Anda di halaman 1dari 11

Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 1

VOLUMETRI / TITRIMETRI
Volumetri atau titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif didasarkan pada
pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan analit.
Titran merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi.
Analit adalah zat yang akan ditentukan konsentrasi/kadarnya.

Gambar 1. Peralatan yang dipergunakan dalam volumetri (Chang, 2005)

Gambar 1 menunjukkan peralatan sederhana yang diperlukan dalam titrasi, yaitu buret
untuk menempatkan larutan titran dan labu erlenmeyer untuk menempatkan larutan analit.
Persyaratan Titrasi
Reaksi yang dapat digunakan dalam metode volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang
sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Reaksi harus berlangsung cepat
2. Tidak terdapat reaksi samping
3. Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan dan produk serta
perbandingan mol / koefisien reaksinya
4. Terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harus dihentikan
(titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator
Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 2

Standar primer
Larutan titran haruslah diketahui komposisi dan konsentrasinya. Idealnya kita harus
memulai dengan larutan standar primer. Larutan standar primer dibuat dengan melarutkan
zat dengan kemurnian yang tinggi (standar primer) yang diketahui dengan tepat beratnya
dalam suatu larutan yang diketahui dengan tepat volumnya. Apabila titran tidak cukup
murni, maka perlu distandardisasi dengan standar primer. Standar yang tidak termasuk
standar primer dikelompokkan sebagai standar sekunder, contohnya NaOH; karena NaOH
tidak cukup murni (mengandung air, natrium karbonat dan logam-logam tertentu) untuk
digunakan sebagai larutan standar secara langsung, maka perlu distandardisai dengan
asam yang merupakan standar primer misal: kalium hidrogen ftalat (KHP)
Persyaratan standar primer
1. Kemurnian tinggi
2. Stabil terhadap udara
3. Bukan kelompok hidrat
4. Tersedia dengan mudah
5. Cukup mudah larut
6. Berat molekul cukup besar
Contoh standar primer:
Kalium hidrogen ftalat (KHP) KHC
8
H
4
O
4

lebih sering digunakan
berat ekuivalen tinggi (204,2 gram/ek)
kemurnian tinggi
stabilitas termal tinggi
reaksi dengan NaOH / KOH cepat

2-Furanic acid
lebih kuat dari asam kalium ftalat


Larutan standar yang ideal untuk titrasi
1. Cukup stabil sehingga penentuan konsentrasi cukup dilakukan sekali
2. Bereaksi cepat dengan analit sehingga waktu titrasi dapat dipersingkat
3. Bereaksi sempurna dengan analit sehingga titik akhir yang memuaskan dapat dicapai
4. Melangsungkan reaksi selektif dengan analit
COOH
COO- K+
O COOH
Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 3

Keakuratan hasil metode titrasi amat bergantung pada keakuratan penentuan konsentrasi
larutan standar. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan standar dapat digunakan 2
cara
1. Dengan cara langsung, menimbang dengan tepat standar primer, melarutkannya dalam
pelarut hingga volume tertentu
2. Dengan standarisasi, yaitu titran yang akan ditentukan konsentrasinya digunakan untuk
mentitrasi standar primer/sekunder yang telah diketahui beratnya
Titrasi balik (back-titration)
Terkadang suatu reaksi berlangsung lambat dan tidak dapat diperoleh titik akhir yang
tegas. Untuk itu metoda titrasi balik dapat digunakan untuk mengatasinya. Caranya dengan
menambahkan titran secara berlebih, setelah reaksi dengan analit berjalan sempurna,
kelebihan titran ditentukan dengan menitrasi dengan larutan standar lainnya. Dengan
mengetahui mmol titran dan menghitung mmol yang tak bereaksi, akan diperoleh mmol
titran yang bereaksi dengan analit.
T (mmol titran yang bereaksi) = mmol titran berlebih - mmol titrasi balik
mg analit = T x faktor (mmol analit/mmol titran yang bereaksi) x BM analit
Contoh
suatu sampel 0,500 g yang mengandung Na
2
CO
3
dianalisa dengan menambahkan 50 mL
0,100 M HCl berlebih, dididihkan untuk menghilangkan CO
2
, kemudian dititrasi balik dengan
0,100 M NaOH. Jika 5,6 mL NaOH diperlukan untuk titrasi balik, berapa persen Na
2
CO
3

dalam sampel

mmol titrasi balik = (0,1 mmol/mL) x (5,6 mL) = 0,56 mmol HCl
T = mmol titran berlebih - mmol titrasi balik
= {(0,100 mmol/mL) x 50 mL} - 0,56 mmol
= 5 - 0,56 mmol = 4,44 mmol
mg Na
2
CO
3
=(4,44 mmol HCl) x (1 mmol Na
2
CO
3
/ 2 mmol HCl) x (106 mg/mmol Na
2
CO
3
)
=235,32 mg

Titer
Untuk titrasi yang bersifat rutin, lebih disukai untuk menghitung titer dari titran. Titer
adalah berat analit yang ekuivalen dengan 1 mL titran, biasanya dinyatakan dalam mgram.
Satuannya= mg analit / mL titran
CO
3
2-
+ 2H
+
H
2
CO
3

tiap Na
2
CO
3
bereaksi dengan 2H
+
Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 4

Contoh: dalam penentuan Na
2
CO
3
. Berat sampel 0,50 gram. Untuk mencapai titik akhir
diperlukan 22,12 mL 0,120 M HCl
diasumsikan semua karbonat adalah Na
2
CO
3
.
mgNa
2
CO
3
= (1,0 mL HCl) x (0,120 mmol / mL HCl) x (1mmol Na
2
CO
3
/ 2mmol HCl) x (106
mg/mmolNa
2
CO
3
)
= 6,36 mg
titer adalah 6,36 mg Na
2
CO
3
/ mL HCl
sehingga % dalam sampel adalah:

PERHITUNGAN VOLUMETRI
Molaritas

Hitung molaritas suatu larutan H
2
SO
4
yang mempunyai densitas 1,30 g/mL dan
mengandung 32,6% bobot SO
3
.

BM SO
3
=80,06
jawab: 1 liter larutan mengandung
1,30 g/mL x 1000mL/L x 0,326 = 424 g SO
3

Karena 1 mol SO
3
menghasilkan 1 mol H
2
SO
4
dalam air maka ada 5,3 mol/L H
2
SO
4
dalam
larutan itu

Normalitas

Berat Ekuivalen
untuk reaksi:
1. Asam-basa: berat (dalam gram) suatu zat yang diperlukan untuk bereaksi dengan 1 mol
(1,008 gram) H
+

22,12 ml HCl x (6,36 mg Na
2
CO
3
/ ml HCl)
500 mg sampel
x 100% = 28,13%
M =
mol A
Liter larutan
=
mmol A
mL larutan
M =
(424g) / (80,06 g/mol)
1 liter
= 5,3 mol/L
N =
ek A
Liter larutan
=
mek A
mL larutan
Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 5

2. Redoks: berat (dalam gram) suatu zat yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi
dengan 1 mol elektron.
Contoh
Perhitungan berat ekuivalen
Berat ekuivalen SO
3
dalam larutan air (aqueous solution)
SO
3
+ H
2
O H
2
SO
4
2H
+
+ SO
4
2-
1 mol SO
3
memberikan 2 mol H
+

BE= BM/2 = 80,06/2 = 40,03 g/ek

Hitung berapa gram Na
2
CO
3
murni diperlukan untuk membuat 250 mL larutan 0,150 N.
natrium karbonat itu dititrasi dengan HCl menurut persamaan
CO
3
2-
+ 2H
+
H
2
CO
3

tiap Na
2
CO
3
bereaksi dengan 2H
+
, oleh itu berat ekuivalennya setengah BMnya, 106/2 = 53
g/ek
jadi, banyaknya Na
2
CO
3
yang diperlukan:
ek = g/BE
g = (0,15 ek/L) x (0,25 L) x (53 g/ek) = 1,99 g

Perhitungan Molaritas Larutan Standar
SOAL 1 : jelaskan pembuatan 5,0 L larutan 0,1 M Na
2
CO
3
(105,99 g/mol) dari padatan
standar primer
jawab: mol Na
2
CO
3
= volume larutan (L) x C
Na2CO3
(mol/L)


= 53,0 g Na
2
CO
3
Larutan disiapkan dengan melarutkan 53 g Na
2
CO
3
dalam air hingga volume larutan tepat
5L
SOAL 2: 0,1M larutan standar Na
+
diperlukan untuk mengkalibrasi metode fotometri nyala.
Jelaskan bagaimana 500 mL larutan tersebut disiapkan dari standar primer Na
2
CO
3

jawab: karena satuan larutan dalam mL maka gunakan mmol
0,1 mol Na
2
CO
3

L
mol Na
2
CO
3
= 5 L x = 0,5 mol Na
2
CO
3

g Na
2
CO
3
= 0,5 mol Na
2
CO
3
x
105,99 g Na
2
CO
3

1 mol Na
2
CO
3

Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 6


Larutan disiapkan dengan melarutkan 0,265 g Na
2
CO
3
dalam air hingga volume larutan
tepat 500 mL
SOAL 3: Hitung konsentrasi molar etanol dalam suatu larutan aqueous yang mengandung
2,3 g C
2
H
5
OH (46,07 g/mol) dalam 3,5 L larutan
jawab:


SOAL 4: Hitung konsentrasi molar analitik dan kesetimbangan dari spesi solut dalam suatu
larutan aq yang mengandung 285 mg asam trikloro asetat Cl
3
CCOOH (163,4 g/mol) dalam
10 mL (asam mengalami 73% ionisasi dalam air)
jawab: Cl
3
CCOOH merupakan asam lemah, dinotasikan dg HA

dalam larutan ini 73% HA terdisosiasi menjadi H
+
dan A
-

HA H
+
+ A
-
molaritas spesi HA mjd 27%
[HA] = C
HA
x 0,27 = 0,174 x 0,27 = 0,047 mol/L
[A
-
] sebanding dengan 73% dari C
HA

[H
+
] = [A
-
]

0,1 mmol Na
+

L
g Na
2
CO
3
= 500 mL x x x = 0,265 g
1 mmol Na
2
CO
3

2 mmol Na
+

0,10599 g Na
2
CO
3

1 mmol Na
2
CO
3

1 mol C
2
H
5
OH
46,07 g C
2
H
5
OH
mol C
2
H
5
OH = 2,3 g C
2
H
5
OH x
= 0,04992 mol C
2
H
5
OH
0,04992 mol C
2
H
5
OH
M C
2
H
5
OH = = 0,0143 mol C
2
H
5
OH / L
3,5 L
1 g HA 1 mol HA
mol HA = 285 mg HA x x
1000 mg HA 163,4 g HA
= 1,744 x 10
-3
mol HA
1,744 x 10
-3
mol HA 1000 mL
konsentrasi molar analitik = x = 0,174 mol HA /L
10 mL 1L
73 mol A
-
mol HA
[A
-
] = x 0,174 = 0,127 mol A
-
/ L
100 mol HA L
Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 7

SOAL 5: Terangkan cara pembuatan 2 L larutan 0,108 M BaCl
2
dari BaCl
2
.2H
2
O (244,3
g/mol)
jawab:
untuk menghasilkan larutan tersebut berapa gram BaCl
2
.2H
2
O yang diperlukan


Timbang dengan tepat 52,8 g BaCl
2
.2H
2
O larutkan dalam air, tambahkan air hingga volume
larutan mencapai 2 L

SOAL 6: Hitung molaritas K
+
dalam larutan aq yang mengandung 63,3 ppm K
3
Fe(CN)
6

(329,2 g/mol)
jawab: larutan ini mengandung 63,3 g solut per 10
6
g larutan. Anggap kerapatan larutan
sama dengan kerapatan air murni yaitu 1 g/mL atau 1000g/L


SOAL 7: Hitung konsentrasi molar HNO
3
(63,0 g/mol) dalam suatu larutan dengan specific
gravity 1,42 dan 70% HNO
3
(w/w)
jawab: hitung dulu berapa g asam dalam 1 L larutan kemudian ubah g asam/L mol
asam/L


0,108 mol BaCl
2
.2H
2
O
1 L
2 L x = 0,216 mol BaCl
2
.2H
2
O
244,3 g BaCl
2
.2H
2
O
mol BaCl
2
.2H
2
O
0,216 mol BaCl
2
.2H
2
O x = 52,8 g BaCl
2
.2H
2
O
63,3 g K
3
Fe(CN)
6
10
6
g larutan
[K
+
] =
1 mol K
3
Fe(CN)
6
329,2 g K
3
Fe(CN)
6
10
6
g larutan
L larutan 1 mol K
3
Fe(CN)
6
3 mol K
+
x x x
= 5,77 x 10
-4

mol K
+
L
g HNO
3
L reagen
10
3
mL reagen
L reagen
1,42 g reagen
mL reagen
100 g reagen
70 g HNO
3
x x
=
=
994 g HNO
3
L reagen
C
HNO3
=
994 g HNO
3
L reagen
1 mol HNO
3
63,0 g HNO
3
L reagen
15,8 mol HNO
3
x =
Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 8

SOAL 8: Terangkan cara pembuatan 100 mL 6 M HCl dari larutan pekat dengan specific
gravity 1,18 dan mengandung 37% (w/w) HCl (36,5 g/mol)

Perhitungan molaritas dari data standardisasi
SOAL 9 : 50 mL larutan HCl memerlukan 29,71 mL larutan Ba(OH)
2
0,01963 M untuk
mencapai titik akhir dengan indikator bromokresol hijau. Hitung molaritas HCl.
Jawab: 2 mmol HCl 1 mmol Ba(OH)
2




= 0,023328 mmol/mL HCl = 0,023328 M

SOAL 10: Titrasi 0,2121 g Na
2
C
2
O
4
( 134,00 g/mol) murni memerlukan 43,31 mL KMnO
4
.
Hitung molaritas larutan KMnO
4
.
Reaksi yang berlangsung: 2MnO
4
-
+ 5C
2
O
4
2-
+ 16H
+
2Mn
2+
+ 10CO
2
+ 8H
2
O
jawab: dari reaksi di atas 2 mmol KMnO
4
5 mmol Na
2
C
2
O
4


C
HCl
=
1,18 x 10
3
g reagen
L reagen
37 g HCl
100 g reagen 36,5 g HCl
1mol HCl
x x
= 12 M
mol HCl = 100 mL
1 L
1000 mL L
6 mol HCl
x x = 0,6 mol
Banyaknya volume larutan pekat
Vol HCl pekat = 0,6 mol HCl
1 L reagen
12 mol HCl
x = 0,05 L atau 50 mL
Encerkan 50 mL HCl pekat sampai 100 mL
Banyaknya mol HCl yang dibutuhkan
mmol Ba(OH)
2
= 29,71 mL Ba(OH)
2
x 0,01963
mmol Ba(OH)
2
mL Ba(OH)
2
mmol HCl = (29,71

x 0,01963) mmol Ba(OH)
2
x
2 mmol HCl
1 mmol Ba(OH)
2
(29,71

x 0,01963 x 2) mmol HCl
50 mL HCl
C
HCl
=
mmol KMnO
4
= 0,2121 g Na
2
C
2
O
4
x x
1 mmol Na
2
C
2
O
4
134 mg Na
2
C
2
O
4
2 mmol KMnO
4
5 mmol Na
2
C
2
O
4
Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 9


Perhitungan jumLah analit dari data titrasi
SOAL 11: suatu sampel bijih besi seberat 0,8040 g dilarutkan dalam asam. Besi kemudian
direduksi menjadi Fe
2+
dan dititrasi dengan 0,02242 M KMnO
4
ternyata diperlukan 47,22 mL
sampai tercapainya titik akhir. Hitung a) %Fe (55,847 g/mol) dan b) %Fe
3
O
4
(231,54
g/mol) di dalam sampel. Reaksi analit dengan reagen adalah:
MnO
4
-
+ 5Fe
2+
8H
+
Mn
2+
+ 5Fe
3+
+ 4H
2
O
jawab: 1 mmol MnO
4
-
5 mmol Fe
2+



1 mmol MnO
4
-
5 mmol Fe
2+
1 mmol Fe
3
O
4
3 mmol Fe
2+

5 mmol Fe
3
O
4
3 mmol MnO
4
-


SOAL 12: suatu sampel bahan organik yang mengandung merkuri seberat 3,776 g
diuraikan dengan HNO
3
. Setelah pengenceran, Hg
2+
dititrasi dengan 21,30 mL larutan
NH
4
SCN 0,1144 M. Hitung %Hg (200,59 g/mol) di dalam sampel.
Jawab: titrasi ini melibatkan pembentukan kompleks stabil Hg(SCN)
2

Hg
2+
+ 2SCN
-
Hg(SCN)
2 (aq)

pada titik ekuivalen 1 mmol Hg
2+
2 mmol NH
4
SCN


0,2121
134
x
2
5
mmol KMnO
4
43,31 mL KMnO
4
= 0,01462 M C KMnO
4
=

0,02242 mmol KMnO
4
1 mL KMnO
4

berat Fe
2+
= 47,22mL KMnO
4
x x x
5 mmol Fe
2+

1 mmol KMnO
4

55,847 mg Fe
2+

1 mmol Fe
2+

% Fe
2+
= x 100% = 36,77%
berat Fe
2+
berat sampel
0,02242 mmol KMnO
4
1 mL KMnO
4

berat Fe
3
O
4
= 47,22mL KMnO
4
x x x
5 mmol Fe
3
O
4

3 mmol KMnO
4

231,54 mg Fe
3
O
4

1 mmol Fe
3
O
4

% Fe
3
O
4

= x 100% = 50,81%
berat Fe
3
O
4
berat sampel
0,1144 mmol NH
4
SCN
1 mL NH
4
SCN
berat Hg
2+
= 47,22mL NH
4
SCN x x x
1 mmol Hg
2+

2 mmol NH
4
SCN
200,59 mg Hg
2+

1 mmol Hg
2+

Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 10


SOAL 13: sampel seberat 0,4755 g mengandung (NH
4
)
2
C
2
O
4
dilarutkan dengan air
kemudian ditambah KOH sehingga semua NH
4
+
berubah menjadi NH
3
. Selanjutnya NH
3

yang dilepaskan didistilasikan kedalam 50 mL 0,05035 M H
2
SO
4
. Kelebihan H
2
SO
4
kemudian
dititrasi balik dengan 0,1214 M NaOH sebanyak 11,13 mL.
Hitung a)%N (14,007 g/mol) dan b) % (NH
4
)
2
C
2
O
4
(124,10 g/mol) dalam sampel
jawab:
a) H
2
SO
4
bereaksi dengan NH
3
dimana H
2
SO
4
+ 2NH
3
2NH
4
+

+ SO
4
2-

H
2
SO
4
bereaksi dengan NaOH dimana H
2
SO
4
+ 2NaOH Na
2
SO
4
+ 2H
2
O
1 mol H
2
SO
4
2 mol NH
3
1 mol H
2
SO
4
2 mol NaOH

=2,5175 mmol H
2
SO
4


=0,6756 mmol H
2
SO
4

Maka mmol H
2
SO
4
yang bereaksi dengan NH
3
= 2,5175 - 0,6756 = 1,8419 mmol H
2
SO
4



= 3,6838 mmol N


b) 1 mmol (NH
4
)
2
C
2
O
4
menghasilkan 2 mmol NH
3
, sedangkan 2 mmol NH
3
bereaksi dengan
1 mmol H
2
SO
4
maka:
1 mmol (NH
4
)
2
C
2
O
4
1 mmol H
2
SO
4

% Hg
2+
= x 100% = 6,47%
berat Hg
2+

berat sampel
mmol H
2
SO
4
total mmol H
2
SO
4
= 50 mL H
2
SO
4
x 0,05035
mL H
2
SO
4
mmol NaOH
mmol H
2
SO
4
pada titrasi balik= 11,13 mL NaOH x 0,1214 x
mL NaOH
1 mmol H
2
SO
4
2 mmol NaOH
1 mol H
2
SO
4
2 mol NH
3
2 mol N
mmol N = 1,8419 mmol H
2
SO
4
x
2 mmol N
1 mmol H
2
SO
4
mg N
mmol N
Berat N = 3,6838 mmol N x 14,007
%N = x 100% = 10,85%
Berat N
Berat sampel
mmol (NH
4
)
2
C
2
O
4
= 1,8419 mmol H
2
SO
4
x
1 mmol (NH
4
)
2
C
2
O
4
1 mmol H
2
SO
4
Sonny Widiarto, 2009 Kimia Analitik 11



SOAL 14: Gas CO dalam 20,3 L suatu sampel gas diubah mjd CO
2
dengan melewatkan
sampel gas pada I
2
O
5
dengan pemanasan 150
o
C. I
2
O
5 (s)
+ 5CO
(g)
I
2 (g)
+ CO
2 (g)
gas
iodin yang dihasilkan didistilasi dan dikumpulkan pada suatu absorber yang mengandung
8,25 mL 0,01101 M Na
2
S
2
O
3
I
2 (g)
+ 2S
2
O
3
2-
(aq)
2I
-
(aq)
+ S
4
O
6
2-
(aq)
kelebihan
Na
2
S
2
O
3
dititrasi balik dengan 2,16 mL larutan 0,00947 M I
2
.
Hitung mg CO (28,01 g/mol) dalam 1 liter sampel.
Jawab:
5 mol CO

1 mol I
2
1 mol I
2
2 mol Na
2
S
2
O
3
5 mol CO

2 mol Na
2
S
2
O
3

= 0,09083 mmol Na
2
S
2
O
3

mmol Na
2
S
2
O
3
yang digunakan dalam titrasi balik

= 0,04091 mmol Na
2
S
2
O
3
Maka mmol Na
2
S
2
O
3
yang bereaksi dengan I
2
= 0,09083 - 0,04091 mmol

= 0,1248 mmol CO


Berat (NH
4
)
2
C
2
O
4
= 1,8419 mmol (NH
4
)
2
C
2
O
4
x

124,1 mg (NH
4
)
2
C
2
O
4
1 mmol (NH
4
)
2
C
2
O
4
%(NH
4
)
2
C
2
O
4
= x 100% = 48,07%
Berat (NH
4
)
2
C
2
O
4
Berat sampel
mmol total Na
2
S
2
O
3
= 8,25 mL Na
2
S
2
O
3
x 0,01101
mmol Na
2
S
2
O
3
mL Na
2
S
2
O
3
= 2,16 mL I
2
x 0,00947 x
mmol I
2
mL I
2
2 mmol Na
2
S
2
O
3
1 mmol I
2
mmol CO

= (0,09083 - 0,04091) mmol Na
2
S
2
O
3
x
5 mmol CO
2 mmol Na
2
S
2
O
3
berat CO

= 0,1248 mmol CO x = 3,4956 mg
28,01 mg CO
mmol CO
3,4956 mg CO
20,3 L
= 0,172
mg CO
L

Anda mungkin juga menyukai