Anda di halaman 1dari 5

Konsep Manusia dalam Al-Quran

Oleh H Abd Wahid Thahir*


Al-Quran adalah kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk
segenap manusia. Di dalamnya Allah menyapa akal dan perasaan manusia, mengajarkan tauhid
dan menyucikan manusia dengan berbagai ibadah, menunjukkan manusia kepada hal-hal yang
dapat membaa kebaikan serta kemaslahatan dalam kehidupan indi!idual dan s"sial,
membimbing manusia kepada agama yang luhur agar meujudkan diri, mengembangkan
kepribadiannya, serta meningkatkan diri manusia ke tara# kesempurnaan insani. Sehingga,
manusia dapat meujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Al-Quran juga mend"r"ng manusia untuk merenungkan perihal dirinya, dan keajaiban
penciptaannya, serta keakuratan pembentukannya. Sebab, pengenalan manusia terhadap dirinya
dapat mengantarkannya pada marifatullah, sebagaimana tersirat dalam Surah at-$aari% ayat &-'.
. (
)
*)+,
-
.
/
0+1
-
(
)
2
3
45 0+ 6
)
738- 63 9) :; ,; <3 =- . >
?
@)+A- B? C9
-
63 9) >- 2)D; . >- 2)D; E
/
9) F; CG
-
H
3
I
3
)
+ ,
)
J
;
K
3
7-2
3
@
-
Maka, hendaklah manusia merenungkan, dari apa ia diciptakan. La diciptakan dari air
yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. MQ.S. at-$aari% NOPQR &-'S
Terkaitan dengan hal ini, terdapat sebuah atsar yang menyebutkan baha Barang siapa
mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhan-nya.
Terbicara tentang manusia berarti kita berbicara tentang diri kita sendiri ebagai makhluk
yang paling unik di bumi ini. Tanyak di antara ciptaan Allah yang telah disampaikan leat
ahyu yaitu kitab suci. Manusia merupakan makhluk yang paling istimea dibandingkan
dengan makhluk yang lain. Menurut Lsmail Uaj#i manusia adalah makhluk k"smis yang sangat
penting, karena dilengkapi dengan semua pembaaan dan syarat-syarat yang diperlukan.
Manusia mempunyai kelebihan yang luar biasa. Velebihan itu adalah dikaruniainya akal.
Dengan dikarunia akal, manusia dapat mengembangkan bakat dan p"tensi yang
dimilikinya serta mampu mengatur dan mengel"la alam semesta ciptaan Allah adalah sebagai
amanah. Selain itu manusia juga dilengakapi unsur lain yaitu %"lbu MhatiS. Dengan %"lbunya
manusia dapat menjadikan dirinya sebagai makhluk berm"ral, merasakan keindahan, kenikmatan
beriman dan kehadiran Llahi secara spiritual.
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling tinggi derajadnya dibanding makhluk
lain. Di dalam kitab suci Al%uran, Allah SW$ menggunakan beberapa istilah yang pada dasarnya
menjelaskan tentang k"nsep manusia, bahkan istilah-istilah itu disebutkan lebih dari satu kali.
Lstilah-istilah manusia dalam Al%uran memiliki arti yang berbeda-beda. Terikut tujuh istilah
WmanusiaW dalam Al%uran, sebagai berikutR
a. Konsep al-Basyar
Xenelitian terhadap kata manusia yang disebut al-Quran dengan menggunakan kata
basyar menyebutkan, baha yang dimaksud manusia basyar adalah , menunjukkan makna baha
manusia adalah anak keturunan Nabi Adam as dan makhluk #isik yang juga suka makan serta
minum. Vata WbasyarW disebutkan sebanyak YP kali dalam bentuk tunggal dan hanya sekali dalam
bentuk WmutsannaW atau WjamaW. Sebagai makhluk yang bersi#at #isik, manusia tidak jauh berbeda
dengan makhluk bi"l"gis lainnya. Vehidupan manusia terikat dengan kaidah prinsip kehidupan
bi"l"gis seperti berkembang biakSebagaimana halnya dengan makhluk bi"l"gis lain, seperti
binatang. Mengenai pr"ses dan #ase perkembangan manusia sebagai makhluk bi"l"gis,
ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran, yang artinyaR
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal!
dari tanah. 1". #emudian kami $adikan saripati itu air mani yang disimpan! dalam tempat
yang k%k%h rahim!. 1&. #emudian air mani itu kami $adikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami $adikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami $adikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. #emudian kami $adikan dia
makhluk yang berbentuk! lain. 'aka 'aha sucilah (llah, )encipta yang paling baik.
Secara sederhana, Quraish Shihab menyatakan baha manusia dinamai basyar karena
kulitnya yang tampak jelas dan berbeda dengan kulit-kulit binatang yang lain. Dengan kata lain,
kata basyar senantiasa mengacu pada manusia dari aspek lahiriahnya, mempunyai bentuk tubuh
yang sama, ia, makan dan minum dari bahan yang sama yang ada di dunia ini.
Dengan demikian dapat dikatakan baha manusia dalam k"nsep al-Tasyr ini dapat
berubah #isik, yaitu semakin tua #isiknya akan semakin lemah dan akhirnya meninggal dunia.
Dan dalam k"nsep al-Tasyr ini juga dapat tergambar tentang bagaimana seharusnya peran
manusia sebagai makhluk bi"l"gis. Tagaimana dia berupaya untuk memenuhi kebutuhannya
secara benar sesuai tuntunan Xenciptanya. Zakni dalam memenuhi kebutuhan primer, sekunder
dan tersier.
b. Konsep Al-Insan
Al [ Lhsan memiliki arti melihat, mengetahui, dan minta i\in. Lstilah ini menunjukkan
baha manusia memiliki kemampuan menalar dan berpikir dibanding dengan makhluk lainnya.
Manusia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, mengetahui yang benar dan yang
salah, serta dapat meminta i\in ketika menggunakan sesuatu yang bukan miliknya. Manusia
dalam istilah ini merupakan makhluk yang dapat dididik, memiliki p"tensi yang dapat digunakan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran, yang
artinyaR
1. Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia
ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
X"tensi manusia menurut k"nsep al-Lnsan diarahkan pada upaya mend"r"ng manusia
untuk berkreasi dan berin"!asi .
c. Konsep Al-Nas
Menunjukkan #ungsi manusia sebagai makhluk s"sial yang tidak dapat hidup sendiri.
Manusia harus menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Dari aal terciptanya, se"rang
manusia beraal dari sepasang laki-laki dan anita. Lni menunjukkan baha manusia harus
hidup bersaudara dan saling membantu.
]ika kita kembali ke asal mula terjadinya manusia yang bermula dari pasangan laki-laki
dan anita MAdam dan ^aaS, dan berkembang menjadi masyarakat dengan kata lain adanya
pengakuan terhadap spesis di dunia ini, menunjukkan baha manusia harus hidup bersaudara
dan tidak b"leh saling menjatuhkan. Secara sederhana, inilah sebenarnya #ungsi manusia dalam
k"nsep an-naas.ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran, yang artinyaR
Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa kami mewahyukan kepada seorang laki-
laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang
beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang Tinggi di sisi Tuhan mereka". orang-
orang kar berkata: "!esungguhnya orang "ni #$uhammad% benar-benar adalah tukang sihir
yang nyata".
d. Konsep Bani Adam
Manusia dalam istilah ini memiliki arti keturunan Adam. Istilah ini digunakan
untuk menyebut manusia bila dilihat dari asal keturunannya. Istilah 'Bani Adam'
disebutkan sebanyak 7 kali dalam 7 ayat Alquran. Menurut $habathabai dalam Samsul
Ni\ar R penggunaan kata bani Adam menunjuk pada arti manusia secara umum. Dalam hal ini
setidaknya ada tiga aspek yang dikaji, yaituR Xertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan
ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan berpakaian guna manutup auratnya. Vedua,
mengingatkan pada keturunan Adam agar jangan terjerumus pada bujuk rayu setan yang
mengajak kepada keingkaran. Vetiga, meman#aatkan semua yang ada di alam semesta dalam
rangka ibadah dan mentauhidkanNya. Vesemuanya itu adalah merupakan anjuran sekaligus
peringatan Allah dalam rangka memuliakan keturunan Adam dibanding makhluk-Nya yang
lain.ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran, yang artinyaR
&rtinya : Bukankah &ku Telah memerintahkan kepadamu 'ai Bani &dam
supaya kamu tidak menyembah syaitan? !esungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi kamu",
e. Konsep Al-Ins
Al Lns memiliki arti tidak liar atau tidak biadab. Lstilah Al Lns berkebalikan dengan istilah
al jins atau jin yang bersi#at meta#isik dan liar. ]in hidup bebas di alam yang tidak dapat
dirasakan dengan panca indra. Terbeda dengan manusia yang disebut menggunakan istilah al ins.
manusia adalah makhluk yang tidak liar, artinya jelas dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Vata Al Lns disebutkan sebanyak _O kali dalam Al%uran, masing-masing dalam
_' ayat dan ` surat, Quraish Shihab mengatakan baha dalam kaitannya dengan jin, maka
manusia adalah makhluk yang kasat mata. Sedangkan jin adalah makhluk halus yang tidak
tampak,ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran surah Al-Anaam ayat __a,
Artinya R(an (emikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan #dari jenis% manusia dan #dan jenis% jin, sebahagian mereka
membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-
indah untuk menipu #manusia%. )ikalau Tuhanmu menghendaki, nis*aya
mereka tidak mengerjakannya, $aka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan.
f. Konsep Abd. Allah
Manusia itu pada hakikatnya adalah turunan dari manusia pertama yang bernama Adam,
karena itulah disebut Bani (dam MVeturunan AdamS. ]aaban ini tentu tidak salah, tetapi ada
rahasia yang sangat agung kenapa Allah menyebut manusia sebagai Tani Adam. ditegaskan "leh
Allah SW$ dalam Al-Quran surah Al-Lsra ayat 'b , yang artinyaR
(an !esungguhnya Telah kami muliakan anak-anak &dam, kami angkut
mereka di daratan dan di lautan+,-./, kami beri mereka re0ki dari yang baik-
baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang !empurna atas
kebanyakan makhluk yang Telah kami *iptakan.
]ika kita simak ayat diatas, kenapa Allah tidak menyebutkan nama lain dari manusia seperti,
insan, basyar atau an-Naas, tetapi Allah menggunakan istilah Tani Adam c tentu ada rahasia
besar yang terkandung dalam istilah Tani Adam.
Al Quran merupakan kalam yang agung, karena itu pemilihan katanya pun sangat selekti#
dan tentu saja sangat sesuai dengan tuntutan alur kalam. Xada ayat di atas Allah secara tegas
mengatakan baha Dia memuliakan anak-anak Adam dengan memberi mereka akal, bisa
berbicara, bisa menulis, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bentuk tubuh
yang baik, bisa berdiri tegak serta bisa mengatur kehidupan, baik sekarang di dunia maupun
untuk nanti di akhirat.
Menurut Lbnu Vatsir, Allah memuliakan manusia dengan bisa berjalan tegak di atas kedua
kakinya, bisa mengambil makanan dengan kedua tangannya, sedangkan makhluk yang lain tidak
bisa melakukan dua hal tersebut secara bersamaan, mereka berjalan dengan keempat kakinya dan
mengambil makanan dengan mulunya. Manusia juga dimuliakan "leh Allah dengan memberi
mereka pendengaran, penglihatan dan hati, dimana ketiganya merupakan m"dal yang berharga
untuk memahami segala hal, kemudian mengambil man#aat dari hal tersebut. Selain itu tiga alat
ini merupakan m"dal dalam membedakan segala sesuatu, mengetahui man#aatnya, mengetahui
keistimeaan serta kemudaratannya, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.
g. Konsep Khalifah Allah
#halifah berarti pengganti, yaitu pengganti dari jenis makhluk yang lain, atau pengganti, dalam
arti makhluk yang diberi eenang "leh Allah agar melaksanakan perintahNya di muka bumi.
Xada hakikatnya eksistensi manusia dalam kehidupan dunia ini adalah untuk melaksanakan
kekhali#ahan, yaitu membangun dan mengel"la dunia tempat hidupnya ini., sesuai dengan
kehendak Xenciptanya. Xeran yang dilak"nkan "leh manusia menurut statusnya sebagai khali#ah
Allah setidak-tidaknya terdiri dari dua jalur, yaitu jalur h"ri\"ntal dan jalur !ertikal.
Xeran dalam jalur h"ri\"ntal mengacu kepada bagaimana manusia mengatur hubungan yang baik
dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Sedangkan peran dalam jalur !ertikal
menggambarkan bagaimana manusia berperan sebagai mandataris Allah. Dalam peran ini
manusia penting menyadari baha kemampuan yang dimilikinya untuk menguasai alam dan
sesama manusia adalah karena penegasan dari Xenciptanya.. ditegaskan "leh Allah SW$ dalam
Al-Quran surah Al Ta%arah ayat Yb yang artinya R
* +ngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat* ,Sesungguhnya (ku hendak
men$adikan se%rang khalifah di muka bumi., mereka berkata* ,'engapa -ngkau hendak
men$adikan khalifah! di bumi itu %rang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memu$i -ngkau dan
mensucikan -ngkau., Tuhan berfirman* ,Sesungguhnya (ku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.,
V"nsep Manusia Dalam Al-Quran Adanya manusia menurut al-Quran adalah karena
sepasang manusia pertama yaitu Tapak Adam dan Lbu ^aa. Disebutkan baha, dua insan ini
pada aalnya hidup di surga. Namun, karena melanggar perintah Allah maka mereka diturunkan
ke bumi. Setelah diturunkan ke bumi, sepasang manusia ini kemudian beranak-pinak, menjaga
dan menjadi akil-Nya di dunia baru itu.
$ugas yang amat berat untuk menjadi penjaga bumi. Varena beratnya tugas yang akan
diemban manusia, maka Allah memberikan pengetahuan tentang segala sesuatu pada manusia.
Satu nilai lebih pada diri manusia, yaitu dianugerahi pengetahuan. Manusia dengan segala
kelebihannya kemudian ditetapkan menjadi khali#ah dibumi ini. Satu kebijakan Allah yang
sempat ditentang "leh Lblis dan dipertanyakan "leh para malaikat. Dan Allah ber#irmanR d....^ai
Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama mereka...e Mal-Ta%arah ayat YYS.
Setelah Adam menyebutkan nama-nama itu pada malaikat, akhirya Malaikatpun tahu
baha manusia pada hakikatnya mampu menjaga dunia. Dari uraian ini dapat dipahami baha
manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah SW$. Dengan segala
pengetahuan yang diberikan Allah manusia memper"leh kedudukannya yang paling tinggi
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Lnipun dijelaskan dalam #irman Allah SW$R
d.....kemudian kami katakan kepada para MalaikatR Tersujudlah kamu kepada Adamef maka
merekapun bersujud kecuali Lblis, dia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk g"l"ngan
"rang-"rang yang ka#ire Mal-Ta%arah ayat YgS.
Lni menunjukkan baha manusia memiliki keistimeaan dibanding makhluk Allah yang
lainnya, bahkan Malaikat sekalipun. Menjadi menarik dari sini jika legitimasi kesempurnaan ini
diterapkan pada m"del manusia saat ini, atau manusia-manusia pada umumnya selain mereka
para Nabi dan "rang-"rang maksum. Xara nabi dan "rang-"rang maksum menjadi pengecualian
karena sudah jelas dalam diri mereka terdapat kesempurnaan diri, dan kebaikan diri selalu
menyertai mereka. halu, kenapa pembahasan ini menjadi menarik ketika ditarik dalam bahasan
manusia pada umumnya. Xertama, manusia umumnya nampak lebih sering melanggar perintah
Allah dan senang sekali melakukan d"sa. Vedua, jika demikian maka manusia semacam ini jauh
di baah standar malaikat yang selalu beribadah dan menjalankan perintah Allah SW$, padahal
dijelaskan dalam al-Quran Malaikatpun sujud pada manusia.
Vemudian, ketiga, bagaimanakah mempertanggungjaabkan #irman Allah di atas, yang
menyebutkan baha manusia adalah sebaik-baiknya makhluk Allah. $iga hal inilah yang
menjadi inti pembahasan ini. Dalam al-Quran dijelaskan baha manusia memang memiliki
kecenderungan untuk melanggar perintah Allah, padahal Allah telah menjanjikannya kedudukan
yang tinggi. Allah ber#irmanR dDan kalau Vami menghendaki sesungguhnya Vami tinggikan
MderajatSnya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan haa
na#sunya yang rendah.............e Mal-Araa#, ayat _'PS.
*Kepala Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Slsel

Anda mungkin juga menyukai