0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan sosial dan hukum, kepatuhan hukum, dan kasus laporan ibu oleh anaknya. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa hukum harus selaras dengan nilai-nilai masyarakat agar efektif, serta kasus tersebut perlu dijadikan momentum untuk merekonstruksi sistem hukum pidana Indonesia berdasarkan Pancasila.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan sosial dan hukum, kepatuhan hukum, dan kasus laporan ibu oleh anaknya. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa hukum harus selaras dengan nilai-nilai masyarakat agar efektif, serta kasus tersebut perlu dijadikan momentum untuk merekonstruksi sistem hukum pidana Indonesia berdasarkan Pancasila.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan sosial dan hukum, kepatuhan hukum, dan kasus laporan ibu oleh anaknya. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa hukum harus selaras dengan nilai-nilai masyarakat agar efektif, serta kasus tersebut perlu dijadikan momentum untuk merekonstruksi sistem hukum pidana Indonesia berdasarkan Pancasila.
a)#4 Penyebab Social Change (Robert Sutterland) : -Karena ada proses inovation/pembaruan -Invention -> Penemuan teknologi di bidang industri, mesin -Adaption -> Suatu proses meniru suatu kultur, gaya yg ada di masyarakat lain -Adopsim -> Ikut dlm penggunaan penemuan tekonologi #Perubahan Sosial -> Perubahan yg berisfat fundamental, mendasar, menyangkut perubahan nilai sosial, pola perilaku, juga menyangkut perubahan institusi sosial, interaksi sosial, norma sosial #Hubungan antara sosial change dgn Hukum : Hukum harus mengikuti perubahan sosial Hukum Social Change Hukum akan merespon perubahan sosial jika ada social change, masalahy hampir sebagian hukum tdk selalu bisa mengikuti perubahan sosial Efektivitas hukum -> sbg tertib sosial (hukum u/ sosial kontrol) b)#Pengendalian sosial (S.Rouck) -> Proses/kegiatan baik yg bersifat terencana/tdk yg mempunyai tujuan u/ mendidik (edukatif), mengajak (persuasif), memaksa (repsresif), agar perilaku masyarakat sesuai dgn kadiah yg berlaku (konform), sehingga hukum sbg Agent Of Stability (Hukum sbg penjaga stabilitas) #Hukum sbg Social Lag -> Hukum tak mampu melayani kebutuhan sosial masyarakat/disebut disorganisasi, aturan lama sudah pudar tp aturan pengganti blm ada #Anomie -> Suatu kondisi dimana individu/masyarakat tdk bisa mengukur apakah suatu perubahan dilarang/tdk, melanggar hukum/tdak #Hukum sbg pelopor Agent of Change, setiap perubahan sosial menuntut perubahan hukum paling tdk ada 2 institusi -> Lembaga pembentuk hukum & lembaga pelaksana hukum c)-Roscoe Pound -> Bahwa hukum sbg alat perubahan sosial -Karl Marx -> Perubahan sosial tdk mgkn diciptakan oleh hukum, tetapi tekonologi & ekonomi -Von Savigny -> Hukum bkn merubah konsep dlm masyarakat karena hukum tumbuh secara alamiah dlm pergaulan masyarakat yg mana hukum selalu berubah seiring perubahan sosial -Summer -> Setiap perubahan sosial terjadi mores yaitu aturan tdk tertulis yg hiudp di masyrakat, jadi hukum hanya melegaslisasi mores menjadi hukum -Roscoe Pound -> Hukum sbg alat perekayasa sosial (Hakim merekayasa sosial di negara Common Law sdg di negara Civil Law hukum dibentuk oleh para pembentuk hukum) -John Austin -> Hukum adalah perintah dari kedaulatan, hukum sbg instrumen yg melakukan/memenuhi kebutuhan politik d)Cara Melakukan Perubahan Sosial (Soerjono Soekanto) : -Memberi imbalan (reward) bagi pemegang peran -Merumuskan tugas penegak hukum u/ menyerasikan peran & kaidah hukum -Mengeleminasi pengaruh negatif pihak ke-3 -Mengusahakan perubahan pd persepsi, sikap & pemegang peran f)HUKUM -> Direct Change & Indirect Change : #Direct Change -> Dgn aday peraturan keputusan baru maka ada perubahan nilai, pola perilaku lembaga dst yg seketika/langsung Contoh -> Yurisprudensi MA, hak mewarisi janda sama dgn anak kandung. Hal ini mematahkan pemikiran bahwa warisan hanya u/ yg berhubungan darah #Indirect Change -> Terjadi ketika hukum hanya memfasilitasi tumbuhy Agnet Of Change Contoh -> UU No. 20/200 ttg lembaga pendidikan -> Orang yg pintar, kuat, terdidik, diharapkan bisa mendorong perubahan masyarakat mendatang. Semakin tdk terdidik seorang, semakin sulit melakukan perubahan sosial, karena cenderung u/ curiga, tdk bisa mengakses keluar, cenderung mempertahankan status quo, tp kalangan pendidikan justru sebaliky yaitu cenderung progresif u/ melakukan perubahan sosial #Nilai Sosial -> Suatu presepsi/anggapan yg ada pd sebagian besar masyarakat mengenai apa yg dianggap buruk, boleh, etis, sopan g)Faktor yg menentukan keberhasilan pencegahan hukum/efektifitas hukum : -Penggunaan situasi yg dihadapi dgn baik -Analisa thdp nilai yg ada -Verifikasi hipotesa -Pengukuran efek UU yg ada h)Prasarat yg menentukan keberhasilan hukum sbg alat perubahan sosial (William Evans) : -Apakah sumber hukum yg baru memiliki kewenangan dlm wibawa -Apakah hukum yg baru telah memiliki dasar pembenar yg dpt dijelaskan -Apakah isi hukum yg baru telah disiarkan secara luas -Apakah jangka waktu peralihan yg digunakan telah dipertimbangkan dgn baik -Apakah penegak hukum menunjukkan rasa ketertarikany thdp UU yg baru -Apakah pengenaan sanksi menjadi efektif
2. KEPATUHAN HUKUM & KEEFEKTIFAN HUKUM a)Keefektifan Hukum -> Situasi dimana hukum yg berlaku dpt dilaksanakan, ditaati & berdaya guna sbg alat kontorl sosial/ssuai tujuan dibuaty b)Faktor Yg Mempengaruhi Penegakan / Keefektifan Hukum : -Hukum/UU/Peraturan -Penegak hukum (pembentuk hukum maupun penerap hukum) -Sarana/fasilitas Pendukung -Masyarakat -Budaya hukum (legal cultur) c)Kesadaran Hukum (Berl Kutschinky) : -Legal Awareness -> Aspek mengenai pengetahuan thdp peraturan hukum yg dimiliki oleh masyarakat. Jd teori hukum menyatakan bahwa ketika hukum ditegakkan maka mengikat. Menurut teori reside semua orang dianggap tahu hukum tp kenyataany tdk begitu, maka perlu legal awareness (Ketika mmbuat kontrak harus tahu UU-nya) -Legal Acquaintances -> Pemahaman hukum, jadi orang memahami isi daripada peraturan hukum, mengetahui substansi dari UU -Legal Attitude (Sikap Hukum) -> Jika seseorang sudah memberikan apresiasi & memberikan sikap : apakah UU baik/tdk, manfaaty apa? -Legal Behavior (Perilaku Hukum) -> Orang tdk sekedar tahu, mamahmi tp juga sudah mengapilkasikan. Banyak orang tdk tahu hukum tp perilakuy sesuai hukum, begitu banyak orang tahun hukum tp justru perilakuy melanggar hukum d)Proses Kepatuhan Seseorang Terhadap Hukum : -Indodtrination -> Penanaman kepatuhan secara sengaja -Habituation -> Penanaman kepatuhan secara sengaja -Utility -> Pemanfaatan dari kaidah yg dipatuhi -Group Indentification -> Mengidentifikasi dlm kelompok terentu e)Dasar Kepatuhan Hukum (Leopold Pospisil) : -Compliance -> Patuh hukum karena ingin dpt penghargaan & menghindari sanksi -Identification -> Menerima karena seseorang berkehendak -Internalization -> Menerima/diterima oleh individu karena telah menemukan isi yg instrinsik f)Faktor Yang Mempengaruhi Kefektifan Hukum (E. Howard & Summer) : -Mudah tidaky ketidaktaatan/pelanggaran hukum itu dilihat/disidik. Makin mudah makin efektif Contoh -> Pelanggaran Narkoba (Hukum Pidana) lebih mudah dari pada pelanggaran HAM -Siapakah yg bertanggung jawab menegakkan hukum yg bersangkutan Contoh -> Narkoba : Tanggung jawab negara -> Lebih Efektif, HAM : Tanggung jawab individu -> Kurang efektif g)Syarat Agar Hukum Efektif : -UU dirancang dgn baik, kaidahy jelas, mudah dipahami & penuh kepastian -UU sebaiky bersifat melarang & bukan mengharuskan/membolehkan -Sanksi haruslah tepat & sesuai tujuan -Beraty sanksi tdk boleh berlebihan (sebanding dgn pelanggarany) -Mengatur thdp perbuatan yg mudah dilihat -Mengandung larangan yg berkesesuaian dgn moral -Pelaksana hukum menjalankan tugasy dgn baik, menyebarluaskan UU, Penafsiran seragam & konsisten
MAKALAH ANAK MEMPIDANAKAN IBU KANDUNGNYA Kasus tsb terjadi didaerah Jember, adalah Manisa dgn tegay melaporkan ibu kandungy sendiri yg bernama Nenek Artija atas tuduhan mencuri 4 batang kayu. Kejadian tsb bermula ketika Nenek Artija menyuruh anaky Ismail dgn cucuy Safii u/ mengambil beberapa batang pohon dipekarangan rumah Manisa u/ keperluan memperbaiki bbrpa pondasi rumahy, ironisy rumah Manisa tsb msih merupakan bagian dari keluarga sang nenek artija karena dluy rumah tsb milik suami nenek artija lalu rumah tsb dijual kpd tetanggay lalu dibeli oleh Manisa. Sebenary Manisa hanya ingin melaporkan kedua saudaray yg menebang poho tsb, namun karena yg menyuruh u/ menebang pohon tsb adalah nenek Artija maka sang nenek pun ikt terseret dlm perkara tsb. Atas dasar legalitas & kepastian hukum pihak kepolisian terpaksa meneruskan perkara ini ditambah Manisa bersikukuh u/ melaporkan saudaray tsb. Dari pandangan aliran formalistis kasus nenek Artija ini mengharuskan perbuatan nenek Artija dihukum secara pidana tanpa melihat besar/kecily barang yg dicuriy, penegakan hukum harus benar ditegakkan tanpa memperhatikan nilai yg ada pd masyarakat. Hukum di ciptakan semata u/ kepastian hukum. Sehingga hukum & moral merupakan 2 aspek yg terpisahkan, aliran formalistis ini dikuatkan dgn aday asas legalitas pd pasal 1 ayat (1) KUHP. Dlm pandangan aliran Sociological Jurisprudence memandang bahwa hukum positif hanya akan efektif apabila selaras dgn hukum yg hidup dlm masyarakat (living law), karena hukum diciptakan & berkembang bukanlah pd badan legislatif/keputusan judikatif tp di dlm masyarakat. Sementara KUHP yg dianut oleh Indonesia skrg merupakan warisan pemerintahan kolonial Belanda menganut konsep liberalisme, di dlm KUHP saat ini tdk diatur mengenai besar kecily kerugian yg diderita dgn hukuman yg diterima oleh si pelaku. Sehingga di dlm KUHP yg ada pd saat ini tdk mencerminkan nilai asli bangsa Indonesia yg bertolak pada Pancasila yg bertendensi pd nilai keseimbangan. Dgn aday kasus nenek Artija tsb harusy dijadikan sbg momentum oleh pemerintah dlm rangka segera merekonstruksi sistem hukum pidana Indonesia yg dpt mencerminkan rasa keadilan masyarakat Indonesia seperti yg dikonsepkan oleh Aliran Sociological Jurisprudence, dgn menjadikan Pancasila sbg ide dasar perancangan KUHP terbaru. Sehingga hukum & masyarakat dpt berjalan dgn harmonis Faktor Sosilogisy : - Pendidikan ttg hukum di dlm masyarakat yg masih kurang tersosialisasi - Faktor kebutuhan ekonomi yg menjadikany sbg kebutuhan pling mendasar di atas segalay - Tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia yg msih rendah - Hubungan antar anggota keluarga yg kurang harmonis