tanaman 1. Sejarah /perkembangan pemuliaan tanaman 2. Pengertian pemuliaan tanaman 3. Pengertian pemuliaan tanaman konvensional dan non-konvensional 4. Keterkaitan pemuliaan tanaman dengan bidang ilmu lainnya 2.Koleksi plasma nutfah 1. Pusat penyebaran spesies tanaman 2. Domestikasi, introduksi dan adaptasi tanaman 3. Sumber pembentukan koleksi plasma nutfah 4. Konservasi plasma nutfah dan pemanfaatannya 5. Pelestarian plasma nutfah di dunia dan Indonesia 3.Corak perkembang biakan tanaman dan kaitannya dengan pemuliaan tanaman 1. Corak perkembangbiakan tanaman 1. Seksual 2. Asexual 3. Apomiksis 4. Implikasi genetik dari masing-masing corak perkembangbiakan tanaman 4.Dasar statistik dan genetik dalam pemuliaan tanaman 1. Dasar statistik 2. Dasar genetiik 3. Variabilitas 4. Heritabilitas 5. Inbreeding 6. Heterosis 5.Metode pemuliaan tanaman 1. Pada tanaman menyerbuk sendiri 2. Pada tanaman menyerbuk silang 3. Pada tanaman membiak vegetatif 6.Resistensi dan toleransi tanaman terhadap cekaman biotik dan abiotik 1. Pengertian cekaman/stres biotik dan abiotik 2. Resistensi terhadap hama dan penyakit 3. Toleransi terhadap lahan marjinal 7.Peran bioteknologi dalam pemuliaan tanaman 1. Rekayasa genetika 2. Kultur jaringan 3. Marker Aided Selection (MAS) 8. Peran Mutasi 1. Tujuan induksi mutasi 2. Seleksi hsl mutasi 3. Laju mutasi 4. Frekuensi mutasi 9. Perbanyakan benih dan pelepasan varietas baru 1. Perbanyakan benih 2. Kelas-kelas benih 3. Syarat pelepasan varietas baru Daftar Buku: Jamsari. 2007. Bioteknologi Pemula, Prinsip Dasar Teknik Analisis Molekuler. Unri-Press. 180 halaman. Jamsari, 2008. Pengantar Pemuliaan, Landasan Biologis, Genetis dan Molekuler. Unri Press. Lewin, B. 2000. Genes. Oxford-University Press. 990 pp. Watson, J.D., J. Tooze, D.T. Kurtz. 1983. Recombinant DNA, A short course. Scientific American Book. 260 pp. Marshall, G., D. Walters. 1994. Molecular Biology in Crop Protection. Chapmann & Hall. 283 pp. Suzuki, D.T., A.J.F. Griffith, J. H. Miller, R.C. Lewontin. 1989. An Introduction to Genetic Analysis. W.H. Freeman and Company. 768 pp. Kempken, F and R. Kempken. 2000. Gentechnik bei Pflanzen. Springer-Verlag. Berlin. 245 pp. Nevers, P. 1991. Pflanzenzchtung aus der Nhe gesehen. Max-Planck-Institut fr Zchtungsforschung. 87 p Brown, T.A. 2007. Genomes 3. Garland Science Publishing. Clarck, D.P. 2005. Molecular Biology, Understanding the genetic revolution. Elsevier Academic Press. USA. Nilai dalam huruf Point Rentang skor A 4,00 85-100 A- 3,50 80-84 B+ 3,25 75-79 B 3,00 70-74 B- 2,75 65-69 C+ 2,25 60-64 C 2,00 55-59 C- 1,75 50-54 D 1,00 40-49 E 0,00 00-39 Kriteria Penilaian : Skoring penilain dilakukan sesuai dengan kriteria penilain yang berlaku ditingkat Fakultas sebagai berikut:
Komponen Penilaian: 1. Penguasaan Teori Parameter : 1. UTS = 25% 2. UAS = 25% 3. Kuis (I+II) = 10% 2. Penguasaan Praktek Nilai Praktikum (30%), terdiri dari a. UAP = 40% b. Aktifitas selama praktikum (bertanya, diskusi, inisiatif, kreatifitas)= 10% c. Laporan praktikum = 20% d. Seminar hasil praktikum = 20% e. Kehadiran praktikum = 10% Aturan dan ketentuan praktikum dibuat dalam ketentuan tersendiri. 3. Tugas mandiri : 10% Disiplin: Toleransi keterlambatan dalammengikuti perkuliahan maksimal 15 menit berlaku untuk Dosen dan mahasiswa yang disepakati pada hari pertama perkuliaahan. Seluruh tugas yang diberikan dikumpulkan sebelum perkuliahan dimulai. Setelah kuliah dimulai, maka tidak akan diterima. Segala bentuk kecurangan (ujian, tugas, plagiarisme, dll.) merupakan tindakan kriminal dan memiliki sanksi akademik dan hukum yang berlaku.
Dosen Penanggungjawab
Prof. Dr. Sc.agr. Ir. Jamsari, MP. Padang, .... Perwakilan/Komting Mahasiswa .
Kuliah berdasarkan tatap muka, dan diskusi. Bilamana terjadi pembatalan kuliah, maka akan diganti sesuai dengan jadwal yang disepakati. Kuliah menerapkan sistem SCL (student centered learning) Pakaian kuliah harus rapi, tidak boleh berambut gondrong, pakai kaos oblong dan sandal. Mahasiswa hanya diperkenankan mengikuti perkuliahan jika terlambat 15 menit (besaran waktu ini ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama pada hari pertama kuliah) Kehadiran kuliah minimal 75 % atau 12 kali jika total kuliah 16 kali. Kehadiran praktikum 100 %. Praktikum diatur sendiri oleh Penanggung jawab praktikum dengan asistennya. Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.
1.1. Sejarah Pemuliaan 1.2. Pengertian Pemuliaan Tanaman 1.3. Ilmu dan Disiplin Terkait Pemuliaan Tanaman 1.4. Keahlian Yang Dibutuhkan Pemulia Tanaman 1.5. Peranan dan Fokus Pemuliaan Tanaman 1.6. Pemuliaan Tanaman di Masa Depan
Sejarah dan Prospek Pemuliaan Tanaman
1.1. Sejarah Pemuliaan Relief yang memperlihatkan bangsa Suriah pada ta-hun 870 SM telah melakukan persilangan buatan pada tanaman kurma (Sumber: Wikipedia) Sejarah Pemuliaan Tanaman Kebudayaan pertanian telah diawali sejak 12.000 tahun sebelum masehi (SM) Mesopotamia (kebudayaan Natufiah) membudidayakan jenis rumput-rumputan liar yang merupakan moyang dari tanaman serealia Seleksi bahkan telah dilakukan manusia sejak 10.000 tahun yang lalu: tumbuh dengan cepat, memiliki biji yang lebih besar, atau buah yang lebih manis (Domestikasi)
Sejarah Gregor Mendel pada awal tahun 1900-an: (Versuche ber Plflanzenhybriden - Experiment in plant hybridization- 1866). Hugo de Vries (Belanda), Carl Correns (Jerman) dan Erich Tschermak (Austria) Camerarius Jerman (1694) orang pertama yang mendemonstrasikan tentang fungsi seks pada tanaman, persilangan merupakan suatu metode untuk menghasilkan jenis tanaman baru
Sejarah Seleksi galur murni, kultur embrio, persilangan galur-galur inbred, vigor hibrida, persilangan 4 galur hibrida, heterosis dan lain sebagainya. Pemahaman konsep-konsep teoritis seperti pewarisan karakter kwantitatif, penurunan heterozigositas, variasi kromosom seperti poliploidi, defisiensi, duplikasi dan translokasi, juga berkembang dengan cepat.
Sejarah Penggunaan statistik dalam analisis variasi untuk mengukur kemajuan pemuliaan - Fisher. Pearson :menyumbangkan konsep matematis sederhana yang kita kenal dengan standar deviasi untuk digunakan dalam analisis matematis.
Tahun Kejadian dan penemu 12.000 (SM) Bangsa Mesopotamia (kebudayaan Natufiah) telah menggunakan rumput- rumput liar sebagai bahan makanan mereka 9800 (SM) Bukti pertama budidaya gandum oleh bangsa Mesopotamia 9000 (SM) Bukti pertama tentang domestikasi tumbuhan di Lembah Sungai Tigris 8500 (SM) Budidaya gandum, barley, kacang kapri, flax, domba dan kambing. 7000 (SM) Gandum, wijen, barley dan terung mulai dibudidayakan di India/Pakistan. 5000 (SM) Munculnya komunitas berbasis pertanian di Mesopotamia 4000 (SM) Bangsa Mesir mulai menggunakan ragi dalam pembuatan anggur dan roti 3000 (SM) Bangsa Peru melakukan seleksi dan penanaman kentang. 3000 (SM) Kegiatan domestikasi untuk seluruh tanaman budidaya penting di dunia lama 2000 (SM) Bangsa Cina mengembangkan teknik fermentasi 1000 (SM) Kegiatan domestikasi untuk seluruh tanaman budidaya penting di dunia baru 800 (SM) Bangsa Syria dan Babilonia telah melakukan persilangan buatan pada tanaman korma Tabel waktu sejarah pemuliaan tanaman Lihat Tabel : Tabel waktu sejarah pemuliaan tanaman *)
*) Buku Pengantar Pemuliaan, landasan biologis, genetis dan molekuler. Jamsari, 2008. Unri Press. Pengertian Pemuliaan Tanaman Fehr, (1987): pemuliaan tanaman adalah seni dan ilmu pengetahuan perbaikan genetik tanaman. Pengertian lain: pemuliaan tanaman adalah ilmu pengetahun untuk memperbaiki keturunan tanaman agar bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Pengertian modern dalam The Canadian encyclopedia : ilmu terapan yang memanfaatkan pengetahuan tentang genetika, patologi, fisiologi tumbuhan, statistik dan biologi molekuler untuk digunakan dalam memodifikasi spesies tumbuhan bagi keperluan atau kebutuhan manusia.
Pengertian Pemuliaan Tanaman Ilmu dan Disiplin Terkait Pemuliaan Tanaman Genetika Statistik/ Biostatistik Disiplin lainnya: agronomi, hortikultura, fisiologi tumbuhan, botani, morfologi dan anatomi biokimia dan biologi molekuler (pemuliaan modern)
Aplikasi teknik MAS untuk seleksi Kelamin Keahlian Yang Dibutuhkan Pemulia Tanaman
Pengembangan kultivar, Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan metode dan teknik untuk pengembangan kultivar dan Pembinaan atau kegiatan pendidikan untuk membina para kader-kader pemulia-pemulia tanaman muda Peranan dan Fokus Pemuliaan Tanaman Menjamin kecukupan pangan Menjamin kwalitas produk pangan Produksi Produksi jagung di Amerika Serikat: meningkat 28% dalam interval 1930 -1960 Peningkatan sekarang mencapai 50%. Revolusi hijau pada tahun 1960-an: produksi padi dan gandum. Produksi gandum yang spektakuler disumbangkan oleh Norman E. Borlaug yang pada tahun 1970 mendapatkan penghargaan hadiah Nobel perdamaian.
Produksi tahunan beberapa tanaman dunia (dalam juta ton). 10 10 10 15 15 20 25 30 30 35 35 40 40 55 55 55 70 95 100 145 170 285 375 385 420 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 Buncis Biji Bunga matahari Mangga Kubis Bawang Semangka Kacang tanah Kelapa Kapas Bit Gula Apel Pisang Tomat Sorghum Tebu Jeruk Anggur Kedelai Ubi Kayu Ubi Jalar Barley Kentang Padi Jagung Gandum Produksi dalam juta ton Tanaman Sumber: International Assosciation of Plant Breeder (ASSINSEL) Komposisi dan Kandungan Senyawa Peningkatan vitamin Peningkatan kandungan gizi
Resistensi terhadap Stress Biotik and abiotik. Resistensi terhadap hama Resistensi terhadap penyakit Resistensi terhadap tekanan lingkungan Pengurangan terhadap penggunaan pestisida Kualitas Pakan Ternak Peningkatan gizi Peningkatan daya cerna Peningkatan produksi susu Peningkatan produksi telur Dll. Adaptasi Terhadap Mekanisasi Menjadikan tanaman menjadi mudah untuk dipanen menggunakan mesin dan tidak mudah rebah Adaptasi Fotoperiodisitas Pemuliaan Tanaman di Masa Depan Dari 1999 -2020 diperkirakan akan meningkat sekitar 80% (Pinstrup-Anderson dan Pandya Lorch, 1997). Perlu peningkatan 40%. Jika produksi sekarang mencapai 590-600 juta metrik ton, maka pada tahun 2020 berarti harus mencapai 840 jutra metrik ton. ADB: 2007 mengingatkan akan harga pangan yang semakin meningkat Perkembangan Pemuliaan Tanaman di Masa Depan 1) peningkatan komersialisasi produk-produk pertanian dan peluang untuk mengeekspor hasil-hasil pertanian tersebut. 2) meningkatnya kompetisi dalam menghasilkan produk-produk pertanian dengan harga yang lebih rendah. Peran Bioteknologi dalam Pemuliaan Tanaman I. Sejarah Bioteknologi Perkembangan Bioteknologi Jaman sebelum Louis Pasteur Minuman beralkohol (Bir, anggur, tuak) Makanan terfermentasi (Keju, yoghurt, tape,tempe, petis, terasi) Perkembangan Bioteknologi Jaman Louis Pasteur Alkohol (Etanol, Butanol, aseton, gliserol) Asam organik (Asam sitrat, asam asetat) Pengolahan limbah secara aerob Perkembangan Bioteknologi Jaman antibiotika Antibiotika (Penisilin, tetrasiklin, streptomisin) Vaksin (Vaksin anti NCD, vaksin anti polio) Transformasi steroid (DOPA) Teknologi fermentasi media cair Teknologi biakan jaringan hewan Perkembangan Bioteknologi Jaman pasca antibiotika Asam amino (Asam glutamat, lisin, aspartame) Protein sel tunggal Enzim (amilase, glukosa isomerase, glukosa dehidrogenase) Teknologi imobilisasi sel dan ensim Teknologi pengolahan limbah cair anaerob (Biogas) Polisakarida bakteri (Xanthan, Trehalosa) Timeline Perkembangan Bioteknologi Perkembangan ilmu Genetika : Mendel (1822-1884) 1843, Abbe` Napp (1843) Seleksi kuda (Babylonia-6000 SM): benih padi :Cina; Gandum, jagung : Eropah dan Amerika Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Timeline Perkembangan Bioteknologi Tahun Kejadian penting 1865 Gen dianggap sebagai faktor partikulat 1900 Penemuan kembali hukum Mendel (Correns, Tschermak, de Vries) 1903 Khromosome adalah unit keturunan 1910 Gen-gen terletak pada kromosom 1913 Kromosome mengandung gen-gen yang tersusun secara linear 1927 Mutasi adalah perubahan physik pada gen 1931 Rekombinasi disebabkan oleh pindah silang 1944 DNA adalah materi genetik 1945 Gen adalah pengkode protein 1953 DNA berbentuk double helix (Watson dan Crick) 1958 Replikasi DNA bersifat semikonservatif 1961 Kode genetik tersusun secara triplet 1972 Kloning DNA ke dalam plasmid vektor 1976 Kloning gen pengendali insulin Tahun Kejadian 1972 Dihasilkannya rekombinan DNA pertama dengan bantuan enzim Ligase, Dihasilkannya organisme transgenik pertama oleh Cohen, et al. 1973 Ditemukannya teknik elektrophoresis dengan Agarose 1975 Sekuensing dengan metode pemutusan berantai 1975 Metode hibridisasi DNA 1977 Didirikannya perusahaan yang bergerak dalam teknologi gen: Genentech 1978 Diperkenalkannya RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) 1981 579 gen manusia berhasil dipetakan diperkenalkannya Hibridisasi in-situ 1982 Genbank sekuens pertama didirikan 1983 Identifikasi pertama penyakit Huntingtons pada kromosom IV 1984 Diperkenalkannya Pulsefield Gel Elektroporesis (PFGE) 1985 Diperkenalkannya PCR (Polymerase Chain Reaction) 1987 Diperkenalkannya YAC (Yeast Artificial Chromosome) 1988 Didirikannya proyek pensekuenan genom manusia 1989 Peta lengkap pertama genome Hemophilius influenzae 1992 Peta tautan lengkap genome manusia pertama Timeline Perkembangan Bioteknologi 2000 Genom Arabidopsis thaliana selesai disekuens 2000 Genome manusia H.sapiens selesai disekuens 2000 Genom Oriza sativa selesai disekuens 2002 Genom nyamuk Anopheles gambiae dan Plasmodium palcifarum selesai disekuens 1993 Diperkenalkannya ESTs (Expressed Sequences Tags), Dipublikasikannya peta fisik pertama genome manusia 1995 Genom Haemophilus influenza dan Mycoplasma genitalium lengkap disekuens 1996 Genom Saccharomyces cereviceae (Eukaryot) lengkap disekuens, juga Eschericia coli , Methanococcus fannaschii (Archaeobacteria) lengkap disekuens, Diperkenalkannya teknologi chip 1997 Dipublikasikannya peta fisik genom manusia yang lengkap 1998 Genom C. elegans selesai disekuens 1999 Genom Drosophila melanogaster selesai disekuens Tahun Kejadian Timeline Perkembangan Bioteknologi 2. Pengertian Bioteknologi Bios : makhluk hidup Teknos : teknik/metode/prosedur Logos : ilmu pengetahuan Definisi Bioteknologi adalah teknologi yang mengaplikasikan penggunaan sistem biologis, organisme hidup, atau turunannya untuk membuat atau memodifikasi produk ataupun proses untuk tujuan tertentu. Interpretasi (luas) mencakup berbagai alat dan teknik yang digunakan dalam berbagai kegiatan produksi material. Interpretasi (sempit) berkaitan dengan teknik-teknik DNA (Deoxyribonucleic acid) yakni material genetik yang terdapat pada setiap organisme hidup, biologi molekuler dan aplikasi-aplikasi teknik reproduksi. CBD (Convention on Biological Diversity) 29 Desember 1993 Rio de Janeiro: Pengertian Bioteknologi dan Ilmu Terkait dalam Bioteknologi Biotek nologi Pertanian Kedokteran Peternakan Farmasi Teknologi pangan Lingkungan Kehutanan Industri Nanoteknologi Bidang Kajian Ilmu pendukung sesuai bidang kajian ????????? 3. Kontribusi bioteknologi dalam bidang pertanian Penciptaan Varietas Resisten Resistensi terhadap Herbisida Tanaman dengan resistensi terhadap herbisida adalah tanaman transgenik pertama yang diusahakan secara komersial, dengan alasan: 1.Relatif mudah untuk menghasilkannya 2.Gulma dapat menyebabkan 10-15% pengurangan hasil 3.Penggunaan herbisida yang tidak saja mahal, akan tetapi juga tidak ramah lingkungan. Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Herbisida Total X Herbisida Selektif Aktif pada dosis tertentu terhadap tumbuhan tertentu dengan karakter morfologi dan fisiologi tertentu Persistensi lama di tanah dan air. Atrazin, Bromoxynil, 2.4-D
Meracun terhadap semua jenis tumbuhan
Cepat terurari di tanah (Phosphinothricin, Basta=(WP) PPT/10 hari), Glyphosat (Round up (WP)/3-60 hari) Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Penciptaan Tanaman Resistensi terhadap Herbisida Sumber gen Resisten: gen bar- dan gen pat- diisolasi dari Bakteri tanah Streptomyces hygroscopicus dan S. viridochromogenes Mutan Lucerne (Medicago sativa) gen toleran terhadap Basta Produk: Phosphinothricin-acetyltransferase Fungsi: detoksifikasi melalui proses acetilasi Promotor: 35S-Promotor dari CaMV Tanaman: lucerne, tomat, jagung, padi, gandum dan kedelai Herbisida Basta Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Glyphosat Enzym Oxidoreduktase (bakteri) dan EPSP-Shynthase (35S-Promotor) dari A. tumifaciens strain CP4 (mutant) Tanaman transgenik yang dihasilkan: Kapas, kentang, Jagung, kedelai, tembakau dan gandum 1996-1997 (USA): Tanaman transgenik resisten herbisida menurunkan penggunaan herbisida 22-26%. Erosi tanah menurun 90%, peningkatan produksi 5% Problem : kekuatiran tentang penyebaran gen herbisida resisten, dicoba penggunaan plastida sebagai target untuk pengintegrasian gen asing Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Resistensi terhadap herbisida Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Resistensi terhadap Serangga Tanaman: Kapas, kentang, jagung, tomat Keuntungan: Kapas: penghematan insektisida 3,6 juta liter, produksi 7% meningkat Jagung : 300.000 kg (10%) Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA European corn borer Western corn rootworm Pertimbangan: Penggunaan insektisida yang jelas selain tidak ekonomis juga tidak ramah lingkungan Menjadikan tanaman resisten terhadap serangga Sumber gen resisten: Bacillus thuringiensis, Bt-toxin , -Endotoxin Resistensi terhadap Serangga Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Problem: Ada serangga yang resisten terhadap _endotoxin, Strategi lain: Serin-Proteinase-inhibitor (menghambat enzim pencernaan) Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Resistensi terhadap Virus Cross protection Coat protein gen ditransfer sebagai pelindung thdp. virus asing Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Source: www.apsnet.org Resistensi terhadap Bakteri dan jamur R-Gene (-Resistent Gen) 200 jenis bakteri bersifat pathogen (prokaryot) 8000 jenis jamur bersifat pathogen (Eukaryot) (100.000 jenis nonpathogen) Pathogen Tanaman Inang Gejala Penyakit Bakteri Agrobacterium tumifaciens Tumbuhan dikotil Pembentukan tumor Erwinia amylovora Apel, peer Pseodomonas syringae pv. lachrymans Timun Bercak daun Streptomyces scabies Kentang Bisul Xanthomonas oryzae pv. oryzae Padi Blast Jamur Ophiostoma novo-ulmi Ulm Mati ulm Phytoptora infestans Kentang Busuk umbi Puccinia graminis Gandum Karat hitam Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Kasus Phytoptora infestans
Tanaman kentang di USA (1845), kelaparan terparah di dunia sehingga menyebabkan migrasi besar-besaran dari Irlandia ke USA Kerusakan akibat Jamur dan Bakteri: Kerusakan morfologis, fisiologis kontaminasi (mycotoksin) didalam bahan makanan dalam jang- ka panjang bersifat carcinogenic Strategi: - Chitinase untuk mencerna lapisan chitin dinding sel jamur (spesifik) - -Thionin terhadap Pseudomonas syringae, dan Fusarium oxysporum Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA - Gen Cholinoxygenase dari bakteri Arthrobacter globiformis menghasilkan Transgenik Arabidopsi thaliana toleran terhadap kadar garam tinggi (Glycinbetain) - Mannitol-Dehydrogenase (E. coli )menyebabkan akumulasi mannitol yang bisa meningkatkan toleransi terhadap kekeringan pada tanaman tembakau - Quicsilberreduktase (bakteri) pada tanaman Liriodendron tulipifera meningkatkan toleransi terhadap logam perak Strategi - Gen Metallothionin pada tanaman tembakau meningkatkan resistensi terhadap logam Cadmium Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Toleran terhadap stress lingkungan (abiotic-stress) Panas, Dingin, Kekeringan Kadar Garam yang tinggi Kekurangan mineral Logam berat Radiasi UV-B Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Gene glutathione dari E. coli berperan dalam chelating untuk mengurangi keracunan pollutant. Deteksi pollutant Rumput lapangan golf Bio Steel Tahan herbisida Tumbuh lambat mengurangi pemangkasan mengurangi polusi Jaring laba-laba adalah protein terkuat Protein penyusu jaring laba-laba diekspresikan di bulu domba Hasilnya utuk membuat baju tahan peluru (Nexia)
Deteksi Ranjau Darat Dibutuhkan oleh Angkatan Darat, Tanpa upaya ini,anak-anak dan penduduk sipil terancam Bantuan Bioteknologi Tanaman (dikembangkan oleh Aresa Biodetection) Gen yang peka terhadap logam dimasukkan ke dalam tanaman Apabila akar tanaman menyentuh ranjau darat, Tanaman berubah warna dari hijau menjadi merah Mendeteksi ranjau darat Perubahan pada bahan makanan Negara berkembang: kekurangan pangan Negara Maju : Alergi, kualitas bahan makanan, transportasi Strategi - Gen AGPase (ADP-Glucose-phsoporilase) dari E. coli digunakan untuk meningkatkan kandungan pati pada tanaman kentang Sebaliknya teknik ekspressi antisense Dihasilkan kentang yang menghasilkan amylopketin, tapi tanpa amylosa (penting untuk industri) - Gen Thioesterase dari Umbellularia californica dapat meningkatkan kandungan Laurat pada tanaman Raps, berguna dalam pembuatan margarin Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Kandungan Protein dan asam amino esensial, vitamin - Pada tanaman padi dihasilkan tanaman transgenikj yang mampu menghasilkan kadar -Carotin yang tinggi. Untuk itu empat macam gen pengkode empat macam enzim diintegrasikan: - Phyton-Synthase, Phytoen-Desaturase, -Carotin-Desaturase dan Lycopen--Cyclase. - Golden Rice Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Perubahan pada bahan makanan Rasa dan Daya Simpan Polygalacturonase dengan teknik antisense dapat diinaktifkan dan daya simpan menjadi lama. Tomat dengan tanda Flavr Savr. Bahan baku industri E. coli Source: Wikipedia Poly (3HB) = PHB untuk menghasilkan materi bioplastik. Berhasil dicobakan pada plastida tanaman Arabidopsis thaliana dari gen Ralstonia eutropha Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Produksi Metabolik Sekunder proteins such as growth hormones, insulin, blood substitutes, and trypsin inhibitor Promega-3 fatty acid not from fish Alkaloid : Morphin = Atropin (Papaver somniferum) Taxol untuk kanker dari Taxus brevifolia Bahan untuk imunisasi: Gen spaA menghasilkan protein yang mampu mencegah karies gigi PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA References: 1. Hayward, et al. (1993). Plant Breeding-principles and prospects. Chapman & Hall. 2. Fehr, W.R. (1987). Prnciples of cultivar development. Macmillan Publishing. Co. New York. Dr. J amsari-programstudy pemuliaan tanaman-BDP-FPUA Barnase-Barstar-System ON MALE STERILITY RNase dari Bacillus amyloliquefaciens >< Barstar TA29 Barnase Barnase Degradasi RNA di tapetum Tapetum mati Pollen tidak terbentuk Tumbuhan Normal Tumbuhan Steril (MS) Barnase TA29 Barstar TA29 + Barnase Barstar Tapetum hidup Pollen terbentuk normal Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA SELEKSI BERPANDUAN PENANDA MARKER ASSISTED SELECTION (MAS) Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Penanda Morfologis Catharanthus roseus Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Sistem Penanda AFLP (Amplified Fragment Length Polymorphism) Asparagus Phenotyping Male: Female: us a a a f f f o o o s st o s st a = anther f = filament o = ovary s = style st = stigma us = degenerated stamen This picture is a courtesy of Jamsari. Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA M m m f m m m f m m m f f m m m m 430 bp Sistem Penanda STS (Sequences Tagged Sites) CAPs (Cleavage Amplified Polymorphisms) ASP2-SP6 (M) 400 bp 104 bp 189 bp 341 bp 361 bp 104 bp 85 bp 152 bp 20 bp 39 bp 400 bp 211 bp 104 bp 20-39 bp 85 bp 152 bp V Mm MM mm Mm MM mm A B ASP2-SP6 (m) 400 bp 104 bp 189 bp 104 bp 85 bp C STS CAPs Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Sistem Penanda SNP (Single Nucleotide Polymorphism) 4. Konsep Sel Sebagai Produsen Konversi bahan mentah Produksi bahan obat- obatan Teknik Lingkungan dan Energi alternatif Bahan baku dalamindustri Produk Pertanian Produksi bahan makanan Enzim: untuk mencerna lemak, selulose, protein, pati, Antibiotika, hormon, enzim, bahan, imunisasi, inhibitor, antibodi, vitamin Degradasi dan perubahan kontaminan berbahaya untuk pembersihan sampah. Biogas, Enzimpencuci, kosmetik, Plastik dan pembungkus ramah lingkungan, Protein pa- kan ternak, Asam amino, vitamin silase, Biopestisida, Tanaman resisten, metabolik sekunder Kultur starter protein, aroma buatan, bahan pengawet, Zat perasa, konsentrat Sel Sebagai Produsen Peluang pemanfaatan sel sebagai produsen dengan menggunakan potensi bioteknologi Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Selesai 2.1. Pusat penyebaran spesies tanaman 2.2. Domestikasi, introduksi dan adaptasi tanaman 2.3. Sumber pembentukan koleksi plasma nutfah 2.4. Konservasi plasma nutfah dan pemanfaatannya 2.5. Pelestarian plasma nutfah di dunia dan Indonesia
Copyright Statement:
Dengan ini dinyatakan, bahwa seluruh material (teks, gambar, grafik dan seluruh alat bantu penjelas lainnya) bahan kuliah dalam format .ppt sebagaimana tercantum disini memiliki hak eksklusif intelektual bagi penyusun. Penggunaan diluar untuk keperluan pembelajaran sebagaimana disepakati dalam pemberian material harus mendapatkan izin tertulis dari penyusun dan pelanggaran dalam hal ini akan dikenakan sanksi hukum sebagaimana berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Asal usul tanaman merupakan dasar dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Keberadaan asal usul digunakan untuk melokalisasi keberadaan kerabat liar, kerabat dekat, gen-gen baru (khususnya gen- gen dominan, sumber gen-gen resisten).
Variasi Plasma Nutfah Asal usul Jagung Pengetahuan asal usul tanaman penting untuk menghindari terjadinya erosi genetik yang disebabkan oleh hilangnya plasma nutfah sebagai akibat hilangya ekotipe, genotipe lokal, hilangnya habitat (hutan tropis) dan peningkatan urbanisasi. Pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan melalui pendirian genbank (koleksi benih dalam jumlah besar, meskipun sekarang termasuk juga bagian batang) dan juga pelestarian habitat alaminya. Dr. Nikolai Ivanovich Vavilov Tokoh yang melakukan penelitian untuk mengetahui pusat- pusat asal-usul tanaman/spesies (Vavilov Centre) (1) Mexico-Guatemala, (2) Peru-Ecuador-Bolivia, (2A) Southern Chile, (2B) Southern Brazil, (3) Mediterranean, (4) Middle East, (5) Ethiopia, (6) Central Asia, (7) Indo-Burma, (7A) Siam-Malaya-Java, (8) China. Vavilov Center (Vavilov Center of Diversity) daerah didunia yang ditunjukkan oleh Dr. Nikolai Ivanovich Vavilov sebagai suatu pusat asal usul domestikasi tumbuhan. Tumbuhan tidak didomestikasi didunia secara kebetulan tetapi ada daerah dimana domsetikasi pertama berlangsung. Pusat asal usul dipercaya sebagai juga pusat keragaman (diversiti) dimana ditemukan keragaman yang tinggi antara tanaman budidaya dengan kerabat liarnya. Center Plants 1) South Mexican and Central American Center: Includes southern sections of Mexico, Guatemala, Honduras and Costa Rica. Grains and Legumes: maize , common bean, lima bean, tepary bean, jack bean, grain amaranth Melon Plants: malabar gourd, winter pumpkin, chayote Fiber Plants: upland cotton, bourbon cotton, henequen (sisal) Miscellaneous: sweetpotato, arrowroot, pepper, papaya, guava, cashew, wild black cherry, chochenial, cherry tomato , cacao. 2)South American Center: 62 plants listed; three subcenters oot Tubers: Andean potato, Other endemic cultivated potato species. 2) Peruvian, Ecuadorean, Bolivian Center: RFourteen or more species with chromosome numbers varying from 24 to 60, Edible nasturtium Grains and Legumes: starchy maize, lima bean, common bean Root Tubers: edible canna, potato Vegetable Crops: pepino, tomato, ground cherry, pumpkin, pepper Fiber Plants: Egyptian cotton Fruit and Miscellaneous: cocoa, passion flower, guava, heilborn, quinine tree, tobacco 2A) Chiloe Center (Island near the coast of southern Chile) Common potato(48 chromosomes), strawberry 2B) Brazilian-Paraguayan Center manioc, peanut, rubber tree, pineapple, Brazil nut, cashew , purple granadilla. Center Plants 3) Mediterranean Center . Cereals and Legumes: durum wheat, emmer, Polish wheat, spelt, Mediterranean oats, sand oats, canarygrass, grass pea, pea, lupine Forage Plants: Egyptian clover, white clover, crimson clover, serradella Oil and Fiber Plants: flax, rape, black mustard, olive Vegetables: garden beet, cabbage, turnip, lettuce, asparagus, celery, chicory, parsnip, rhubarb, Ethereal Oil and Spice Plants: caraway, anise, thyme, peppermint, sage , hop. Center Plants 4) Middle East . Grains and Legumes: einkorn wheat, durum wheat, poulard wheat, common wheat, oriental wheat, Persian wheat, two-row barley, rye, Mediterranean oats, common oats, lentil, lupine Forage Plants: alfalfa, Persian clover, fenugreek, vetch, hairy vetch Fruits: fig, pomegranate, apple, pear, quince, cherry , hawthorn. Center Plants 5) Ethiopia . Includes Abyssinia, Eritrea, and part of Somaliland. 38 species listed; rich in wheat and barley. Grains and Legumes: Abyssinian hard wheat, poulard wheat, emmer, Polish wheat, barley, grain sorghum, pearl millet, African millet, cowpea, flax, teff Miscellaneous: sesame, castor bean, garden cress, coffee, okra, myrrh , indigo. Center Plants 6) Central Asiatic Center . Includes Northwest India (Punjab, Northwest Frontier Provinces and Kashmir), Afghanistan, Tadjikistan, Uzbekistan, and western Tian-Shan. 43 plants Grains and Legumes: common wheat, club wheat, shot wheat, peas, lentil, horse bean, chickpea, mung bean, mustard, flax, sesame Fiber Plants: hemp, cotton Vegetables: onion, garlic, spinach, carrot Fruits: pistacio, pear, almond, grape, apple Center Plants . ) Indo-Burma: Main Center (Hindustan): Includes Assam and Burma, but not Northwest India, Punjab, nor Northwest Frontier Provinces, 117 plants Cereals and Legumes: rice, chickpea, pigeon pea, urd bean, mung bean, rice bean, cowpea, Vegetables and Tubers: eggplant, cucumber, radish, taro, yam Fruits: mango, orange, tangerine, citron, tamarind Sugar, Oil, and Fiber Plants: sugar cane, coconut palm, sesame, safflower, tree cotton, oriental cotton, jute, crotalaria, kenaf Spices, Stimulants, Dyes, and Miscellaneous: hemp, black pepper, gum arabic, sandalwood, indigo, cinnamon tree, croton, bamboo.
Center Plants . 7A) Siam-Malaya-Java: statt Indo- Malayan Center: Includes Indo-China and the Malay Archipelago, 55 plants Cereals and Legumes: Job's tears, velvet bean Fruits: pummelo, banana, breadfruit, mangosteen Oil, Sugar, Spice, and Fiber Plants: candlenut, coconut palm, sugarcane, clove, nutmeg, black pepper , manila hemp. Center Plants 8) Chinese Center: . A total of 136 endemic plants are listed in the largest independent center
Cereals and Legumes: e.g. broomcorn millet, Italian millet, Japanese barnyard millet, Koaliang, buckwheat, hull-less barley, soybean, Adzuki bean, velvet bean Roots, Tubers, and Vegetables: e.g. Chinese yam, radish, Chinese cabbage, onion, cucumber Fruits and Nuts: e.g. pear, Chinese apple, peach, apricot, cherry, walnut, litchi Sugar, Drug, and Fiber Plants: e.g.sugar cane, opium poppy, ginseng camphor, hemp. Domestikasi (Latin: domesticus) adalah proses dimana suatu populasi tumbuhan atau hewan melalui proses seleksi menjadi berada dibawah kendali manusia. Alasan-alasan domestikasi: Menghasilkan makanan Menghasilkan komoditas bermanfaat seperti wol, kapas dan sutera. Untuk transportasi Untuk perlindungan diri Penelitian sains dalam rangka penemuan obat atau untuk keindahan. Kelompok pre-Neolithic groups di Syria: rye Epi- Palaeolithic ( 11,050 SM) Lagenaria siceraria digunakan sebagai wadah air sebelum jaman keramik (10,000 SM) Tahun 8000 SM terjadi migrasi manusia dari Asia ke Amerika Jenis Serealia didomestikasi sekitar 9000 SM di Timur Tengah (Pea dan gandum). Menyusul apples dan olives (jenis pepohonan) maize, beans, dan ubi kayu Asia Timur millet, padi, dan kedelai Kegiatan memasukkan suatu jenis plasma nutfah kedalam suatu populasi tertentu. Alasan introduksi: Sumber gen-gen baru koleksi keragaman Pertukaran antar lembaga /gen bank Penelitian ilmiah Pengembangan bahan baku obat-obatan Proses evolusi dimana suatu populasi/individu menjadi lebih sesuai terhadap habitatnya. Proses adaptasi terjadi selama beberapa generasi. Istilah adaptasi lebih mengacu kepada proses, bukan produk (hasil) Adaptasi merupakan proses utama munculnya perbedaan spesies (spesiasi)
Structural (bentuk, pelindung tubuh, kelengkapan pertahanan diri dan organisasi internal) Perilaku (instink, mencari makan, perkawinan, suara) Fisiologis (adaptasi agar tanaman mampu melakukan suatu kegiatan-kegiatan tertentu seperti: mengeluarkan lendir, fototropisme, keseimbangan ionik, pertumbuhan, pengaturan suhu, dll. Tumbuhan liar sering membawa gen/alel yang bermanfaat bila tidak dilestarikan akan hilang dimasa depan. Produksi varietas baru meningkatkan keseragaman genetik dan cenderung menghilangkan keragaman genetik. Dokumentasi identitas plasma nutfah perlu dilindungi untuk mencegah terjadinya kepemilikan tidak syah. 1950s, konservasi PN mendapat perhatian masyarakat internasional. 1961 di Roma Konferensi teknis disponsori oleh FAO (Food and Agriculture Organization) 1967: 2nd Konferensi Teknis KPN: International Biological Program (IBP) Negara yang telah melakukan: Brazil, Colombia, negara-negara persemakmuran, Perancis, Jerman, Jepang, Mexico, Belanda, Scandinavia, dan Inggeris UU No. 6 Tahun 1967 tentang Peternakan dan Kehewanan, UU No 9 Tahun 1985 tentang Perikanan, UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, UU No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, serta UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sisnas Litbangrap IPTEK, Keputusan Presiden No. 100 Tahun 1993 tentang Izin Penelitian Bagi Orang Asing United Nations Convention on Biological Diversity/CBD) ; Cartagena Protocol on Biosafety tahun 2000; Bonn Guidelines on Access to Genetic Resources and Fair and Equitable sharing of the Benefits Arising out of Their Utilization tahun 2002; Daftar kekayaan spesies tanaman dan hewan yang terdapat di Indonesia Koleksi plasma nutfah tanaman di beberapa IARC1 PN diartikan sebagai bahan tanaman, hewan, mikroba atau mahluk lainnya yang mengandung satuan-satuan fungsional pewarisan sifat yang mempunyai nilai, baik aktual maupun potensial (Komnas PN, 2000). GATT (General Agreement on Tariffs and Trade), TRIP (Trade Related Intellectual Property Rights), AFTA (Asian Free Trade Agreement), Cartagena Protocol on Biosafety, dan International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (IT- PGR/FA). SK Menteri Pertanian No. 783/Kpts./OP/11/1976 telah ditetapkan Komisi untuk pertama kalinya yang secara resmi berdiri tanggal 23 Nopember 1976 dengan nama Komisi Pelestarian Plasma Nutfah Nasional (KPPNN). Komnas PN yang terakhir dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/KP.150/6/2001 tanggal 6 Juni 2001 Powerpoint Templates Page 1 K U L T U R
J A R I N G A N
PERAN KULTUR JARINGAN BAGI PEMULIAAN TANAMAN Powerpoint Templates Page 2 Pengertian, dan Tujuan Kultur jaringan = tissue culture
Kultur = kegiatan perbanyakan dengan berbagai macam tujuan (propagasi, produksi senyawa tertentu, dll.)
Jaringan= sel-sel yang telah mengalami differensiasi K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 3 Pengertian lebih luas: bukan hanya jaringan, tetapi sel, protoplasma
Dasar teori kultur jaringan: TOTIPOTENSI, kemampuan satu sel untuk membentuk organisme lengkap Persamaan: kondisi aspetik dan in-vitro P e n g e r t i a n ,
d a n
T u j u a n
Powerpoint Templates Page 4 S u m b e r
e k s p l a n t
I n i s i a s i
K a l l u s
R e g e n e r a s i
k a l l u s
O r g a n o g e n e i s
M i n i
P l a n t
T a h a p a n
Powerpoint Templates Page 5 T a h a p a n
Powerpoint Templates Page 6 Potensi pemanfaatan teknologi kultur jaringan Teknik Kultur Jaringan Aplikasi Kultur Biji 1. Peningkatan efisiensi perkecambahan untuk biji yang sukar dikecambahkan secara in-vivo. 2. Merangsang kedewasaan dengan aplikasi zat pengatur tumbuh. 3. Induksi pembentukan multi pucuk dan organogenesis melalui aplikasi zat pengatur tumbuh. 4. Eliminasi virus oleh karena benih tidak membawa virus. Kultur Embryo 1. Mengatasi masalah pengguguran embryo yang disebabkan oleh penghalang inkompatibilitas 2. Mengatasi persoalan dormansi biji dan sterilitas diri biji 3. Embryo rescue hasil hibridisasi interspesies ataupun intergenera dimana perkembangan endosperm sangat kurang. 4. Produksi monohaploid 5. Mempersingkat siklus pemuliaan Kultur ovary atau kultur ovule 1. Produksi tanaman haploid 2. Rekoveri embryo hybrid untuk mencegah pengguguran embryo pada fase awal perkembangan zigot karena penghalang inkompatibilitas. 3. Fertilisasi in-vitro P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 7 Teknik Kultur Jaringan Aplikasi Kultur anter dan mikrospora 1. Produksi tanaman haploid 2. Produksi galur homozigot diploid melalui penggandaan kromosom, sehingga dapat mengurangi siklus pemuliaan 3. Transformasi genetic menggunakan mikrospora. 4. Produksi keragaman gametoklonal 5. Investigasi kromosom dengan kromosom berset tunggal 6. Fiksasi karakter genetik dari sumber material heterozigot. Pollinasi in- vitro 1. Produksi hybrid yang sulit dilakukan dengan embryo rescue. 2. Produksi hibrid yang memiliki kekerabatan jauh yang terhalang oleh adanya inkompatibilitas style dan stigma dan menghambat perkecambahan dan pertumbuhan pollen tube. 3. Produksi transgenic dengan injeksi DNA eksogen kedalam inti sel gamet dan zigot. Kultur Organ 1. Produksi massal dari tanaman elit dan plasma nutfah langka. 2. Produksi kalus, pucuk dan akar untuk menghasilkan metabolic sekunder. 3. Pengembangan bank plasma nutfah terhadap tanaman langka dan dilindungi. P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 8 Kultur Apikal Meristem. 1. Produksi tanaman bebas virus. 2. Produksi missal genotype yang dikehendaki. 3. Memfasilitasi pertukaran plasma nutfah internasional. 4. Cryopreservasi atau konseravsi In vitro plasma nutfah 5. Transpor Phytosanitary. Embryogenesis Somatik 1. Perbanyakan massal plasma nutfah elite. 2. Produksi bibit buatan. 3. Sumber material untuk protoplas embryogenik. 4. Regenerasi transforman genetik. 5. Produksi metabolic primer spesifik benih seperti lemak di dalam minyak biji. 6. Memungkinkan untuk mekanisasi dan bioreaktor. Organogenesis dan pengayaan pertunasan axilar. 1. Perbanyakan massal plasma nutfah elite 2. Sumber material untuk manipulasi protoplas, transformasi genetic dan mirografting. 3. Konservasi genotype yang dilindungi, melalui suhu normal ataupun sub-zero temperatur. Kultur Kallus 1. Produksi plantlet melalui embryogenesis ataupun organogenesis somatik. 2. Untuk mendapatkan tanaman bebas virus. 3. Regenerasi ataupun mendapatkan varian somaklonal dan gametoklonal. 4. Sumber material untuk kultur protoplast dan suspension. 5. Produksi senyawa metabolic sekunder bermanfaat. 6. Studi biotransformasi. 7. Seleksi galur-galur yang memiliki karakter bermanfaat seperti resistensi terhadap penyakit, herbisida, overproduksi senyawa metabolic sekunder dan lain-lain. 8. Studi mutagenetik. P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 9 Teknik Kultur Jaringan Aplikasi Produksi senyawa metabolik sekunder secara In vitro 1. Produksi senyawa bermanfaat seperti obat-obatan, senyawa aromatik, pigmen, tepung dan lain-lainnya tanpa merusak tumbuhan induknya. 2. Produksi senyawa metabolic yang secara normal tidak dihasilkan oleh tumbuhan induknya. 3. Biotransformasi dan studi elicitor Kultur sell dan seleksi in-vitro pada level selluler. . Produksi embryo somatikc, morfogenesis nodul dan plantlet seluruh tanaman. 2. Over-produksi senyawa metabolik sekunder 3. Over-produksi senyawa metabolik primer. 4. Induksi dan seleksi mutan bermanfaat atau somaklonal pada level selluler dalam hal resistensi penyakit, tolerance stress dan perbaikan kualitas nutrisi dengan menggunakan ruang dan waktu yang lebih sedikit. Variati Somaklonal (Genetik atau Epigenetik) 1. Isolasi varian bermanfaat yang memiliki kemampuan adaptasi baik, genotype berproduksi tinggi tetapi kurang dalam beberapa karakter berguna lainnya. 2. Isolasi varian dengan kemampaun over-produksi senyawa metabolic primer dan sekuender. 3. Isolasi varian dengan kapasitas resistensi penyakit toleransi stress yang lebih baik. 4. Penciptaan variasi genetik tambahan pada kultivar budidaya tanpa hibridisasi. P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 10 Kultur protoplas sel, jaringan dan organ Alat untuk penelitian Phytopathologis. 1. Preparasi dan replikasi virus 2. Kulture parasit obligate. 3. Interaksi Inang-parasit. 4. Kulture nematode. 5. Testing phytoalexins and phytotoxins. 6. Studi Nodulasi. Alat untuk penelitian Fisiologis. 1. Studi siklus sel. 2. Studi proses metabolik. 3. Studi nutrisi. 4. Studi morphogenetik dan perkembangan P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 11 Mutagenesis In vitro 1. Induksi polyploidy untuk peningkatan biomassa atau hasil. 2. Introduksi keragaman genetic dan seleksi cepat dan multiplikasi mutan bermanfaat. 3. Alat untuk studi genetika perkembangan dan pemahaman proses biokimia. Isolasi, Kultur and Fusi Protoplast 1. Pengkombinasian genom tanaman yang berkerabatan jauh untuk menghasilkan hibrida somatic, hybrida asimetrik dan cybrida. 2. Produksi rekombinan organel 3. Transfer CMS (cytoplasmic male sterility=mandul jantan) kepada galur-galur elit 4. Sumber material untuk transformasi genetic 5. Penciptaan varian genetik Transformas i Genetik 1. Introduksi DNA asing sebagai metode penciptaan kombinasi genetik. 2. Transfer gen-gen yang dikehendaki untuk resistensi terhadap penyakit, hama dari spesies tumbuhan yang berkerabat ataupun tidak kedalam kultivar berproduksi tinggi tetapi peka. 3. Studi struktur dan fungsi gen. 4. Induksi akar rambut dan pucuk terratomas untuk over produksi senyawa metabolic sekunder yang ada pada tumbuhan induk maupun tidak. P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 12 Teknik Kultur Jaringan Aplikasi Pembungaan In vitro 1. Reduksi siklus hidup pertumbuhan spesies perennial seperti Bambu. 2. Supply pembungaan, buah dan biji tanpa tergantung kepada keadaan musim. Micrografting 1. Mengatasi ikompatibilitas dalam grafting (okulasi). 2. Propagasi massal mata tunas spesies elit yang akan diokulasi kepada spesies dengan karakter baik seperti sifat resistensi terhadap patogen tular tanah. 3. Multiplikasi dan mempertahankan kehidupan spesies tumbuhan akar dan transforman yang dihasilkannya. 4. Pengembangan tanaman bebas virus. Cryopreservasi dan penyimpanan suhu rendah 1. Preservasi jangka panjang plasma nutfah bermanfaat (galur sel, mersitem, organ tumbuhan, kuktur kalus morphogenetik) 2. Konservasi keragaman genetic alamiah P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 13 P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 14 Teknik Kultur Jaringan Aplikasi Kultur akar rambut 1. Pemahaman dan manipulasi metabolisme spesifik akar. 2. Untuk budidaya bersama dengan jamur Mikoriza Vesicular- Arbuscular dalam rangka peningkatan produksi metabolic sekunder. 3. Budidaya bersama dengan serangga untuk studi patogenesis. 4. Studi dan eksploitasi komersial eksudat akar bioaktif. 5. Budidaya bersama dengan teratoma pucuk untuk eksploitasi metabolisme akar dan pucuk dan biotransformasi serta produksi metabolisme spesifik di akar dan pucuk. 6. Untuk pengembangan "green hairy roots" yang bersifat fotoautotrop sehingga menghasilkan spectrum metabolik sekunder yang berbeda. P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 15 K u l t u r
A k a r
R a m b u t
Powerpoint Templates Page 16 Beberapa jenis tanaman resisten terhadap penyakit/patogen yang dihasilkan dengan menggunakan aplikasi kultur in-Vitro. Tanaman Penyakit/Patogen Stress seleksi Fase seleksi Padi (Oryza sativa) Blast Asam Tenuazoat Kallus dari protoplas Tomat (Lycopersicon esculentum) Penyakit layu fusarium Asam Fusarat Kallus daun Avena sativa Becak daun oat Victorin Regeneran dari kallus dan turunannya Tembakau (Nicotiana tabacum) Tobacco mosaic virus (TMV) Tidak diperlakukan dengan stresss Pucuk diregenerasi dari kallus yang diinfeksi dengan TMV Tomat (Lycopersicon esculentum) Layu bakteri tomat Tidak diperlakukan dengan stresss Regenerants dari kallus Alfalfa Colletotrichum sp. Kultur filtrat - Coffee Colletotrichum sp. Kultur filtrate sebagian dimurnikan - Maize Helminthosporium maydis Racun T - Oat* Helminthosporium victoriae Victorin - Oilseed Rape* Phoma lingam Kultur filtrat - Peach Xanthomonas sp. Kultur filtrat - Potato** Phytophthora infestans Kultur filtrat - Rice* Xanthomonas oryzae Kultur filtrat - Sugarcane** Helminthosporium sp. Kultur filtrat - Sugarcane** Helminthosporium sachari Racun HS yang sebagian dimurnikan - Tobacco* Psedomonas tabaci Methinine-sulfoximineo - Tobacco* Alternaria alternata Racun HS yang sebagian dimurnikan - P O T E N S I
K U L T U R
J A R I N G A N
Powerpoint Templates Page 17 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA SELEKSI BERPANDUAN PENANDA MARKER ASSISTED SELECTION (MAS) Powerpoint Templates Page 18 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA P e n a n d a
M o r f o l o g i s
Catharanthus roseus Powerpoint Templates Page 19
Powerpoint Templates Page 20 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA 2.1. Berbasis protein / enzim : Isoenzim 2.2. Berbasis DNA : RAPD, AFLP, STS Penanda Molekuler Penanda berbasis protein / enzim
Contoh :
esterase, acid phosphatase, catalase, phospoisoglucoisomerase, aldehyde dehidrogenase, dan lain-lain. Powerpoint Templates Page 21 P e n a n d a
M o l e k u l e r
Penanda Berbasis Protein Powerpoint Templates Page 22 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Penanda Berbasis DNA A B Gel elektrophoresis A B A B Southern transfer, Hibridisasi, dan Eksposisi Probe Mutasi pada titik potong 45 1 2 3 4 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 A B 1. RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) Powerpoint Templates Page 23 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA) Penanda Berbasis DNA dan PCR Genotyp A 5 3 PCR 5 3 1 3 1 Genotyp B 2 PCR Gel Elektrophoresis Genotyp A B AB Fragmen No. 1 2 3 Powerpoint Templates Page 24 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Penanda AFLP (Amplified Fragment Length Polymorphism) ------G/AATT CAAC---------------------------------------GACT/TA A------ ------C TTAA/GTTG---------------------------------------CTGA AT/T------ EcoRI Restriksi MseI AATTCAAC---------------------------------------GACT GTTG---------------------------------------CTGAAT Ligasi adaptor non posphorilated adaptor 5-CTCGTAGACTGCGTACAATTCAAC---------------------------------------GACTTACTCAGGACTCATC-3 3- CATCTGACGCATGTTAAGTTG---------------------------------------CTGAATGAGTCCTGAGTAG-5 Preamplifikasi dengan EcoRI + 1 selektif nukleotid, MseI + 1 selektif nukleotid 5-CTCGTAGACTGCGTACAATTCAAC---------------------------------------GACTTACTCAGGACTCATC-3 3- CATCTGACGCATGTTAAGTTG---------------------------------------CTGAATGAGTCCTGAGTAG-5 3-GAATGAGTCCTGAGTAG 3-GACTGCGTACAATTCA 5-CTCGTAGACTGCGTACAATTCAAC---------------------------------------GACTTACTCAGGACTCATC-3 3- CATCTGACGCATGTTAAGTTG---------------------------------------CTGAATGAGTCCTGAGTAG-5 CTGAATGAGTCCTGAGTAG-5 5-GACTGCGTACAATTCAAC Amplifikasi dengan EcoRI + 3 selektif nukleotid, MseI + 3 selektif nukleotid 7% Polyacrilamid Gel Elektrophoresis A A G AAC CTG Powerpoint Templates Page 25 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Sistem Penanda AFLP (Amplified Fragment Length Polymorphism) Powerpoint Templates Page 26 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA M m m f m m m f m m m f f m m m m 430 bp Sistem Penanda STS (Sequences Tagged Sites) CAPs (Cleavage Amplified Polymorphisms) ASP2-SP6 (M) 400 bp 104 bp 189 bp 341 bp 361 bp 104 bp 85 bp 152 bp 20 bp 39 bp 400 bp 211 bp 104 bp 20-39 bp 85 bp 152 bp V Mm MM mm Mm MM mm A B ASP2-SP6 (m) 400 bp 104 bp 189 bp 104 bp 85 bp C STS CAPs Powerpoint Templates Page 27 PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN Dr. Jamsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman Jurusan BDP-FPUA Sistem Penanda SNP (Single Nucleotide Polymorphism) Powerpoint Templates Page 28 Manfaat MAS Tugas!!! Uraikan manfaat MAS dalam bidang pemuliaan tanaman. Masing-masing orang membuat uraian menggunakan satu kasus tanaman (buah, pangan dan sayuran). Minimal 1 halaman kwarto. Kumpul: tanggal 14 Nop 2011. Powerpoint Templates Page 29 Selesai Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005
Penampilan berbagai variasi Jamur pada Media Agar Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Penampilan berbagai warna mahkota bunga mawar Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Pollen Fertil dan Steril Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Sumber: Jamsari (2004) Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 ! Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Seleksi NO Seleksi OK Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 E G* + E G* + Pengaruh Perubahan Genotip terhadap Penotip E G* + * = monogenic trait E G E G E G Mutan Tipe liar Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Perubahan sekuens DNA normal dari suatu organisme sebagai akibat aksi agen-agen kimia dan fisika atau kesalahan pada saat replikasi DNA. Organisme yang memiliki penotip normal disebut dengan tipe liar Organisme yang memilki penotip yang berubah disebut dengan mutan Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 1. Mutasi titik (point mutation): perubahan yang terjadi pada basa-basa nitrogen mana saja pada sekuens DNA suatu gen.
2. Mutasi besar (gross mutation): perubahan yang melibatkan segmen sekuens DNA yang panjang Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutasi missense: mutasi sebagai akibat perubahan satu basa nitrogen penyusun suatu kodon, yang menyebabkan perubahan terhadap asam amino yang dikodenya 5 TTC GAT GAG CCC TTG TGC ACG-3 Phe Asp Glu Pro Leu Cys Thr 5 TTC GAT AAG CCC TTG TGC ACG-3 Phe Asp Lys Pro Leu Cys Thr Mutasi G A Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutasi nonsens (nonsense mutation): mutasi titik yang merubah kodon pengkode suatu asam amino menjadi kodon terminator 5 TTC GAT GAG CCC TTG TGC ACG-3 Phe Asp Glu Pro Leu Cys Thr 5 TTC GAT GAG CCC TTG TGA ACG-3 Phe Asp Glu Pro Leu Stop Thr Mutasi C A Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutasi framshift (frameshift mutation): Mutasi titik yang terjadi akibat insersi basa nitrogen tambahan atau delesi basa nitrogen yang telah ada pada sekuens DNA suatu gen. 5 TTC GAT GAG CCC TTG TGC ACG-3 Phe Asp Glu Pro Leu Cys Thr 5 TTC GAT GAG ACC CTT GTG CAC G-3 Phe Asp Glu Thr Leu Val His Insersi basa A Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutasi silens (Silence mutation): perubahan pada salah satu basa nitrogen kodon yang tidak menyebabkan adanya perubahan pada jenis asam amino yang dikodenya. 5 TTC GAT GAG CCC TTG TGC ACG-3 Phe Asp Glu Pro Leu Cys Thr 5 TTC GAT GAG CCT TTG TGC ACG-3 Phe Asp Glu Pro Leu Cys Thr
Mutasi C T Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 1. Delesi 2. Insersi 3. Rearrangement Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Delesi : mutasi yang disebabkan oleh hilangnya sebagian sekuens DNA. Besarnya bagian yang hilang mulai dari sebagian sampai keseluruhan sekuens suatu gen Exon 1 Exon 2 Exon 3 Exon 4 5 3 Exon 1 Exon 3 Exon 4 5 3 Mutasi delesi a b c f g h a b c f g h d e a b c d e f a c d e f Insersi: insersi terjadi akibat adanya penyelipan fragmen yang biasanya berasal dari kromosom lainnya. Panjangnya bervariasi dari mulai satu fragmen gen sampai satu segmen sekuens yang besar Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Exon 1 Exon 2 Exon 3 Exon 4 5 3 Exon 1 Exon 3 Exon 4 5 3 i-DNA i-DNA insersi a b c d e f a b b c d e f duplikasi a b c d e f a b h c d e f insersi Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Rearrangement: pertukaran posisi segmen DNA sekuens di dalam atau diluar sekuens gen satu dengan yang lain. Gen 1 Gen 2 5 3 5 3 Rearrangement DNA gen 1 dan 2 Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutasi dapat terjadi secara spontan, tidak diperlakukan dengan sengaja (mutasi spontan) Atau Mutasi yang dibuat dengan sengaja (mutasi buatan) Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutasi spontan (alamiah) Frekuensinya sangat rendah untuk setiap individu gen: 10 -6 (1/1000.000) Karena itu, dilakukan mutasi buatan (induced mutation) untuk meningkatkan laju mutasi Secara umum target mutasi terjadi secara acak, belum dapat dikendalikan!!! Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Studi intensif dilakukan sejak tahun 1950-1960-an, dan telah banyak menghasilkan beberapa kultivar, tetapi, Jumlahnya masih sangat kecil dibandingkan dengan kultivar yang dikembangkan dari proses hibridisasi dan seleksi Penggunaannya didalam pemulian tanaman modern sangat terbatas Karakter Jumlah varietas yang dilepas Padi-padian Legume Lain-lain Total Hasil tinggi 27 10 10 47 Tahan rebah 23 3 - 26 Tahan penyakit 13 9 2 24 Umur genjah 19 9 8 36 Batang pendek 14 2 - 16 Kualitas (pakan, bahan roti, dll) 13 3 11 27 Tahan musim dingin 3 - - 3 Tahan naungan - 2 - 2 Panen mudah 1 2 - 3 Protein tinggi 2 2 - 4 Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Jumlah varietas yang dilepas dari hasil pemuliaan mutasi sampai 1977 Sumber: manual on mutation breeding (1977) Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutasi buatan dilakukan dengan menggunakan agen-agen penyebab mutasi (mutagen) Jenis mutagen : fisika dan kimia Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Jenis radiasi Sumber Deskripsi Bahaya Pelindung yang diperlukan Daya tembus jaringan Sinar X Mesin Sinar X Radiasi elektromagn etik Berbahaya, daya tembus kuat Beberapa milimeter, kecuali dgn. Mesin kuat Beberapa mm sampai cm Sinar gamma Radioisotop, reaktor nuklir Rad. elektromagn t Berbahaya, kuat menembus Beberapa cm, atau meter beton Beberapa cm Neutron (cepat, lambat, panas) Reaktor nuklir, akselerator Tidak tampak kecuali berinteraksi dengan AN Sangat berbahaya Pelindung tebal seperti konkret beton Beberapa cm Partikel beta Radioisotop atau akselerator Mengionisasi lebih rendah dari partikel alpha Cukup berbahaya Lempengan tebal cardboard Sampai beberapa milimeter Partikel alpa Radioisotop Inti helium mengionisasi sangat kuat Sangat berbahaya Kertas tipis Sedikit bagian dari milimeter Proton dan deutron Reaktor nuklir dan akselerator Inti hidrogen Sangat berbahaya Beberapa cm air atau paraffin Sampai beberapa centimeter Sumber: manual on mutation breeding (1977) Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Sinar UV biasanya digunakan untuk menginduksi pollen. Panjang gelombang yang digunakan antara 2500-2900 nm (optimal absorpsi Asam Nukleat) Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutagen kimia (MoMB, 1977) Grup Mutagen Contoh Produk Analog basa 5-bromo-uracil, 5 bromodeoxyuridine, 2 amino- purine Antibiotik Azaserine, mitomycin C, Streptonigrin, actinomycin D Agen alkyl: Sulfur mustard Nitrogen mustard Epoxides Ethylene eimine Sulfates, sulfonates, sulfones, dan lactone Diazoalkanes Nitrosocompounds
Diazomethane N-ethyl-N-nitroso urea Azide Sodium azide Hydroxylamine Hydroxylamine Nitrous acid Nitrous acide Acridines Acridine orange Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Ethidium Bromide juga digunakan sebagai mutagen yang umumnya menyebabkan mutasi pada organel di dalam sitoplasma: kasus CMS! Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Bahan Tanaman yang diperlakukan: Seluruh bahan tanaman: Sinar X, Sinar Gamma pada stasiun radiasi Biji; paling sering dipergunakan baik untuk mutagen fisik maupun kimia. Lebih tahan terhadap tekanan fisik seperti: desikkasi, perendaman, pembekuan, dan pada level oksigen dan gas lain yang berbeda
Biji diperlakukan dengan mutagen No mutation AA AA AA AA Aa AA Mutation/chimera Aa Aa AA Mutation/chimera Aa Aa Aa Mutation/no chimera Tanaman M1 Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Sumber: Jamsari (1996) Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Pollen: diperlakukan baik dengan mutagen kimia maupun fisika. Zigot / tanaman yang dihasilkan adalah heterozygot. A A A A A A A A A A A A A a a A a a Perlakuan mutagen Tetua betina AA X Pollen yang telah diperlakukan Sel telur A a a A A A A A No mutation AA AA AA Aa Aa Aa Mutation/ No chimera Aa Aa Aa Mutation/ No chimera AA AA AA No Mutation Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Bagian tanaman untuk perbanyakan vegetatif; jaringan meristematik; pucuk, plantlet Explant sel dan kultur jaringan Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perlakuan dengan mutagen: 1. Dosis dan laju mutagen: Penentuan dilakukan secara empiris dengan percobaan. Kriteria yang digunakan biasanya LD 50 2. Spesies dan genotip: setiap spesies dan genotipe memiliki respon berbeda terhadap perlakuan mutagen Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Mutasi Buatan Sumber: Jamsari (1996) Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 3 Kadar oksigen: Kadar oksigen yang tinggi cenderung merusak terhadap perkecambahan dan aberasi kromosom 4 Kadar air: Kelembaban tinggi mengurangi kadar oksigen demikian sebaliknya 5 Temperatur: Pada radiasi temperatur bukan faktor crusial, tetapi pada perlakuan mutagen kimia temperatur sangat berpengaruh. Suhu mempengaruhi 0,5T (half life) mutagen kimia EMS (40C = 7,9 h); Sulfur mustard (37C = 3 min). Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005
Perhatian penggunaan Mutagen!!!: Personal harus bekerja dengan hati-hati Hanya personal dengan keahlian baik sebenarnya boleh bekerja mandiri Penggunaan Jas lab, pipet, sarung tangan, kaca mata, ruang asam, masker serta peralatan lain harus dilengkapi Mengupayakan eksposisi sesingkat mungkin Menghindari kontak langsung dengan mutagen (kimia). Sampah dan sisa mutagen harus ditempatkan pada container tersendiri untuk menghindari pencemaran terhadap lingkungan Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 1. Winter et al. (1998). Instant notes in Genetics. Springer verlag. 2. Griffith, et al. (2003). Modern Genetic Analysis, Integrating Genes and Genomes. W.H. Freeman and Company 3. Suzuki, et al (1998). Introduction to Genetic Analysis. W.H. Freeman and Company. 4. Fehr (1987). Principles of Cultivar Development. Theory and Technique. Macmillan Publishing. Co. 5. Anonym (1977). Manual on Mutation Breeding. IAEA. 6. Jamsari (2008). Dasar Pemuliaan Tanaman, Landasan Biologi, genetik, dan Molekuler. Unri Press. 180 hal. Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan Tanaman Smester Genap 2004-2005 Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengertian: ketidakmampuan suatu organisme (tanaman) untuk menghasilkan pollen yang fertil Mandul Jantan a a a o o o o ua s st s st f f f A B C D Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Apa itu tanaman hibrida (F1)? X A B P F 1 Lebih vigor Penampilan lebih baik Produksi lebih tinggi, dll dibanding tetuanya Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Apa itu efek heterosis?
penampilan tanaman hibrid yang lebih baik (superior) dibandingkan dengan rata-rata penampakan tetuanya
HETEROSIS Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Heterosis Efek Galur inbred A Galur inbred B Tanaman lebih vigor dan berproduktifitas tinggi Efek positif heterosis hanya terlihat pada F1, maka produksi hibrida selalu dikontrol oleh pemulia tanaman Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Inbreeding (silang dalam): perkawinan individu-individu yang memiliki hubungan lebih dekat dibandingkan individu-individu yang berkawin secara acak pada suatu populasi. Inbreeding Inbreeding meningkatkan homozigositas, yang disebabkan oleh akumulasi frekuensi alel-alel identik pada lokus tertentu di dalam suatu populasi Peningkatan homozigositas pada individu memungkinkan ekspresi alel-alel resesif yang dalam hal tertentu menurunkan vigor serta performa individu tersebut, (terutama akan tampak sekali pada tanaman yang bersifat menyerbuk silang) Contoh: jagung, alfalfa (polyploid), Efek Inbreeding Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Penurunan vigor dan produktifitas akibat persilangan dalam (inbreeding) disebut dengan: Depressi inbreeding Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Inbreeding Tetapi: Inbreeding meningkatan variabilitas genetik diantara individu pada suatu populasi tertentu AaBb AB Ab aB ab AB AABB AABb AaBB AaBb Ab AABb AAbb AaBb Aabb aB AaBB AaBb aaBB aaBb ab AaBb Aabb aaBb aabb Selfing AaBb x AaBb Siklus I Proporsi AABB 1/16 AABb 2/16 AAbb 1/16 AaBB 2/16 Aabb 2/16 aaBB 1/16 aabb 1/16 aaBb 2/16 Total 12/16 (75%) Proporsi homozigositas Proporsi heterozigositas Proporsi AaBb 4/16 Total 4/16 (25%) Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA AABb X AABb Siklus II AB Ab AB AABB AABb Ab AABb AAbb Proporsi AABB 1/4 AABb 2/4 AAbb 1/4 Total 4/4 (100%) Proporsi homozigositas AaBb X AaBb Siklus II Sama pada siklus I Proporsi homozigositas dan heterozigositas dari siklus I dan siklus II dari ketiga persilangan (36 individu di luar tetua) Homozigot: 12 + 4 + 12 = 28/36 (77,8%) Heterozigot : 4 + 0 + 4 = 8/32 (22,2%) Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Efek Heterosis Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Galur inbred A Galur inbred B Tanaman lebih vigor dan berproduktifitas tinggi Performa ekspresi Heterosis Ada dua cara untuk mengukur ekspressi heterosis: 1. Heterosis tengah-tetua (%) =
2. Heterosis tinggi-tetua (%) =
Dimana: F1 = performa hibrid MP = performa rata-rata tetua (P1+P2)/2 HP = Performa tetua terbaik
Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA F1 MP MP x 100 F1 HP HP x 100 Performa ekspresi Heterosis Contoh: misalkan hasil suatu populasi hibrida adalah 90 unit, hasil dari tetua I 60 unit, dan hasil dari tetua II adalah 80 unit, rata-rata performa tetua adalah 70 unit, maka: Heterosis tengah-tetua =
Heterosis tinggi-tetua = Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA 90 70 70 x 100% = 28,6% 90 80 80 x 100% = 12,5% Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Heterosis dapat muncul apabila hibrid memiliki allel yang berbeda pada suatu lokus tertentu, dan terdapat level dominansi diantara alel-alel tersebut (Falconer, 1981). Dasar Genetis Heterosis Teori heterosis: 1. Hipotesis dominansi (dominan lengkap ataupun parsial dominan) (Bruce, 1910; Jones, 1917, 45,58) 2. Hipotesis overdominan: nilai heterozygote dianggap lebih superior dibandingkan nilai homozigot. (Shull, 1908; East, 1936; Hull, 1945). Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Teori lain: Hipotesis heterozigositas Hipotesis Coupling/Koppling Dasar Genetis Heterosis Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA AAbbCC x AABBcc AABbCc Asumsikan: Alel A menyumbangkan 10 unit Alel B menyumbangkan 12 unit, b = 6 unit Alel C menyumbangkan 8 unit, c = 4 unit, Dengan memasukkan masing-masing nilai: Rata-rata AA = 10, BB = 12 , bb=6, CC= 8, cc=4. Performans: AAbbCC = 10+6+8=24 AABBcc = 10+12+4=26 Dasar Genetis Heterosis
Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Hipotesis dominansi: AABbCc Dominansi penuh: 10 + 12 + 8 = 30 Partial dominan : 10 + 10 + 7 = 27
Hipotesis overdominan: 10 + 13 + 9 = 32 Dasar Genetis Heterosis AAbbCC = 10+6+8=24 AABBcc = 10+12+4=26 Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Galur inbred A Galur inbred B Tanaman lebih vigor dan berproduktifitas tinggi Skema produksi hibrida Sejarah Produksi Hibrida Thomas Fairchild during 1717 by crossing between sweet william (Dianthus barbatus and carnation (Dianthus caryophyllus).
Joseph Koelreuter, one of the famous scientist who made several crosses in Tobacco during 1760-1766 and reported hybrid vigour in F1 Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Produksi Tanaman Hibrid Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Emaskulasi, Ok Produksi hibrida massal Emaskulasi, Ok Emaskulasi, ? Emaskulasi, ?? Emaskulasi, ????? Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Tanaman Menyerbuk silang Vs Tanaman Menyerbuk sendiri Mandul Jantan emasculation of the female line by hand is required, raising costs and labor expenses of seed production Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Landasan Genetik Mandul Jantan Kontrol mandul jantan secara umum dikendalikan oleh allel resesif tunggal pada inti sel (NMS) Meskipun mekanisme genetik yang lebih kompleks telah dilaporkan, seperti pada sitoplasma (CMS) Allel untuk mandul jantan dituliskan dengan ms Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Mandul jantan pada inti sel (NMS) disebabkan baik karena peristiwa mutasi secara spontan maupun terjadi karena buatan Landasan Genetik Mandul Jantan Frekuensi NMS yg. disebabkan mutasi spontan di alam cukup tinggi, dikendalikan oleh sepasang gen resesif msms Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Landasan Genetik Mandul Jantan msms MSMS X msms MSMS X Nuclear MS inheritance Diamati pada lebih dari 175 spesies tanaman MSMS msms MSMS msms MSMS X Inti sel B B MSms Nuclear MS inheritance Pemuliaan Dua Galur (Two-Line Breeding) A. Penggunaan: environment sensitive genic male sterility (EGMS) 1. TGMS = Thermo-Sensitive Genic Male Sterility 2. PGMS = Photoperiod Sensitive Genic Male Sterlity B. Penggunaan Bahan Kimia untuk menginduksi mandul jantan Cth: GA, EtBr, Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Skema produksi hibrid 2 galur pada tanaman padi Nuclear MS inheritance Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Cytoplasmic MS inheritance Ditemukan secara alamiah pada jagung varietas Tampa (T- cytoplasma) (1970) Perubahan pada mitokondria ataupun cytoplasma Ditemukan pada jagung (Laughnan and Gabay-Laughnan, 1983), raps (Jarl et al.1988), padi (Kodowaki et al., 1988) and beet gula (e.g. Hallden et al., 1988). Mekanisme MS ditentukan dengan adanya interaksi antara elemen sitoplasma dengan element inti Jika tanaman MS tidak menghasilkan pollen, bagaimana pelestarian generasinya??? Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA CMS =
Maintaner =
Restorer: Cytoplasmic MS inheritance mfmf msms MSMS MFMF Restorer MSMS mfmf Maintainer Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Cytoplasmic MS inheritance Skema Three-Line Breeding pada padi Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Cytoplasmic MS inheritance msms mfmf Male steril Male fertil MSMS mfmf X msms mfmf Male steril MSMS MFMF CMS Maintainer X msms Mfmf Male fertil Benih hibrida Restorer Skema Three-Line Breeding pada padi Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Peranan Bioteknologi Dalam Menghasilkan MS References: 1. Hayward, et al. (1993). Plant Breeding-principles and prospects. Chapman & Hall. 2. Fehr, W.R. (1987). Prnciples of cultivar development. Macmillan Publishing. Co. New York. Dr. J amsari-programstudy pemuliaan tanaman-BDP-FPUA Barnase-Barstar-System ON MALE STERILITY RNase dari Bacillus amyloliquefaciens >< Barstar TA29 Barnase Barnase Degradasi RNA di tapetum Tapetum mati Pollen tidak terbentuk Tumbuhan Normal Tumbuhan Steril (MS) Barnase TA29 Barstar TA29 + Barnase Barstar Tapetum hidup Pollen terbentuk normal Pengantar Pemuliaan tanaman Dr. J amsari, Prog. Studi Pemuliaan Tanaman J urusan BDP-FPUA Selesai PLOIDI DAN STRUKTUR GENOM Jumlah kromosom dasar setiap genom = x Monoploid = x Diploid = 2x > 3 x disebut poliploid ( triploid=3x; tetraploid=4x, dst.
x = Jumlah kromosom dasar setiap genom. n = informasi yang menyatakan bahwa sel tersebut berasal dari hasil pembelahan miosis (gamet) (haploid monoploid) 2n = informasi yang menyatakan bahwa sel tersebut berasal dari gabungan dua buah gamet (zigot) (diploid)
A B n=4=x n=3=x A n=8=2x n=6=2x B Chromosome doubling Monoploid Diploid/haploid A n=8=2x n=6=2x B Diploid Chromosome doubling A n=16=4x n=12=2x B A B n=4=x n=3=x haploid + + A 2n=7=2x haploid diploid
Genotip Istilah Keterangan aaaa Nulliplex Tidak ada alel domi- nan Aaaa Simplex Satu alel dominan AAaa Duplex Dua alel dominan AAAa Triplex Tiga alel dominan AAAA Quadriplex Empat alel dominan Deskripsi genotip Istilah Contoh Hanya satu jenis alel yang muncul Nulliplex aaaa, bbbb Satu jenis alel muncul sebanyak 3 kali, alel yang lain muncul hanya sekali Simplex aaab, abbb Dua alel berbeda masing- masing muncul dua kali Duplex aabb, bbcc Satu alel muncul dua kali, dua alel yang berbeda muncul sekali Trigenik aabc, bbcd Empat alel berbeda, masing- masing muncul sekali Tetragenik abcd Genotip Gamet yang terbentuk Nulliplex, aaaa aa Simplex, aaab aa + ab Duplex, aabb aa + 4ab + bb Trigenik, aabc aa + 2ab + 2ac + bc Tetragenik, abcd ab + ac + ad + bc + bd + cd Level Ploidi Nilai ekonomi bagian-bagian tanaman Pertimbangan ekonomi tanaman poliploid yang dihasilkan Panjang siklus seleksi Autoploid: penggandaan kromosom - ukuran bagian tanaman meningkat - produksi benih menurun Alloploid: penyilangan dua spesies dengan genom berbeda, lalu penggandaan kromosom. - Triticale (Triticum aestivum x Secale cereale) (AABBRR) - Tritordeum Triticum aestivum x Hordeum chilense. (AABBHchHch)- Kondisi kromosom ganda yang berasal dari spesies dengan struktur yang sama (berada dalam spesies yang relatif sama) A A n=8=2x Chromosome doubling n=4=x Kondisi kromosom ganda yang berasal dari spesies dengan struktur yang berbeda (berada dalam spesies yang relatif berbeda) A B n=4=x n=3=x haploid + + A 2n=7=2x haploid diploid
A 2x=7 diploid mitosis Kondisi variasi jumlah kromosom yang bukan merupakan kelipatan dari jumlah kromosom normal. Variasi disebabkan oleh adisi, delesi keseluruhan kromosom ataupun bagian kromosom. Jenis aneuploid Jumlah kromosom Komposisi Kromosom Disomik 2n AABBCC Penambahan Trisomik Primer 2n + 1A AAABBCC Trisomik double 2n + 1A + 1B AAABBBCC Tetrasomik 2n + 2A AAAABBCC Trisomik Sekunder 2n + isokromosom A AAA*BBCC Telosomik Telosomik 2n + telosentrik A AAA@BBCC Trisomik Tertier 2n + interchange A AAABBCC Pengurangan Monosomik 2n 1A A-BBCC Nullisomik 2n 2A --BBCC Monoisodisomik 2n2A+isokromo-som A --A*BBCC Monotelosomik 2n2A + Telosentrik A --A@BBCC Tabel. Jenis aneuploid hasil adisi dan delesi dari spesies 2n Isokromosom: kromosom yang kedua lengannya adalah identik Telomer Telomer Sentromer Telosentrik kromosom: kromosom yang salah satu ujungnya adalah sentromer Interchange kromosom: kromosom yang kedua lengannya merupakan gabungan dari lengan dua kromosom berbeda Telomer Telomer Sentromer Kromosom A Kromosom B Produksi benih hibrida Pemetaan kromosom Substitusi kromosom Delesi/defisiensi a b c d e f a c d e f a b c f g h a b c f g h d e Struktur loop yang akan terbentuk sebagai akibat persitiwa delesi/defisiensi a b c d e f a b b c d e f duplikasi a b c d e f a b h c d e f insersi a b c d a b c d b c a. Tandem a b c d a b c d b c a b c d a b c d c d b. Reverse a d a d b c b b c c a d b c a d b c a b c d a d c b a b c d e f Inversi a e d c b f a b c d e a d c b e a d c b e a b c d e A B C D E F A B C D E F Parasentrik Perisentrik A B E D C F A D C B E F a b c d e f Translokasi g h i j k l a b c d k l g h i j e f Normal Rasio lengan ; panjang:pendek = 1 : 1 Inversi Rasio lengan ; panjang:pendek = 4 : 1 A B x = set dasar kromosom Monoploid = sel dengan komposisi set dasar kromosom Euploid=individu (sel) yang memiliki beberapa macam set dasar kromosom 1x = monoploid, 2x=diploid, 3x=triploid, 4x=tetraploid, 6x=heksaploid, dst. Individu dengan set kromosom > 2x disebut dengan poliploid
Pengaruh kolkisin 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 normal Dengan kolkisin dengan satu kali pembelahan sel Sel awal Sel setelah pembentukan sister kromatid Triploid 1 2 3 Trivalen Bivalen Univalen Kemungkinan Pairing Tetraploid 1 2 3 Satu Quadrialen Trivalen Univalen Kemungkinan Pairing 4 Dua Bivalen + Autopoliploid A n=8=2x A n=16=4x A B n=4=x n=3=x haploid + + A 2n=7=2x haploid dihaploid
A tetraploid Chromosme doubling 2n=14=4x Allopoliploid Triticale (Triticum aestivum x Secale cereale) (AABBRR) Tritordeum Triticum aestivum x Hordeum chilense. (AABBHchHch)-
Brassica oleraceae 2n = 18; Kubis, Kol Bunga, Brokoli, Kohlrabi Brassica carinata 2n = 34 Abyssinian mustard Brassica napus 2n = 34 Raps Brassica nigra 2n = 16 Black mustard Brassica juncea 2n = 36 Leaf mustard Brassica campestris 2n = 20 Kol Cina; Turnip Produksi benih hibrida Pemetaan kromosom Substitusi kromosom Delesi/defisiensi a b c d e f a c d e f a b c f g h a b c f g h d e Struktur loop yang akan terbentuk sebagai akibat persitiwa delesi/defisiensi CGTATATAGCGTAGTAACGTAATAGGATCATAGATA GCATATATCGCATCATTGCATTATCCTAGTATCTAT a b c d e f a b b c d e f duplikasi a b c d e f a b h c d e f insersi a b c d a b c d b c a. Tandem a b c d a b c d b c a b c d a b c d c d b. Reverse a d a d b c b b c c a d b c a d b c a b c d a d c b a b c d e f Inversi a e d c b f a b c d e a d c b e a d c b e a b c d e A B C D E F A B C D E F Parasentrik Perisentrik A B E D C F A D C B E F a b c d e f Translokasi g h i j k l a b c d k l g h i j e f Normal Rasio lengan ; panjang:pendek = 1 : 1 Inversi Rasio lengan ; panjang:pendek = 4 : 1 A B x = set dasar kromosom Monoploid = sel dengan komposisi set dasar kromosom Euploid=individu (sel) yang memiliki beberapa macam set dasar kromosom 1x = monoploid, 2x=diploid, 3x=triploid, 4x=tetraploid, 6x=heksaploid, dst. Individu dengan set kromosom > 2x disebut dengan poliploid
Pengaruh kolkisin 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 normal Dengan kolkisin dengan satu kali pembelahan sel Sel awal Sel setelah pembentukan sister kromatid Triploid 1 2 3 Trivalen Bivalen Univalen Kemungkinan Pairing Tetraploid 1 2 3 Satu Quadrialen Trivalen Univalen Kemungkinan Pairing 4 Dua Bivalen + Autopoliploid A 2x=8 A 4x=16 Chromosome doubling A B x=4 x=3 haploid + + A 2n haploid dihaploid
A tetraploid Chromosome doubling 4x=14 Allopoliploid Triticale (Triticum aestivum x Secale cereale) (AABBRR).
Tritordeum Triticum aestivum x Hordeum chilense. (AABBHchHch)-
Brassica oleraceae 2n = 18; Kubis, Kol Bunga, Brokoli, Kohlrabi Brassica carinata 2n = 34 Abyssinian mustard Brassica napus 2n = 34 Raps Brassica nigra 2n = 16 Black mustard Brassica juncea 2n = 36 Leaf mustard Brassica campestris 2n = 20 Kol Cina; Turnip high yield potential and good grain quality of wheat disease and environmental tolerance (including soil conditions) of rye Sumber: Wikipedia Kingdom: Plantae Angiosperms Monocots Commelinids Order: Poales Family: Poaceae Tribe: Triticeae Genus: Triticosecale Sumber: Wikipedia T. aestivum T. aethiopicum T. araraticum T. boeoticum T. carthlicum T. compactum T. dicoccoides T. dicoccon T. durum T. ispahanicum T. karamyschevii Kingdom: Plantae Angiosperms Monocots Commelinids Order: Poales Family: Poaceae Subfamily: Pooideae Tribe: Triticeae Genus: Triticum L. Taxonomy Sumber: Wikipedia Kingdom: Plantae Angiosperms Monocots Commelinids Order: Poales Family: Poaceae Subfamily: Pooideae Tribe: Triticeae Genus: Secale Species: S. cereale Perbandingan ukuran biji gandum, rye dantriticale Sumber: Wikipedia