Anda di halaman 1dari 29

7D Khusus:

Dede Hasan Rosadi / 09


NPM : 134060018160





Manajemen Strategis
PT. RAJAWALI
NUSANTARA INDONESIA
ANALISA STRATEGIS PERUSAHAAN

1 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

SEJARAH PERUSAHAAN
Sebagai sebuah perusahaan Agro Industri, Farmasi & Alat Kesehatan dan
Perdagangan, keberadaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang lebih dikenal
dengan PT RNI tidak lepas dari nama sebuah perusahaan perdagangan hasil bumi yang
didirikan oleh Oei Tjien Sien dengan nama NV Handel My Kian Gwan di Semarang Jawa
Tengah pada 1 Maret 1863.
Perkembangan selanjutnya perusahaan tersebut diturunkan kepada putranya
bernama Oei Tiong Ham. Di tangan putranya ini perusahaan terus berkembang menjadi
perusahaan holding. Bidang usahanya meliputi; perdagangan, industri gula, perkebunan
karet, industri farmasi, jasa keuangan, properti dan lainlain. Setelah Tahun 1885 tampuk
kepemimpinan diserahkan kepada generasi kedua keluarga pemilik Oei Tiong Ham, NV
Handel bermetamorfosis menjadi Oei Tiong Ham Concern (OTHC) sebuah Perusahaan
konglomerasi bisnis pertama di Nusantara.
Pada tahun 1961 ketika Pemerintah mengambil alih perusahaan induk tersebut,
selanjutnya pada tahun 1964 pemerintah menjual seluruh aset perusahaan dan dimasukkan
sebagai penyertaan modal dalam pendirian PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi
Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indoneia (PT RNI) pada tanggal 12 Oktober 1964.
Sebagai sebuah holding company induk perusahaan yang memiliki saham perusahaan lain
yang di awal pendiriannya PT RNI memiliki 10 Anak Perusahaan.
PT RNI pada 2011 menjadi sebuah induk perusahaan investasi dengan jumlah aset
lebih dari Rp. 5,09 triliun (per 31 Desember 2011) dan Jaringan usaha tersebar di seluruh
nusantara melalui 13 Anak Perusahaan dan tujuh afiliasi, mengoperasikan 48 Kantor Cabang
dan 18 Unit produksi terdiri dari 10 Pabrik Gula, dua Pabrik Alkohol, satu Pabrik Farmasi,
dua Pabrik Alat Kesehatan, dua Perkebunan Sawit serta satu Perkebunan Teh yang didukung
oleh lebih dari 7.401 Karyawan tetap.

2 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

BIDANG USAHA UTAMA
1. Argo Industri
Kelompok usaha agro industri, terdiri dari industri tebu yang menghasilkan gula dan
turunannya, industri kelapa sawit yang menghasilkan minyak sawit (CPO) dan Palm kernel
(PK), industri karet yang menghasilkan karet kering, industri teh yang menghasilkan teh
hitam dan teh hijau. Bidang pertanian dan perkebunan meliputi; perkebunan tebu,
perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit, perkebunan teh, kebun kedelai, perkebunan
tanaman obat/bahan farmasi, pertanian buahbuahan musiman, pertanian padi dan
palawija, pembibitan dan budidaya sapi potong serta budidaya biota air tawar.

2. Farmasi dan Alat Kesehatan
Kelompok usaha farmasi dan alat kesehatan, terdiri dari industri obat-obatan dan
vitamin serta indusri alat kesehatan yaitu produksi kondom, jarum suntik, sarung tangan
karet.

3. Perdagangan dan Industri
Bidang industri perdagangan meliputi: obat-obatan, alat kesehatan, reagenesia, alat
laboratorium, alat peraga kesehatan, bahan kimia, hasil pertanian dan perkebunan,
makanan dan minuman ringan, elektronika serta hasil industri perdagangan batubara.

4. Properti
Bidang properti meliputi realestate yaitu pembangunan kawasan, pembangunan
perumahan, pembangunan dan persewaan gedung.

3 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Struktur Perusahaan
Dewan Direksi PT Rajawali Nusantara Indonesia terdiri dari seroang Direktur Utama yaitu
Ismed Hasan Putro dan membawahi 3 direktur lainnya yaitu Dandossi Matram sebagai
Direktur Keuangan dan SDM, Oki Jamhur Warnaen sebagai Direktur Operasional, dan
Bambang Adi Sukarelawan sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan. Berikut
adalah bagan lengkap Struktur Perusahaan



4 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

PERNYATAAN VISI DAN MISI
Visi
Menjadi perusahaan terbaik dalam bidang Agro Industri, Farmasi dan Alat Kesehatan
dan Perdagangan, PT RNI siap menghadapi tantangan dan unggul dalam kompetisi global
dengan bertumpu pada kemampuan diri sendiri.
Misi
Menjadi perusahaan dengan kinerja terbaik dalam bidang Agro Industri, Farmasi dan
Alat Kesehatan serta Perdagangan dengan pengelolaan yang profesional dan inovatif serta
berorientasi kuat kepada kualitas produk dan pelayanan pelanggan yang prima. Menjadi
perusahaan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan.
Membangun perusahaan yang inovatif serta unggul dalam menghadapi persaingan dan
sebagai karya sumber daya manusia yang handal, mampu tumbuh dan berkembang
memenuhi harapan para pemangku kepentingan.
Analisis karakteristik pernyataan misi
Atas visi dan misi yang digunakan oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia, dapat
dianalisis sebagai berikut:
Untuk Visi PT. Rajawali Nusantara Indonesia dapat dianalisa menurut beberapa
kategori, yaitu:
1. Cakupan
Cakupan Misi PT. Rajawali Nusantara Indonesia masih kurang spesifik, apakah yang
dimaksud sebagai perusahaan terbaik di Indonesia apakah di seluruh dunia, sehingga
seharusnya bisa lebih dipertegas cakupan dari misi PT. Rajawali Nusantara Indonesia
ini
2. Panjang kalimat
Jumlah kata dalam misi PT. Rajawali Nusantara Indonesia adalah 68 kata, cukup
singkat dan tidak melebihi 250 kata.
3. Menginspirasi
Visi PT. Rajawali Nusantara menginspirasi para karyawan untuk mandiri dan terus
menjadi yang terbaik dalam menghadapi segala tantangan.
4. Mengidentifikasi kegunaan produk perusahaan
Dalam hal kegunaan produk, tidak disebutkan oleh PT. Rajawali Nusantara
Indonesia, kemungkinan karena core bussiness nya yang memang banyak dan tidak
dalam satu lingkup
5. Menunjukkan bahwa perusahaan bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan
Untuk program kepedulian sosial maupun lingkungan, tidak disebutkan dalam visi PT.
Rajawali Nusantara Indonesia.



5 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Sedangkan untuk Misi PT. Rajawali Nusantara Indonesia bisa dianalisis dari sembilan
komponen pernyataan misi antara lain:
a. Konsumen
PT. Rajawali Nusantara Indonesia tidak menyebutkan target konsumen mereka.
b. Produk atau jasa
Sangat jelas terlihat Produk atau Jasa yang ditawarkan oleh PT. Rajawali Nusantara
Indonesia
c. Pasar
Juga tidak disebutkan secara gamblang pasar mereka dimana, apakah hanya lokal
Indonesia, atau merambah go international.
d. Teknologi
Secara tersirat PT. Rajawali Nusantara Indonesia menyebutkan bahwa mereka
membangun perusahaan yang inovatif, dalam hal ini termasuk teknologi yang
digunakan
e. Fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas
Sangat jelas disebutkan dalam pernyataan misi membangun perusahaan yang
inovatif serta unggul dalam menghadapi persaingan dan sebagai karya sumber daya
manusia yang handal, mampu tumbuh dan berkembang memenuhi harapan para
pemangku kepentingan.
f. Filosofi
PT. Rajawali Nusantara Indonesia berfilosofi untuk menjadi perusahaan dengan
kinerja terbaik di bidang agro industri, farmasi dan alat kesehatan serta
perdagangan.
g. Konsep diri
PT. Rajawali Nusantara Indonesia berorientasi kuat pada kualitas produk dan
pelayanan pelanggan yang prima, hal ini menunjukan Konsep Diri yang cukup kuat
oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia.
h. Fokus pada citra publik
Sangat jelas terlihat dalam pernyataan beorientasi pada produk dan pelayanan
pelanggan yang prima
i. Fokus pada karyawan
Disebutkan secara tersirat dalam kalimat sebagai karya sumber daya manusia yang
handal, mampu tumbuh dan berkembang memenuhi harapan para pemangku
kepentingan.

6 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

PENILAIAN EKSTERNAL
Analisis Kompetitif : Model Lima Kekuatan (Porters Five Forces Model)
Menurut Michael Porter, hakikat persaingan dalam suatu usaha tertentu dapat
dipandang menurut lima peta kekuatan sebagai berikut








1. Persaingan antara usaha sejenis
Dalam prakteknya PT. Rajawali Nusantara Indonesia mempunyai beberapa lini usaha,
yaitu sebagai berikut:
a. Agro Industri
Dalam Agro Industri PT. Rajawali Nusantara Indonesia mempunyai beberapa
industri sebagai industri pokoknya yaitu sebagai berikut

Industri Gula
Dalam industri gula ini PT. Rajawali Nusantara Indonesia mempunyai beberapa
saingan diantaranya terdapat PT. Perkebunan Nusantara, PT. Gunung Madu
Plantation (GMP), dan P.T. Sugar Group Company (SGC). Hadirnya PT. Industri
Gula Gleenmore (IGG) sebagai usaha patungan dari PTPN III, PTPN XI, & PTPN II
dan digadang sebagai pabrik gula terbesar di Indonesia juga semakin
memperbanyak persaingan dalm industri gula nasional. Meskipun demikian
kebutuhan gula nasional yang mencapai 5,7 juta ton per tahun masih bisa
dicukupi oleh produksi total nasional, bahkan boleh dibilang produksi nasional
masih kurang karena masih adanya impor gula untuk memenuhi kebutuhan
nasional, sehingga masih terdapat peluang cukup besar untuk menutup kran
impor tersebut dan diambil pangsa pasarnya oleh PT. Rajawali Nusantara
Indonesia.





Potensi pengembangan
produk substitusi
Persaingan
antarperusahaan
sejenis
Kekuatan tawar
menawar
pembeli/konsumen
Kemungkinan
masuknya pesaing
baru
Kekuatan tawar
menawar
penjual/pemasok
7 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Industri sawit
Dalam skala nasional PT. Rajawali Nusantara Indonesia masih memegang porsi
yang sedikit di pasar minyak sawit CPO (Crude Palm Oil), bahkan permodalan
industri kelapa sawit nasional, sebagian besar masih dimiliki oleh asing,
sedangkan pasar luar negeri masih cenderung fluktuatif, meskipun
perkembangan dua tahun terakhir terdapat peningkatan

Industri karet
Meskipun pada Agustus 2013, harga karet mulai menurun karena dipicu oleh
lesunya permintaan karet dunia. Tetapi karena adanya kesepakatan antara 3
negara penghasil karet dunia dalam pembatasan ekspor, maka diharapkan
sesuai dengan prinsip ekonomi, harga karet akan kembali naik, dalam hal
persaingan, PT. Rajawali Nusantara Indonesia berada pada posisi aman, karena
adanya perjanjian 3 negara tersebut

b. Farmasi dan Alat Kesehatan
Meskipun banyak terdapat pabrik obat saingan, tetapi dengan kondisi lapangan,
dimana terdapat banyak sekali produk obat, dan minat masyarakat terhadap
kesehatan semakin tinggi, maka posisi PT. Rajawali Nusantara Indonesia di ranah
farmasi dan alat kesehatan masih aman. Kondisi beragamnya produk obat di
Indonesia harus dimanfaatkan PT. Phapros sebagai anak perusahaan dari PT.
RNI.

c. Industri Perdagangan
PT. Rajawali Nusantara Indonesia baru saja memulai lini bisnisnya di bidang
industri perdagangan dengan berdirinya Waroeng Rajawali yang dinaungi oleh
anak perusahaannya PT. Rajawali Nusindo, meskipun sudah banyak perusahaan
sejenis yang berada di pasar ini, namun dikarenakan minat masyarakat yang
cenderung untuk memilih kepraktisan dalam berbelanja di lokasi yang dekat,
maka pasar ini masih terbuka dengan lebar, apalagi ditunjang oleh pasokan
logistik yang diproduksi sendiri selain tentunya tambahan logistik yang dipasok
oleh perusahaan BUMN lainnya,sehingga bisa menawarkan harga yang lebih
kompetitif dari perusahaan pesaing, tentu menjadi nilai tambah dari Waroeng
Rajawali ini.

d. Industri lain-lain
Untukl industri lainnya PT. Rajawali Nusantara Indonesia cenderung minim
persaingan karena masih belum banyak perusahaan sejenis yang memproduksi
produk PT. Rajawali Nusantara Indonesia seperti sarung tangan golf yang
diproduksi oleh anak perusahaan PT. Rajawali Golf.

2. Kemungkinan masuknya pesaing baru
Dalam menyikapi masuknya pesaing baru, yang paling perlu dicermati adalah di bisni
ritel, karena dalam bisnis ini cenderung lebih sedikit membutuhkan modal,
dibandingkan dengan core bussines PT. Rajawali Nusantara Indonesia lainnya,
sehingga perlu diwaspadai ketatnya persaingan usaha di sektor ini, sedangkan untuk
8 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

sektor agrobisnis dan farmasi, kecenderungan masuknya pemain baru cenderung
kecil, karena memang dibutuhkan modal yang besar, selain susahnya perijinan untuk
memulai bisnis di sektor ini.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Dalam sektor agrobisnis, terutama industri gula, posisi PT. Rajawali Nusantara
Indonesia dalam keadaan aman, karena pasokan tebu sebagai bahan dasar
pembuatan gula, sudah dipunyai sendiri melalui lahan-lahan milik PT. Rajawali
Nusantara Indonesia yang ditanami dengan tebu, selain adanya sistem plasma,
dimana pasokan tebu juga berasal dari petani sekitar pabrik yang terikat kontrak
untuk menjual tebunya ke pabrik-pabrik dibawah naungan PT. Rajawali Nusantara
Indonesia. Begitu pula dengan kelapa sawit yang menerapkan sistem yang sama, hal
berbeda terdapat di indutri farmasi, dimana pasokan bahan baku utama (sekitar
95%) berasal dari impor, sehingga perlu dilakukan pendekatan negosiasi dengan
pihak pemasok untuk melancarkan dan memastikan pasokan bahan baku agar tidak
tersendat.

4. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen
Dalam hal konsumen memilih barang yang diinginkan, selain kualitas kemasan dan
tentu harganya, maka hal inilah yang menjadi titik berat PT. Rajawali Nusantara
Indonesia untuk menjaring minat konsumen, dengan diluncurkannya kemasan baru
gula buatannya dengan merek Raja Gula, dan promosi yang besar-besaran
diharapkan bisa menarik minat konsumen untuk membeli produk-produk dari PT.
Rajawali Nusantara Indonesia.

5. Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Dalam kehidupan modern sekarang ini, konsumen semakin pintar dan cenderung
untuk melakukan pola hidup sehat, diantaranya adalah dengan mengganti produk
gula, dengan produk subtitusinya yaitu pemanis buatan rendah kalori, hal ini tentu
nmenjadi ancaman bagi PT. Rajawali Nusantara Indonesia, selain dari produk lain,
yaitu kulit imitasi, yang harganya tentu lebih murah daripada kulit asli.

Analisa Faktor-Faktor Eksternal
1. Ekonomi
Melemahnya Nilai tukar rupiah menjadi faktor penting dalam segala bidang usaha
PT. RNI. Produk Farmasi tentunya tidak lepas dari bahan baku impor. Dengan nilai tukar
yang semakin melemah, bahan baku yang didapatkan semakin mahal. Tentunya berdampak
langsung terhadap laba perusahaan. Tetapi, secara umum, dengan meningkatnya
pendapatan perkapita masyarakat, dan ditunjang pula dengan dicanangkannya MP3EI maka,
masih banyak peluang yang bisa didapat oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia dalam
menancapkan kukunya di kancah perekonomian negara, dan perannya sebagai cash cow
bagi pemerintah

9 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

2. Sosial, Budaya dan Lingkungan
Tantangan PT. Rajawali Nusantara Indonesia di wilayah NKRI tidak lain dan tidak
bukan adalah kondisi wilayah Indonesia yang begitu luas, dimana jalur distribusi yang belum
merata menjangkau seluruh wilayah Indonesia, tentunya ini merupakan tantangan
tersendiri, apabila tantangan ini bisa dilalui, tentu bisa menekan ongkos logistik dalam
pendistribusian, baik bahan baku, maupun barang dagangan lainnya, sehingga bisa menekan
biaya produksi dan menekan harga jual, sehingga bisa meningkatkan daya saing dengan
perusahaan lainnya
Tantangan lainnya adalah, beraneka ragamnya kultur budaya di Indonesia sehingga
memerlukan pendekatan yang berbeda terhadap konsumen dari satu daerah ke derah
lainnya, meskipun ini tentu adalah peluang besar, karena semakin terbukanya akses, makan
akan semakin luas pula pasar yang dituju

3. Politik dan Pemerintahan
Menghadapi tahun politik di tahun depan, dimana dengan diadakannya pemilu,
tentu akan sedikit berpengaruh, terutama apabila terjadi perubahan pimpinan, apakah
terdapat juga perubahan kebijakan yang akan mempengaruhi keputusan perusahaan?
Bahkan lebih parah, apakah pemilu tahun depan mempengaruhi daya beli masyarakat,
apakah jalur logistik aman?tentu ini adalah PR besar bagi manajemen PT. Rajawali
Nusantara Indonesia untuk bisa mengatasi masalah ini, dengan memastikan infrastruktur
logistik berada pada kondisi prima dan selalu siap dan waspada dalam menghadapi segala
tantangan yang menghadang, seperti tertuang dalam misi perusahaan.
4. Teknologi
Sebagai holding company, PT. RNI harus menggunakan ERP system sebagai teknologi
utama yang menyatukan seluruh lini perusahaan. Sistem ERP mengintegrasikan proses
manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis
seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan
sumber daya manusia. Untuk menghadapi persaingan global, PT. RNI tidak cukup hanya
meningkatkan produktivitas proses kerja yang ada di dalam perusahaan saja, tetapi harus
meningkatkan efisiensi dan efektifitas seluruh supply chain-nya, mulai dari pemasok melalui
berbagai pemrosesan sampai dengan konsumen akhir.
5. Kekuatan Kompetitif
Sebagai perusahaan yang memiliki diversifikasi produk yang sangat beragam, PT. RNI
memiliki segalanya untuk menjadi sebuah pemenang. Pabrik gula yang berpengalaman
dengan ditopang oleh distribusi industri yang maksimal membuat PT. RNI sebagai holding
10 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

company menjadi perusahaan yang terbaik. Status BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh
pemerintah pusat, juga menjadikan perusahaan ini sangat dekat dengan kebijakan
pemerintah yang menguntungkan.

11 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Internal Assesment
A. Analisis Faktor Internal
1. Tinjauan Keuangan


Pertumbuhan aset PT. Rajawali Nusantara Indonesia pada tahun 2012 tumbuh
sebesar 11%. Dengan adanya kenaikan aset tidak lancar sebesar Rp 589.595.961.749,- atau
sebesar 21%. Sedangkan, kewajiban lancar menunjukkan penurunan sebesar 8% dan
terlihat adanya kenaikan Kewajiban Jangka Panjang sebesar 5% sehingga total kewajiban
turun sebesar 1%. Sementara itu, pada tahun 2012 jumlah modal mengalami peningkatan
sebesar 89%.



PT. Rajawali Nusantara Indonesia
Statement Of Financial Position
Assets 2012 2011 Changes %
Current Assets 3,016,250,173,314 2,949,023,890,953 67,226,282,361 2%
Non-current Assets 3,443,319,470,255 2,853,723,508,506 589,595,961,749 21%
Total Assets 6,459,569,643,569 5,802,747,399,459 656,822,244,110 11%
Short-term liabilities 2,307,787,682,409 2,509,472,707,765 (201,685,025,356) -8%
Long-term liabilities 2,597,335,368,911 2,469,845,282,947 127,490,085,964 5%
Total Liability 4,905,123,051,320 4,979,317,990,712 (74,194,939,392) -1%
Equity 1,554,446,592,249 823,429,408,747 731,017,183,502 89%
Sektor 2012 2011 Changes %
Total Agro Industri 1,851,969,518,657 1,808,223,158,437 43,746,360,220 2%
Total Farmasi dan Alkes 1,383,531,367,913 1,191,117,249,453 192,414,118,460 16%
Total Sektor Perdagangan 1,293,045,417,213 1,330,010,971,758 (36,965,554,545) -3%
Omset 4,528,546,303,783 4,329,351,379,648 199,194,924,135 5%
COGS 3,261,000,000,000 3,451,596,892,802 (190,596,892,802) -6%
Laba Bruto 1,267,546,303,783 877,754,486,846 389,791,816,937 44%
Beban penjualan dan adm 997,226,303,783 946,204,486,846 51,021,816,937 5%
Laba Bersih 270,320,000,000 (68,450,000,000) 338,770,000,000 -495%
PT. Rajawali Nusantara Indonesia
Income Statement
12 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Pada tahun 2012, pendapatan terbesar perusahaan didapat dari sektor farmasi yang
menyumbang pertumbuhan sebesar 16%, sedangkan pertumbuhan dari sektor agroindustri
hanya naik sebesar 2% saja, meskipun sektor perdagangan turun sebesar 3% namun secara
total, harga pokok penjualan dapat ditekan sebesar 6% sehingga laba bersih perusahaan
tahun 2012 adalah 270 Miliar Rupiah atau naik 495% dibandingkan tahun lalu yang
mengalami kerugian sebanyak 68 Miliar Rupiah.

Tingkat likuiditas PT. Rajawali Nusantara Indonesia masih sama dengan tahun
sebelumnya terlihat dari relatif sama antara cash ratio, dan current ratio antara dua tahun
tersebut. Secara keseluruhan, PT. RNI mampu meningkatkan kinerjanya secara baik, hal ini
tercermin dalam nilai Return On Equity (ROE) sebesar 20 dan Return On Investment (ROI)
sebesar 3. Hal ini menunjukkan, tahun 2012 PT. RNI mampu menaikkan produksi yang
berimbas pada kenaikan pendapatan. Di samping itu PT. RNI mampu menekan beban
sehingga menghasilkan angka ROI dan ROE yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

2. Manajemen
Untuk mengoptimalkan SDM dalam menjalankan tugas dan mencapai target
kerjanya. Diperlukan pola pembinaan dan optimalisasi SDM yang handal, hal yang dapat
dilakukan adalah: Menanamkan nilai-nilai bersih, jujur, kerja keras dan kerja ikhlas kepada
karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan memberikan contoh keteladanan
dan pendampingan di lapangan secara efektif. Praktek kerja yang patuh pada ketentuan
yang berlaku dan berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Manajemen Risiko PT. Rajawali Nusantara Indonesia sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang memproduksi dan memasarkan produk agro industri, farmasi & alat
kesehatan, perdagangan dan distribusi dalam operasinya tetap memperhatikan aspek mutu,
memberikan kepuasan kepada pelanggan dan masyarakat melalui produk dan pelayanan
yang berkualitas, mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian
lingkungan hidup. Untuk itu dalam menetapkan arah bisnis selalu mempertimbangkan
PT. Rajawali Nusantara Indonesia
Financial Ratio 2012 2011
Return on Equity 20 0
Return on Investment 9 3
Cash Ratio 4 5
Current Ratio 5 4
Collection Period 5 5
Inventory Turnover 4.5 5
Total Asset Turn Over 3 3.5
Equity to Asset Ratio 6 6
13 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

faktor-faktor risiko yang berpotensi merugikan perusahaan dengan terlebih dulu
menganalisis risikonya
Optimalisasi SDM melalui pembentukan tim-tim proyek untuk pengembangan usaha
dilakukan untuk memberikan peluang kepada personel untuk ikut terlibat dan
mengaktualisasikan kompetensinya dalam mengkaji dan mengelola proyek baru. Pola
pendampingan dan keteladanan pimpinan sangat ditekankan dan menjadi ukuran kinerja
utama yang ditetapkan bagi para pejabat struktural. Dengan nilai Integritas,
Profesionalisme, Teamwork, Respect dan Excellence yang ditanamkan ke setiap level
karyawan melalui pendampingan dan pembimbingan dalam aktifitas tugas sehari-hari.
Keberadaan tim ini memiliki dua dampak positif dari sisi empowerment SDM untuk
peningkatan kompetensi dan produktivitas kerja serta dari sisi pengembangan bisnis
perusahaan melalui optimalisasi aset untuk meningkatkan nilai perusahaan
Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah suatu unit kerja pendukung perusahaan yang
melaksanakan fungsi internal audit, keberadaannya dimaksudkan untuk memberikan
keyakinan yang obyektif mengenai kondisi pengendalian intern (control), pengelolaan risiko
(risk), dan proses tata kelola perusahaan (governance) dalam menjalankan bisnisnya. Fungsi
internal audit dijalankan melalui kegiatan assurance dan konsultansi yang diharapkan
nantinya dapat memberikan masukan dan rekomendasi perbaikan Selain itu, internal audit
juga berperan sebagai katalisator dan partner strategis manajemen dalam menjalankan
operasi perusahaan sejak tahapan perencanaan hingga eksekusi dan evaluasi
pemantauannya. Oleh karenanya, menjadi suatu keharusan bagi internal audit untuk juga
memahami proses bisnis perusahaan secara terintegrasi.

3. Penelitian dan Pengembangan
Divisi Perencanaan dan Pengembangan (Renbang) merupakan bagian organisasi PT
RNI yang bertugas untuk Perseroan untuk merencanakan strategi dan pengembangan bisnis
PT RNI. Tugas dan tanggung jawab Divisi Renbang PT RNI adalah sebagai berikut:
Menyiapkan rumusan kebijakan dan pedoman strategis perusahaan di bidang
perencanaan dan pengembangan baik agro maupun non agro.
Melaksanakan kegiatan operasional pengelolaan perencanaan dan
pengembangan baik agro dan non agro di PT RNI meliputi: analisa peluang dan
potensi usaha, riset pasar, studi kelayakan, dll.
Membantu Komisaris anak perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan
kebijakan strategis serta membina perencanaan dan pengembangan usaha anak
perusahaan.
14 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Divisi Renbang memiliki peranan dalam upaya peningkatan kinerja PT RNI. Divisi ini
terlibat langsung dalam membantu Direksi dalam merumuskan perencanaan dan kebijakan
strategis perusahaan di bidang usaha agro maupun non agro baik di induk maupun anak
perusahaan sesuai dengan mekanisme organisasi yang berlaku. Selain itu divisi ini juga
memberikan layanan kepada anak perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha agro dan
non agro dalam upaya mencapai tujuan usaha melalui kegiatan perencanaan dan
pengembangan usaha.

4. Produksi/Operasional
Agar setiap kegiatan bisnis PT RNI dapat bejalan dengan baik serta dalam kondisi
optimal. harus dimastikan Divisi Operasional dapat bekerja dengan baik, PT. Rajawali
Nusantara Indonesia telah merumuskan tugas dan tanggung jawab Divisi ini. Setiap tugas
dan tanggung jawab telah dirancang agar dapat selaras dengan visi dan misi Perseroan, dan
juga memiliki sifat yang mudah beradaptasi untuk menjawab setiap tantangan yang terjadi.
15 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

SWOT Analysis
Setelah dijabarkan mengenai Pengendalian Internal dan Eksternal terhadap PT.
Rajawali Nusantara Indonesia. Berikut adalah analisa SWOTdari PT. Rajawali Nusantara
Indonesia
A. Strenght
Keuangan
1. laba bersih perusahaan tumbuh di tahun 2012
produksi
1. naiknya pertumbuhan produksi gula dan teh
2. kemasan produk Raja Gula yang lebih fresh
manajemen
1. remunerasi gaji karyawan
2. rating AA untuk Good Corporate Governance
3. Sistem jaminan sosial bagi karyawan
4. Pembaharuan mesin dan peralatan produksi gula yang baik dan lebih lengkap
B. Weakness
Keuangan
1. Sistem remunerasi pegawai yang menaikkan beban keuangan perusahaan
Produksi
1. Diversifikasi usaha yang terlalu luas dan inrelated
2. Turunnya produksi pupuk dan produk kulit
3. Ketergantungan bahan baku impor
Manajemen
1. Manajemen pemasaran luar negeri yang kurang kuat


16 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

C. Opportunity
Ekonomi dan Politik
1. Perkembangan dunia usaha gerai ritel yang tinggi
2. Pasar farmasi nasional diprediksi tumbuh 7%
3. Potensi kenaikan harga karet dan CPO dunia
Sosial Budaya
1. Besarnya jumlah penduduk Indonesia
Regulasi
1. Kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia
Cuaca dan iklim
1. Iklim tropis Indonesia yang mendukung untuk perkebunan dan peternakan

D. Threat
Ekonomi dan Politik
1. Melemahnya nilai tukar rupiah
2. Pemilu 2014
Sosial Budaya
1. Globalisasi dan pasar bebas
2. loyalitas konsumen yang rendah terhadap gerai ritel
3. Semakin sempitnya lahan pertanian dan peternakan
Regulasi
1. Kebijakan pemerintah terhadap batasan produksi dan sistem harga gula
Cuaca dan iklim
1. Iklim dan curah hujan yang tidak menentu

17 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

IFE Matrix
BOBOT NILAI TOTAL
KEY INTERNAL FACTORS
Strenght
Keuangan
1 laba bersih perusahaan tumbuh di tahun 2012

0.20 4 0.80
Produksi
1 pertumbuhan produksi gula dan teh

0.03 4 0.12
2 Kemasan produk Raja Gula yang lebih fresh

0.06 3 0.18
Manajemen
1 Remunerasi gaji karyawan

0.02 3 0.06
2 Rating AA untuk Good Corporate Governance

0.09 3 0.27
3 Sistem jaminan sosial bagi karyawan

0.12 4 0.48
4 Pembaharuan mesin dan peralatan produksi gula yang baik dan
lebih lengkap

0.03 3 0.09
Weakness
Keuangan
1 Sistem remunerasi pegawai yang menaikkan beban keuangan
perusahaan

0.04 2 0.08
Produksi
1 Diversifikasi usaha yang terlalu luas dan inrelated

0.12 1 0.12
2 Turunnya produksi pupuk dan produk kulit

0.06 1 0.06
3 Ketergantungan bahan baku impor

0.10 2 0.20
Manajemen
1 Manajemen pemasaran luar negeri yang kurang kuat

0.14 2 0.28
Total 1 2.67

18 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

EFE Matrix
BOBOT NILAI TOTAL
KEY INTERNAL FACTORS
Opportunities
Ekonomi dan Politik
1 Perkembangan dunia usaha gerai ritel yang tinggi

0.11 4 0.44
2 Pasar Farmasi Nasional diprediksi tumbuh 7,2%

0.15 3 0.45
3 Potensi kenaikan harga karet dan CPO dunia

0.14 4 0.56
Sosial Budaya dan Lingkungan
1 Besarnya jumlah penduduk Indonesia

0.03 2 0.06
Regulasi
1 Kerangka MP3EI yang mendukung usaha

0.01 3 0.03
Cuaca dan Iklim
1 Iklim tropis Indonesia yang mendukung untuk sektor perkebunan dan
peternakan

0.04 2 0.08
Threat
Ekonomi dan Politik
1 melemahnya nilai tukar rupiah

0.11 1 0.11
2 Pemilu 2014

0.08 3 0.24
Sosial, Budaya dan Lingkungan
1 Globalisasi dan pasar bebas

0.10 1 0.10
2 Loyalitas konsumen yang rendah terhadap gerai ritel

0.02 3 0.06
3 Semakin sempitnya lahan pertanian dan peternakan

0.08 3 0.24
Regulasi
1 Kebijakan pemerintah terhadap batasan produksi gula

0.05 2 0.10
Cuaca dan Iklim


1 Curah hujan yang tidak menentu

0.10 1 0.10
Total 1 2.58

19 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

IE Matrix



IFE Total Weighted Scores




4.0
Kuat
3.0 -4.0
Rata-rata
2,58
Lemah
1.0 1.99


High
3.0 - 4.0

I
II
III
EFE Total
Weighted
Scores
Medium
2.0 -
2.99

2.67
IV
V
VI


Low
1.0 -
1.99

VII VIII IX


Strategi yang dapat diambil oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia menurut matriks
diatas adalah strategi hold and maintin, berarti PT. Rajawali Nusantara Indonesia perlu
untuk meningkatkan pengembangan produk dibarengi oleh penetrasi pasar yang cukup
gencar,strategi ini penting mengingat arus keuangan yang mulai lancar, setelah tahun
sebelum nya mengalami kerugian,strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan
promosi produk secara gencar, baik melalui viral marketing, atau promosi secara visual, baik
melalui media cetak, maupun elektronik, sehingga bisa menambah jumlah pelanggan secara
signifikan, sedangkan pendekatan pengembangan produk, untuk produk utama berupa gula,
perlu ditekankan untuk memperkuat merk Raja Gula sebagai gula premium, demikian pula
untuk produk laiinya, hendaknya divisi pengembangan produk bisa bekerja ekstra keras,
demi mendukung strategi inisebagai BUMN, alangkah baiknya PT. Rajawali Nusantara
Indonesia bisa pro rakyat terutama dengan current issue dimana harga daging sapi
belakangan ini mengalami kenaikan yang tidak terkendali,maka divisi peternakan sapi, bisa
digalakkan, demi mendukung program pemerintah untuk menstabilkan harga sapi, dan
mengurangi ketergantungan impor dari negara lain.


20 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Evaluasi Rencana Strategis
Pada tahun 2013, PT RNI telah menargetkan penjualan 2013 sebesar Rp. 5,95 triliun.
Target tersebut akan dipenuhi dari setiap lini produksi RNI Grup, yang bergerak dalam
bidang Agro Industri, Farmasi, dan perdagangan. Sementara target perolehan laba PT RNI
pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 322,74 miliar. Untuk mencapai target tersebut, PT RNI
telah merumuskan berbagai program di setiap sektor usaha yang dijalankan oleh anak-anak
perusahaan. Adapun strategi pengembangan berdasarkan annual report, PT. Rajawali
Nusantara Indonesia memiliki 17 rencana strategis yang mulai dilaksanakan pada awal 2013.
Dalam evaluasi strategis, masing-masing strategi dikelompokkan sesuai dengan tingkat
kesamaan strategi, berikut evaluasi strategi PT. RNI:
1. Integrasi peternakan sapi dengan perkebunan sawit.
PT RNI berencana memadukan 2 (dua) usaha yaitu peternakan sapi yang diintegrasikan
dengan perkebunan sawit dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan. Dengan
peningkatan efisiensi suatu usaha atau kedua usaha yang dipadukan disamping
menghasilkan produk utamanya juga menghasilkan produk yang digunakan, sebagai input
usaha yang kedua atau juga terjadi hal yang sebaliknya, maka diperoleh
keuntungan/pendapatan ganda, sebagai bagian dari mendukung program Pemerintah
mencapai swasembada daging sapi pada tahun 2014, maka PT. Rajawali
Nusantara Indonesia ditahun 2012 telah memulai melakukanpembiakan ternak
sapi di areal kebun kelapa sawit milik anak perusahaan PT RNI yang diawali dari perkebunan
milik PT Mitra Ogan dan PT Laskar di Palembang. Untuk mencukupi kebutuhan pakan sapi
sebanyak 5.000 ekor dibutuhkan lahan sawit seluas 10.000 ha.
Analisa Strategi:
Pemanfaatan limbah kelapa sawit dalam integrasi peternakan sapi dan perkebunan sawit
tentu merupakan upaya efisiensi, karena limbah kelapa sawit berupa Jajangan Kosong
(jangkos) dapat dimanfaatkan daripada terbuang percuma, namun langkah ini bukannya
bebas resiko, perusahaan harus menghitung segala resiko yang mungkin ditimbulkan, mulai
dari cost yang mesti dipersiapkan untuk pengadaan bibit sapi, maupun segala biaya yang
menyertainya. Termasuk resiko apabila peternakan sapi mempunyai pengaruh besar
terhadap perkebunan sawit, apakah sapi-sapi tersebut membawa dampak buruk seperti
penyakit, yang mengakibatkan resiko gagal panen buah sawit. Tentunya dengan segala
resiko yang dihadapi, perusahaan telah siap dan dapat mengantisipasinya

2. Integrasi peternakan sapi dengan tanaman tebu di PT PG Rajawali II
Selain pola integrasi ternak sapi dengan perkebunan sawit, PT RNI juga merencanakan untuk
pengembangan pola integrasi ternak sapi dengan daun dan pucuk tebu yang dapat
21 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi yang kemudian dikonversikan menjadi bahan
pangan dengan nilai gizi yang tinggi.
Dengan total luas areal tebu sendiri di PG. Jatitujuh Cirebon seluas +7.000 ha dengan
menghasilkan tebu sebanyak 464.052 ton diharapkan mampu memberikan pasokan bahan
baku pakan ternak sapi secara kontinyu.
Sebagai kelanjutan program di Tahun 2012 akan dibudidayakan sapi dengan cara plasma
sapi dengan investasi sebesar Rp. 30 milyar untuk pembangunan kandang sapi.
Analisa Strategi:
Sama seperti rencana strategis sebelumnya,penggabungan antara peternakan sapi dan
perkebunan tebu, tentu harus dipersiapkan secara matang segala resiko yang akan dihadapi,
apabila perusahaan mampu mengatasinya, maka tentunya keuntungan besar yang menani
dihadapan.

3. Optimalisasi pengairan lahan HGU (Drip Irrigation)
Sebagai aksi program bidang on farm, PT. Rajawali Nusantara Indonesia akan melakukan
optimalisasi pengairan lahan HGU (Drip Irrigation) di PG Subang. Pola Drip Irrigation
berkerjasama dengan PT Nutrigasi Agro Indonesia akan mengelola lahan tebu seluas 2.000
ha. Pada tahun 2012 terealisasi seluas 380 ha dan sisanya seluas 1.620 ha akan
dilaksanakan pada tahun 2013.
Analisa Strategi:
Sistem pengairan pola Drip Irrigation tentunya sangat bermanfaat, karena dapat
meningkatkan efisiensi pola pengairan dibandingkan pengairan tradisional, meskipun dalam
keadaan musim kemarau, dengan pola ini pengairan masih dapat dilakukan secara optimal
dan terkontrol, karena sistemnya sudah terkomputerasi dan diatur sedemikian rupa
sehingga efektifitasnya tinggi, dengan pola irigasi seperti ini, pengairan tidak lagi bergantung
pada cuaca, sehingga produksi tebu akan tetap terjaga, sehingga bisa terus menghasilkan
tebu tanpa menunggu adanya musim giling lagi,

4. Pengembangan usaha gula retail di Pabrik Gula RNI Group
PT RNI berencana melakukan pengembangan gula kemasan kiloan yang pernah dimiliki
sebelumnya dengan merek dagang RAGULA dan merubah nama menjadi RAJAGULA, secara
total PT RNI memiliki potensi menghasilkan 375 ribu ton untuk setiap tahunnya.
Hasil produksi tersebut berasal dari 8 (delapan) Pabrik Gula baik yang
mengelola tebu milik rakyat (TR) maupun tebu milik sendiri (TS). Pengembangan gula retail
22 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

diarahkan untuk mendistribusikan hasil pengelolaan PG Subang dan PG Jatitujuh. Hasil
produksi dari kedua Pabrik Gula tersebut diperkirakan sejumlah 61 ribu ton di tahun 2012.
Pendistribusian hasil produk gula dari PG dengan sebagian dialokasikan untuk penjualan
dalam gula kemasan kiloan. PT RNI akan menjadi off-taker atas produksi gula yang
dihasilkan oleh PG Subang dan PG Jatitujuh selanjutnya akan menjual dalam bentuk
kemasan kiloan. Sebagai timbal balik, PG tersebut akan mendapatkan pendanaan yang akan
digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan keuangan PG selama 3 bulan kedepan.
Analisa Strategi:
Langkah ini sebenarnya boleh dibilang terlambat, karena sudah dilakukan oleh perusahaan
pesaing, dalam bentuk gula premium merk Gulaku guna menghadapi persaingan yang
semakin ketat, dan pola konsumsi masyarakat terutama di perkotaan, yang mengedepankan
kemasan premium, sehingga produk gula yang ditawarkan terkesan lebih bersih dan
terjamin daripada produk gula biasa, penggunaan merk baru Raja Gula menggantikian
merk sebelumnya Ragula tentu diharapkan akan meningkatkan citra produk di masyarakat
karena kesan dari merk Raja Gula lebih bisa diterima konsumen yang menginginkan
produk gula premium.

5. Intensifikasi sawah PT. Rajawali Nusantara Indonesia.
Guna mendukung program pemerintah dalam bidang swasembada pangan khususnya
beras, PT. Rajawali Nusantara Indonesia berencana untuk melakukan program kegiatan
usaha dalam bidang intensifikasi sawah.Untuk tahun 2013 direncanakan intensifikasi
sawahseluas 100 ha untuk optimalisasi lahan sawah yang pada saat ini terbengkalai/tidak
dikelola dengan baik.
Analisa Strategi:
Sebagai BUMN, PT. Rajawali Nusantara Indonesia tentu harus mendukung program
pemerintah untuk swasembada beras, tentunya dengan pemanfaatan lahan yang ada,
seharusnya perusahaan tidak hanya menintensifkan lahan pertanian berupa sawah saja,
tetapi sebaiknya merambah juga ke produk hortikultura lainnya yang sangat dibutuhkan
masyarakat, seperti kedelai, dimana konsumsi kedelai masyarakat Indonesia sangat tinggi,
dalam bentuk tahu dan tempe, dan belakangan ini pengusaha kecil tahu dan tempe
menjerit, karena kita masih sangat tergantung pada kedelai impor, dalam rangka Corporate
Social Responsibility seharusnya PT. Rajawali Nusantara Indonesia bisa mengambil peluang
untuk bisa juga mengintegrasikan lahannya untuk penanaman kacang kedelai.


23 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

6. Pengembangan aset di lahan MT Haryono, Jakarta
PT RNI berencana melakukan pengembangan aset di jalan MT. Haryono, Jakarta seluas
7.025 m2 dengan pembangunan menara kembar dengan ketinggian masing-masing tower
17 lantai yang peruntukan:
Tower I untuk PT. Rajawali Nusindo dan PT. Phapros
Tower II untuk persewaan kantor
Tahun 2013 direncanakan akan di investasikan sebesar Rp. 12 milyar untuk pengurusan
balik nama lahan MT Haryono, yang selanjutnya akan digunakan untuk pengurusan tahapan
berikutnya terkait dengan perijinan.

7. Pengembangan aset di Pancoran, Jakarta
PT RNI berencana melakukan pengembangan aset di Pancoran, Jakarta seluas 54.270 m2
dengan pembangunan Pancoran Square yang terdiri dari:
5 tower untuk perkantoran strata title
2 tower untuk apartemen
1 tower untuk hotel

8. Pengembangan aset di Cirebon
PT RNI berencana melakukan pengembangan aset di lahan PT PG Rajawali II, Cirebon jl. Dr.
sahidin no.46 seluas 27.203 m2 .
9. Pengembangan aset di Surabaya
PT RNI berencana melakukan pengembangan aset di jimerto Surabaya yang direncanakan
akan dibangun perhotelan, sampai dengan akhir tahun 2013 telah sampai pada tahapan
perijinan. Selain itu juga akan dikembangkan aset jalan Undaan kulon dan jalan Karet di
Surabaya untuk perhotelan dan persewaan kantor.
Analisa Strategi:
Untuk empat strategi diatas eharusnya pengembangan aset ini lebih baik ditunda dulu,
perusahaan sebaiknya fokus dulu pada pengembangan produk yang saat ini sedang
dilakukan, seperti produk Raja Gula yang baru saja diluncurkan, investasi sebesar itu bisa
dialihkan sementara ke bidang lainnya yang lebih produktif, terutama program yang
mendukung pemerintah dalam swasembada, seperti pengembangan peternakan sapi,
intensifikasi sawah, dan pengembangan lahan kacang kedelai, selain itu pengalaman
perusahaan dalam bidang properti masih dibilang minim, dan usaha di bidang properti
tentunya banyak sekali resiko yang mesti dihadapi, jangan sampai perusahaan takabbur,
24 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

karena baru saja mengalami keuntungan setelah sebelumnya mengalami kerugian, hasil
keuntungan sebelumnya sebaiknya digunakan untuk memperkokoh core bussiness
perusahaan, sebelum melangkah ke bidang lain yang mengandung banyak resiko

10. Perluasan lahan sawit seluas 5.000 ha di PT. Laras Astra Kartika
Total lahan sawit yang dimiliki PT Laskar tahun 2012 adalah seluas 2.093 ha dengan
komposisi lahan inti sebesar 44% dan sisanya lahan plasma, luas lahan tanaman
menghasilkan seluas 1.955 ha masih belum mencukupi kapasitas pabrik sehingga masih
dibutuhkan TBS pihak ketiga yang tahun 2013 dianggarkan sebanyak 9,325 ton. Untuk
memenuhi kapasitas produksi sawit jangka panjang, PT Laskar merencanakan akan
menambah luasan lahan sawit untuk tanaman baru seluas 5.000 ha dengan komposisi lahan
inti dan lahan plasma masing-masing 50% dengan biaya sebesar Rp. 160,4 milyar.
Analisa Strategi:
Berbanding terbalik dengan strategi pengembangan properti sebelumnya, strategi ini perlu
dilaksanakan segera, karena mendukung sekali dalam peningkatan kapasitas perusahaan,
selain untuk peningkatan efisiensi, jangan sampai potensi pabrik tidak dicapai sempurna
karena kurangnya pasokan bahan baku, tetapi perusahaan sebaiknya tidak gegabah dan asal
dalam pengembangan lahan, tetap harus diperhatikan aspek lingkungan agar tidak merusak
lingkungamn, hal ini juga sebagai bagian dari corporate social responsibility

11. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) di PT Mitra Kerinci
Kebun Liki di Solok Selatan yang saat ini merupakan kebun teh PT. Mitra Kerinci, memiliki
potensi tenaga mikro hidro dari air terjun dengan ketinggian sekitar 80 m yang ada di aliran
Sungai Sei Lambe, dengan debit andalan 1.68 m3/detik 1.91 m3/detik. Kajian awal yang
sudah dilakukan untuk pembangunan power station 1 PLTMH dengan potensi listrik yang
dihasilkan adalah sebesar 1,5 MW.
Analisa Strategi:
Pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hydro tentu memerlukan kajian mendalam,
mulai dari efisiensi pembangkitnya dan pemanfaatan listriknya, namun karena sumber
energinya merupakan sumber energi tak terbatas, maka pengembangan ini memerlukan
perhatian khusus, seperti kita ketahui bahwa, pembangkit listrik konvensional menggunakan
BBM, dimana cadangan minyak bumi dunia sudah mulai berkurang, maka perlu dicari
alternatif penggantinya

25 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

12. Pembangunan Pabrik Gula Baru di Gempol, Cirebon
Dalam rangka ikut berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mencapai swasembada
gula, maka PT RNI berencana untuk membangun Pabrik Gula baru yang berlokasi di Gempol,
Cirebon, dengan kapasitas 6.000 tcd, untuk tahun 2013 direncanakan baru mencapai tahap
penyusunan studi kelayakan (FS) yang dianggarkan sebesar Rp. 250 juta.
Analisa Strategi:
Perlu studi mendalam untuk strategi ini, perusahaan harus memastikan apakah investasi ini
memang perlu, mungkin perusahaan ingin meningkatkan produksi gulanya, namun apakah
ada biaya lain yang menyertainya, bagaimana dengan pasokan bahan baku, dalam hal ini
tebu, apakah perlu tambahan ekstra karena pasokan tebu masih dikirim dari tempat lain.

13. Pengembangan Produk Minuman Sari Tebu dari Nira Encer di PG Krebet Baru
Untuk memperkuat kondisi finansial perusahaan melalui peningkatan efisiensi, produktivitas
dan juga diversifikasi produk di bidang industri tebu, PT. Rajawali Nusantara Indonesia
berencana mengembangkan produk minuman sari tebu yang diproduksi dari nira tebu.
Teknologi yang ditawarkan P3GI adalah membuat minuman sari tebu yang mempunyai
aroma dan rasa khas tebu, tanpa tambahan pewarna sintetis dan tahan disimpan pada suhu
ruang minimal 6 bulan tanpa tambahan bahan pengawet, sehingga menunjang sifat keaslian
produk ini. Saat ini produk sari tebu dikenal masyarakat sebagai minuman ringan musiman
yang dikonsumsi langsung. Setelah diperah dengan alat sederhana tanpa proses penjernihan
dan pengawetan. Untuk tahun 2013 direncanakan sudah sampai tahap survei kelayakan dan
survei pemasaran dengan anggaran biaya sebesar Rp. 500 juta.
Analisa Strategi:
Pengembangan strategi ini masik berkaitan dengan bisnis utama perusahaan, masih
berkaitan dengan tebu, perusahaan melihat adanya peluang karena sari tebu ini masih
belum ada saingannya dalam hal, kemasan premium, karena selama ini, minuman sari tebu
hanya tersedia secara tradisional dan masih musiman karena menyesuaikan dengan musim
panen tebu, perusahaan harus membuat produk yang benar-benar melekat di masyarakat,
karena produk pertamalah yang biasanya menjadi barometer suatu produk, apabila
perusahaan bisa tetap membuat produk sari tebu terbaik, bukan tidak mungkin ini akan
menjadi produk utama dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia.

14. Pengembangan pupuk dari blotong
Dalam rangka usaha peningkatan produksi tebu dan meningkatkan efisiensi biaya tanaman,
maka direncanakan pemanfaatan blotong yang dijadikan pupuk organik untuk tanaman
26 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

tebu di lingkungan PGPG RNI group, untuk tahun 2013 direncanakan akan membangun alat
produksi pupuk blotong dengan investasi sebesar Rp14 milyar.
Analisa Strategi:
Penggunaan strategi ini tentu mesti dipersiapkan secara baik, karena masih berkaitan
dengan lini produksi pabrik gula, hasil limbah yang selama ini terbuang percuma, pupuk
blotong tentu akan dapat memanfaatkan sisa limbah sangat melimpah, dan spesifik produk
sampingan dari pabrik gula, sehingga dengan modal yang sedikit, pasokan bahan baku yang
melimpah, tentu ini merupakan peluang yang sangat sayang kalau dilewatkan.

15. Pengembangan usaha retail
Dalam rangka memperkenalkan produksi PT. Rajawali Nusantara Indonesia group dan untuk
meningkatkan pendapatan, PT. Rajawali Nusantara Indonesia berencana untuk membangun
toko grosir yang bernama Rajawali Mart, untuk tahun 2013 direncanakan akan dilakukan
survei dan studi kelayakan dengan investasi sebesar Rp. 3 milyar.
Analisa Strategi:
Pengembangan usaha retail sudah dimulai oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia sebagai
lini baru dalam memasarkan produk-produknya, selain juga memasarkan produk BUMN
lainnya, tentu jaringan distribusi ini perlu dikelola dengan baik, agar kelangsungan jalur
distribusi bisa lebih terarah dan sanggup mencapai ke seluruh pelosok, tanpa melibatkan
jalur pihak ketiga

16. Perluasan pabrik di PT Phapros
PT Phapros melakukan perluasan pabrik dengan anggaran senilai Rp. 144,9 milyar untuk
investasi tanah, mesin dan bangunan pabrik.
Analisa Strategi:
PT. Phapros merupakan anak perussahaan yang tahun ini mendapatkan laba paling besar
diantara anak perusahaan lainnya, sudah nbarang tentu, dengan peningkatan ini, harus
diimbangi dengan pengembangan pabrik dan tentunya jangan juga dilupakan peningkatan
kualitas dan outputnya, sehingga konsumen tetap percaya akan kualitas produk dan
semakin loyal


27 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

17. Pembangunan pabrik minyak goreng
PT Rajawali Nusantara Indonesia akan berupaya meningkatkan nilai tambah dengan
melakukan diversifikasi produk dari CPO menjadi minyak goreng. Rencananya pembangunan
dilakukan di eks Pabrik Spiritus dan Alkohol senilai Rp. 50 milyar.
Analisa Strategi:
Pembangunan ini tentunya dengan perencanaan matang, apalagi selama ini pabrik spiritus
dan alkohol mengalami kerugian, tentunya untuk menghilangkan kerugian tersebut, perlu
dialihkan dengan cara diversifikasi produk minyak goreng, yang sampai saat ini, merupakan
salah satu bahan pokok yang permintaan pasarnya sangat tinggi, apalagi pola konsumsi
masyarakat indonesia yang cenderung menyukai produk olahan gorengan, sehingga
diversifikasi ini tentunya akan semakin meningkatkan kukku perusahaan di Indonesia

28 Analisa Strategis PT. Rajawali Nusantara Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

PT. Rajawali Nusantara Indonesia . 2013. Laporan Keuangan tahun 2013, PT. Rajawali
Nusantara Indonesia.
David, Fred R. 2012. Manajemen Strategis, Konsep,edisi 12.Salemba Empat
http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/08/pemanfaatan-limbah-padat-blotong-dan-abu-pg-
menjadi-pupuk-organik-biokompos-dengan-messbio-sebagai-dekomposer/

Anda mungkin juga menyukai