Daftar Isi.................................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Kerangka Teori........................................................................................ 4
Bab 2 Pembahasan
2.1 Perkembangan di Bidang Ekonomi......................................................... 5
2.2 Perkembangan di Bidang Sosial Budaya................................................. 6
2.3 Perkembangan di Bidang Politik............................................................. 8
Bab 3 Kesimpulan...................................................................................................... 11
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 13
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
Hubungan diplomatik dan politik luar negeri Vietnam sejak bergabung
ke dalam ASEAN
Pembahasan akan permasalahan-permasalahan di atas dibatasi sejak saat
Vietnam bergabung secara resmi ke dalam ASEAN, yaitu tahun 1995, sampai
dengan tahun 2005.
1
P. Anthonius Sitepu, Konsep Integrasi Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional,
http://library.usu.ac.id/download/fisip/fisip-anthonius3.pdf, diakses pada 1 Oktober 2007, pukul 17.27.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Vietnam Ministry of Foreign Affairs, A Review of Vietnam's Economic Transformation,
http://www.mofa.gov.vn/en/tt_baochi/nr041126171753/ns050308085459, diakses pada 26 Septem-
ber 2007, pukul 16. 41.
3
Ibid.
5
pada periode 2001-2003. Total ekspor juga mengalami peningkatan yang pesat
sebesar 18,2%; 5,3 kali lebih besar dibanding tahun 19904.
Dilihat dari segi struktur ekonomi, Vietnam pun telah mengalami berbagai
peningkatan. Sejak tahun 1990 sampai tahun 2003, proporsi kehutanan, pertanian,
dan hasil perairan di PNB menurun dari 38,7% menjadi 21,7%; sementara
produksi industri meningkat 22,6% menjadi 40,5%. Sektor pelayanan dan jasa pun
mengalami peningkatan, yaitu dari 35,7% menjadi 40,5%5.
Pada 1990-an, ASEAN melakukan reformasi ekonomi di Vietnam. Hal ini
telah berhasil menciptakan iklim yang baik untuk berdagang dan berinvestasi di
negara tersebut. Negara-negara anggota ASEAN juga telah membantu Vietnam
dalam mencari pasar dan investor baru untuk menggantikan pasar dan rekan
ekonomi lama, yakni Uni Soviet dan Eropa Timur 6 . Di Vietnam sendiri,
penanaman modal asing juga meningkat, seiring bergabungnya negara tersebut ke
dalam ASEAN. Pada tahun 2003, terdapat penanaman modal asing yang mencapai
angka 4.204 proyek, dengan total pendapatan 40,5 milyar dolar Amerika7.
Hal ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, mengingat tadinya Vietnam
masih merupakan negara yang tergolong miskin.
4
Vietnam Ministry of Foreign Affairs, A Review of Vietnam's Economic Transformation,
http://www.mofa.gov.vn/en/tt_baochi/nr041126171753/ns050308085459, diakses pada 26 Septem-
ber 2007, pukul 16. 41.
5
Ibid.
6
Simon S. C. Toy, et. al., “Reinventing ASEAN”, (Singapura : Institute of Southeast Asian Studies,
2001), hal. 189.
7
Vietnam Ministry of Foreign Affairs, loc. cit.
8
Vietnam Index, http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4336941.stm, diakses pada 27 September 2007,
pukul 19.22.
6
Pada tahun 1998, Vietnam membuat suatu kebijakan demokrasi bagi kaum
proletar, sebagai bukti kepeduliannya terhadap rakyatnya. Sebagai negara
berkembang, Vietnam mengambil suatu langkah untuk memajukan negaranya,
yaitu dengan bergabung dalam APEC (Asia Pacific Economic Cooperation). Pada
tahun 2001, Vietnam menandatangani persetujuan kerja sama bilateral dengan
Amerika Serikat. Hal ini menandakan bahwa Vietnam berusaha memperbaiki
reputasinya di internasional.
Usaha Vietnam meningkatkan berbagai aspek di negaranya yang masih
tertinggal dapat dilihat dalam berbagai hal. Misalnya pembuatan kebijakan
tentang pengakuan dan kebebasan HAM pada tahun 2001. Pemerintah Vietnam
menjamin adanya perlindungan HAM terhadap rakyatnya. Perkembangan
selanjutnya mengenai HAM adalah kebebasan dalam menentukan agama dan
kepercayaan rakyatnya.
Sementara itu, pada tahun 2005 dalam bidang sosial budaya lainnya baik
Vietnam maupun negara yang lain sepakat untuk meningkatkan kerja sama
pendidikan, transfer ilmu pengetahuan, olah raga dan seni budaya. Kerja sama di
bidang pendidikan merupakan upaya untuk mempererat dan meningkatkan
kualitas hubungan dengan negara anggota lainnya. Misalnya hubungan bilateral
antara Indonesia dengan Vietnam di bidang pendidikan telah terjalin melalui
pemberian beasiswa oleh pemerintah Indonesia kepada mahasiswa Vietnam.
Selain itu, juga diberikan Darmasasiswa RI yang memnberi kesempatan kepada
mahasiswa Vietnam mempelajari bahasa, seni, dan budaya selama satu tahun di
berbagai perguruan tinggi di Indonesia.9
Perkembangan dan perbaikan di bidang politik, kestabilan sosial, dan
pertumbuhan ekonomi yang di alami oleh Vietnam ternyata membawa dampak
yang baik bagi ASEAN. Realitanya adalah adanya kontribusi yang membantu dan
mendukung perkembangan dan kinerja ASEAN, misalnya dalam penyelesaian
masalah sosial yang ada di ASEAN, masalah pariwisata dan kebudayaan.Vietnam
juga turut berperan dalam pendirian TAC ( Treaty of Amity and Coorperation).10
Melalui berbagai uraian penjelasan dan pandangan tentang peran Vietnam
dalam bidang sosial budaya, penulis berpendapat bahwa partisipasi dan kontribusi
9
Pikiran Rakyat, RI-Vietnam Masuki Babak Baru, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005
/0505/31/0105.htm, diakses pada 27 September 2007, pukul 20.01.
10
Ibid.
7
Vietnam dalam ASEAN membawa keuntungan lebih yang dirasakan oleh
Vietnam itu sendiri. Misalnya Vietnam menambah kekuatan kerja sama negaranya
di ruang lingkup internasional melalui sosialisasi dan pendekatan yang dilakukan
dengan negara anggota ASEAN lainnya maupun negara-negara lain. Misalnya
Australia, Kanada, dan negara Uni Eropa lainnya.
11
Simon S. C. Toy, et. al., loc. cit.
8
investasi. Dalam waktu yang singkat itu Vietnam mampu berinteraksi dengan baik
dengan sebuah negara besar dan cukup berpengaruh itu. Ditambah lagi dengan
keberhasilannya mencapai sebuah kesepakatan yang mendukung perkembangan
Vietnam. Selain itu, relasi yang baik antara Vietnam dan Jepang juga tercipta
setelah bergabungnya Vietnam dalam asosiasi. Vietnam mendapat bantuan dari
Jepang sebesar 102.3 juta Yen untuk mengembangkan infrastrukturnya pada tahun
1998. Bahkan setahun sesudahnya, Vietnam kembali mendapatkan bantuan
sebesar 10 juta Yen. Selain perkembangan dalam relasi dengan negara-negara lain,
keanggotaan Vietnam dalam ASEAN juga membantu keterlibatan Vietnam dalam
APEC dan WTO di mana di dalam kedua asosiasi ini hubungan Vitenam dengan
negara-negara lain menjadi semakin luas.
Perjanjian dan bantuan yang diterima oleh Vietnam tentunya tidak akan
terjadi jika tidak ada hubungan yang baik. Hal ini membuktikan bahwa Vietnam
mengalami kemajuan dalam prinsip politiknya dengan keterlibatannya dalam
ASEAN – Vietnam bisa berinteraksi dengan lebih baik dengan negara-negara lain.
Perkembangan ini juga didukung dengan kondisi ASEAN yang memiliki
keanekaragaman. Asosiasi yang terdiri dari sepuluh negara ini tentunya memiliki
berbagai perbedaan dalam dirinya karena setiap negara mempunyai
kebudayaannya masing-masing. Ketika negara-negara anggota ASEAN dengan
perbedaan-perbedaannya masing-masing bergabung dalam satu wadah untuk
mencapai satu tujuan, maka setiap pihak dituntut untuk memiliki sikap saling
menghargai. Ketika bergabung dengan ASEAN, Vietnam tentunya beradaptasi
dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam asosiasi, termasuk sikap saling
menghargai tersebut. Ditambah lagi ada beberapa kesamaan dalam sistem
pemerintahan negara-negara anggota sehingga mempermudah Vietnam dalam
beradaptasi. Dengan demikian, ketika berinteraksi dengan negara-negara lain,
Vietnam pun mampu menjalin hubungan yang baik dengan bekal sikap
menghargai yang dimilikinya melalui keterlibatannya dalam ASEAN.
Kerja sama antar Vietnam dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya
juga bergerak dalam bidang pertahanan dan keamanan. Hal ini dapat dilihat dari
kerja sama yang dilakukan antara negara Vietnam dengan Indonesia. Kedua
negara sepakat meningkatkan kerja sama dalam memerangi kejahatan, termasuk
teroris atau pun bajak laut. Kerja sama itu dilakukan dengan pembuatan perjanjian
nota kesepahaman pencegahan dan pemberantasan kejahatan yang ditandatangani
9
oleh menteri luar negeri Indonesia dan menteri luar negeri Vietnam di Hanoi pada
tanggal 30 Mei 200512.
12
Antara, Hassan Wirayuda : Vietnam Mitra Potensial RI, http://www.antara.co.id/arc/2007
/8/9/hassan-wirayuda--vietnam-mitra-potensial-ri/, diakses pada 1 Oktober 2007, pukul 21.38.
10
BAB 3
KESIMPULAN
11
negara anggota ASEAN yang telah bergabung sebelumnya. Namun, keterlibatan
Vietnam dengan ASEAN tersebut menjadi awal yang baik bagi terciptanya kerja sama
yang membawa dampak-dampak positif bagi Vietnam. Semua perkembangan yang
berhasil dicapai Vietnam adalah hasil dari jaringan kerja sama Vietnam dengan
negara-negara lain. Maka pendapat bahwa masuknya Vietnam dalam ASEAN akan
memperburuk kinerja ASEAN tidaklah tepat. Dan keputusan Vietnam untuk
bergabung dalam wadah ASEAN sudahlah tepat.
12
Daftar Pustaka
13