Anda di halaman 1dari 11

PARASITOLOGI VETERINER

1
Take Home Exam
PARASITOLOGI 1

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Parasitologi 1 yang dibina oleh Ibu
Prof. Lucia Muslimin.



Disusun Oleh :
Genna Prama Nugroho
O11113512




Fakultas Kedokteran
Program Studi Kedokteran Hewan
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014



PARASITOLOGI VETERINER
2

GAMBAR PARU-PARU DAN GINJAL 3 HEWAN YANG BERBEDA
a. Paru-paru babi








PARASITOLOGI VETERINER
3

b. Paru-paru anjing

c. Paru-paru kucing











PARASITOLOGI VETERINER
4


d. Ginjal Babi


e. Ginjal Anjing

f. Ginjal Kucing















PARASITOLOGI VETERINER
5

REAKSI INFLAMASI
a. Pengertian Inflamasi
Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera
atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung
(sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Dorland, 2002).
Inflamasi merupakan respon terhadap cedera. Artinya, inflamasi adalah reaksi
vascular hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari
sirklasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera (nekrosis). Inflamasi sebenarnya
gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan
agen-agen penyerang, penghancur jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang
dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.
Inflamasi mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi:
1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk
meningkatkan performa makrofaga.
2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi.
3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.
b. Reaksi Inflamasi
Inflamasi akut akan terjadi secara cepat (menit/hari) dengan ciri khas utama
eksudasi cairan, akumulasi neutrofil memiliki tanda-tanda umum berupa rubor
(kemerahan), calor (panas), tumor (pembengkakan), dolor (nyeri, sakit), functio laesa
(kehilangan fungsi, kerusakan jaringan).
Terjadi karena tujuan utama : mengirim leukosit ke tempat jejas untuk bersihkan
setiap mikroba. Dengan dua proses utama, yaitu perubahan vaskular (vasodilatasi,
peningkatan permeabilitas) dan perubahan selular (rekrutmen dan aktivasi selular).
Perubahan makroskopik yang dapat diamati berupa hiperemia yang memberikan
penampakan eritema, exudation yang memberikan penampakan edema, dan emigrasi
leukosit.

PARASITOLOGI VETERINER
6

Tanda-tanda umum yang terjadi saat inflamasi akut (reaksi infeksi) adalah sebagai
berikut:
1. Rubor (Kemerahan)
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena
peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
2. Calor (Panas)
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas.
Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang
mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen
atau penyebab infeksi.
3. Tumor (Pembengkakan)
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum
dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
4. Dolor (Nyeri, sakit)
Dolor atau rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini
terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu
sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan
atau sesuatu yang tidak normal, jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja
itu sesuatu yang berbahaya.
5. Functio laesa (Kehilangan fungsi, kerusakan jaringan).
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.
Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi
dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
Jika infeksi sudah cukup lama maka akan timbuh nanah (Pes). Nanah terbentuk
karena pertarungan antara antibody dengan antigen sehingga menimbulkan nanah,
jika di tenggorokan disebut dahak (batuk berdahak). Dengan pemeriksaan
nanah/dahak ini kita bisa mengetahui jenis antigen yang menyebabkan infeksi.

PARASITOLOGI VETERINER
7


METODE PASTURE GRAZING
a. Pengertian Pasture Grazing
Penggembalaan hewan (grazing) umumnya dijelaskan sebagai sebuah tipe
pemberian makan kepada herbivora berupa tumbuhan (seperti rumput).
Penggembalaan hewan tidak menyebabkan kematian pada tumbuhan yang
dimakannya karena yang dimakan hanya bagian hijauan dari tumbuhan tersebut,
sehingga tidak dikategorikan sebagai predasi. Dan penggembalaan berbeda
dengan parasitisme karena organisme pemangsa tidak terikat pada satu individu dan
sebaliknya. Berbagai herbivora kecil mengikuti hewan gembala yang besar yang
memakan rumput yang tinggi dan keras, sehingga mengekspos tanaman muda yang
lebih lunak.
b. Metode Pasture Grazing
Metode pengembalaan ternak ini diantaranya sebagai berikut :
1. Penggembalaan musiman
Penggembalaan musiman adalah menggembalakan hewan ternak pada area
tertentu dan di musim tertentu pada tahun tersebut. Hal ini memungkinkan suatu
lahan diistirahatkan selama penggembalaan tidak berlangsung untuk
menumbuhkan rerumputan kembali. Di musim ketika hewan ternak tidak
digembalakan (misal di musim dingin), hewan ternak diberi pakan fermentas.
2. Pengembalaan Rotasi
Penggembalaan rotasi membagi wilayah penggembalaan menjadi beberapa
titik untuk menjadi tempat-tempat yang digembalakan secara berurutan hingga
kembali ke titik awal. Penggembalaan rotasi harus memperhitungkan "waktu
istirahat" yang cukup bagi lahan di suatu titik untuk menumbuhkan kembali
rumputnya Metode ini dilakukan sepanjang musim jika memungkinkan.
3. Penggembalaan petak-bakar
PARASITOLOGI VETERINER
8
Penggembala membakar sepetak lahan yang berisi rumput kering. Area yang
telah terbakar ini kemudian akan menumbuhkan rumput baru dan hewan ternak
digembalakan setelah rumput baru tumbuh. Setelah dua tahun atau lebih, petak
lainnya dibakar untuk menumbuhkan rumput baru. Metode ini mencerminkan
hubungan antara ekologi api dan bison di padang rumput dan sabana. Usaha ini
juga digunakan untuk memulihkan populasi bison yang pernah hampir punah di
alam liar.Kini bison tidak dikategorikan sebagai hewan yang terancam punah
karena sudah didomestikasi.
4. Penggembalaan tepian
Penggembalaan tepian (riparian grazing) digunakan untuk melestarikan
hewan liar yang berbagi kawasan penggembalaan dengan hewan ternak.
Manajemen dilakukan seperti penggunaan pagar atau dibatasi oleh situs alam
seperti sungai. Manajemen dilakukan terutama jika spesies, jumlah, dan periode
penggembalaan yang berbeda.
MANFAAT PASTURE GRAZING
Hewan ternak merupakan sarana penting untuk mengubah rerumputan
yang tidak bisa dikonsumsi langsung oleh manusia menjadi makanan bernutrisi
tinggi.
Penggembalaan dapat memberikan manfaat bagi tanah dan keragaman
hayati karena memberikan kesempatan spesies tertentu untuk tumbuh. Selain
itu, urin dan kotoran hewan ternak yang digembalakan mampu menyuburkan
tanah dan mengembalikan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Kotoran
ternak juga menyumbang manfaat bagi serangga dan mikroorganisme yang
mendiami habitat wilayah penggembalaan; serangga dan mikrorganisme tersebut
mampu mendekomposisi sampah organik dengan cepat. Peningkatan kadar
organik tanah juga mampu meningkatkan kualitas air tanah karena berfungsi
sebagai penyaring air yang akan masuk ke dalam tanah.
Penggembalaan juga mampu mengendalikan potensi kebakaran liar yang
mungkin terjadi, karena rumput yang tidak dimakan lambat laun akan mati dan
PARASITOLOGI VETERINER
9
mengering sehingga berpotensi terbakar secara alami akibat panas matahari
maupun sambaran petir.


DAFTAR PUSTAKA
Dyce KM, WO Sack, CJG Wensing.1996. Textbook of Veterinary Anatomy. WB Sunders.
Philadelphia, London.
Devendra C, dan Marca Burn, 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Penerbit ITB
Bandung, Penerbit Universitas Udayana. Bandung.
Soesetiadi Didi, 2010. Penuntun Praktikum Neuroangiologi dan Organologi Veteriner. Penerbit
IPB Bogor, Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Putra Adiana (http://www.emingko.com/2011/06/apa-saja-tanda-tanda-dan-gejala-
infeksi.html) diakses pada tanggal 11 oktober 2014
Reksohadiprodjo, S..1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Edisi
Revisi. BPFE. Yogyakarta.
Tursino (http://bersamainonk.blogspot.com/2012/01/inflamasi.html) diakses pada tanggal
11 oktober 2014








PARASITOLOGI VETERINER
10



Tugas Parasitologi Veteriner


PARASITOLOGI VETERINER

OLEH :
BAHTIAR
(O111 13 003)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
PARASITOLOGI VETERINER
11

Anda mungkin juga menyukai