Anda di halaman 1dari 13

BERGABUNGNYA VIETNAM

KE DALAM ASEAN, TEPATKAH?

Anne Margareth Yosevine, 0706291205


Erika, 0706291243
Muti Dewitari, 0706165570
S. Frisca L. Tobing, 0706291400

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS INDONESIA
2007
Daftar Isi

Daftar Isi.................................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Kerangka Teori........................................................................................ 4
Bab 2 Pembahasan
2.1 Perkembangan di Bidang Ekonomi......................................................... 5
2.2 Perkembangan di Bidang Sosial Budaya................................................. 6
2.3 Perkembangan di Bidang Politik............................................................. 8
Bab 3 Kesimpulan...................................................................................................... 11
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 13

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vietnam secara resmi bergabung ke dalam ASEAN sejak tahun 1995
menyusul enam negara Asia Tenggara lainnya yang sudah terlebih dahulu masuk
ke dalam keanggotaan ASEAN. Banyak yang meragukan apakah keputusan
Vietnam untuk masuk ke dalam ASEAN merupakan keputusan yang tepat karena
saat itu Vietnam sedang mengalami keterpurukan yang cukup parah, yang
disebabkan oleh perang Vietnam yang berkepanjangan. Terdapat pula anggapan
bahwa dengan masuknya Vietnam ke dalam ASEAN akan berdampak buruk
terhadap kinerja ASEAN. Hal ini disebabkan Vietnam masih dipandang sebagai
negara baru yang rentan dan masih berkembang, ditambah lagi Vietnam memiliki
ideologi sosial-komunis yang saat itu dipandang buruk oleh dunia.
Namun, anggapan bahwa masuknya Vietnam ke dalam ASEAN akan
memperburuk kinerja ASEAN tidaklah tepat. Sejak Vietnam bergabung dengan
ASEAN, telah banyak kemajuan yang dicapai oleh Vietnam. Kemajuan yang
dicapai oleh Vietnam antara lain kemajuan dalam bidang ekonomi, politik,
maupun sosial budaya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini, penulis akan mencoba menyanggah anggapan beberapa
pihak yang meragukan ketepatan keputusan yang diambil oleh Vietnam untuk
masuk ke dalam keanggotaan ASEAN dan anggapan negatif akan Vietnam itu
sendiri yang menghambat kinerja ASEAN. Dalam menjawab permasalahan yang
diambil, penulis akan melihat dari beberapa bidang. Penulis mengambil beberapa
permasalahan yaitu seberapa besar keuntungan yang didapatkan oleh Vietnam
sejak masuk ke dalam keanggotaan ASEAN, dilihat dari beberapa bidang, yaitu :
 Perkembangan perekonomian Vietnam sejak bergabung ke dalam
ASEAN
 Keadaan sosial budaya Vietnam sejak bergabung ke dalam ASEAN

3
 Hubungan diplomatik dan politik luar negeri Vietnam sejak bergabung
ke dalam ASEAN
Pembahasan akan permasalahan-permasalahan di atas dibatasi sejak saat
Vietnam bergabung secara resmi ke dalam ASEAN, yaitu tahun 1995, sampai
dengan tahun 2005.

1.3 Kerangka Teori


Teori yang akan digunakan dalam makalah ini adalah teori regionalisme.
Penulis berpendapat bahwa teori regionalisme merupakan teori yang paling tepat
dalam menganalisa permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan dalam
rumusan masalah di atas. Seperti yang kita tahu, ASEAN adalah organisasi
regional di kawasan Asia Tenggara. Di mana untuk kawasan regional, terdapat
teori yang mencoba menjelaskan kecenderungan yang terjadi dalam negara-negara
yang berada di suatu kawasan yang sama, yaitu teori regionalisme.
Teori regionalisme adalah teori di mana kepentingan kelompok diutamakan
oleh negara-negara dalam kawasan tertentu, yang pada akhirnya akan memberikan
keuntungan atau kontribusi tersendiri bagi kepentingan masing-masing negara
dalam suatu kawasan tersebut. Kepentingan regional yang ada kemudian
diformulasikan dalam bentuk kerja sama regional di suatu kawasan tertentu yang
mengarah kepada sifat pengelompokan diri ke dalam konstelasi kepentingan
ekonomi regional atau pun global1.

1
P. Anthonius Sitepu, Konsep Integrasi Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional,
http://library.usu.ac.id/download/fisip/fisip-anthonius3.pdf, diakses pada 1 Oktober 2007, pukul 17.27.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

Setelah bergabung dengan ASEAN pada tahun 1995, Vietnam mengalami


berbagai perkembangan dalam berbagai aspek kehidupannya. Kerja sama dengan
negara-negara Asia Tenggara yang juga tergabung dalam asosiasi ini dan juga dengan
negara-negara di luar ASEAN mendorong perkembangan diri Vietnam dalam
berbagai bidang. Pada pembahasan ini akan dijabarkan perkembangan-perkembangan
Vietnam dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik serta hubungan diplomatik
dengan negara lainnya.

2.1 Perkembangan dalam bidang ekonomi


Salah satu yang alasan yang melatarbelakangi Vietnam memilih untuk
bergabung ke dalam ASEAN dikarenakan Vietnam sendiri yang menaruh harapan
yang cukup besar akan keuntungan yang akan diterima dengan bergabungnya
mereka di ASEAN, salah satunya di bidang ekonomi, di mana saat itu
perekonomian ASEAN dapat dikatakan buruk.
Sejak Vietnam resmi bergabung dengan ASEAN, yaitu sejak tahun 1995,
Vietnam telah mengalami berbagai peningkatan yang cukup pesat dalam bidang
ekonomi. Peningkatan perekonomian Vietnam dapat dilihat dari Pendapatan
Nasional Bruto (PNB) Vietnam telah meningkat sebesar 7,4% setiap tahunnya
pada periode 1991-2000, 2 kali lebih tinggi dari PNB pada 1990 2.
Selain itu, juga terjadi peningkatan dalam produksi makanan di bidang
pertanian Vietnam dari 249,4 kg pada 1990 menjadi 470 kg pada tahun 2003.
Dulunya, Vietnam merupakan negara pengimpor beras, namun sekarang Vietnam
telah berhasil menjadi negara kedua pengekspor beras terbesar di dunia3.
Selama 10 tahun ke belakang, total produksi industri Vietnam telah
meningkat sebanyak 12,8%-13% per tahunnya, dengan kenaikan sebesar 14,6%

2
Vietnam Ministry of Foreign Affairs, A Review of Vietnam's Economic Transformation,
http://www.mofa.gov.vn/en/tt_baochi/nr041126171753/ns050308085459, diakses pada 26 Septem-
ber 2007, pukul 16. 41.
3
Ibid.

5
pada periode 2001-2003. Total ekspor juga mengalami peningkatan yang pesat
sebesar 18,2%; 5,3 kali lebih besar dibanding tahun 19904.
Dilihat dari segi struktur ekonomi, Vietnam pun telah mengalami berbagai
peningkatan. Sejak tahun 1990 sampai tahun 2003, proporsi kehutanan, pertanian,
dan hasil perairan di PNB menurun dari 38,7% menjadi 21,7%; sementara
produksi industri meningkat 22,6% menjadi 40,5%. Sektor pelayanan dan jasa pun
mengalami peningkatan, yaitu dari 35,7% menjadi 40,5%5.
Pada 1990-an, ASEAN melakukan reformasi ekonomi di Vietnam. Hal ini
telah berhasil menciptakan iklim yang baik untuk berdagang dan berinvestasi di
negara tersebut. Negara-negara anggota ASEAN juga telah membantu Vietnam
dalam mencari pasar dan investor baru untuk menggantikan pasar dan rekan
ekonomi lama, yakni Uni Soviet dan Eropa Timur 6 . Di Vietnam sendiri,
penanaman modal asing juga meningkat, seiring bergabungnya negara tersebut ke
dalam ASEAN. Pada tahun 2003, terdapat penanaman modal asing yang mencapai
angka 4.204 proyek, dengan total pendapatan 40,5 milyar dolar Amerika7.
Hal ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, mengingat tadinya Vietnam
masih merupakan negara yang tergolong miskin.

2.2 Perkembangan dalam Bidang Sosial Budaya


Vietnam resmi bergabung dengan ASEAN pada tahun 1995. Kebergabungan
Vietnam dalam ASEAN bertujuan agar Vietnam dapat bergabung juga di WTO
(World Trade Organization), dan menjadi pengamat di GATT (General
Agreement of Tariffs and Trade 8 ). Selain itu, Vietnam ingin memulihkan
hubungan diplomatik luar negerinya dengan Amerika Serikat yang sebelumnya
terputus. Setelah tergabung di dalam ASEAN, Vietnam menunjukkan
perkembangan dan perbaikan dalam berbagai aspek, salah satunya dalam aspek
sosial budaya.

4
Vietnam Ministry of Foreign Affairs, A Review of Vietnam's Economic Transformation,
http://www.mofa.gov.vn/en/tt_baochi/nr041126171753/ns050308085459, diakses pada 26 Septem-
ber 2007, pukul 16. 41.
5
Ibid.
6
Simon S. C. Toy, et. al., “Reinventing ASEAN”, (Singapura : Institute of Southeast Asian Studies,
2001), hal. 189.
7
Vietnam Ministry of Foreign Affairs, loc. cit.
8
Vietnam Index, http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4336941.stm, diakses pada 27 September 2007,
pukul 19.22.

6
Pada tahun 1998, Vietnam membuat suatu kebijakan demokrasi bagi kaum
proletar, sebagai bukti kepeduliannya terhadap rakyatnya. Sebagai negara
berkembang, Vietnam mengambil suatu langkah untuk memajukan negaranya,
yaitu dengan bergabung dalam APEC (Asia Pacific Economic Cooperation). Pada
tahun 2001, Vietnam menandatangani persetujuan kerja sama bilateral dengan
Amerika Serikat. Hal ini menandakan bahwa Vietnam berusaha memperbaiki
reputasinya di internasional.
Usaha Vietnam meningkatkan berbagai aspek di negaranya yang masih
tertinggal dapat dilihat dalam berbagai hal. Misalnya pembuatan kebijakan
tentang pengakuan dan kebebasan HAM pada tahun 2001. Pemerintah Vietnam
menjamin adanya perlindungan HAM terhadap rakyatnya. Perkembangan
selanjutnya mengenai HAM adalah kebebasan dalam menentukan agama dan
kepercayaan rakyatnya.
Sementara itu, pada tahun 2005 dalam bidang sosial budaya lainnya baik
Vietnam maupun negara yang lain sepakat untuk meningkatkan kerja sama
pendidikan, transfer ilmu pengetahuan, olah raga dan seni budaya. Kerja sama di
bidang pendidikan merupakan upaya untuk mempererat dan meningkatkan
kualitas hubungan dengan negara anggota lainnya. Misalnya hubungan bilateral
antara Indonesia dengan Vietnam di bidang pendidikan telah terjalin melalui
pemberian beasiswa oleh pemerintah Indonesia kepada mahasiswa Vietnam.
Selain itu, juga diberikan Darmasasiswa RI yang memnberi kesempatan kepada
mahasiswa Vietnam mempelajari bahasa, seni, dan budaya selama satu tahun di
berbagai perguruan tinggi di Indonesia.9
Perkembangan dan perbaikan di bidang politik, kestabilan sosial, dan
pertumbuhan ekonomi yang di alami oleh Vietnam ternyata membawa dampak
yang baik bagi ASEAN. Realitanya adalah adanya kontribusi yang membantu dan
mendukung perkembangan dan kinerja ASEAN, misalnya dalam penyelesaian
masalah sosial yang ada di ASEAN, masalah pariwisata dan kebudayaan.Vietnam
juga turut berperan dalam pendirian TAC ( Treaty of Amity and Coorperation).10
Melalui berbagai uraian penjelasan dan pandangan tentang peran Vietnam
dalam bidang sosial budaya, penulis berpendapat bahwa partisipasi dan kontribusi

9
Pikiran Rakyat, RI-Vietnam Masuki Babak Baru, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005
/0505/31/0105.htm, diakses pada 27 September 2007, pukul 20.01.
10
Ibid.

7
Vietnam dalam ASEAN membawa keuntungan lebih yang dirasakan oleh
Vietnam itu sendiri. Misalnya Vietnam menambah kekuatan kerja sama negaranya
di ruang lingkup internasional melalui sosialisasi dan pendekatan yang dilakukan
dengan negara anggota ASEAN lainnya maupun negara-negara lain. Misalnya
Australia, Kanada, dan negara Uni Eropa lainnya.

2.3 Perkembangan dalam bidang politik luar negeri


Salah satu hal yang mendorong Vietnam untuk bergabung dengan ASEAN
adalah relasi ASEAN dengan negara-negara lain. Sebelum bergabung dengan
asosiasi regional ini, Vietnam telah mengamati bahwa sejak tahun 1977 ASEAN
mampu menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara besar seperti
Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, dan India 11 . Oleh karena itu, Vietnam
berharap bahwa dengan bergabungnya Vietnam dalam ASEAN akan mendukung
terciptanya hubungan yang baik dengan negara-negara di luar ASEAN.
Perkembangan Vietnam dalam politik luar negerinya dimulai dengan
keterbukaan pemerintah Vietnam terhadap ASEAN. Padahal sebelumnya
pemerintah Vietnam cukup tertutup dan membuka dirinya terbatas pada Laos,
Kamboja, dan China. Akan tetapi, hubungan Vietnam-ASEAN tidak membuat
Vietnam melupakan hubungan yang sudah terjalin dengan ketiga negara tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa keanggotaan ASEAN sama sekali tidak membatasi
Vietnam dalam menjalin hubungan dengan negara-negara lain. Keterlibatannya
dalam asosiasi Asia Tenggara ini telah membuka pemikiran politik Vietnam
dalam interaksinya dengan negara-negara lain.
Selain itu, Vietnam juga mengalami perkembangan dalam relasinya dengan
negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Australia, negara-
negara Eropa dan Amerika Latin. Dalam hubungannya dengan Amerika Serikat,
Vietnam-AS mengalami perkembangan yang cukup signifikan dalam bidang
ekonomi yaitu dengan terbentuknya Perjanjian Dagang Bilateral (Bilateral Trade
Agreement). Perjanjian ini bahkan dimulai pada tahun 1996 – satu tahun setelah
Vietnam bergabung dengan ASEAN – dan diresmikan pada tahun 1999.
Perjanjian ini mencakup empat bidang yaitu jasa, hak atas penemuan-penemuan
intelektual (intellectual property rights), perdagangan (tarif dan kuota), serta

11
Simon S. C. Toy, et. al., loc. cit.

8
investasi. Dalam waktu yang singkat itu Vietnam mampu berinteraksi dengan baik
dengan sebuah negara besar dan cukup berpengaruh itu. Ditambah lagi dengan
keberhasilannya mencapai sebuah kesepakatan yang mendukung perkembangan
Vietnam. Selain itu, relasi yang baik antara Vietnam dan Jepang juga tercipta
setelah bergabungnya Vietnam dalam asosiasi. Vietnam mendapat bantuan dari
Jepang sebesar 102.3 juta Yen untuk mengembangkan infrastrukturnya pada tahun
1998. Bahkan setahun sesudahnya, Vietnam kembali mendapatkan bantuan
sebesar 10 juta Yen. Selain perkembangan dalam relasi dengan negara-negara lain,
keanggotaan Vietnam dalam ASEAN juga membantu keterlibatan Vietnam dalam
APEC dan WTO di mana di dalam kedua asosiasi ini hubungan Vitenam dengan
negara-negara lain menjadi semakin luas.
Perjanjian dan bantuan yang diterima oleh Vietnam tentunya tidak akan
terjadi jika tidak ada hubungan yang baik. Hal ini membuktikan bahwa Vietnam
mengalami kemajuan dalam prinsip politiknya dengan keterlibatannya dalam
ASEAN – Vietnam bisa berinteraksi dengan lebih baik dengan negara-negara lain.
Perkembangan ini juga didukung dengan kondisi ASEAN yang memiliki
keanekaragaman. Asosiasi yang terdiri dari sepuluh negara ini tentunya memiliki
berbagai perbedaan dalam dirinya karena setiap negara mempunyai
kebudayaannya masing-masing. Ketika negara-negara anggota ASEAN dengan
perbedaan-perbedaannya masing-masing bergabung dalam satu wadah untuk
mencapai satu tujuan, maka setiap pihak dituntut untuk memiliki sikap saling
menghargai. Ketika bergabung dengan ASEAN, Vietnam tentunya beradaptasi
dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam asosiasi, termasuk sikap saling
menghargai tersebut. Ditambah lagi ada beberapa kesamaan dalam sistem
pemerintahan negara-negara anggota sehingga mempermudah Vietnam dalam
beradaptasi. Dengan demikian, ketika berinteraksi dengan negara-negara lain,
Vietnam pun mampu menjalin hubungan yang baik dengan bekal sikap
menghargai yang dimilikinya melalui keterlibatannya dalam ASEAN.
Kerja sama antar Vietnam dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya
juga bergerak dalam bidang pertahanan dan keamanan. Hal ini dapat dilihat dari
kerja sama yang dilakukan antara negara Vietnam dengan Indonesia. Kedua
negara sepakat meningkatkan kerja sama dalam memerangi kejahatan, termasuk
teroris atau pun bajak laut. Kerja sama itu dilakukan dengan pembuatan perjanjian
nota kesepahaman pencegahan dan pemberantasan kejahatan yang ditandatangani

9
oleh menteri luar negeri Indonesia dan menteri luar negeri Vietnam di Hanoi pada
tanggal 30 Mei 200512.

12
Antara, Hassan Wirayuda : Vietnam Mitra Potensial RI, http://www.antara.co.id/arc/2007
/8/9/hassan-wirayuda--vietnam-mitra-potensial-ri/, diakses pada 1 Oktober 2007, pukul 21.38.

10
BAB 3
KESIMPULAN

Bergabungnya Vietnam dalam wadah ASEAN memang sempat menimbulkan


keraguan negara-negara lain. Mereka mengkhawatirkan perkembangan negara
tersebut ketika bergabung dengan wadah tersebut karena Vietnam saat itu masih
dalam keadaan labil dan ASEAN sendiri sempat dilanda krisis Asia. Namun, ternyata
ASEAN memberikan kontribusi bagi perkembangan Vietnam dalam aspek-aspek
kehidupannya. Ketika Vietnam berada dalam wadah tersebut, Vietnam belajar
berinteraksi dengan negara-negara lain dan akhirnya dapat bekerja sama dengan baik.
Kemudian, kerja sama tersebut mendukung perkembangan Vietnam dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, politik luar negeri, dan pertahanan keamanan. Dalam bidang
ekonomi, kerja sama ASEAN dengan negara-negara di luar ASEAN mendorong
terjadinya investasi dalam Vietnam. Selain itu, kerja sama tersebut juga membantu
pendistribusian produk-produk industri serta pertanian Vietnam yang membantu
peningkatan Pendapatan Nasional Bruto Vietnam. Dalam kehidupan sosial budayanya,
Vietnam mengalami perubahan dalam perlakuan terhadap warga negaranya. Pada saat
Vietnam masih menganut paham komunis, ia memperlakukan rakyatnya tanpa
memperhatikan hak-hak mereka. Namun, sejak bergabung dalam ASEAN dan
menjalin hubungan dengan negara-negara lain, Vietnam mulai menyadari pentingnya
penghargaan atas hak asasi rakyatnya. Selain itu, kehidupan sosial Vietnam juga
bertumbuh dengan terjalinnya kerja sama pendidikan dengan Indonesia.
Dengan keterlibatannya dalam ASEAN, Vietnam juga mengalami kemajuan
dalam politik luar negerinya. Hal ini didukung oleh terjalinnya hubungan ASEAN
dengan negara-negara non ASEAN, sehingga mempermudah Vietnam untuk
memperluas relasi. Selain itu, pengalamannya berinteraksi dengan negara-negara
ASEAN membantu Vietnam menjalin interaksi yang harmonis dengan negara-negara
lain. Vietnam juga berhasil menjalin berbagai kerja sama dalam bidang pertahanan
keamanan, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan sistem keamanan
negara Vietnam.
Dengan berbagai perkembangan yang berhasil dicapai Vietnam, maka
keputusan Vietnam untuk bergabung dengan ASEAN bukanlah sebuah keputusan
yang diragukan lagi. Memang pada awalnya kondisi Vietnam tidak sebaik negara-

11
negara anggota ASEAN yang telah bergabung sebelumnya. Namun, keterlibatan
Vietnam dengan ASEAN tersebut menjadi awal yang baik bagi terciptanya kerja sama
yang membawa dampak-dampak positif bagi Vietnam. Semua perkembangan yang
berhasil dicapai Vietnam adalah hasil dari jaringan kerja sama Vietnam dengan
negara-negara lain. Maka pendapat bahwa masuknya Vietnam dalam ASEAN akan
memperburuk kinerja ASEAN tidaklah tepat. Dan keputusan Vietnam untuk
bergabung dalam wadah ASEAN sudahlah tepat.

12
Daftar Pustaka

Antara, “Hassan Wirayuda : Vietnam Mitra Potensial RI”. http://www.antara.co.id/arc


/2007/8/9/hassan-wirayuda--vietnam-mitra-potensial-ri/ (1 Oktober 2007).
Pikiran Rakyat, “RI-Vietnam Masuki Babak Baru”. http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2005 /0505/31/0105.htm (27 September 2007).
Severino, Rodolfo C. 2006. Southeast Asia in Search of an ASEAN Community.
Singapura : Institute of Southeast Asian Studies.
Sitepu, P. Anthonius, “Konsep Integrasi Regionalisme dalam Studi Hubungan
Internasional”. http://library.usu.ac.id/download/fisip/fisip-anthonius3.pdf (1
Oktober 2007).
Toy, Simon S. C., et. al. 2001. Reinventing ASEAN. Singapura : Institute of Southeast
Asian Studies.
Vietnam Ministry of Foreign Affairs, “A Review of Vietnam's Economic
Transformation”. http://www.mofa.gov.vn/en/ttbaochi/nr041126171753/ns0503
08085459 (26 September 2007).
“Vietnam Index”. http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4336941.stm (27 September
2007).

13

Anda mungkin juga menyukai