Anda di halaman 1dari 40

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
LINGKUNGAN PERTANIAN DAN BIOSISTEM
(V. Hubungan Lingkungan dengan Pertumbuhan Tanaman
(Membuat Raised Bed Garden))
Oleh:
Kelompok/Shift : 6 /2017
Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 23 April 2019
Nama (NPM) : Rizky Ayu Aalimah (240110170011)
Syifa Unawahi (240110170059)
Annisa Rahmadhani (240110170080)
Putu Chatyline C. S. (240110170112)
Asisten : 1. Ade Sylvia Rosman
2. Albert Afandi Jr
3. Alfi Khoiru Nisa
4. Dimas Habibie Achsyan
5. Imam Fauzan
6. Meisha Athaya Thifalny
7. N. Putri Purnamasari K.
8. Nahda Balqis Salma
9. Rizal Hadyan Fadhillah
10. Tiara Putri Dwi D.

LABORATORIUM KONSERVASI TANAH DAN AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
Rizky Ayu Aalimah
240110170011

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak tahun 1970, istilah lahan mulai banyak digunakan. Menurut FAO, lahan
diartikan sebagai tempat di permukaan bumi yang sifat-sifatnya layak disebut
seimbang dan saling berkaitan satu sama lain, memiliki atribut mulai dari biosfer
atmosfer, batuan induk, bentuk-bentuk lahan, tanah dan ekologinya, hidrologi,
tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari aktivitas manusia pada masa lalu dan
sekarang yang menegaskan bahwa variabel itu berpengaruh nyata pada penggunaan
manusia saat ini dan akan datang.
Lahan atau tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai
peranan penting dalam segala kehidupan manusia, karena lahan atau tanah
diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan hidup, melakukan kegiatan pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan, pertambangan dan sebagainya. Pentingnya
peranan lahan atau tanah dalam kehidupan manusia, maka ketersediaannya juga jadi
terbatas. Keadaan ini menyebabkan penggunaan tanah yang rangkap (tumpang
tindih), misalnya tanah sawah yang digunakan untuk perkebunan tebu, kolam ikan
atau penggembalaan ternak atau tanah hutan yang digunakan untuk perladangan
atau pertanian tanah kering.
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan
pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh
kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Persiapan lahan merupakan pekerjaan
membuka lahan dan membersihkan dari vegetasi yang ada untuk diolah dan
disiapkan untuk penanaman. Pendayagunaan lahan atau tanah memerlukan
pengelolaan yang tepat dan sejauh mungkin mencegah dan mengurangi kerusakan
dan dapat menjamin kelestarian sumber daya alam tersebut untuk kepentingan
generasi yang akan datang. Sistem lingkungan tanah, usaha-usaha yang perlu
dikerjakan ialah rehabilitasi, pengawetan, perencanaan dan pendayagunaan tanah
yang optimum. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pratikum mengenai
alternatif dalam penanaman dan pemeliharaan tanaman untuk mengurangi
kebutuhan lahan yang luas yaitu dengan membuat raised bed garden.
Syifa Unawahi
240110170059

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum kali ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat menerapkan metode tanam dengan menggunakan metode
raised bed garden.
2. Mahasiswa dapat mengamati hubungan lingkungan dengan pertumbuhan
tanaman.
3. Mahasiswa dapat mengamati pertumbuhan tanaman pakcoy dan tanaman
kailan.

1.3 Metodologi Pengamatan dan Pengukuran


1.3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat tulis;
2. Cangkul;
3. Gunting; dan
4. Mistar.

1.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Air;
2. Campuran tanah, arang sekam, dan pupuk;
3. Kabel Ties;
4. Kardus;
5. Keranjang Industri Ukuran Besar; dan
6. Plastik UV.

1.3.3 Metode Pelaksanaan


Prosedur dalam melaksanakan praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Alat yang diperlukan untuk praktikum disiapkan;
2. Dilakukan pembuatan raised bed dengan melapisi bagian bawah keranjang
dengan kardus dan bagian dalam keranjang dengan plastik UV dan kabel ties;
3. Media tanam yang terdiri dari tanah, arang sekam, dan pupuk dicampur
sekaligus digemburkan terlebih dahulu;
4. Media tanam dimasukkan ke dalam raised bed;
5. Dilakukan pindah tanam tanaman pakcoy dan kailan yang sudah disemai
terlebih dahulu sebelumnya;
6. Pemeliharaan tanaman pakchoy dan kailan meliputi penyiraman yang
dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari atau pada saat tanah terlihat
kering selama 30 hari;
7. Pengukuran parameter tanaman yaitu jumlah daun, tinggi daun, dan diameter
batang setiap hari selama 30 hari;
8. Panen tanaman tersebut dan penimbangan berat pada masing masing jenis
tanaman; dan
9. Analisis pertumbuhan tanaman tanaman pakchoy dan kalian.
Annisa Rahmadhani
240110170080

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna
yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang
meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan
fisik tersebut. Lingkungan di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup".
Misalnya dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain dapat mempengaruhi hidupnya (Taqiya, 2013).
Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan
kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen
lainnya. Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut UU No 32
Tahun 2009 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk
hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup
lainnya yang ada di sekitarnya (Taqiya, 2013).
Pengertian dalam lingkungan hidup dalam Undang-Undang No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum (Taqiya, 2013).
Annisa Rahmadhani
240110170080

2.2 Pertumbuhan Tanaman


Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel
sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan
bersifat irreversible atau tidak dapat bali dan dapat diukur. Sedangkan Pengertian
Perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan melalui proses
pertumbuhan dan diferensiasi. Perkembangan tidak dapat diukur (Ngaisah, 2016).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan baik dari luar maupun dalam (Ngaisah, 2016):
1. Faktor luar atau lingkungan, contohnya : makanan, air, oksigen, cahaya, suhu,
dan kelembapan.
a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses
metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Karena sedang dalam
masa pertumbuhan, kamu harus cukup makan makanan yang bergizi
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu. Zat gizi
yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Semua zat ini diperoleh dari makanan. Sedangkan
bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara yang
terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida
(CO2) diubah menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari.
Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan
agar tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum,
misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada
suhu optimum, semua makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. Hewan dan manusia memiliki kemampuan untuk bertahan
hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Tumbuhan menunjukkan
pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang ditanam pada awal
musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen daripada
Annisa Rahmadhani
240110170080

padi yang ditanam pada musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah).
Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di
pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas
pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang
seindah sebelumnya. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam
pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis,
penguapan, dan pernapasan pada tumbuhan dipengaruhi oleh suhu.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin
yang terdapat pada ujung batang. Bila kamu menyimpan kecambah di
tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu akan tumbuh lebih cepat
(lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan pucat/kekuning-
kuningan karena kekurangan klorofil. Selain tumbuhan, manusia juga
membutuhkan cahaya matahari membantu pembentukan vitamin D.
d. Air dan Kelembapan
Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air,
makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi
kimia di dalam sel tidak dapat berlangsung, sehingga dapat
mengakibatkan kematian. Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap
air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab berpengarauh baik
terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab banyak air yang
dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi ini
sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga
penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
e. Tanah
Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan
Annisa Rahmadhani
240110170080

optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan


nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan
lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan air.
2. Faktor dalam, yaitu gen dan hormon. Gen merupakan materi pembawa sifat
yang diwariskan pada keturunan, sedangkan Hormon. Hormon berfungsi
sebagai pengontrol kegiatan dalam tubuh.

2.3 Hubungan Tumbuhan dengan Lingkungan


Berbagai cara di lakukan oleh pakar ekologi dalam pembagian komponen
lingkungan, salah satunya adalah (Selvia, 2016):
a. Faktor Iklim, meliputi parameter iklim utama seperti cahaya, suhu,
ketersediaan air dan angin;
b. Faktor tanah, merupakan karakteristika dari tanah seperti nutrisi tanah,
reaksi tanah, kadar air tanah, dan kondisi fisika tanah;
c. Faktor topografi, yaitu meliputi pengaruh dari terrain seperti sudut
kemiringan, aspek kemiringan dan kketinggian tempat dari muka laut; dan
d. Faktor biotik, merupakan gambaran semua interaksi dari organisme hidup
seperti kompetisi, peneduhan dan lain – lain.
Hubungan kehidupan dari lingkungan hidup itu disebut Ekosistem. Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
mahkluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan
memiliki penyusun yang beragam (Selvia, 2016).
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik)
dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu
tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada
suatu ekosistem aquarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton
yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen
abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
Biologi dan ekologi, organisme (dalam bahasa Yunani organon yang berarti
alat) adalah kumpulan molekul-molekul yang saling mempengaruhi sedemikian
Annisa Rahmadhani
240110170080

sehingga berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup. Ciri-ciri yang umum
didapati pada banyak organisme adalah sebagai berikut (Selvia, 2016):
a) Memerlukan makanan;
b) Bernafas;
c) Bergerak;
d) Tumbuh;
e) Berkembang biak; dan
f) Peka terhadap rangsang
Ciri-ciri tersebut tidaklah universal. mikroorganisme seperti misalnya bakteri
tidaklah bernafas, namun menggunakan jalur kimiawi lain. Banyak organisme yang
tidak mampu bergerak secara independen dan banyak organisme tidak berkembang
biak, walaupun spesiesnya mampu (Selvia, 2016).

2.4 Alternatif Pengganti Pot


Menanam pohon atau tanaman biasanya dilakukan langsung di tanah ataupun
menggunakan pot atau polibag. Bagi sebagian orang yang tidak memiliki lahan
(tanah) cukup luas mungkin akan memilih menanam menggunakan pot atau
polybag. Tapi untuk mendapatkan pot dan polibag tersebut tentu kita harus
membelinya. Alternatif pengganti pot yang mungkin bisa dicoba yang sebagian
besar bahannya lebih murah bahkan bisa didapatkan dengan gratis. Selain
memanfaatkan barang-barang bekas, dengan bahan ini juga kebun sobat akan
terlihat lebih menarik dan tidak biasa. Berikut ini adalah alat atau bahan yang bisa
digunakan sebagai pengganti pot adalah sebagai berikut (Rafi, 2016):
1. Sabut kelapa;
2. Kaleng;
3. Pipa paralon;
4. Bambu;
5. Karung;
6. Ban mobil bekas;
7. Botol dan gelas plastik;
8. Papan;
9. Sterofoam; dan
10. Drum atau ember.
Annisa Rahmadhani
240110170080

2.5 Raised Bed


Hal yang perlu dipikirkan saat menyiapkan taman pada raised bed yang
ditinggikan (Nolan, 2017):
1. Ukuran
Raised bed yang dibuat biasanya memiliki lebar tiga hingga empat kaki
sekitar enam hingga delapan kaki panjangnya. Hal ini memungkinkan untuk
dengan mudah mencapai raised bed yang sesuai untuk menanam, menggali,
dan menyiangi, tanpa harus ke kebun yang lebih berisiko memadatkan tanah.
2. Ketinggian
Ketinggian juga jadi faktor penting. Jika meletakkan raised bed di permukaan
yang keras, seperti jalan, atau di atas tanah yang padat, maka harus dipastikan
kedalaman untuk tanaman (terutama sayuran akar seperti wortel) ke akar. Jika
terlalu dangkal, akarnya akan mencapai lapisan bawah tanah (atau permukaan
yang keras) dan menabrak dinding bata. Biasanya kurang lebih ketinggiannya
hingga 12 inci.
3. Pemilihan Lokasi
Lokasi adalah hal yang harus diperhatikan, namun raised bed ini dapat
disesuaikan yang terpenting adalah tetap terkena cahaya matahari.
4. Pembersihan Rumput
Ini merupakan masalah umum. Cara yang lebih mudah untuk menyingkirkan
rumput adalah dengan menutupinya dengan lapisan tanah. Rumput akan
hancur dan rusak. Apabila melakukan hal tersebut di musim gugur, maka akan
memungkinkan segalanya untuk rusak selama musim dingin.
5. Irigasi
Persiapan sistem irigasi tetes dapat dialirkan dari keran atau air hujan. Dengan
cara itu dapat menjalankan selang di bawah jalur dan penambahan lapisan
mulsa, dan menyesuaikan raised bed di tempat yang terlewati sistem irigasi.
6. Jumlah Tanah
Terdapat beberapa kalkulasi tanah yang dianjurkan sesuai dengan besarnya
bentuk dari raised bed. Biasanya media tanam yang digunakan berupa
campuran antara tanah, arang sekam, pupuk kompos, dan lain lain dengan
perbandingan yang sesuai.
Rizky Ayu Aalimah
240110170011

2.6 Tanaman Sawi


Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim dan tergolong marga
Brassica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai
bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Klasifikasi dari tanaman sawi
yaitu sebagai berikut: Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas:
Dicotyledonae; Ordo: Rhoeadales (Brassicales); Famili: Cruciferae (Brassicaceae)
Genus: Brassica; Spesies: Brassica juncea L. Tanaman sawi hijau berakar serabut
yang tumbuh dan berkembang secara menyebar kesemua arah di sekitar permukaan
tanah, perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi
hijau tidak memiliki akar tunggang. Perakaran tanaman sawi hijau dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, tanah mudah
menyerap air, dan kedalaman tanah cukup dalam (Nurfalah, 2015).
Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan.
Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Sawi berdaun
lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan
daunya berserak hingga sukar membentuk krop. Tanaman sawi umumnya mudah
berbunga secara alami, baik di daratan tinggi maupun dataran rendah. Struktur
bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang tumbuh memanjang
(tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai daun
kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai
benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua. Penyerbukan bunga sawi dapat
berlangsung dengan bantuan serangga lebah maupun tangan manusia, hasil
penyerbukan ini berbentuk buah yang berisi biji, buah sawi termasuk tipe polong
yakni bentuknya panjang dan berongga, tiap polong berisi 2-8 butir biji. Biji-biji
sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman (Nurfalah,
2015).

2.7 Pakcoy (Brassica rapa L.)


2.7.1 Morfologi pakcoy (Brassica rapa L.)
Pakcoy (Brassica rapa L.) bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di
Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya
sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Pakcoy adalah jenis tanaman sayur-
Rizky Ayu Aalimah
240110170011

sayuran termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan
telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih satu
keluarga dengan Chinese vegetable. Pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina
dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Sarjono, 2003).
Tanaman pakcoy merupakan salah satu sayuran penting di Asia, atau
khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai, berbentuk oval, berwarna hijau tua,
dan mengkilat, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah
mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai
daun berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging, tanaman mencapai
tinggi 15–30 cm. Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada
berbagai varietas dalam kelompok ini. bentuk daun berwarna hijau pudar dan ungu.
Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu ketimbang sawi putih,
sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas. Vernalisasi minimum
diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat (Herawati, 2001).
2.7.2 Syarat tumbuh pakcoy (Brassica rapa L.)
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai
dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada
daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman
pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin,
sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun
demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
Tanaman pakcoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang
tahun. Musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur.
Pakcoy tergolong tanaman yang dapat ditanam pada berbagai musim, baik
musim hujan maupun musim panas dan dapat diusahakan dari dataran rendah
sampai dataran tinggi. Oleh karena itu, sayuran ini dapat dibudidayakan sepanjang
tahun. Jika budidaya pakcoy dilakukan didataran tinggi, umumnya akan cepat
berbunga, karena dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang
sejuk atau lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak baik pada air yang
menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila ditanam pada akhir musim
penghujan (Herawati,2001).
Rizky Ayu Aalimah
240110170011

2.8 Tanaman Kailan


Tanaman kailan merupakan salah satu komoditas dari sekian banyak jenis
sayuran dari keluarga kubis-kubisan. Kailan (Brassica oleraceae var. alboglabra)
merupakan tanaman semusim yang memiliki umur yang relatif pendek
dibandingkan dengan tanaman sayuran yang lain. Menurut Samadi (2013) tanaman
kailan dapat diklasifikasikan yaitu kingdom; Plantae, divisio: Spermatophyta,
kelas: Dicotyledoneae, ordo: Papavorales, famili: Cruciferae (Brassicaceae),
genus: Brassica, spesies: Brassica oleraceae var. Alboglabra (Azkal, 2018).
Tanaman kailan yang dibudidayakan umunya tumbuhan semusim (anual)
ataupun dwimusim (biannual) yang terbentuk perdu, sistem perakaran relatif
dangkal yakni menembus kedalaman tanah antara 20-30 cm. Batang tanaman kailan
umumnya pendek dan banyak mengandung air(herbaceous), disekeliling batang
hingga titik tumbuh terdapat tangkai daun yang bertangkai pendek. Bunga, bunga
kailan terdapat di ujung batang dengan bunga berwarna putih, kepala bunga
berukuran kecil, mirip dengan bunga pada brokoli. Bunga kailan terdapat dalam
tandan yang muncul dari ujung batang atau tunas,kailan berbunga sempurna dengan
enam benang sari dalam lingkarang dalam,sisanya dalam lingkarang luar. Daun,
tanaman kailan adalah sayuran yang berdaun tebal,datar mengkilap, keras,
berwarna hijau kebiruan dan letaknya berselang. Daunya panjang dan melebar
seperti caisim, sedangkan warna daun mirip dengan kembang kol berbentuk bujur
telur. Buah dari tanaman kailan berbentuk polong (siligue). Biji kailan melekat pada
kedua sisi sekat bilik yang membagi buah menjadi dua bagian. Sistem perakaran
kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang akar yang kokoh. Cabang akar
sekunder tumbuh dan menghasilkan akar tersier yang akan berfungsi menyerap
unsur hara dari dalam tanah (Azkal, 2018).
Putu Chatyline C. S.
240110170112

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Jenis tanaman : Kailan dan Caesim
Lama penanaman : 1 bulan
Berat hasil panen (total) : 458 gram
3.1.1 Tabel 1. Data Pengukuran Hasil Panen
Kailan dan Caesim
Diameter Jumlah Tinggi
No Hari, Tanggal Tanaman
Batang Daun Tanaman Dokumentasi
(cm) (buah) (cm)
A 0.12 4 2,5
B 0.32 4 2,5
C 0.12 4 2
D 0.15 3 2
Kamis, E 0.18 3 5
1
25 april 2019 F 0.18 4 3
G 0.17 4 2,5
H 0.35 3 2
I 0.20 4 4
J 0.19 4 2,5
A 0,32 4 4,5
B 0,22 4 4,5
C 0,15 4 5
D 0,9 3 4,5
Jumat, E 0,25 3 6
2
26 april 2019 F 0,36 4 3,5
G 0,17 4 3
H 0,21 3 3
I 0,15 4 2,8
J 0,16 4 3,1
A 0,44 4 10
B 0,36 4 12,5
C 0,22 4 10
D 0,12 3 7,5
Sabtu, E 0,33 3 8
3
27 april 2019 F 0,49 4 14,3
G 0,26 4 6,8
H 0,33 3 8,5
I 0,22 4 11,2
J 0,24 4 9,5
A 0,4 4 11
B 0,4 4 10,2
C 0,4 4 8
D 0,3 3 6
Minggu, E 0,3 3 8
4
28 april 2019 F
G 0,4 4 7
H 0,3 3 7
I 0,3 4 9
J
A 0,55 4 13
B 0,45 4 5,5
C 0,5 4 8
D 0,4 3 9
Senin, E 0,45 3 8
5
29 april 2019 F
G 0,6 4 8
H 0,45 3 6
I 0,4 4 7
J
A 0,31 4 14,8
B 0,21 5 11,5
C 0,28 6 12,3
D 0,4 4 12
Selasa, E 0,5 5 15
6
30 april 2019 F 0,3 5 8
G 0,3 6 10
H 0,34 5 8,5
I 0,21 6 8,5
J 0,34 7 12,3
A 1,8 5 13
B 2 4 7,5
C 2,2 4 8,5
D 2,2 5 8
Rabu, E 1,6 5 8
7
1 Mei 2019 F 2,24 4 6
G 1,8 5 9,5
H 2,2 4 9,5
I 2,3 4 4
J 2,4 4 7
A 1,8 5 13
B 2 4 7,5
C 2,2 4 8,5
D 2,2 5 8
Kamis, E 1,6 5 8
8
2 Mei 2019 F 2,24 4 6
G 1,8 5 9,5
H 2,2 4 9,5
I 2,3 4 4
J 2 4 7
A 0,18 5 10,3
B 0,21 5 11,5
C 0,2 1 10,5
D 0,23 5 11
9 Jumat, E 0,16 6 9,5
3 Mei 2019 F 0,18 5 14,6
G 0,19 6 10,5
H 0,23 5 12,7
I 0,2 5 11,2
J 0,3 5 10,5
A 0,33 5 10,3
B 0,28 5 11,5
C 0,3 1 10,5
D 0,48 5 11
Sabtu, E 0,5 6 9,5
10
4 Mei 2019 F 0,3 5 14,6
G 0,32 6 10,5
H 0,34 5 12,7
I 0,21 5 11,2
J 0,34 5 10,5
A 0,33 5 10,6
B 0,28 5 11,9
C 0,3 1 10,8
D 0,48 5 11,7
Minggu, E 0,5 6 10
11
5 mei 2019 F 0,3 5 14,8
G 0,32 6 11
H 0,34 5 13
I 0,21 5 11,8
J 0,34 5 11,1
A 0,184 6 13
B 0,23 6 11,5
C 0,23 7 13,5
D 0,23 4 11
E 0,17 4 8,5
Senin, F 0,27 4 5
12
6 mei 2019 G 0,20 5 10,5
H 0,26 5 10
I 0,28 3 7,5
J 0,26 5 8
A 0,18 4 7
B 0,42 6 10,1
C 0,24 5 11
D 0,46 8 11
E 0,43 5 8,5
Selasa, F 0,46 6 14
13
7 mei 2019 G 0,472 7 14
H 0,51 8 15,8
I 0,33 5 10,9
J 0,234 5 10
A 0,18 4 7,6
B 0,42 6 10,4
C 0,24 5 11,5
D 0,46 8 11,5
Rabu, E 0,43 5 8,7
14
8 mei 2019 F 0,46 6 14,2
G 0,472 7 14,3
H 0,51 8 16
I 0,33 5 11
J 0,234 5 10,5
A 0,35 6 7
B 0,42 7 10,5
C 0,254 5 11,5
D 0,46 4 11,5
Kamis, E 0,43 5 9,5
15
9 mei 2019 F 0,46 6 13,5
G 0,472 8 15,5
H 0,51 9 16,5
I 0,32 6 11
J 0,234 5 10,5
A 0,36 6 5,9
B 0,44 5 9,5
C 0,26 6 10,5
D 0,51 4 10,5
E 0,44 6 8,7
16 Jumat,
F 0,51 6 14,4
10 mei 2019
G 0,48 8 16,5
H 0,52 10 18,6
I 0,35 6 11,5
J 0,241 6 9,5
A 0,38 6 6
B 0,45 5 9,8
C 0,28 6 11,3
D 0,55 4 11,3
Sabtu, E 0,46 6 9
17
11 mei 2019 F 0,54 6 15
G 0,50 8 16,9
H 0,54 10 19
I 0,37 6 11,9
J 0,263 6 9,8
A 0,51 8 13,5
B 0,4 7 15,2
C 0,35 7 15
D 0,51 5 7,5
Minggu, E 0,84 9 15
18
12 mei 2019 F 0,34 7 17,9
G 0,6 7 17,3
H 0,41 6 13
I 0,33 4 9
J 0,6 8 15
A 0,51 8 13,5
B 0,43 7 13,3
C 0,53 7 12,6
D 0,32 4 10,6
Senin, E 0,6 6 9,6
19
13 mei 2019 F 0,49 7 15,5
G 0,59 10 18,6
H 0,51 11 19,8
I 0,58 7 15
J 0,41 5 10,8
A 0,51 8 13,5
B 0,91 6 16
C 0,43 6 18,4
D 0,82 4 15,5
Selasa, E 0,91 8 28
20
14 mei 2019 F 0,55 8 22,1
G 1,5 7 22,3
H 0,81 7 14,3
I 0,41 4 12
J 0,43 9 23
A 0,51 8 13,5
B 0,95 6 16,5
C 0,46 6 18,7
D 0,85 4 16,1
Rabu, E 0,95 8 30,4
21
15 mei 2019 F 0,57 8 23,6
G 1,52 7 22,4
H 0,84 7 14,6
I 0,44 4 13
J 0,45 9 26,7
A 0,51 8 13,5
B 0,21 7 16,2
C 0,23 7 18,5
D 0,23 5 15,9
Kamis, E 0,18 8 30,1
22
16 mei 2019 F 0,26 7 23
G 0,2 11 22
H 0,24 11 14,2
I 0,24 5 12,8
J 0,25 6 26,4
A 0,51 8 21,3
B 0,45 7 17
C 0,6 7 18,6
D 0,63 5 16
Jum’at, E 2,1 10 31,5
23
17 mei 2019 F 1 7 22,3
G 0,64 8 22,1
H 0,55 7 19,3
I 0,35 4 12,9
J 0,6 9 26,1
A 0,51 8 21,3
B 0,45 7 17
C 0,6 7 18,6
D 0,63 5 16
Sabtu, E 2,1 10 31,5
24
18 mei 2019 F 1 7 22,3
G 0,64 8 22,1
H 0,55 7 19,3
I 0,38 4 12,8
J 0,6 9 26,4
A 0,52 9 20,9
B 0,46 8 16,2
C 0,6 7 18,5
D 0,65 5 15,9
Minggu, E 2,3 12 30,1
25
19 mei 2019 F 1,1 8 23
G 0,65 8 22
H 0,56 8 19,2
I 0,4 4 12,8
J 0,61 12 26,4
A 0,51 8 13,5
B 0,72 9 15
C 0,85 8 16
D 0,67 6 8
Senin, E 0,82 8 11
26
20 mei 2019 F 1,31 7 15,4
G 1,567 10 19,1
H 1,34 13 19,8
I 0,62 8 16,5
J 1,1 2 11
A 0,51 8 13,5
B 0,75 7 15,3
C 0,89 10 18
D 0,68 5 9,5
Selasa, E 0,85 8 12
27
21 mei 2019 F 1,35 7 15,4
G 1,568 13 19,9
H 1,36 14 24
I 0,63 8 17
J 1,2 7 11,2
A 0,78 7 15,7
B 0,9 10 18,4
C 0,72 5 9,7
D 0,88 8 12,6
Rabu, E 1,38 7 15,5
28
22 mei 2019 F 1,6 13 20
G 1,42 14 24,3
H 0,69 8 17,2
I 1,24 7 11,5
J 0,81 7 15,6
Rizky Ayu Aalimah
240110170011

3.2 Pembahasan
Praktikum Lingkungan Pertanian dan Biosistem kali ini membahas mengenai
raised bed. Raised bed garden atau bak tanam merupakan salah satu kontruksi
dalam kegiatan bercocok tanam modern menggunakan wadah tanah yang diisi
dengan media tanam dan tanaman di dalamnya. Wadah yang digunakan pada
praktikum kali ini berupa keranjang plastik dengan panjang 60 cm, lebar 40 cm dan
tinggi 30 cm. Keranjang tersebut dilapisi oleh plastik serta pada bagian bawah
dilapisi oleh kardus yang bertujuan agar media tanam tetap berada pada wadah.
Media tanam yang digunakan yaitu tanah, kompos, arang sekam, dan cocopeat
komposisi tersebut menjadi unsur hara untuk tanaman. Arang sekam memiliki sifat
porositas yang baik dan kemampuan menyerap air rendah.
Tanaman yang dijadikan sebagai bahan percobaan adalah tanaman pakcoy
dan kailan. Pakcoy adalah sejenis tanaman sayuran daun yang sangat mirip dengan
sawi. Beberapa daerah di Indonesia telah melakukan budidaya pakcoy untuk
memasok kebutuhan dalam negeri, diantaranya adalah wilayah Indramayu. Sawi
pakcoy sendiri merupakan jenis sayuran hijau yang dimanfaatkan daunnya. Daun
tanaman ini dapat berguna sebagai sayuran yang baik untuk kesehatan mata,
percepatan pembukuan darah, tanaman ini juga mengandung banyak mineral.
Masing – masing kelompok memperoleh 10 tanaman yang ditanam dengan
pola persegi panjang yaitu 2 shaft dengan masing masing shaft terdiri dari 5
tanaman. Praktikan memperoleh 7 tanaman pakcoy dan 3 tanaman kailan.
Lingkungan yang terdapat pada lokasi penanaman tanaman menggunakan metode
raised bed ini merupakan lingkungan tak terkendali. Waktu tanam yang dipakai
yaitu 1 bulan yakni dimulai pada hari Selasa, 23 April 2019 sampai dengan Kamis,
23 Mei 2019 pada pukul 14.30 WIB. Perawatan dilakukan dengan penyiraman air
2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Metode penyiraman masih secara
konvensional yaitu menggunakan wadah embrat plastik. Pengamatan tersebut
dilakukan setiap hari dimulai pada hari pertama penanaman tanaman pakcoy dan
kailan. Parameter yang diukur adalah jumlah daun, tinggi daun, dan diameter
batang. Setiap tanaman yang tumbuh memiliki kesuburan yang berbeda-beda.
Setiap tanaman juga memiliki jumlah daun, tinggi daun dan diameter batang yang
berbeda-beda. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan hasil tanaman ini
diantaranya adalah intensitas penyiraman yang dilakukan, faktor biotik dan abiotik
di lingkungan penanaman, benih yang dipakai, serta jenis tanaman
Hasil pada pengukuran hari pertama diperoleh jumlah daun sebanyak 3 atau
4 daun dengan ketinggian daun berkisar 1 cm sampai 5,5 cm yang diukur
menggunakan penggaris pada pengukuran hari ke 28 jumlah daun berkisar 5 daun
sampai 14 daun dengan tinggi daun antara 11,2 cm sampai 24 cm dan diameter
batang berkisar antara 0,63 cm sampai dengan 1,568 cm yang diukur menggunakan
jangka sorong. Perubahan parameter yang diukur sangat terlihat, perbandingannya
pun cukup signifikan. Kendala yang ada pada tanaman tersebut salah satunya
terdapat daun yang berlubang karena terdapat serangga dan ulat sebagai hama
pengganggu. Daun juga terdapat beberapa yang berwarna kuning akibat kekeringan
dan sedikit layu bahkan 1 bibit tanaman praktikan yaitu pakcoy mati dapat
disebabkan karena terlalu layu. Daun yang terdapat pada tanaman pakcoy lebar dan
besar sedangkan pada tanaman kalian memiliki daun yang tebal.
Masa panen tiba, semua tanaman pakcoy maupun kailan tersebut dikemas
pada plastik yang sudah diberikan. Sebelum dikemas tanaman tersebut dibersihkan
dari sisa-sisa media tanam yang menempel pada akar, akan lebih baik jika di cuci
menggunakan air terlebih dahulu agar sisa kotoran atau tanah yang masih
menempel pada akar menghilang serta menghilangkan kotoran, serangga, maupun
bakteri yang menempel. Hasil panen tanaman tersebut dilakukan penimbangan
berat pada masing masing jenis. Tanaman praktikan yang berupa pakcoy
memperoleh berat sebesar 177 gram dan pada kalian sebesar 45 gram. Kelebihan
dari metode raised bed garden ini diantaranya dapat mencegah tanah dari
kemungkinan erosi atau terkikis air hujan, minim gulma, mencegah tanah (media
tanam) menjadi padat karena menyediakan drainase dan sirkulasi udara yang lebih
baik.
Syifa Unawahi
240110170059

3.2 Pembahasan
Praktikum Lingkungan Pertanian dan Biosistem kali ini membahas mengenai
raise bed garden yang merupakan salah satu metode bercocok tanam modern yang
menggunakan wadah tanah yang diisi dengan media tanam dan tanaman di
dalamnya. Raise bed garden dapat digunakan ketika hendak berkebun tetapi
memiliki keterbatasan lahan. Wadah yang digunakan pada praktikum kali ini
berupa keranjang plastik dengan panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 30 cm yang
dilapisi oleh plastik dan pada bagian bawahnya dilapisi oleh kardus yang bertujuan
agar media tanam tetap berada pada wadah. Penggunaan raise bed garden dapat
mencegah tumbuhnya rumput–rumput liar pada keseluruhan lahan, mencegah tanah
menjadi padat karena menyediakan drainase yang baik, mengurangi tanaman
terserang hama serta menjaga tanah yang ditanami tanaman terlindungi dari erosi
atau terkikisnya tanah akibat hujan. Media tanam yang digunakan pada praktikum
kali ini yaitu tanah, kompos, cocopeat dan arang sekam. Pemilihan media tanam ini
merupakan usaha untuk pemberian unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
secara optimum. Perbandingan tanah, kompos dan cocopeat dengan arang sekam
adalah 1:3. Pemberian arang sekam yang lebih banyak agar tanah tidak padat dan
porositas tanah meningkat sehingga memudahkan perakaran tanaman dalam
mencari air. Arang sekam memiliki sifat porositas yang baik dan kemampuan
menyerap air rendah. Media tanam cocopeat terbuat dari sabut kelapa. Berdasarkan
literatur cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air, memiliki
pori-pori yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari, tetapi
cocopeat tidak memiliki unsur hara seperti pada tanah sehingga cocopeat
membutuhkan tambahan pupuk sebagai penyubur yaitu contoh nya kompos.
Tanaman yang dibudidayakan pada praktikum kali ini ada dua yaitu pakchoy dan
kailan dengan lama waktu penanaman adalah 30 hari. Tanaman tersebut mudah
dijumpai di Indonesia karena cara penanaman yang mudah serta tanaman ini tidak
sulit untuk ditemukan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pakchoy dan kalian yang ditanam
tumbuh dengan kurang baik. Pengamatan tersebut dilakukan setiap hari dimulai
pada hari pertama penanaman tanaman pakcoy dan kailan. Parameter yang diukur
adalah jumlah daun, tinggi daun, dan diameter batang. Tanaman pakchoy dan kalian
yang tumbuh memiliki kesuburan yang berbeda-beda dalam setiap hari. Hasil
pengamatan pada hari pertama diperoleh jumlah daun sebanyak 3 atau 4 daun
dengan ketinggian tanaman berkisar 1 cm sampai 5,5 cm yang diukur menggunakan
penggaris dan pada pengukuran hari ke 28 jumlah daun berkisar 5 daun sampai 14
daun dengan tinggi tanaman antara 11,2 cm sampai 15 cm. Berdasarkan literatur,
pakchoy dapat tumbuh sampai tingginya mencapai tinggi 15–30 cm. Pakchoy yang
ditanam tidak mencapai tinggi maksimum, hal tersebut dapat disebabakan karena
tanaman kekurangan nutrisi serta tanaman kekuragan air, sedangkan cuaca selalu
panas. Semakin lama penyinaran matahari, maka semakin banyak air yang
terevapotranspirasi, sehingga penyiraman tanaman harus dilakukan secara cukup
terutama pada hari pertama penanaman.
Hasil pengamatan terdapat adanya tanaman pakchoy dan kailan yang kerdil,
daun yang berlubang serta terdapat beberapa daun yang berwarna kuning akibat
kekeringan dan sedikit layu bahkan 1 bibit tanaman praktikan yaitu pakcoy mati.
Tanaman pakchoy dan kailan yang kerdil disebabkan karena kekurangan unsur hara
dan nitrogen akibat jarak tanam yang terlalu rapat. Penyebab lain tanaman pakchoy
dan kailan menjadi kerdil adalah karena adanya persaingan dalam memperebutkan
unsur hara antar tanaman, oleh karena itu seharusnya jarak antar tanaman nya di
sesuaika jangan terlalu dekat pada raised bed garden tersebut. Daun yang berlubang
disebabkan karena adanya hama yang memakan daun pakchoy dan kailan tersebut.
Proses pertumbuhan tanaman pakchoy dan kalian ini tidak memakai pestisida,
sehingga ada daun yang rusak dan berlobang akibat hama. Daun yang kuning
disebabkan karena kekurangan air sedangkan tanaman tersebut terkena intensitas
cahaya matahari yang tinggi. Bibit pakchoy yang sudah mati disebabkan karena
terlalu layu dan peletakkan saat menanam bibitnya terlalu rapat dengan tanaman
yang lainnya sehingga terjadinya perebutan unsur hara antar tanaman.
Hasil panen tanaman pakchoy dan kailan memilki berat pada masing masing
jenis yaitu tanaman pakcoy memperoleh berat sebesar 177 gram dan pada kalian
sebesar 45 gram. Faktor yang mempengaruhi hasil panen salah satunya adalah
pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan tanaman pakchoy dan kailan meliputi
penyiraman yang dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari atau pada saat
tanah terlihat kering. Metode penyiraman masih secara konvensional yaitu
menggunakan wadah embrat plastik. Pemeliharaan lainnya adalah pemberian jarak
dari setiap tanaman agar tidak terlalu rapat yang bertujuan untuk memaksimalkan
pertumbuhan tanaman pakchoy dan kailan, selain itu dilakukan penyulaman atau
penggantian tanaman mati atau rusak akibat terserang hama dengan tanaman yang
baru. Pemeliharaan tanaman sangat penting karena dapat mempengaruhi hasil
panen. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perbedaan hasil panen tanaman ini
adalah faktor biotik dan abiotik di lingkungan penanaman, benih yang dipakai, serta
jenis tanaman.
Suhu optimal untuk tanaman pakchoy dan kailan adalah 15-30oC. Pakchoy
dan kailan dapat tumbuh dengan curah hujan sebesar lebih dari 200 mm/bulan,
curah hujan dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman.
Keadaan curah hujan ini juga berhubungan erat dengan ketersediaan air bagi
tanaman. Tanah atau media tanam harus disinari sinar matahari yang baik dan air
yang cukup. pH tanah atau media tanam yang cocok untuk tanaman pakchoy dan
kailan adalah 5,5–7. Media tanam yang terlalu asam tidak cocok untuk ditumbuhi
pakchoy dan kailan, sehingga perlu dilakukan pengapuran atau menambahkan
kapur pada media tanam tersebut agar pH tanah netral sehinga dapat ditanami
tanaman pakchoy dan kailan. Penanaman pakchoy dan kailan yang baik adalah
dilakukan pada sore hari agar bibit yang ditanam tidak mengalami stres pada saat
transplanting. Tanaman pakchoy dan kailan harus diberi air yang cukup,
ketersediaan air yang berlebihan juga tidak baik untuk pertumbuhan pakchoy dan
kailan karena dapat menimbulkan berbagai penyakit dan penurunan kualitas hasil.
Pembuatan raise bed garden untuk memanfaatkan lahan yang ada merupakan cara
yang tepat dalam memanfaaatkan lahan yang sempit bahkan dengan metode
penanaman ini dapat diterapkan di rooftop sebuah bangunan atau gedung.
Annisa Rahmadhani
240110170080

3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai pembudidayaan tanaman holtikultura
dengan media tanam raised bed. Tanaman yang dibudidayakan ada dua yaitu
pakchoy dan kailan. Tanaman tersebut mudah dijumpai di Indonesia karena cara
penanaman yang mudah serta bukan merupakan tanaman musiman sehingga akan
tersedia kapanpun kita butuhkan. Media tanam yang digunakan adalah keranjang
berukuran 60cm x 40cm x 30cm yang bagian dalamnya dilapisi plastik tebal serta
dialasi kardus agar tanah yang akan diletakkan tidak tercecer atau terbuang. Media
tanam ini termasuk media tanam yang cukup sederhana dan mudah untuk dibuat,
karena dimensi yang tidak rumit sehingga memudahkan untuk menyesuaikan
bentuk wadahnya. Media tanam ini diletakkan di rooftop gedung Teknologi
Pangan, tetapi sebelum diletakkan di rooftop, wadah media tanam diberi campuran
tanah dan pupuk terlebih dahulu. Pupuk yang digunakan untuk mencampuri tanah
di dalam raised bed tersebut adalah pupuk kompos, selain itu juga diberi arang
sekam dengan perbandingan pupuk dan arang sekam 1:3. Pemberian arang sekam
yang lebih banyak agar tanah tidak padat dan porositas tanah meningkat sehingga
memudahkan perakaran tanaman dalam mencari air.
Penanaman dilakukan setelah tanah, pupuk, dan arang sekam tercampur rata
dan tanah dalam keadaan sama tinggi di dalam raised bed tersebut. Penamaman
yang dilakukan menggunakan bibit tanaman pakchoy dan kailan yang berjumlah 10
bibit tanaman untuk setiap wadah media tanamnya dengan jarak tanam yang sesuai,
tidak terlalu rapat dan tidak terlalu lebar agar dalam pertumbuhannya tidak ada yang
overlap atau tumpang tindih serta dalam pencarian nutrisinya tidak saling berebut,
sehingga tanaman dapat tumbuh secara optimal. Masa panen dilakukan setelah 30
hari dari masa penanaman. Selama 30 hari tersebut tanaman harus dirawat dan
diberi air di jam yang sama. Pemberian air pada tanaman dilakukan secara manual
menggunakan alat penyiram tanaman atau yang biasa disebut gembor plastik.
Pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan juga dilakukan selama 30
hari dengan bantuan alat ukur berupa mistar dan jangka sorong. Penggunaan mistar
dilakukan untuk mengukur tinggi tanaman setiap harinya, dan penggunaan jangka
sorong dilakukan untuk mengukur diameter batang setiap harinya. Proses
pertumbuhan tanaman ini tidak memakai pestisida, sehingga ada daun yang rusak
akibat hama.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan lingkungan tak terkendali memiliki hasil yang berkembang secara
signifikan pada setiap kali pengukuran. Apabila lingkungan dalam kondisi kemarau
maka suhu akan tinggi dan kelembaban rendah, sedangkan lingkungan dalam
kondisi hujan maka suhu akan rendah dan kelembaban akan tinggi. Pengamatan
terhadap tumbuhan setiap harinya mengalami pertumbuhan, akan tetapi pada salah
satu bibit pakchoy sudah mati karena terlalu layu dan mungkin peletakkan saat
menanam bibitnya terlalu rapat dengan tanaman yang lainnya. Pada sekitar minggu
kedua pengukuran masa pertumbuhan terlihat perbedaan, ada yang
pertumbuhannya semakin cepat dan ada yang lambat, sehingga pada akhir
pengamatan terdapat tanaman pakchoy dengan ukuran yang kecil dan selada
dengan ukuran yang besar. Berat keseluruhan dari pakchoy dan kailan yang dipanen
pada tanggal 23 Mei 2019 adalah 222g dan tinggi daun tertinggi sebesar 24 cm dan
yang terendah sebesar 9,5 cm. Jumlah daun yang ada pada satu tanaman juga
bervariasi yaitu antara 5-14 daun.
Pembuatan media tanam untuk memanfaatkan lahan yang ada merupakan
cara yang tepat dalam melestarikan lingkungan. Media tanam raised bed juga dapat
diaplikasikan di rumah kita masing-masing dan perlu dikembangkan untuk
membantu mengurangi sampah yang dihasilkan, sehingga lingkungan kita sedikit
demi sedikit mengurangi sampah dan memanfaatkan sampah yang ada menjadi
sesuatu yang berguna dan dipakai.
Putu Chatyline C. S.
240110170112

3.2 Pembahasan
Praktikum lingkungan pertanian dan biosistem kali ini membahas mengenai
pembuatan Raise Bed Garden. Raise Bed Garden merupakan salah satu metode
penanaman yang dapat digunakan ketika hendak berkebun tetapi memiliki
keterbatasan lahan. Jenis tanaman yang dapat ditanam bermacam - macam sayuran,
buah – buahan, maupun bunga. Fungsi lain dari penggunaan Raise Bed Garden
adalah mencegah tumbuhnya rumput – rumput liar pada keseluruhan lahan,
mencegah tanah menjadi padat karena menyediakan drainase yang baik,
mengurangi tanaman terserang hama dan fungsi utama dari dibuatnya Raise Bed
Garden adalah menjaga tanah yang ditanami tanaman terlindungi dari erosi atau
terkikisnya tanah akibat hujan. Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan
Raise Bed Garden diataranya adalah kardus, plastik dan media tanam yang
digunakan yaitu arang sekam, cocopeat, dan kompos. Jenis tanaman yang ditanam
adalah sayuran yaitu sayuran Pakcoy dan Kailan dengan lama waktu penanaman
adalah 30 hari. Penyiraman dilakukan dipagi dan sore hari kemudian diukur
perubahan diameter batang, jumlah daun, dan tinggi tanaman setiap harinya.
Media tanam Cocopeat merupakan media tanam yang terbuat dari sabut
kelapa. Berdasarkan literatur Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan
menyimpan air, memiliki pori-pori, yang memudahkan pertukaran udara, dan
masuknya sinar matahari. Didalam Cocopeat terdapat kandungan Trichoderma
molds, yang merupakan sejenis enzim dari jamur, yang dapat mengurangi penyakit
dalam tanah dengan demikian Cocopeat dapat menjaga tanah agar tetap gembur dan
subur. Cocopeat tidak memiliki unsur hara seperti pada tanah sehingga Cocopeat
membutuhkan tambahan pupuk sebagai penyubur. Media tanam kedua yaitu Arang
sekam yang merupakan limbah. Arang sekam memiliki fungsi untuk menjaga
tanaman tetap gembur karena memiliki porositas yang tinggi dan ringan, dapat
mempertahankan kelembaban tanaman, meningkatkan produksi tanaman, mampu
menyuburkan tanah serta tanaman, dan juga sebagai absorban yang dapat menekan
jumlah mikroba pathogen. Arang sekam merupakan hasil pembakaran sekam padi
yang tidak sempurna. Media tanam selanjutnya yaitu kompos, kompos merupakan
pupuk hasil penguraian yang terbuat dari sampah organik maupun kotoran hewan.
Kompos memiliki fungsi sebagai penyedia nutrisi bagi tanah maupun tanaman dan
dapat menopang tanaman. Media tanam tersebut sangat dibutuhkan dalam proses
pembuatan Raise Bed Garden. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produktivitas tanaman adalah temperature, kelembaban relatif, intensitas cahaya,
angina, polutan, konsentrasi CO2, pH, serta kadar nutrisi dan air media tanam.
Pakcoy merupakan tanaman yang tahan terhadap air hujan dan cocok ditanam
didaerah dataran tinggi karena Pakcoy menyukai hawa yang sejuk dan lembab oleh
karenanya pada pembuatan Raise Bed Garden yang bertempat di rooftop gedung
TPN, Pakcoy perlu disiram secara teratur untuk mencapai kelembaban yang
dibutuhkan. Tanaman kailan sesuai ditanam di kawasan yang mempunyai suhu
antara 23 – 35 °C . Kelembapan udara yang sesuai bagi pertumbuhan kailan berkisar
antara 80 – 90 % menurut Sumarjono (2004).
Tanaman Kailan memerlukan curah hujan yang berkisar antara 1000 -1500
mm/tahun, keadaan curah hujan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air bagi
tanaman. Kailan termasuk jenis sayuran yang toleran terhadap kekeringan atau
ketersediaan air yang terbatas. Curah hujan terlalu banyak dapat menurunkan
kualitas sayur, karena kerusakan daun yang diakibatkan oleh hujan deras menurut
Cahyono (2011). Hasil pengukuran terakhir tanaman Pakcoy dan Kailan yaitu, total
diameter batang diukur menggunakan jangka sorong yaitu sebesar 10,42 mm. Total
jumlah daun yang tumbuh sebanyak 86 daun, dan total tinggi atau panjang tanaman
Pakcoy dan kalian adalah 160,5 cm dengan berat tanaman pakcoy sebesar 177 gram
dan tanaman Kailan sebesar 45 gram. Pada Raise Bed Garden terdapat beberapa
tanaman yang mati dan tidak tumbuh subur. Hal tersebut dapat terjadi akibat
tanaman kekurangan nutrisi, maupun kadar air yang dibutuhkan oleh tanaman serta
kurangnya hormon pertumbuhan pada tanaman.
Rizky Ayu Aalimah
240110170011

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Pembuatan raised bed ini menggunakan keranjang plastik dengan panjang 60
cm × 40 cm × 30 cm yang dilapisi oleh plastik serta kardus pada bagian
bawah, agar media tanam tetap dalam wadah;
2. Pembuatan raised bed ini menggunakan komposisi media tanam berupa
tanah, kompos, arang sekam, dan cocopeat komposisi tersebut menjadi unsur
hara untuk tanaman;
3. Hubungan lingkungan yang digunakan yaitu lingkungan tak terkendali;
4. Jenis tanaman yang akan ditanam menggunakan metode raised bed garden
yaitu jenis tanaman pakcoy dan kailan;
5. Pakcoy dan kailan merupakan jenis sayuran hijau yang dimanfaatkan
daunnya;
6. Waktu tanam yang dipakai yaitu 1 bulan yakni dimulai pada hari Selasa, 23
April 2019 sampai dengan Kamis, 23 Mei 2019 pada pukul 14.30 WIB;
7. Setiap tanaman memiliki jumlah daun, tinggi daun, dan diameter batang yang
berbeda-beda;
8. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan hasil tanaman
diantaranya adalah intensitas penyiraman yang dilakukan, faktor biotik dan
abiotik di lingkungan penanaman, benih yang dipakai dan jenis tanaman;
9. Kendala yang ada pada tanaman tersebut salah satunya terdapat daun yang
berlubang karena terdapat serangga dan ulat sebagai hama pengganggu. Daun
juga terdapat beberapa yang berwarna kuning akibat kekeringan;
10. Hasil panen tanaman tersebut dilakukan penimbangan berat pada masing
masing jenis. Tanaman praktikan yang berupa pakcoy memperoleh berat
sebesar 177 gram dan pada kalian sebesar 45 gram;
11. Kelebihan dari metode raised bed garden ini diantaranya dapat mencegah
tanah dari kemungkinan erosi atau terkikis air hujan, minim gulma, mencegah
tanah (media tanam) menjadi padat karena menyediakan drainase dan
sirkulasi udara yang lebih baik.
4.2 Saran
Saran dari praktikum kali ini yaitu tanaman yang dibudidayakan seharusnya
memiliki jenis yang sama antar kelompok..
Syifa Unawahi
240110170059

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Raise Bed Garden merupakan salah satu metode bercocok tanam modern
yang menggunakan wadah tanah yang diisi dengan media tanam dan tanaman
di dalamnya yang dapat mencegah tumbuhnya gulma, mencegah tanah
menjadi padat karena menyediakan drainase yang baik, serta menjaga tanah
yang ditanami tanaman terlindungi dari erosi atau terkikisnya;
2. Wadah yang digunakan berupa keranjang plastik dengan panjang 60 cm, lebar
40 cm dan tinggi 30 cm yang dilapisi oleh plastik dan kardus;
3. Media tanam yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu tanah, kompos,
cocopeat dan arang sekam;
4. Pemilihan media tanam ini merupakan usaha untuk pemberian unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman secara optimum;
5. Tanaman yang dibudidayakan pada praktikum kali ini ada dua yaitu pakchoy
dan kailan dengan lama waktu penanaman adalah 30 hari;
6. Parameter yang diukur jumlah daun, tinggi tanaman, dan diameter batang;
7. Pakchoy yang ditanam tidak mencapai tinggi maksimum, hal tersebut dapat
disebabakan karena tanaman kekurangan nutrisi serta tanaman kekuragan air;
8. Hasil pengamatan terdapat adanya tanaman pakchoy dan kailan yang kerdil,
daun yang berlubang serta terdapat daun yang berwarna kuning akibat dan 1
bibit tanaman praktikan yaitu pakcoy mati.
9. Tanaman pakchoy dan kailan yang kerdil disebabkan karena kekurangan
unsur hara dan nitrogen akibat jarak tanam yang terlalu rapat;
10. Daun yang berlubang karena perawatan pertumbuhan tanaman pakchoy dan
kailan ini tidak memakai pestisida, sehingga terdapat daun yang rusak dan
berlobang akibat hama;
11. Hasil panen tanaman pakchoy dan kailan memilki berat pada masing masing
jenis yaitu tanaman pakcoy memperoleh berat sebesar 177 gram dan pada
kalian sebesar 45 gram;
12. Faktor yang mempengaruhi hasil panen salah satunya adalah pemeliharaan
tanaman yang meliputi penyiraman dan jarak dari setiap tanaman agar tidak
terlalu rapat yang bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman
pakchoy dan kalian; dan
13. Pembuatan raise bed garden untuk memanfaatkan lahan yang ada merupakan
cara yang tepat dalam memanfaaatkan lahan yang sempit bahkan dengan
metode penanaman ini dapat diterapkan di rooftop sebuah bangunan.

4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah jenis tanaman yang ditanam pada satu
raise bed garden tidak berbeda jenis agar meminimalisir persaingan dalam
menyerap unsur hara antar tanaman.
Annisa Rahmadhani
240110170080

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Tanaman pakchoy dan kailan merupakan tanaman holtikultura;
2. Tanaman pakchoy dan kailan adalah tanaman yang mudah cara
penanamannya serta bukan merupakan tanaman musiman;
3. Media tanam raised bed merupakan sekat yang dipakai dalam penanaman;
4. Raised bed media tanam yang digunakan adalah keranjang berukuran 60cm x
40cm x 30cm yang bagian dalamnya dilapisi plastik tebal serta dialasi kardus
agar tanah yang akan diletakkan tidak tercecer atau terbuang;
5. Pupuk yang digunakan untuk mencampuri tanah di dalam raised bed tersebut
adalah pupuk kompos;
6. Tanah yang digunakan untuk bercocok tanam dicampuri arang sekam dan
pupuk dengan perbandingan 3:1;
7. Pemberian arang sekam berfungsi untuk mengurangi porositas tanah dan
kepadatan tanah dan porositas tanah yang tinggi memberikan kemudahan
kepada perakaran tanaman dalam mencari air dan nutrisi;
8. Proses pertumbuhan tanaman pakchoy dan kailan tidak memakai pestisida,
sehingga ada daun yang rusak akibat hama; dan
9. Berat keseluruhan dari pakchoy dan kailan yang dipanen pada tanggal 23 Mei
2019 adalah 222 g dan tinggi daun tertinggi sebesar 24 cm dan yang terendah
sebesar 9,5 cm. Jumlah daun yang ada pada satu tanaman juga bervariasi yaitu
antara 5-14 daun.

4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah:
1. Memberikan waktu yang lebih lama dalam praktikum pembuatan raised bed;
dan
2. Menambahkan alat-alat untuk proses bercocok tanam agar tidak bergantian
dalam prosesnya dan dapat menghemat waktu praktikum.
Putu Chatyline C. S.
240110170112

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah:
1. Raise Bed Garden merupakan salah satu metode penanaman yang dapat
digunakan ketika hendak berkebun tetapi memiliki keterbatasan lahan dan
fungsi utama dari dibuatnya Raise Bed Garden adalah menjaga tanah yang
ditanami tanaman terlindungi dari erosi atau terkikisnya tanah akibat hujan.
2. Cocopeat memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air, memiliki pori-
pori, yang memudahkan pertukaran udara, dan masuknya sinar matahari.
3. Arang sekam merupakan hasil pembakaran sekam padi yang tidak sempurna
yang memiliki fungsi untuk menjaga tanaman tetap gembur karena memiliki
porositas yang tinggi dan ringan, dapat mempertahankan kelembaban
tanaman, meningkatkan produksi tanaman, mampu menyuburkan tanah serta
tanaman.
4. Kompos merupakan pupuk hasil penguraian yang terbuat dari sampah
organik maupun kotoran hewan. Kompos memiliki fungsi sebagai penyedia
nutrisi bagi tanah maupun tanaman dan dapat menopang tanaman.
5. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman adalah
temperature, kelembaban relatif, intensitas cahaya, angina, polutan,
konsentrasi CO2, pH, serta kadar nutrisi dan air media tanam.
6. Hasil pengukuran terakhir tanaman Pakcoy dan Kailan yaitu, total diameter
batang diukur menggunakan jangka sorong yaitu sebesar 10,42 mm. Total
jumlah daun yang tumbuh sebanyak 86 daun, dan total tinggi atau panjang
tanaman Pakcoy dan kalian adalah 160,5 cm.

4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah jenis tanaman yang ditanam pada satu
Raise Bed Garden tidak berbeda jenis
DAFTAR PUSTAKA

Azkal. 2018. Tanaman Kailan. Terdapat pada: https://eprints.umm.ac.id (Diakses


pada tanggal 30 Mei 2019 pukul 12.50 WIB)
Herawati, N. 2001. Kapasitas Tukar Kation Kalium Pada Zeolit Alam Jawa
Timur. ITS, Surabaya.
Ngaisah. 2016. Kajian Literatur Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan
Hewan. Universitas Udayana. Bali.
Nolan, Tara. 2017. Preparing a Raised Bed Garden. Terdapat pada:
https://savvygardening.com/preparing-a-raised-bed-garden/ (Diakses pada
tanggal 29 Mei 2019 pukul 21.56 WIB)
Nurfalah, Anggraini. 2015. Penelitian Mengenai Tanaman Hortikultura Sawi
Hijau. Universitas Islam Negeri. Bandung.
Rafi. 2016. Alternatif Pengganti Pot. Fakultas Pertanian. Universitas Jendral
Soedirman. Purwokerto.
Sarjono. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Surabaya. Jakarta

Selviana. 2016. Hubungan Tumbuhan dengan Lingkungan. Universitas Jember.


Jember.
Taqiya. 2013. Lingkungan Hidup. Universitas Lampung. Lampung.
LAMPIRAN

Dokumentasi Pribadi:

Gambar 1. Pembuatan Raise Bed Garden

Gambar 2. Penyiraman Tanaman

Gambar 3. Pengukuran Berat Tanaman Pakcoy dan Kailan

Gambar 3. Kelompok 6 dan Hasil Budidaya

Anda mungkin juga menyukai