Anda di halaman 1dari 20

JURNAL PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN NON STERIL


SEDIAAN SUPPOSITORIA
BAB I
TINJAUAN FARMAKOLOGI
1.1. Indikasi
Parasetamol umumnya digunakan sebagai analgetik dan antipiretik, tetapi
tidak antiradang. Umumnya dianggap sebagai antinyeri yang paling aman untuk
swamedikasi (pengobatan mandiri). Sebagai analgesik, parasetamol bekerja
dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit. Sebagai antipiretik,
parasetamol diduga bekerja langsung pada pusat pengatur panas di
hipotalamus. Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga
selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu (Tjay dkk., 2!).
1.2. Farmakokin!ik
Parasetamol diabsorpsi melalui saluran gastrointestinal dengan konsentrasi
puncak plasma menccapai sekitar "#$ menit dengan rute per oral. Parasetamol
didistribusikan ke hampir semua jaringan tubuh. %elewati plasenta dan mengalir
melalui air susu. &katan protein plasma dapat diabaikan pada konsentrasi terapeutik
normal, namun dapat meningkat dengan peningkatan konsentrasi. Waktu paruh
eliminasi dari parasetamol ber'ariasi antara " hingga ( jam ()weetman, 22).
Pada penggunaan per oral parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran
cerna. *adar maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu ( menit sampai $
menit setelah pemberian. Parasetamol dimetabolisme dalam hati dan diekskresi
melalui urine sebagai glukoronide dan sul+at konjugasi. *urang dari ,- diekskresi
sebagai parasetamol. .liminasi terjadi kira#kira "#/ jam. &katan protein plasma dapat
diabaikan pada konsentrasi normal tetapi dapat meningkat dengan peningkatan
konsentrasi (0eynolds, "1!1).
Parasetamol sebagian besar dimetabolisme di hati dan disekresi lewat urin
terutama dalam bentuk glucoronide dan konjugasi sul+at. *urang dari , -
dikeluarkan dalam bentuk tetap parasetamol. )uatu metabolit terhidroksilasi (N-
acetyl-p-benzoquinoneimine), selalu diproduksi dengan jumlah yang sedikit oleh
isoen2im sitokrom P/, (terutama 34P2." dan 34P(5/) didalam hati dan ginjal.
%etabolit ini selalu terdetoksi+ikasi melalui konjugasi dengan glutasion, tetapi dapat
terjadi akumulasi diikuti dengan o'erdosis parasetamol dan menyebabkan kerusakan
jaringan ()weetman, 22).
1.". Mkanism Kr#a
Parasetamol dapat menurunkan demam dengan bekerja pada hipotalamus
yang mengakibatkan 'asodilatasi dan pengeluaran keringat (Turkoski dkk., 2().
Pada dosis terapeutik, inhibisi sintesis prostaglandin tidak signi+ikan pada jaringan
peripheral, sehingga parasetamol memiliki e+ek anti in+lamasi yang rendah.
%eskipun parasetamol menginhibisi dengan lemah isolasi cyclo#o6ygenase (378)#
" dan 378#2 secara in 'itro, tetapi bersi+at inhibitor kuat dari sintesis prostaglandin
didalam system selular pada saat konsentrasi dari asam arachidonat rendah
(%ash+ord, 29).
1.$. E%k Sam&in'
.+ek samping jarang terjadi lewat dosis sedang seperti mual, muntah, nyeri
perut, menggigil. :osis lebih berkepanjangan dapat mengakibatkan neutropenia,
leukopenia, trombositopenia, pensilopenia, agranulositosis, reaksi hipersensiti'itas,
udem laring, lesi mukosa, eritemia atau ruam, udem angioneurotik dan demam.
0eaksi hipersensiti'itas meliputi gejala urtikaria, disponoea, dan hipotensi, hal ini
dapat terjadi setelah penggunaan parasetamol baik pada dewasa maupun anak#anak.
;uga dilaporkan terdapat angioedema ()weetman, 22).
1.(. Kon!raindikasi
Penderita dengan gangguan +ungsi hati yang berat, gangguan +ungsi ginjal,
dan penderita dengan riwayat hipersensiti'itas pada parasetamol (<acy, 2/).
1.). Prin'a!an dan Pr*a!ian
=ati#hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan +ungsi ginjal.
>ila setelah , hari nyeri tidak menghilang, atau demam tidak menurun setelah (
hari, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.
Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat
meningkatkan resiko kerusakan hati
1.+. In!raksi O,a!
.+ek analgetis parasetamol diperkuat oleh kodein dan ka+ein. Pada dosis
tinggi dapat memperkuat e+ek antikoagulansia tetapi pada dosis biasa tidak
interakti+. %asa paruh kloram+enikol dapat sangat diperpanjang. *ombinasi dengan
obat 5&:) 2ido'udin meningkatkan resiko akan neutropenia (Tjay dkk., 2!).
Pemberian bersama#sama di+lusinal mengakibatkan kenaikan konsentrasi plasma.
0esin penukar anion ? kolesteramin menurunkan absorbsi parasetamol. Penggunaan
antikoagulan dan parasetamol dalam jangka waktu yang lama mungkin
meningkatkan konsentrasi war+arin. %etoclopramide dan domperidon
metoclopramis mempercepat absorbsi parasetamol (meningkatkan e+ek) (5nonim c,
2,).
1.-. Pn.im&anan
:alam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (5nonim a, "191).
BAB II
SIFAT FISIKA KIMIA BA/AN OBAT
2.1 Tin#a0an Si%a! Fisiko1Kimia 2a! Ak!i% &ara3!amo4
D%inisi 5
5cetaminophen mengandung tidak kurang dari 1!, - dan tidak lebih dari
"",- 3
!
=
1
@7
2
, dihitung terhadap 2at yang telah dikeringkan (:epkes, "191).
S!r0k!0r dan Bra! Mo4k04 5
)truktur kimia ?
(%o++at, 2,).
>erat molekul ? ",","$
Pmrian
=ablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit(5nonim a, "191)
K4ar0!an 5
Parasetamol agak sukar larut dalam air (" ? 9), larut dalam air mendidih (" ?
2), mudah larut dalam alkohol (" ? 9 atau "? "), larut dalam aseton (" ? "(),
agak sukar larut dalam gliserol ("? /), mudah larut dalam propilen glikol ("? 1),
sangat sukar larut dalam kloro+orm, praktis tidak larut dalam eter, larut dalam
larutan alkali hidroksida (0eynolds, "1!1).
S!a,i4i!as 5
Terhadap cahaya? Tidak stabil terhadap sinar UA
Terhadap suhu? peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi obat
=idrolisis dapat terjadi pada keadaan asam ataupun basa. =idrolisis
minimum terjadi pada rentang p= antara ,#9
Ti!ik L,0r 5
"$1

sampai "92

(5nonim a, "191)
2.2 TINJAUAN SIFAT FISIKO1KIMIA BA/AN TAMBA/AN
1. O40m 3a3ao 6 Lmak 7ok4a! 8
o Pmrian
<emak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas lemak, agak
rapuh.
o K4ar0!an
)ukar larut dalam etanol (1,-) P, mudah larut dalam kloro+orm P, dalam
eter P, dan dalam eter minyak tanah P.
o K'0naan
Bat tambahan.
o Ti!ik 44*
(

#($

3
o Indks ,ias
",/,$/ sampai ",/,9,C penetapan dilakukan pada suhu /.
o Bi4an'an asam
tidak lebih dari /,.
o Bi4an'an iodi0m
(, sampai /.
o Bi4an'an &n.a,0nan
"!! sampai "1$
(5nonim a, "191).
7leum cacao U)P, dide+inisikan sebagai lemak yang diperoleh dari biji
theobroma cacao yang dipanggang. )ecara kimia adalah trigliserida ( campuran
gliserin dan satu atau lebih asam lemak yang berbeda ) terutama
oleopalmitostearin dan oleodistearin. 7leh karena oleum cacao meleleh pada
(

#($

3 merupakan basis supositoria yang ideal, yang dapat melumer padas


suhu tubuh tapi tetap dapat bertahan sebagai bentuk padat pada suhu kamar
biasa. 5kan tetapi oleh karena kandungan trigliseridanya oleum cacao
menunjukkan si+at polimor+isme atau keberadaan 2at tersebut dalam berbagai
bentuk kristal. 7leh karena itu, bia oleum cacao tergesa D gesa atau tidak hati D
hati dicairkan pada suhu yang melebihi suhu minimumnya, lalu segera
didinginkan maka hasilnya berbentuk kristal metastabil (suatu bentuk kristal)
dengan titik lebur yang lebih rendah dari titik lebur oleum cacao asalnya.
>ahan D bahan seperti +enol dan kloralhidrat cenderung menurunkan titik
lebur dari oleum cacao sewaktu bercampur dengan bahan tersebut. ;ika titik
lebur menurun sedemikian rupa sehingga tidak mungkin lagi dijadikan
supositoria yang padat dengan menggunakan oleum cacao sebagai basis tunggal,
maka bahan pengeras seperti lilin setil ester ( E 2-) atau malam tawon ( E / -
) dapat dilebur dengan oleum cacao untuk mengimbangi pengaruh pelunakan
dari bahan yang ditambahkan.
(5nsel, "1!1)
2. 7!a30m 6S&rma3!i8
o Pmrian
%alam padat murni diperoleh dari minyak lemak yang terdapat pada kepala
lemak dan badan Physeter 3atodon <. =yperoodan costralos %uller
(>illberg). %assa hablur, bening, licin, putih mutiaraC baud an rasa lemah.
o K4ar0!an
Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 1,- P dinginC larut dalam 2
bagian etanol 1,- P mendidih, dalam kloro+orm P, dalam eter P, dalam
karbondisul+ida P, dalam minyak, dan dalam minyak atsiri.
o Bo,o! #nis
<ebih kurang ,1,
o S0*0 4,0r
/2
o
sampai ,
o
o Bi4an'an asam
Tidak lebih dari ",
o Bi4an'an iodi0m
( sampai ,
o Bi4an'an &n.a,0nan
"2,
o
sampai "($
o
o Pn.im&anan
:alam wadah tertutup baik.
o *hasiat dan penggunaan
Bat tambahan
(5nonim a, "191)
)permaceti adalah lilin padat yang diperoleh dari kepala paus )perms (Physeter
catodon <.). )permaceti mengandung !-campuran setil palmitat dan setil miristat
dengan perbandingan yang sama. ;uga terdapat sejumlah kecil ester dari asam lemak
seperti asam laurat. )permaceti mengandung ,",,#,(- lilin alkohol.
BAB III
BENTUK BA/AN9 DOSIS DAN 7ARA PEMAKAIAN
".1 Bn!0k a!a0 Kk0a!an Sdiaan
)upositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang berbentuk torpedo,
bentuk ini memiliki kelebihan yaitu bila bagian yang besar masuk melalui otot
penutup dubur, maka supositoria akan tertarik masuk dengan sendirinya (5nie+,
2$).
Umumnya, supositoria rectum panjangnya F (2 mm (",, inci), berbentuk
silinder dan kedua ujungnya tajam. >eberapa supositoria untuk rectum diantaranya
ada yang berbentuk seperti peluru, torpedo atau jari#jari kecil tergantung kepada
bobot jenis bahan obat dan habis yang digunakan, beratnya pun berbeda#beda. U)P
menetapkan berat supositoria 2 gram untuk orang dewasa apabila oleum cacao yang
digunakan sebagai basis. )edang supositoria untuk bayi dan anak#anak, ukuran dan
beratnya G dari ukuran dan berat untuk orang dewasa, bentuknya kira#kira seperti
pensil. )upositoria untuk 'agina yang juga disebut pessarium biasanya berbentuk
bola lonjong atau seperti kerucut, sesuai dengan kompendik resmi beratnya , gram,
apabila basisnya oleum cacao. )upositoria untuk saluran urin yang juga disebut
bougie bentuknya ramping seperti pensil, gunanya untuk dimasukkan ke dalam
saluran urin pria atau wanita. )upositoria saluran urin pria bergaris tengah (#$ mm
dengan panjang F "/ mm, walaupun ukuran ini masih ber'ariasi satu dengan
lainnya. 5pabila basisnya dari oleum cacao maka beratnya F / gram. )upositoria
untuk saluran urin wanita panjang dan beratnya G dari ukuran untuk pria, panjang F
9 mm dan beratnya 2 gram dan basisnya oleum cacao (5nsel, "1!1).
".2 Dosis
:osis obat yang digunakan melalui rectum mungkin lebih besar atau lebih
kecil daripada obat yang dipakai secara oral, tergantung kepada +aktor#+aktor seperti
keadaan tubuh pasien, si+at +isika kimia obat dan kemampuan obat melewati
penghalang +isiologi untuk absorpsi dan si+at basis supositoria serta kemampuannya
melepaskan obat supaya siap untuk diabsorpsi (5nsel, "1!1).
>obot supositoria bila tidak dinyatakan lain adalah ( gram untuk orang
dewasa dan 2 gram untuk anak (5nie+, 2$).
Umur :osis *eterangan
"#, tahun "2,#2, mg
Tiap /#$ jam, maks /6
sehari
$#"2 tahun 2,#, mg
Tiap /#$ jam, maks /6
sehari
dewasa ,,#" gram
Tiap /#$ jam, maks /6
sehari
>@H3 merekomendasikan dosis rektal pada bayi sebagai berikut?
@eonatus usia 2!#(2 minggu, 2 mgIkg sebagai dosis tunggal, kemudian ",
mgIkg tiap "2 jam bila diperlukan, dengan dosis maksimum ( mgIkg sehari.
@eonatus usia diatas (2 minggu, ( mgIkg sebagai dosis tunggal, kemudian 2
mgIkg tiap ! jam bila diperlukan, dengan dosis maksimum $ mgIkg sehari.
>ayi usia "#( bulan, (#$ mg tiap ! jam bila diperlukan, dengan dosis
maksimum $ mgIkg sehari.
>ayi usia 2#"2 bulan, $#"2, mg tiap /#$ jam bila diperlukan hingga maksimum
/ kali dalam 2/ jam.
5nak usia ,#"2 tahun, 2,#, mg tiap /#$ jam bila diperlukan hingga
maksimum / kali dalam 2/ jam.
Pada gejala yang berat, anak#anak usia "#( bulan dapat diberikan ( mgIkg
sebagai dosis tunggal, kemudian diikuti dengan 2 mgIkg tiap ! jam hingga
maksimum $ mgIkg sehari. 5nak#anak dengan usia lebih besar dapat diberikan
/ mgIkg dalam dosis tunggal yang diikuti dengan 2 mgIkg tiap /#$ jam hingga
maksimum 1 mgIkg sehari dalam /! jam, bila diperlukan, sebelum diturunkan
mencapai ", mgIkg tiap $ jam ()weetman, 22)
"." 7ara Pm,rian
Pemberian obat parasetamol dengan sediaan suppositoria dengan
memasukkan obat melalui anus atau rektum dalam bentuk suppositoria
Petunjuk pemakaian ? 3uci tangan sampai bersih, buka pembungkus suppositoria,
kemudian tidur dengan posisi miring. )upositoria dimasukkan ke rektum dengan
cara bagian ujung supositoria didorong dengan ujung jari, kira#kira G # " inci pada
bayi dan " inci pada dewasa, bila perlu ujung supositoria di beri air untuk
mempermudah penggunaan. Untuk nyeri dan demam satu supositoria diberikan
setiap / D $ jam jika diperlukan. Junakan supositoria ini ", menit setelah buang air
besar atau tahan pengeluaran air besar selama ( menit setelah pemakaian
supositoria.
=anya untuk pemakaian rektal. =entikan penggunaan dan hubungi dokter jika
sakit berlanjut hingga ( hari. ;auhkan dari jangkauan anak#anak. ;ika tertelan atau
terjadi o'er dosis segera hubungi dokter (%onson, 29)
BAB I:
MA7AM1MA7AM FORMULASI
/.". Hormula >aku
Hormulasi "
No. 1 No. 2
1(; m' (;; m'
&. Paracetamol, +ine powder ...............................",./ g ,. g
5erosil 2 K/L ...................................................2 g D
&&. <utrol . / K"L ............................................... D ". g
<utrol . ", K"L ..........................................."21. g $. g
<utrol . / K"L..............................................,,./ g !. g
(>uhler, "11!)
Hormulasi 2
Parasetamol "2 mg
P.J ( "!,! mg
P.J / 92(,2 mg
(0eynolds, "1!1).
Hormula (
Parasetamol 2, mg
P.J / ((-
P.J $ /9-
5ir 2-
(0eynolds, "1!1).
Hormula /
Parasetamol (5setamino+en) $,2, -
7leum cacao 1,,! -
3etaceum , -
(0eynolds, "1!1).
/.2. Hormula yang :igunakan
Parasetamol (5setamino+en) $,2, -
7leum cacao 1,,! -
3etaceum , -
/.(. Permasalahan
". )i+at karakteristik dari oleum cacao dimana jika pemanasannya tinggi akan
mencair sempurna seperti minyak dan kehilangan semua inti kristal yang stabil
yang berguna untuk memadat, bila didinginkan di bawah ",
o
akan mengkristal
dalam bentuk kristal metastabil (5nie+, 2$).
2. 7leum cacao memiliki kemampuan menyerap air yang rendah
(. 7leum caco cenderung lengket pada cetakan
/. 7leum cacao mudah meleleh dimana titik leburnya (#($
o
3
,. Pada pengisian masa supositoria ke dalam cetakan, oleum cacao cepat membeku
dan pada pendinginan terjadi susut 'olume hingga terjadi lubang di atas masa
(5nie+, 2$).
$. 7leum cacao mudah mencair dan menjadi tengik selama penyimpanan.
/./. Pengatasan Permasalahan
". Pemanasan oleum cacao tidak boleh melebihi suhu minimumnya. =arus dilebur
perlahan#lahan di atas penangas air berisi air hangat untuk menghindari
terjadinya bentuk kristal yang tidak stabil dan untuk menjamin retensi dalam
cairan dari bentuk kristal M yang lebih stabil sehingga akan membentuk inti
dimana pengentalan mungkin terjadi sewaktu pengentalan cairan tersebut
(5nsel, 2,8
2. Untuk meningkatkan kemampuan oleum cacao dalam menyerap air maka
ditambahkan cetaceum dengan rentang /#$-
(. Untuk mencegah lengket pada cetakan maka sebelum digunakan cetakan dilapisi
dengan gliserin.
/. Untuk meningkatkan titik lebur oleum cacao dapat digunakan tambahan
cetaceum tidak lebih dari $- dan tidak kurang dari /- (5nie+, 2$)
,. Pada pengisian cetakan harus diisi lebih, baru setelah dingin kelebihannya
dipotong (5nie+, 2$).
$. 7leum cacao harus disimpa pada tempat dingin, kring dan terlindung dari
cahaya (<achman, "11/)
/.,. Perhitungan Hormulasi
>erat )uppositoria N 2 gr
*adar parasetamol tiap " suppositoria N "2, mg N $,2,-
@ilai tukar paracetamol terhadap 7leum cacao N ",, (<achman, "11/)
:ibuat " sediaan suppositoria
Parasetamol yang ditimbsng N " 6 ,"2, gram N ",2, gram
>erat suppositoria N " 6 2 gram N 2 gram
@ilai tukar parasetamol N ",, 6 ",2, gram N ",!9, gram
;umlah oleum cacao yang digunakan N (2#",!9,) gram N "!,"2, gram
>erat cetaceum N ,- 6 berat basis yang diperlukan
N ,- 6 "!,"2, gram
N ,1$ gram
/.$. Penimbangan
Tiap penimbangan bahan ditambahkan bobotnya ,- untuk 2at akti+ dan "- 2at
tambahan.
>ahan Hungsi
Persentase
(-)
Penimbangan
" sediaan (gr)
Penambah
an bobot
Penimbangan
akhir (gr)
Parasetamol Bat akti+ $,2, ",2, ,- ",("2,
7leum
cacao
>asis
suppo
1,,! "!,"2, "- "1,1(9,
3etaceum
Bat
tambahan
, ,1$ "- ,11$$
BAB :
PROSEDUR KERJA
(.1. A4a! dan Ba*an
A4a! 5
Timbangan
%ortar dan stamper
Jelas ukur
Penangas air
)endok tanduk
Pipet tetes
*ertas perkamen
>atang pengaduk
3etakan suppositoria
Jelas beaker
)udip
Ba*an 5
Parasetamol
7leum cacao
3etaceum
Jliserin
(.2. 7ara Kr#a
:itimbang semua bahan dengan seksama
:ileburkan cetaceum di atas penangas air terlebih dahulu hingga melebur
semua
:imasukkan basis yang telah ditimbang ke dalam cawan yang telah berisi
leburan cetaceum dan dilebur kembali sampai semua melebur sempurna pada
suhu (

#($

3 secara perlahan#lahan
:icampurkan 2at akti+ parasetamol sedikit demi sedikit ke dalam leburan basis
sambil dilakukan pengadukan
)etelah basis dan 2at akti+ tercampur semua, campuran kemudian dituang
kedalam cetakan
:itunggu hasil tuangan tersebut sampai beku, kemudian dikeluarkan dari
cetakan
)upositoria yang sudah beku, ditimbang dan ditentukan bobotnya kemudian
dibungkus dengan aluminium +oil serta dikemas dalam kotak
BAB :I
E:ALUASI SEDIAAN
).1 Fisika
U#i Kisaran L4*
Uji ini disebut juga uji kisaran meleleh makro, dan uji ini merupakan
suatu ukuran waktu yang diperlukan supositoria untuk meleleh sempurna bila
dicelupkan dalam penangas air dengan temperatur tetap ((9

3). )ebaliknya uji


kisaran meleleh mikro adalah kisaran meleleh mikro adalah kisaran leleh yang
diukur dalam pipa kapiler hanya untuk basis lemak. 5lat yang biasa digunakan
untuk mengukur kisaran leleh sempurna dari supositoria adalah suatu 5lat
:isintegrasi Tablet U)P. )upositoria dicelupkan seluruhnya dalam penangas air
yang konstan, dan waktu yang diperlukan supositoria untuk meleleh sempurna
atau menyebar dalam air sekitarnya diukur (5nonim b, "11,).
U#i Pn3airan a!a0 U#i <ak!0 M40nak dari S0&osi!oria Rk!a4
)ebuah batangan dari kaca ditempatkan di bagian atas supositoria sampai
penyempitan dicatat sebagai waktu melunak. &ni dapat dilaksanakan pada
berbagai temperatur dari (,,, sampai (9

3 sebagai suatu pemeriksaan


pengawasan mutu, dan dapat juga diukur sebagai kestabilan +isika terhadap
waktu. )uatu penangas air dengan elemen pendingin dan pemanas harus
digunakan untuk menjamin pengaturan panas dengan perbedaan tidak lebih dari
,"

3 (5nonim b, "11,).
U#i K*an30ran
Uji kehancuran dirancang sebagai metode untuk mengukur kekerasan
atau kerapuhan suppositoria. 5lat yang digunakan untuk uji tersebut terdiri dari
suatu ruang berdinding rangkap dimana suppositoria yang diuji ditempatkan. 5ir
pada (9

3 dipompa melalui dinding rangkap ruang tersebut, dan suppositoria


diisikan ke dalam dinding dalam yang kering, menopang lempeng dimana suatu
batang dilekatkan. Ujung lain dari batang tersebut terdiri dari lempeng lain
dimana beban digunakan. Uji dihubungkan dengan penempatan $ g diatas
lempeng datar. Pada inter'al waktu " menit, 2 g bobot ditambahkan, dan
bobot dimana suppositoria rusak adalah titik hancurnya atau gaya yang
menentukan karakteristik kekerasan dan kerapuhan suppositoria tersebut. Titik
hancur yang dikehendaki dari masing#masing bentuk suppositoria yang beraneka
ragam ditetapkan sebagai le'el yang menahan kekuatan (gaya) hancur yang
disebabkan oleh berbagai tipe penanganan yakniC produksi, pengemasan,
pengiriman, dan pengangkutan dalam penggunaan untuk pasien (5nonim b,
"11,).
U#i diso40si
Pengujian awal dilakukan dengan penetapan biasa dalam gelas piala
yang mengandung suatu medium. :alam usaha untuk mengawasi 'ariasi pada
antarmuka massaImedium, digunakan keranjang kawat mesh atau suatu
membrane untuk memisahkan ruang sampel dari bak reser'oir. )ampel yang
ditutup dalam pipa dialysis atau membran alami juga dapat dikaji. 5lat sel alir
digunakan untuk menahan sampel di tempatnya dengan kapas, saringan kawat,
dan yang paling baru dengan manic#manik gelas (5nonim b, "11,).
U#i ksra'aman ,o,o!
Timbang suppo satu persatu dan hitung rata#ratanya. =itung persen
kelebihan masing#masing suppo terhadap bobot rata#ratanya.
*eseragamanI'ariasi bobot yang didapat tidak boleh lebih dari ,- (5nonim
b, "11,).
).2 Kimia
Pn!a&an kadar
Timbang ( mg dengan seksama larutkan dalam ! m< asam sul+at
bebas nitrogen titrasi dengan asam sul+at ," @ dengan indikator larutan merah
metil#biru metilen. " m< asam sul+at ," @ setara dengan ",,""$ mg
paracetamol (Jalichet, 2/ ).
Idn!i%ikasi
5pabila ditambahkan +erikloridaO biruC +olin ( reagen ciocatalteu )O
biruC <ieberman testO'ioletC reagen nesslerPsOcoklat. >ila ," g dipanaskan
dengan " ml asam hidrokloric selama ( menit kemudian ditambahkan " ml air
kemudian didinginkan dan ditambahkan ,, ml potassium bikromat ,2
%O'iloet ( Jalichet, 2/ ).
DAFTAR PUSTAKA
5nie+, %. 2$. Ilmu Meracik Obat. 4ogyakarta ? Jadjah %ada Uni'ersity Press.
5nonim a. "191. Farmakope Indonesia disi II ;akarta? :epartemen *esehatan
0epublik &ndonesia.
5nonim b. "11,. Farmakope Indonesia disi I!. ;akarta? :epartemen *esehatan
0epublik &ndonesia.
5nsel 3. =oward. "1!1. Pengantar "entuk #ediaan Farmasi$ ;akarta. U& Press.
>uhler, Aolker. "11!. Jeneric :rug Hormulation 2
nd
.dition. >5)H Hine 3hemical.
<achman, <., =. 5. <ibermen, dan ;.<. *anig. "11/. %eori dan Praktek Farmasi
Industri, .disi *etiga. ;akarta ? U& Press.
<acy, 3. H., rt al. 2$. &rug In'ormation (andbook. 7hio ? <e6i#comp.
%ash+ord, %. <. 29. %heraputic )uidelines* +nalgesic, Aersion ,. 5ustralia ?
Therapeutic Juidelines <imited.
%o++at, 5ntony 3., %:a'id 7sselton, dan >rian Widdop. 2,. ,larke-s +nalysis o' &rug and
Poisons$ (
rd
editions. The Pharmaceutical press.
%onson, *, and 5. )choenstadt. 29. 5cetaminophen )uppository :osing 3hart.
(cited 2" @o', 2$). 5'ailable at ? http?IIkids.emedt'.comI
0eynolds, ;...H. "1!1$ Martindale %he .tra Pharmacopoeia, %/enty-ninth edition.
<ondon. The Pharmaceutical Press.
)weetman, )ean 3. 22. %artindale %he ,omplete &rug 0e'erence %hirty-%hird
edition$ <ondon 3hicago. Pharmaceutical Press.
Tjay, Tan =oan dan *irana 0ahardja. 2!. Obat-Obat Penting. .disi ke#A&. ;akarta.
PT. .le6 %edia *omputindo.

Anda mungkin juga menyukai