Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ENSEFALITIS

By: Ns. M. Lando Meza

PENGERTIAN
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebbkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, dan virus (Mansur;2000) Encephalitis adalah suatu peradangan dari otak. Encephalitis paling sering di sebabkan oleh virus dan bakteri, seperti meningitis atau kompikasi dari penyakit lain seperti rabies atau sepilis dan penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan pada otak.

ETIOLOGI
1) Ensefalitis supurati akut 2)Ensefalitis sifilis 3)Ensefalitis virus

1) Ensefalitis supuratif /bakterial akut Etiologi: bakteri penyebab ensefalitis adalah staphlococcus aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T. Pallidum. Penanahan pada korteks serebri dan terbentuk abses serebri. Manifestasi klinis: secara umum trias ensefalitis deman, kejang dan kesadaran menurun. Ensefalitis supuratif yang berkembang menjadi abses serebri, meningkatnya tekanan intra kranial yaitu nyeri kepala yang kronik progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, edema papil Pemeriksaan penunjang: elektroensefalogram (EEG), foro rontgen kepala, CT-scan otak atau enterioggrafi.

2) Ensefalitis sifilis Etiologi : kuman Treponema palidium Patogenesi: kontak seksual, penetrasi melalui epoitelium, sistem limfati melalui kelenjar limfe, kuman di serap dalam darah sehingga terjadi spiroketemia , menginfasi sistem saraf pusat Manifestasi klinis: gejala neurologis serangan kejang, afasia, afragsia,hemianopsia, kesadaran menurun, nerfus optikus atrofi, pada stadium akhir timbul gangguan motorik yang progresif. dan gejala mental timbulnya proses demensia yang progresif. Intelengensia mundur, kurang efektivenya kerja, daya konsentrasi mundur.

Pemeriksaan : tes serologik darah (VDRL,TPHA) dan cairan otak. Cairan otak menunjukkan limfositosis,kadar protein meningkat. IgG, IgM meninggi, tes serologik positive

3) Ensefalitis virus Etiologi: Virus RNA (virus parotittis, virus morbili, virus rabies, virus rubella, virus polio), dan Virus DNA (virus herpes zoster-varisela, herpes simpleks, AIDS)

Manifestasi klinis Mengenai jaringan otak dan selaput otak, kovulsi, ggangguan kesadaran, hemiparesis, paralisis bulbaris, nyeri dan kaku kuduk.
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah rutin, titer antibodi terhadap virus, pemeriksaan cairan otak : limfosit, monosit meningkat, kadar protein meningkat ringan, kultur virus, EEG dan CT-scan bila mungkin

PENATALAKSANAAN
Isolasi Isolasi bertujuan mengurangi stimuli. Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur Obat yang mungkin dianjurkan oleh dokter : Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis Kemicetin : 100 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis Bila encephalitis disebabkan oleh virus (HSV), Acyclovir diberikan secara intravena dengan dosis 30 mg/kgBB per hari dan dilanjutkan selama 10-14 hari untuk mencegah kekambuhan (Victor, 2001). Mengurangi meningkatnya tekanan intracranial, manajemen edema otak Mempertahankan hidrasi, monitor balans cairan Glukosa 20%, 10 ml intravena Kortikosteroid intramuscular atau intravena

Mengontrol kejang Obat antikonvulsif diberikan segera untuk memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal. Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang sama Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan valium drip dengan dosis 5 mg/kgBB/24 jam. Mempertahankan ventilasi Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai kebutuhan (23l/menit).

PENGKAJIAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Riwayat penyakit saat ini Riwayat penyakit dahulu keluhan utama Riwayat penyakit sekarang. Riwayat kehamilan dan kelahiran Riwayat penyakit yang lalu. Riwayat kesehatan keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2. 3. 4. 5.

6. 7.

Gangguan perfusi jaringan serebri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi sekret , kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran . Resiko tinggi defisit cairan dan hipovolemik. Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan ketidak mampuan menelan , keadaan hipermetabolik. Resiko tinggi cedera yang berhubungan denga kejang perubahan statusmental, dan penurunan tingkat kesadaran. Resiko kejang berulang. Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak.

8.

Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,penurunan kekuatan otot , penurunan kesadaran kerusakan persepsi. 9. Gangguan persepsi sensorik yang berhubungan dengan kerusakan penerima rangsang sensorik,trasmisi sensorik dan interasi sensorik. 10. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan prognosis penyakit,perubahan psikososial ,perubahan persepsi kognitif,perubahan aktual dalam struktur dan fungsi ketidak berdayaan dan merasa tidak ada harapan. 11. Cemas yang berhubungan dengan ancaman kondisi sakit dan perubahan kesehatan

SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai