalikali kamu tidak akan menemukan perubahanpadasunatullah(yangtelahditetapkan)itu. Sedang bagi manusia, hidup ada di tangan Tuhan, tetapi kehidupan berada di tangan manusia. Baik buruknya nasib manusia di dunia ini sangat tergantung pada manusia itu sendiri, sebagaimanadinyatakandalamAlQuran,SuraharRad:11: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaanyangadapadadirimerekasendiri Untuk memajukan kehidupannya tersebut, manusia diperintahkan untuk belajar secara terus menerus sepanjang hidupnya, dan ia telah ditetapkan oleh Tuhan sebagai Khalifah dan pengelola di muka bumi, danmemanfaatkansemuayangada untukkemajuandankesejahteraan hidupnyadalam rangka memenuhi tujuan yang satu, yaitu mengabdi kepada PenciptaNya, sebagaimana dinyatakan dalamAlQuran,SurahazZariyat:56: DantidaklahAkumenciptakanjindanmanusiamelainkanuntukmengabdikepadaKu. Itulah antara lain latar belakang keyakinan yang mendasar bahwa seluruh proses kehidupan manusia ditandai dengan kegiatan belajarmengajar atau pendidikan. Hal ini senada dengan

2 pernyataan Profesor Ruppet C. Lodge yang menyatakan bahwa hidup adalah pendidikan adalah hidup. 1 PendidikanNasionalmerupakanSubsistemPembangunanNasional Berbicara mengenai teori pembangunan nasional, ternyata tidak ada teori pembangunan yang berlaku universal bagi semua bangsa, masingmasing bangsa menentukan model pembangunan nasionalnya sendiri, sebagaimana dikatakan oleh Alberto Guerreiro Ramos ketika ia menyebut bahwa tidak ada pola asli modernisasi yang harus ditiru oleh bangsabangsa belum maju, dansetiapbangsamemilikikemungkinankemungkinanmodernisasisendiri. 2 Pembangunan nasional pad ahakikatnya bertujuan mencari nilai tambah atau added values agar kehidupan hari esok lebih baik daripada kehidupan hari ini, meliputi kesejahteraan jasmani rohani, dan duniawiukhrawi. Selanjutnya, pembangunan nasional selalu mengalami tantangan yang semakin besar, kompleks dan mendesak sebagai akibat pertambahan dan penduduk dan kemajuan ilmu dan teknologi serta interaksi dengan bangsabangsa lain dalam konfigurasi kehidupan internasional. Semuanya ini menyebabkan terjadinya pergeseran nilai, baik nilai dasar yang menyangkutilmupengetahuandanteknologi.Misalnya,keluargaberencana,bayitabung,donoralat alattubuhsepertimata,ginjaldansebagainya. Bagi bangsa Indonesia, hanya ada satu sistem pembangunan nasional. Semua sistem pembangunan sektoral di bidang apa pun merupakan bagian atau sub sistem daripadanya, termasuk sistempendidikannasionalmerupakansubsistempembangunannasional.Masihdalamanalogiyang sama,bagibangsaIndonesiahanyaadasatusistempendidikannasional,dandengandemikiansemua kegiatan pendidikan Indonesia di mana pun ia berada merupakan sub sistem pendidikan nasional, baik itu kegiatan dilaksanakan di Indonesia maupun di luar negeri. Selama kegiatan itu untuk warga negara Indonesia, selama itu ia merupakan sub sistem pendidikan nasional, jadi tidak termasuk pendidikan itu diselenggarakan di Indonesia, misalnya sekolahsekolah yang diselenggarakan oleh kedutaanasingdandiperuntukkanbagiwarganegaranya. Seiring dengan pernyataan tersebut di atas, maka sistem pendidikan nasional pada hakikatnya juga mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia secara utuh jasmaniahrohaniah, dan ia juga harus secara terusmenerus dikembangkanagarmampumelayanikebutuhanpembangunandankemajuanilmupengetahuandan teknologi, atau dengan kata lain agar mampu menghadapi tantangan zamannya. Selanjutnya, sehubungan dengan pernyataan bahwa sistem pembangunan harus dicari dan dikembangkan serta bersumberpadabudayanasional,makaupayapengembangansistempendidikannasionaljugaharus dilaksanakan bertolak dari kandungan nilainilai sosial budaya bangsa, terutama dari realita
H. Rachmat Djatmika, Pandangan Islam Tentang Pendidikan Luar Sekolah, dalam: Pembangunan PendidikanDalamPandanganIslam,IAINSurabaya,1986,halaman92. AlbertoGuerreiroRamos,ModernisasiSuatuModelKemungkinan,dalamBelingdanTottem,Modernisasi MasalahModelPembangunan,disuntingolehBurRusuanto,YIIS,1980,halaman7980.
2 1

3 pendidikan yang telah hidup membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia, agar tidak tercabut dariakarnyadandengandemikianterdapatkesinambunganantarayangtradisionaldanyangmodern sebagai satu kesatuan yang berkelanjutan. Salah satu realita kependidikan yang telah membudaya di kalangan bangsa, terutama di kalangan sebagian besar umat Islam yang merupakan golongan mayoritasdaribangsaIndonesiaini,ialahpesantren. Pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional untuk mendalami ilmu agama Islam, dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian, atau disebut tafaqquh fiddin, dengan menekankan pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat. Pesantren telah hidup sejak 300400 tahun yang lampau, menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim, dan dewasa ini diperkirakan menampung lebih dari satu juta santri. 3 Pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Terutama di zaman kolonial, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sangat berjasa bagi umatIslam.Tidaksedikit pemimpinbangsaterutamadariangkatan1945adalahalumniatausetidak tidaknya pernah belajar di pesantren. Para peneliti terdahulu mengenai pesantren sepakat bahwa pesantren adalah hasil rekayasa umat Islam Indonesia yang mengembangkannya dari sistem pendidikan Agama Jawa. 4 Agama Jawa (abad ke 89 M) merupakan perpaduan antara kepercayaan Animisme, Hinduisme dan Budhisme. Di bawah pengaruh Islam, sistem pendidikan tersebut diambil alihdenganmenggantinilaiajarannyamenjadinilaiajaranIslam.MenurutZamachsyariDhofier,sejak akhir abad ke15 Islam telah menggantikan Hinduisme, dan pada abad ke16 dengan munculnya kerajaanDemaksebagaikerajaanIslam,pendudukJawatelahdapatdiIslamkan. 5 Modelpendidikan Agama Jawa itu disebut pawiyatan, berbentuk asmara dengan rumah guru yang disebut ki ajar di tengahtengahnya. Ki ajar dan cantrik atau murid hidup bersama dalam satu kampus. Hubungan mereka sangat erat bagaikan keluarga dalam rumah tangga, siang malam selama 24 jam. Pengajarannya meliputi ilmuilmu filsafat, alam, seni, sastra, dan sebagainya, dan diberikan secara terpadudenganpendidikanagamadanmoral. Model pendidikan pawiyatan itu ternyata dikembangkan oleh Taman Siswa dengan menekankan pentingnya hidup berasrama antara guru dan siswa yang kemudian terkenal dengan filsafatpendidikannyaHingarsoasungtulodo,hingtengahmbangunkarso,tutwurihandayani 6 yang kemudian filsafat ini menjadi moto pendidikan nasional. Istilah pesantren dan taman siswa menunjukkan orientasi yang sama, yaitu pentingnya murid dalam suatu lembaga pendidikan. Tetapi

Menurut Dept. Agama, dalam buku Nama dan Data Pondok Pesantren seluruh Indonesia, tahun 1984/1985,jumlahseluruhsantriada1.084.801orang. Drs. H.Djamari, Nilainilai Agama dan Budaya yang Melandasi Interaksi Sosial di Pondok Pesantren CikadulunBanten,DisertasiDoktorFakultasPascaSarjanaIKIPBandung,1985,hlm.5152.
5 6 4

ZamachsyariDhofier,TradisiPesantren,LP3ES,Jakarta,1982,hlm.8.

Pendidik,jikadibelakangsiswanyaiamengiring,jikadidepannyaiamemberiteladan,danjikaditengah tengahiamembangkitkansemangatsiswanya.

4 tidak semua pendidikan Taman Siswa memiliki asrama, berbeda dengan pesantren yang selalu memilikiasramasebagaisalahsatuciriesensialnya. Kembali pada masalah hubungan antara pendidikan nasional dan pembangunan nasional seperti di muka, keberhasilan pembangunan nasional sangat tergantung pada partisipasi seluruh lapisanmasyarakat.Partisipasiakanmunculdanberkembangapabilarakyatmengertidanmerasakan manfaatnya dalam hidup keseharian. Bagi umat beragama, yang dalam hal ini umat Islam, syarat tersebut masih ditambah dengan satu syarat lagi, yaitu apabila tidak bertentangan dengan akidah dan syariah Islamiah. Untuk memperoleh partisipasi yang diharapkan, diperlukan ketepatan penyuluhan pembangunan kepada seluruh lapisan masyarakat, yang mayoritas adalah umat Islam, bahwa membangun dan memajukan kehidupan itu merupakan keharusan agama, sebagaimana dijelaskan ayat AlQuran tersebut di muka, dan bahwa programprogram pembangunan tidak bertentangandenganagama. Sementara itu, pembangunan nasional memerlukan tata pikir yang berwawasan luas, rasional,danhubunganantarmanusiayangmodernyangtidakbergantungpadaotoritasperorangan tetapi pada otoritas sistem yang telah disepakati bersama. Sedang dikalangan masyarakat luas, yang mayoritas adalah umat Islam, diperoleh kesan masih terdapat kecenderungan tata pikir yang berwawasan sempit, irasional dan pola hubungan yang tradisional, sehingga terjadi kesenjangan antara tata pikir lama yang berbeda di kalangan masyarakat luas dan tata pikir baru yang dituntut olehmasyarakatmodern. 7 Disisi lain, agama besar, seperti Islam di Indonesia ini, akan cacat elannya apabila ia tidak mampu memberikan penjelasan mengenai tantangan pembangunan dan dorongan serta pedoman bagi pemeluknya untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional dengan penuh tanggung jawab. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan upaya pembaruan pemikiran dalam Islam secara terus menerus, dalam arti memahami dan mendalami ajaran Islam sesuai dengan kontekstualnya atau realitas sosial yang menjadi tantangan zamannya. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan IslamharusdapatmenjadisalahsatupusatstudipembaruanpikirandalamIslamdimaksud. Suatu lembaga pendidikan akan berhasil menyelenggarakan kegiatannya jika ia dapat mengintegrasikan dirinya ke dalam kehidupan masyarakat yang melingkarinya. Keberhasilan ini menunjukkan adanya kecocokan nilai antara lembaga pendidikan yang bersangkutan dan masyarakatnya, setidaktidaknya tidak bertentangan. Lebih dari itu, suatu lembaga pendidikan akan diminatiolehanakanak,orangtua,danseluruhmasyarakatapabilaiamampu memenuhi kebutuhan merekaakankemampuanilmudanteknologiuntukmenguasaisuatubidangkehidupantertentu,dan kemampuan moral keagamaan dan moral sosial budaya untuk menempatkan diri mereka di tengah tengah pergaulan bersama sebagai manusia terhormat. Dalam kaitan ini pesantren telah terbukti mampu hidup menyatu dengan masyarakat sekitarnya dan bahkan menjadi rujukan bagi masyarakat
Mastuhu, Tantangan yang dihadapi IAIN Jakarta dalam Periode Pembangunan Masyarakat Modern. DalamSeminarIdentitasIAINJakarta,LembagaPenelitianIAINJakarta,1987,hlm.28.
7

5 sekitarnya dalam bidang moral. Pesantren sering diidealkan sebagai komunitas ideal dan sakral. Tetapi di sisi lain, pesantren sering dinilai sebagai kurang berorientasi pada pendidikan keduniawian, terlalu mementingkan orientasi kehidupan ukhrawi. Pesantren dinilai sebagai lembaga pendidikan yangmendidiksantrinyauntukmenjadiorangsalehyangidealis,moralisdankuranberorientasipada keduniawian. Dari latar belakang pemikiran tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah dasar dan kuno yang menjadi tanggung jawab sistem pendidikan nasional dan pesantren adalah bagaimana mengubah dan mengembangkan tata pikir dan perilaku bangsa sesuai dengan tantangan pembangunan nasional dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagaimana mereka harus mengembangkandirinyaagarmampumengembantanggungjawabtersebut. Berlatar belakang pada masalah dasar dan mikro seperti tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuanmenjawabpertanyaanpertanyaanberikut: Apa unsurunsur yang terdapat di dalam sistem pendidikan pesantren, mana diantaranya yang perlu dikembangkan lebih lanjut, yang tidak perlu dipertahankan, dan mana yang perlu diubah dan disempurnakan atau diperbaiki lebih dulu sebelum dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional? Apa nilainilai luhur yang dikandung dalam unsurunsur tersebut, mana diantaranya yang perludikembangkanlebihlanjut,yangtidakperludipertahankan,danyangperludiperbaikilebihdulu sebelumdikembangkandalamsistempendidikannasional? Bagaimana perspektif atau dinamika pendidikan pesantren didalam menghadapi tantangan zamannya, yaitu kebutuhan pembangunan nasional lengkap dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang dibutuhkannya? Apa kemungkinan bentukbentuk pendidikan pesantren yang akan terjadi di masadepansehubungandengantantanganzamannyatersebut? Dalam rangka menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, penelitian ini akan mengelaborasi ruang lingkup penelitian sebagaimana disajikan dalam matriks penelitian pada Bab III, Butir 5, halamaln4852. Sehubungan dengan pertanyaanpertanyaan tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Mencari butirbutir sistem pendidikan pesantren yang kiranya perlu dikembangkan dalam sistempendidikannasional.Untukselanjutnyadisebutbutirbutirpositif. Mencari butirbutir sistem pendidikan pesantren yang kiranya sudah tidak perlu dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional dan perspektif pesantren dimasa depan, karena sudahtidaksesuailagidengantantanganzamannya.Untukselanjutnyadisebutbutirbutirnegatif.

6 Mencari butirbutir sistem pendidikan pesantren yang sekiranya perlu diperbaiki lebih dulu sebelum dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional dan sistem pendidikan pesantren dalam menyonsongmasadepannya.Untukselanjutnyadisebutbutirbutirplusminus. Mengantisipasi berbagai kemungkinan bentukbentuk pendidikan pesantren yang akan terjadisehubungandengantantanganzamannya. Keputusan untuk memilih butirbutir yang dicari tersebut di atas, tidak ditetapkan lebih dulu melalui ideide yang telah ditetapkan sebelumnya dan diuji dalam alam empiris, tetapi hal itu akan diputuskanmelaluianalisisdatadanfaktayangdiperolehmelaluipenelitianlapangan. Untukkejelasanstudi,diberikanbatasbataspenjelasanmengenaibeberapahalberikut: 1.SistemPendidikan Sistem pendidikan adalah interaksi dari seperangkat unsurunsur pendidikan yang bekerja sama secara terpadu, dan saling melengkapi satu sama lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah menjadi citacita bersama para pelakunya, dan diarahkan oleh nilainilai luhur yang dijunjung tinggi oleh mereka. Unsurunsur suatu Sistem Pendidikan selain terdiri atas para pelaku yang merupakan perangkat lunak. Hubungan antar nilainilai dan unsurunsur dalam suatu Sistem Pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain, bagaikan gula denganmanisnya. Para pelaku pesantren adalah : Kiai (tokoh kunci), ustaz (pembantu kiai, mengajar agama), guru (pembantu kiai mengajar ilmu umum), santri (pelajar), dan pengurus (pembantu kiai untuk menguruskepentinganumumpesantren. 2.Pesantren Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam (tafaqquh fiddin) dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat seharihari. Penyelenggaraan lembaga pendidikan pesantren berbentuk asrama yang merupakan komunitas tersendiri di bawah pimpinan kiai atau ulama dibantu oleh seorang atau beberapa orang ulama dan atau pada ustaz yang hidup bersama di tengahtengah para santri dengan masjid atau surau sebagai pusat kegiatan peribadatan keagamaan, gedunggedung sekolah atau ruangruang belajar sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, serta pondokpondok sebagai tempat tinggal para santri. Selama 24 jam, dari masa ke masa mereka hidup kolektif antara kiai, ustaz, santri dan para pengasuh pesantren lainnya, sebagai satu keluarga besar. Seperti diketahui, dewasa ini hampir di setiap pesantren terdapat jenisjenis pendidikan : (1) Pesantren, yang hanya mempelajari agama dengan kitabkitab keagamaan klasik atau Kitab Kuningdanberbentuknonformal,(2)Madrasah(sekolahagama),(3)SekolahUmum,danbeberapa di antaranya (4) Perguruan Tinggi, baik agama maupun umum. Ketiga jenis pendidikan yang terakhir

7 ini berbentuk formal. Tetapi keempatnya hidup dalam satu kampus pesantren, dan oleh karena itu semuasiswanyadisebutsantri. 3.DinamikaSistemPendidikanPesantren Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren ialah gerak perjuangan pesantren di dalam memantapkan identitas dan kehadirannya di tengahtengah kehidupan bangsa yang sedang membangun ini, sebagai sub sistem pendidikan nasional. Makin mantap dan kukuh kedudukannya serta semakin besar peran dan sumbangannya dalam memenuhi kebutuhan nasional melalui upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional, akan semakin jelas identitasnya dan oleh karenanya akan semakin dinamis gerak perjuangannya. Hal yang demikian ini akan tercapai jika pesantren mampu mempertahankan identitasnya di satu pihak dan terbuka bagi kemajuan ilmu dan teknologi di pihak yanglain,dalamrangkamencapaicitacitanasional. Sehingga penjelasan mengenai Sistem Pendidikan Pesantren di atas, Sistem Pendidikan Pesantren juga terdiri atas unsurunsur dan nilainilai yang merupakan satu kesatuan. Kualitas dari dinamika suatu sistem pendidikan pesantren sangat tergantung pada kualitas para pengasuhnya dan bobot interaksi antara unsurunsurnya, terutama orientasi unsurunsur organiknya atau para pelakunya dalam menghadapi tantangan pembangunan nasional dan kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi. Oleh karena itu studi ini menggunakan metode pendekatan grounded research sebagaimana diajukan oleh Schlegel 8 dan banyak digunakan oleh para sosiolog dan antropolog, seperti Cliffford Geertz. 9 Pendekatan model grounded research itu mendasarkan semua analisisnya pada data dan fakta yang ditemui di lapangan, jadi bukan melalui ideide yang ditetapkan sebelumnya. Metode ini banyak menggunakan jasa antropologi yang menolong peneliti menjadi orang asing di kalangan keluarga (komunitas) sendiri, sebagaimana dikatakan oleh Peter L Berger bahwa secara sosiologi peneliti akan menjadi orang asing yang tidak mencurigakan dan secara antropologis ia akan menjadi orangdalamyangtetapasing. 10 Langkahlangkahdalamgroundedresearchadalah: a. Mana kelompokkelompok individu yang penting yang harus dibandingkan, hal ini akan menghasilkandeksripsi. b. Apasajaperbedaandanpersamaandiantaramereka,haliniakanmenghasilkankategorisasi. c. Apakahciriciridarikategoritersebut,haliniakahmenghasilkansifatsifat.
StuartSchlegel,A.GroundedResearchdidalamIlmuilmuSosial.PLPIIS.UjungPandang,1978. CliffordGeertz,Abangan,Santri,PriyayiDalamMasyarakatJawa,PustakaJaya,Jakarta,1981. PeterLBerger,HumanismSosiologi,IntiSaranaAksara,Jakarta,1985:4077.

8 9

10

8 d. Bagaimanamerekaberhubungansatudenganyanglain,haliniakanmenghasilkanhipotesi. e. Bagaimanahipotesisituberhubungan,haliniakahmenghasilkanhasil. f. Apamaknadarihasiltersebut,haliniakanmemberikanpenjelasan. 11 Mengingat studi ini mengenai unsurunsur dan nilainilai sistem pendidikan, maka sebagai pisauanalisisutamauntukmenafsirkansetiapinformasiatauadaadalahilmufilsafatpendidikan. Ada enam pesantren yang menjadi objek studi. Keenam pesantren ini dipilih dengan sengaja berdasarkan kriteria : senioritasnya, antara lain dilihat dari umur pendirinya. Besarnya. Dilihat dari jumlah santri yang diasuhnya, dan luasnya pengaruh yang dapat dijangkau oleh pesantren yang bersangkutan. Keenam pesantren objek studi berikut tidak dimaksudkan sebagai sampel yang mewakili populasi pesantren Jawa Timur, tetapi diperlakukan sebagai nara sumber untuk berbelanja mencari masukanmasukan yang sekiranya bermanfaat guna disumbangkan kepada SistemPendidikanNasional.Keenampesantrenyangdimaksudadalah: a. Pondok Pesantren (PP) AnNuqoyah dari Desa GulukGuluk, Kecamatan GulukGuluk, Kabupaten Sumenep, Madura, untuk selanjutnya disebut : PP GulukGuluk, didirikan pada tahun 1887, oleh K.H. Syarkowi. Jumlah santri saat ini ada : 2287, dan memperoleh hadiah Kalpataru tahun 1981 karena partisipasinya dalam penghijauan tanahtanah gundul dimasyarakat sekitarnya melalui kegiatanpengairanyangmenjangkau3daerahkecamatan. b. Pondok Pesantren (PP) Salafiyah Ibrahimiyah di desa Sukerejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, untuk selanjutnya disebut : PP Sukerejo, didirikan pada tahun 1908, oleh K.H. Raden Syamsoel Arifin. Jumlah santri saat ini ada : 6186, dan menjadi tempat pertemuan ulama NU seIndonesia karena kiainya menjadi Mustasyar Am (Penasihat Umum) Nahdatul UlamaseluruhIndonesia. c. PondokPesantren(PP)BlokAgung,didesaBlokAgung,KecamatanJajak,KabupatenBanyuwangi, untukselanjutnyadisebut:PPBlokAgung,didirikanpadatahun1951,olehK.H.MuchtasSyafaat. Jumlah santri saat ini ada : 2487, dan terkenal sebagai pesantren tasawuf Imam alGhazali yang berpengaruhkeseluruhBlambangan. d. Pondok Pesantren (PP) Tebu Ireng, di desa Tebu Ireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, untuk selanjutnya disebut : PP Tebu Ireng, didirikan pada tahun 1899 oleh K.H. Hasyim Asyari. Jumlah santri saat ini ada : 2522, dan terkenal sebagai pusat kebangkitan ulama Indonesia, karena pendirinya adalah pendiri Nahdatul Ulama dan memperoleh gelar Bapak Ulama Indonesia.

Bandingkan dengan penggolongan jenis penelitian ilmuilmu social dalam buku Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, LP3ES, 1982, hlm. 3. Mereka menggolongkan: penelitian penjajagan, penelitianpenjelasan,danpenelitandeskriptif.

11

9 e. Pondok Pesantren (PP) Karangasem Muhammdiyah Paciran, di desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, untuk selanjutnya disebut : PP Paciran, didirikan pada tahun 1984, oleh K.H. Abdul Rachman Syamsoeri. Jumlah santri saat ini ada : 2442, dan terkenal sebagai pusat pembinaan kader Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam yang besar selain NU (Nahdatul Ulama). f. Pondok Pesantren (PP) Modern Darussalam Gontor Ponorogo, di desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, untuk selanjutnya disebut : PP Gontor, didirikan pada tahun 1926 olehtigabersaudaradengansebutanTriMurti:K.H.AhmadSahal,K.H.ZainuddinFananidanK.H. Imam Zarkasyi. Jumlah santri saat ini ada : 2599, terkenal sebagai pesantren modern dan pusat bahasa Arab dan Inggris, yang santrisantrinya diwajibkan berbicara bahasa Arab atau bahasa Inggrisdalamkehidupankeseharian. Penelitianini antaralainbergunauntukmemperkenalkandunia pesantrensebagaisalahsatu kekayaan budaya dalam bidang pendidikan. Kecuali itu penelitian ini juga berguna untuk mengintegrasikan pesantren sebagai salah satu pendidikan moral ke dalam sistem pendidikan umum atau nasional untuk mengimbangi pendidikan ilmu pengetahuan atau akal. 12 Melalui penelitian ini diharapkan pula dapat digali lebih mendalam model pendekatan dengan bahasa agama dan dengan gaya kepemimpinan karismatik yang dipergunakan dalam mengajak umatnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sebagai pengalaman agamanya. Dan melalui penelitian ini juga diharapkan dapat diperoleh bahan pemikiran untuk mengantisipasi bentuk pendidikan Islam di Indonesia pada umumnyadanpesantrenpadakhususnyadimasadeansesuaidengantantanganzamannya.

Apabila agama hendak dimasukkan dan dipadukan dengan pendidikan nasional maka ini mengimplikasikan suatu upaya imperative dan kretif di pihak cendikiawan hingga agama tidak hanya diselamatkan dari kekolotan dan apologetik, tetapi malahan mampu memberikan makna kepada kehidupan nasional suatu orientasi moral yang baru dalam buku Fazrul Rahman, Islam dan Modernitas, tantangan TransformasiIntelektual,PustakaBandung,1985,hlm.113114.

12

Anda mungkin juga menyukai