KELOMPOK I
Skenario Kasus
Pada suatu peristiwa kebakaran pabrik, seorang laki-laki 25 tahun menderita luka bakar pada hampir seluruh tubuhnya. Orang tersebut sempat terperangkap pada suatu ruangan tertutup sebelum akhirnya bisa diselamatkan. pasien dibawa ke UGD RS Trisakti dan tiba di RS 2 jam kemudian. Pada survey primer didapatkan: A= bebas B= spontan 24 X/menit
C= akral hangat
Pada survey sekunder: Regio kepala luka bakar pada seluas 4%, berwarna kemerahan, tampak bula pada beberapa tempat. Alis, bulu mata, dan bulu hidung tampak terbakar. Regio truncus anterior tampak seluruh kulit terbakar dengan dasar luka berwarna abu-abu, tak tampak bula. Regio ekstremitas superior dextra & sinistra tampak luka bakar yang sama dengan luka bakar pada truncus anterior mengenai seluruh permukaan ekstremitas dari ujung jari sampai ke bahu
Masalah
Survey Primer:
1. Kebakaran pabrik--> seorang laki-laki (25) mengalami luka bakar pada hampir seluruh tubuhnya--> dibawa ke UGD 2 jam setelah kejadian 2. Jalan nafas bebas, akral hangat menunjukkan perfusi darah ke jaringan perifer baik, kesadaran baik (compos mentis). 3. Frekuensi pernafasan 24 X/menit (N <20 x/menit) menunjukkan tachypnoe 4. Frekuensi denyut nadi 110 X/menit (N= 60-100 X/menit) menunjukkan pulsus frequens (tachycardia) --> syok hipovolemik
Survey Sekunder:
1. Regio kepala--> luka bakar derajat 2 (4%) 2. Regio truncus anterior--> luka bakar derajat 3 (9%) 3. Regio ekstremitas superior sinistra-dextra --> luka bakar derajat 3 (18%) 4. Alis, bulu mata, bulu hidung terbakar--> terjebak dalam ruang tertutup penuh asap--> trauma inhalasi
Hipotesis
Pasien mengalami luka bakar derajat 2 pada kepala, luka bakar derajat 3 pada truncus anterior dan ekstremitas superior dextra-sinistra, disertai trauma inhalasi yang menyebabkan syok hipovolemik
2. Moderate Burn
3 2-10% BSA, tidak termasuk tangan, wajah, kaki, atau genitalia 2 15-40% BSA 10-20% pada anak-anak 1 >50% BSA Tanpa faktor komplikasi
3. Minor Burn
3 <2% BSA 2 <15% BSA <10% pada anak-anak 1 <50% BSA
Penatalaksanaan
1. PERTOLONGAN PERTAMA
Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan langsung pada luka bakar apapun.
2. RESUSITASI CAIRAN
Cara lain yang banyak dipakai dan lebih sederhana adalah menggunakan rumus Baxter yaitu : % x BB x 4 cc Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan Ringer Laktat karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan setengah cairan hari pertama. Contoh : seorang dewasa dengan BB 50 kg dan luka bakar seluas 20 % permukaan kulit akan diberikan 50 x 20 % x 4 cc = 4000 cc yang diberikan hari pertama dan 2000 cc pada hari kedua.
3. PERAWATAN LUKA
Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup. Penutupan luka ini memiliki beberapa fungsi: pertama dengan penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien tidak hipotermi. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit
1. Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barier pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit. Obat topikal ini misalnya SSD (Silver Sulfadiazine). Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan 2. Luka bakar derajat II (superfisial ), perlu perawatan luka setiap harinya, pertama-tama luka diolesi dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan dibalut lagi dengan perban elastik. Pilihan lain luka dapat ditutup dengan penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami (Xenograft atau Allograft) atau bahan sintetis (opsite, biobrane, transcyte, integra) 3. Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision and grafting )