Al-Quran adalah kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk segenap manusia. Di dalamnya Allah menyapa akal dan perasaan manusia, mengajarkan tauhid dan menyucikan manusia dengan berbagai ibadah, menunjukkan manusia kepada hal-hal yang dapat membaa kebaikan serta kemaslahatan dalam kehidupan indi!idual dan s"sial, membimbing manusia kepada agama yang luhur agar meujudkan diri, mengembangkan kepribadiannya, serta meningkatkan diri manusia ke tara# kesempurnaan insani. Sehingga, manusia dapat meujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Al-Quran juga mend"r"ng manusia untuk merenungkan perihal dirinya, dan keajaiban penciptaannya, serta keakuratan pembentukannya. Sebab, pengenalan manusia terhadap dirinya dapat mengantarkannya pada marifatullah, sebagaimana tersirat dalam Surah at-$aari% ayat &-'. . ( ) *)+, - . / 0+1 - ( ) 2 3 45 0+ 6 ) 738- 63 9) :; ,; <3 =- . > ? @)+A- B? C9 - 63 9) >- 2)D; . >- 2)D; E / 9) F; CG - H 3 I 3 ) + , ) J ; K 3 7-2 3 @ - Maka, hendaklah manusia merenungkan, dari apa ia diciptakan. La diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. MQ.S. at-$aari% NOPQR &-'S Terkaitan dengan hal ini, terdapat sebuah atsar yang menyebutkan baha Barang siapa mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhan-nya. Terbicara tentang manusia berarti kita berbicara tentang diri kita sendiri ebagai makhluk yang paling unik di bumi ini. Tanyak di antara ciptaan Allah yang telah disampaikan leat ahyu yaitu kitab suci. Manusia merupakan makhluk yang paling istimea dibandingkan dengan makhluk yang lain. Menurut Lsmail Uaj#i manusia adalah makhluk k"smis yang sangat penting, karena dilengkapi dengan semua pembaaan dan syarat-syarat yang diperlukan. Manusia mempunyai kelebihan yang luar biasa. Velebihan itu adalah dikaruniainya akal. Dengan dikarunia akal, manusia dapat mengembangkan bakat dan p"tensi yang dimilikinya serta mampu mengatur dan mengel"la alam semesta ciptaan Allah adalah sebagai amanah. Selain itu manusia juga dilengakapi unsur lain yaitu %"lbu MhatiS. Dengan %"lbunya manusia dapat menjadikan dirinya sebagai makhluk berm"ral, merasakan keindahan, kenikmatan beriman dan kehadiran Llahi secara spiritual. Manusia merupakan makhluk Allah yang paling tinggi derajadnya dibanding makhluk lain. Di dalam kitab suci Al%uran, Allah SW$ menggunakan beberapa istilah yang pada dasarnya menjelaskan tentang k"nsep manusia, bahkan istilah-istilah itu disebutkan lebih dari satu kali. Lstilah-istilah manusia dalam Al%uran memiliki arti yang berbeda-beda. Terikut tujuh istilah WmanusiaW dalam Al%uran, sebagai berikutR a. Konsep al-Basyar Xenelitian terhadap kata manusia yang disebut al-Quran dengan menggunakan kata basyar menyebutkan, baha yang dimaksud manusia basyar adalah , menunjukkan makna baha manusia adalah anak keturunan Nabi Adam as dan makhluk #isik yang juga suka makan serta minum. Vata WbasyarW disebutkan sebanyak YP kali dalam bentuk tunggal dan hanya sekali dalam bentuk WmutsannaW atau WjamaW. Sebagai makhluk yang bersi#at #isik, manusia tidak jauh berbeda dengan makhluk bi"l"gis lainnya. Vehidupan manusia terikat dengan kaidah prinsip kehidupan bi"l"gis seperti berkembang biakSebagaimana halnya dengan makhluk bi"l"gis lain, seperti binatang. Mengenai pr"ses dan #ase perkembangan manusia sebagai makhluk bi"l"gis, ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran, yang artinyaR 12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal! dari tanah. 1". #emudian kami $adikan saripati itu air mani yang disimpan! dalam tempat yang k%k%h rahim!. 1&. #emudian air mani itu kami $adikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami $adikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami $adikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. #emudian kami $adikan dia makhluk yang berbentuk! lain. 'aka 'aha sucilah (llah, )encipta yang paling baik. Secara sederhana, Quraish Shihab menyatakan baha manusia dinamai basyar karena kulitnya yang tampak jelas dan berbeda dengan kulit-kulit binatang yang lain. Dengan kata lain, kata basyar senantiasa mengacu pada manusia dari aspek lahiriahnya, mempunyai bentuk tubuh yang sama, ia, makan dan minum dari bahan yang sama yang ada di dunia ini. Dengan demikian dapat dikatakan baha manusia dalam k"nsep al-Tasyr ini dapat berubah #isik, yaitu semakin tua #isiknya akan semakin lemah dan akhirnya meninggal dunia. Dan dalam k"nsep al-Tasyr ini juga dapat tergambar tentang bagaimana seharusnya peran manusia sebagai makhluk bi"l"gis. Tagaimana dia berupaya untuk memenuhi kebutuhannya secara benar sesuai tuntunan Xenciptanya. Zakni dalam memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan tersier. b. Konsep Al-Insan Al [ Lhsan memiliki arti melihat, mengetahui, dan minta i\in. Lstilah ini menunjukkan baha manusia memiliki kemampuan menalar dan berpikir dibanding dengan makhluk lainnya. Manusia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, mengetahui yang benar dan yang salah, serta dapat meminta i\in ketika menggunakan sesuatu yang bukan miliknya. Manusia dalam istilah ini merupakan makhluk yang dapat dididik, memiliki p"tensi yang dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran, yang artinyaR 1. Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? X"tensi manusia menurut k"nsep al-Lnsan diarahkan pada upaya mend"r"ng manusia untuk berkreasi dan berin"!asi . c. Konsep Al-Nas Menunjukkan #ungsi manusia sebagai makhluk s"sial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia harus menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Dari aal terciptanya, se"rang manusia beraal dari sepasang laki-laki dan anita. Lni menunjukkan baha manusia harus hidup bersaudara dan saling membantu. ]ika kita kembali ke asal mula terjadinya manusia yang bermula dari pasangan laki-laki dan anita MAdam dan ^aaS, dan berkembang menjadi masyarakat dengan kata lain adanya pengakuan terhadap spesis di dunia ini, menunjukkan baha manusia harus hidup bersaudara dan tidak b"leh saling menjatuhkan. Secara sederhana, inilah sebenarnya #ungsi manusia dalam k"nsep an-naas.ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran, yang artinyaR Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa kami mewahyukan kepada seorang laki- laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang Tinggi di sisi Tuhan mereka". orang- orang kar berkata: "!esungguhnya orang "ni #$uhammad% benar-benar adalah tukang sihir yang nyata". d. Konsep Bani Adam Manusia dalam istilah ini memiliki arti keturunan Adam. Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia bila dilihat dari asal keturunannya. Istilah 'Bani Adam' disebutkan sebanyak 7 kali dalam 7 ayat Alquran. Menurut $habathabai dalam Samsul Ni\ar R penggunaan kata bani Adam menunjuk pada arti manusia secara umum. Dalam hal ini setidaknya ada tiga aspek yang dikaji, yaituR Xertama, anjuran untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah, di antaranya adalah dengan berpakaian guna manutup auratnya. Vedua, mengingatkan pada keturunan Adam agar jangan terjerumus pada bujuk rayu setan yang mengajak kepada keingkaran. Vetiga, meman#aatkan semua yang ada di alam semesta dalam rangka ibadah dan mentauhidkanNya. Vesemuanya itu adalah merupakan anjuran sekaligus peringatan Allah dalam rangka memuliakan keturunan Adam dibanding makhluk-Nya yang lain.ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran, yang artinyaR &rtinya : Bukankah &ku Telah memerintahkan kepadamu 'ai Bani &dam supaya kamu tidak menyembah syaitan? !esungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", e. Konsep Al-Ins Al Lns memiliki arti tidak liar atau tidak biadab. Lstilah Al Lns berkebalikan dengan istilah al jins atau jin yang bersi#at meta#isik dan liar. ]in hidup bebas di alam yang tidak dapat dirasakan dengan panca indra. Terbeda dengan manusia yang disebut menggunakan istilah al ins. manusia adalah makhluk yang tidak liar, artinya jelas dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Vata Al Lns disebutkan sebanyak _O kali dalam Al%uran, masing-masing dalam _' ayat dan ` surat, Quraish Shihab mengatakan baha dalam kaitannya dengan jin, maka manusia adalah makhluk yang kasat mata. Sedangkan jin adalah makhluk halus yang tidak tampak,ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran surah Al-Anaam ayat __a, Artinya R(an (emikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan #dari jenis% manusia dan #dan jenis% jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah- indah untuk menipu #manusia%. )ikalau Tuhanmu menghendaki, nis*aya mereka tidak mengerjakannya, $aka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. f. Konsep Abd. Allah Manusia itu pada hakikatnya adalah turunan dari manusia pertama yang bernama Adam, karena itulah disebut Bani (dam MVeturunan AdamS. ]aaban ini tentu tidak salah, tetapi ada rahasia yang sangat agung kenapa Allah menyebut manusia sebagai Tani Adam. ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran surah Al-Lsra ayat 'b , yang artinyaR (an !esungguhnya Telah kami muliakan anak-anak &dam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan+,-./, kami beri mereka re0ki dari yang baik- baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang !empurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami *iptakan. ]ika kita simak ayat diatas, kenapa Allah tidak menyebutkan nama lain dari manusia seperti, insan, basyar atau an-Naas, tetapi Allah menggunakan istilah Tani Adam c tentu ada rahasia besar yang terkandung dalam istilah Tani Adam. Al Quran merupakan kalam yang agung, karena itu pemilihan katanya pun sangat selekti# dan tentu saja sangat sesuai dengan tuntutan alur kalam. Xada ayat di atas Allah secara tegas mengatakan baha Dia memuliakan anak-anak Adam dengan memberi mereka akal, bisa berbicara, bisa menulis, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bentuk tubuh yang baik, bisa berdiri tegak serta bisa mengatur kehidupan, baik sekarang di dunia maupun untuk nanti di akhirat. Menurut Lbnu Vatsir, Allah memuliakan manusia dengan bisa berjalan tegak di atas kedua kakinya, bisa mengambil makanan dengan kedua tangannya, sedangkan makhluk yang lain tidak bisa melakukan dua hal tersebut secara bersamaan, mereka berjalan dengan keempat kakinya dan mengambil makanan dengan mulunya. Manusia juga dimuliakan "leh Allah dengan memberi mereka pendengaran, penglihatan dan hati, dimana ketiganya merupakan m"dal yang berharga untuk memahami segala hal, kemudian mengambil man#aat dari hal tersebut. Selain itu tiga alat ini merupakan m"dal dalam membedakan segala sesuatu, mengetahui man#aatnya, mengetahui keistimeaan serta kemudaratannya, baik untuk urusan dunia maupun akhirat. g. Konsep Khalifah Allah #halifah berarti pengganti, yaitu pengganti dari jenis makhluk yang lain, atau pengganti, dalam arti makhluk yang diberi eenang "leh Allah agar melaksanakan perintahNya di muka bumi. Xada hakikatnya eksistensi manusia dalam kehidupan dunia ini adalah untuk melaksanakan kekhali#ahan, yaitu membangun dan mengel"la dunia tempat hidupnya ini., sesuai dengan kehendak Xenciptanya. Xeran yang dilak"nkan "leh manusia menurut statusnya sebagai khali#ah Allah setidak-tidaknya terdiri dari dua jalur, yaitu jalur h"ri\"ntal dan jalur !ertikal. Xeran dalam jalur h"ri\"ntal mengacu kepada bagaimana manusia mengatur hubungan yang baik dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Sedangkan peran dalam jalur !ertikal menggambarkan bagaimana manusia berperan sebagai mandataris Allah. Dalam peran ini manusia penting menyadari baha kemampuan yang dimilikinya untuk menguasai alam dan sesama manusia adalah karena penegasan dari Xenciptanya.. ditegaskan "leh Allah SW$ dalam Al-Quran surah Al Ta%arah ayat Yb yang artinya R * +ngatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat* ,Sesungguhnya (ku hendak men$adikan se%rang khalifah di muka bumi., mereka berkata* ,'engapa -ngkau hendak men$adikan khalifah! di bumi itu %rang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memu$i -ngkau dan mensucikan -ngkau., Tuhan berfirman* ,Sesungguhnya (ku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui., V"nsep Manusia Dalam Al-Quran Adanya manusia menurut al-Quran adalah karena sepasang manusia pertama yaitu Tapak Adam dan Lbu ^aa. Disebutkan baha, dua insan ini pada aalnya hidup di surga. Namun, karena melanggar perintah Allah maka mereka diturunkan ke bumi. Setelah diturunkan ke bumi, sepasang manusia ini kemudian beranak-pinak, menjaga dan menjadi akil-Nya di dunia baru itu. $ugas yang amat berat untuk menjadi penjaga bumi. Varena beratnya tugas yang akan diemban manusia, maka Allah memberikan pengetahuan tentang segala sesuatu pada manusia. Satu nilai lebih pada diri manusia, yaitu dianugerahi pengetahuan. Manusia dengan segala kelebihannya kemudian ditetapkan menjadi khali#ah dibumi ini. Satu kebijakan Allah yang sempat ditentang "leh Lblis dan dipertanyakan "leh para malaikat. Dan Allah ber#irmanR d....^ai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama mereka...e Mal-Ta%arah ayat YYS. Setelah Adam menyebutkan nama-nama itu pada malaikat, akhirya Malaikatpun tahu baha manusia pada hakikatnya mampu menjaga dunia. Dari uraian ini dapat dipahami baha manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah SW$. Dengan segala pengetahuan yang diberikan Allah manusia memper"leh kedudukannya yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Lnipun dijelaskan dalam #irman Allah SW$R d.....kemudian kami katakan kepada para MalaikatR Tersujudlah kamu kepada Adamef maka merekapun bersujud kecuali Lblis, dia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk g"l"ngan "rang-"rang yang ka#ire Mal-Ta%arah ayat YgS. Lni menunjukkan baha manusia memiliki keistimeaan dibanding makhluk Allah yang lainnya, bahkan Malaikat sekalipun. Menjadi menarik dari sini jika legitimasi kesempurnaan ini diterapkan pada m"del manusia saat ini, atau manusia-manusia pada umumnya selain mereka para Nabi dan "rang-"rang maksum. Xara nabi dan "rang-"rang maksum menjadi pengecualian karena sudah jelas dalam diri mereka terdapat kesempurnaan diri, dan kebaikan diri selalu menyertai mereka. halu, kenapa pembahasan ini menjadi menarik ketika ditarik dalam bahasan manusia pada umumnya. Xertama, manusia umumnya nampak lebih sering melanggar perintah Allah dan senang sekali melakukan d"sa. Vedua, jika demikian maka manusia semacam ini jauh di baah standar malaikat yang selalu beribadah dan menjalankan perintah Allah SW$, padahal dijelaskan dalam al-Quran Malaikatpun sujud pada manusia. Vemudian, ketiga, bagaimanakah mempertanggungjaabkan #irman Allah di atas, yang menyebutkan baha manusia adalah sebaik-baiknya makhluk Allah. $iga hal inilah yang menjadi inti pembahasan ini. Dalam al-Quran dijelaskan baha manusia memang memiliki kecenderungan untuk melanggar perintah Allah, padahal Allah telah menjanjikannya kedudukan yang tinggi. Allah ber#irmanR dDan kalau Vami menghendaki sesungguhnya Vami tinggikan MderajatSnya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan haa na#sunya yang rendah.............e Mal-Araa#, ayat _'PS. *Kepala Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Slsel