Anda di halaman 1dari 3

ABSORPSI

Absorpsi adalah proses penyerapan/ masuknya obat dari tempat pemberian ke jaringan
target, meliputi transformasinya dari bentuk saat diberikan (a dosage form) menjadi bentuk
yang dapatdigunakan scr biologis (a biologically usable form). Kebanyakan obat diabsorpsi
melalui membran sel dengan cara difusi pasif. Difusi pasif ini melawati membran sel yang
sama seperti sel pada umunya yaitu lipid bilayer, untuk itulah obat yang akan melewati
membran sel harus mempunyai kelarutan lemak, sehingga kecepatan absorpsi berbanding
lurus dengan tingkat kelarutan lemak.

Selain itu obat yang cepat diabsorpsi adalah obat yang tidak memiliki muatan (non
ionisized). Kebanyakan obat adalah elektrolit lemah. Dalam air elektrolit lemah ini akan
terionisasi menjadi bentuk ion-ionnya. Derajat ionisasi obat bergantung pada konstanta
ionisasi obat (pKa) dan pH larutan tempat obat tersebut berada. Ionisasi atau disosiasi obat
tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
AH A
-
+ H
+
(untuk asam)
BH
+
B + H
+
(untuk basa)
Asam lemah dan basa lemah sebagian besar dalam bentuk AH dan BH
+
seperti sample
diatas dalam keadaan asam, sedangkan dalam bentuk A
-
dan B dalam keadaan alkaline.
Bentuk non-ionik AH dan B mudah larut dalam lemak , oleh karena itu bentuk ini mudah
mengalami difusi melalui membran sel. Difusi pasif mengikuti hukum Fick : hanya bentuk
non-ion yang mempunyai kelarutan lemak yang dapat berdifusi, sedangkan bentuk ion tidak
dapat berdifusi karena tidak mempunyai kelarutan lemak. Proporsi dari kandungan nonion
itu bergantung pada pH larutan. Untuk asam lemah, pada pH yang tinggi (suasana basa)
akan meningkatkan ionisasinya sehingga mengurangi bentuk non-ionnya. Sedangkan pada
basa lemah, dalam pH yang rendah (suasana asam) menngkatkan ionisasinya sehingga non-
ion yang terbentuk berkurang. Oleh karena bentuk ion dan non-io mengalami
kesetimbangan maka nonion yang akan diabsorpsi, dan kesetimbangan akan bergeser ke
arah nonion sehingga absorpsi akan berjalan terus sampai habis.

Zat-zat yang sukar untuk berdifusi pasif melalui membran sel memerlukan transporter
membran untuk dapat melalui membran sel . ada 2 jenis transporter obat, yaitu :
1. Transporter untuk efflux atau untuk eksport obat, disebut : ABC (ATP-Binding
Cassette) transporter, ada 2 jenis :
P-glikoprotein (P-gp) - meruakan produk gen human multidrug resistance 1
(MDR 1) : untuk kation organik dan zat netralyang hidrofobik dengan BM 200
1800 Dalton.
Multidrug Resistance Proteins (MRP) 1-7 : untuk anion yang hidrofobik dan
konyugat.
Eksport obat ini memerlukan ATP, jadi merupakan transport aktif. Transport aktif
membutuhkan energi. Secara instan energi diperoleh dari ATP yang terhidrolisis.
2. Transporter untuk uptake obat, ada beberapa jenis :
OATP (Organic anion transporting polypeptide) A-C, 8 : polispesifik, maka untuk
anion organik, kation organik besar, dan zat netral, yang hidrofobik, serta
konyugat.
OAT (Organic anion transporter) untuk anion organik yang lipofilik.
OCT (Organic cation transporter) untuk kation kecil yang hidrofilik.
Uptake obat ini tidak memerlukan ATP tetapi hanya merupakan pertukaran dengan
GSH atau akibat perbedaan elektrokemikal.
Berikut organ serta transporter yang dikandung :
Dinding usus (usus halus & usus besar) : untuk absorpsi (OATP) dan ekskresi (P-
gp &MRP)
Hai &saluran empedu : di membran basolateral atau sinusoidal (untuk uptake:
OATP, OAT &OCT) dan membran kanalikuler bilier (utuk sekresi: P-gp & MRP)
Tubulus ginjal : di membran basolateral (untuk uptake: OATP, OAT &OCT) dan di
membran luminal (untuk sekresi: P-gp & MRP)
Sawar darah otak : P-gp dan MRP di membran luminal sel endotel pembuluh
kapiler darah otak unuk mengeluarkan obat hidrofobik yang masuk otak
(menunjang fungsi sawar darah otak).
Sawar uri : P-gp menunjang fungsi sawar
Sawar darah tetes : P-gp untuk menunjang fungsi sawar.
Membran sel kanker : P-gp mengeluarkan obat antikanker dari sel kanker
sehingga menyebabkan sel kanker tersebut resisten terhadap pengobatan.

Karena berbagai transporter ini (terutama P-gp, juga OATP) mempunyai
substrat, penhambat dan penginduksi, maka dapat terjadi interaksi obat yg
berkaitan dengan transpoternya.
Faktor yang Mempengaruhi Absorpsi
1. Luas permukaan
2. Aliran darah
3. Nyeri & stress
4. Motilitas sal. Pencernaan
5. Bentuk obat
Rapid rate (dtk-mnt): sublingual, IV, inhalasi
Intermediate rate (1-2 jam): oral, IM, SC
Slow rate (jam-hari): rektal
6. Interaksi obat (obat--obat; obat--makanan)
7. Efek lintas pertama (bbrp obat mengalami metabolisme di hati atau vena portal
sebelum masuk ke sist.sirkulasi
* contoh obat: dopamin, isoproterenol, lidokain, morfin, nitrogliserin, propanolol,
reserpin, & warfarin
* efek lintas pertama ~ dosis oral > dosis IV

Anda mungkin juga menyukai