Anda di halaman 1dari 27

HAND ECZEMA

PEMBIMBING: DR. TUDUNG


H I D AYAT, S P K K
O L E H : W I L L I A M A D I T YA , S . K E D

MASALAH KLINIS
Hand Eczema, atau disebut juga
hand dermatitis (dermatitis pada
tangan).
Merupakan inflamasi pada kulit
tangan
Juga bisa mengalami foot eczema
(dermatitis kaki)

Tanda klinis tipikal berupa:


Eritema,
infiltrasi pada kulit,
squama,
edema,
vesikel,
daerah hiperkeratosis,
crack (fisura), dan
erosi

Penyebab eksternal yang paling banyak


menyebabkan hand eczema adalah kontak
dengan agen toksik atau iritan yang ringan
(seperti air dan sabun), sehingga menyebabkan
dermatDKI.
DKA lebih jarang terjadi dibandingkan DKI, dan
menunjukkan kontak alergi terhadap beberapa
zat spesifik, seperti karet, nikel atau parfum.
Dermatitis atopik disebabkan oleh penyebab
endogen untuk hand eczema

Gambar I, II, III dan Tabel I, II

DIAGNOSIS
Anamnesis riwayat penyakit pasien sangat penting untuk
diagnosis, terutama:
Terkait paparan terhadap iritan dan alergen di rumah dan
tempat kerja.
Adanya anak di rumah (dihubungkan dengan paparan
terhadap sabun dan detergen),

Pekerjaan yang membutuhkan cuci tangan yang sering, dan


Penggunaan sarung tangan merupakan salah satu faktor
resiko penyakit.

Riwayat dermatitis atopik juga dapat mencetuskan hand


eczema pada pasien.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan tambahan:
Patch test (Uji Tempel) mungkin dapat berguna untuk
mengidentifikasi kontak alergi terhadap agen eksternal.
Uji tempel disarankan pada semua pasien dengan chronic hand
eczema.
Tingkat sensitifitas dan spesifisitas pada uji tempel bergantung dari
riwayat pasien dan gambaran klinis
Berdasarkan analisis retrospektif yang dilakukan di Amerika,
meningkatkan jumlah tes alergen akan meningkatkan tingkat
deteksi terhadap reaksi kontak alergi dari 25% menjadi 50%.
Prick Test (Uji Tusuk), atau menentukan kadar IgE dalam
serum, tidak menunjukkan nilai pemeriksaan yang lebih,
walaupun pemeriksaan ini dapat menyediakan informasi terkait
kadar protein pada dermatitis kontak

PENGOBATAN
Prinsip Pengobatan:
Mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor penyebab dapat membantu
penyembuhan eczema, hal ini sulit dilakukan pada praktik karena
penyebab penyakit, terutama pada pasien dengan chronic hand eczema
biasanya multifactorial.
Pengobatan tidak bisa sempurna jika penyebab atau faktor yang
berkontribusi tidak disingkirkan.

Pengobatan dianjurkan karena hand eczema mempunyai sifat untuk


menjadi penyakit kronik, dimana banyak kasus yang menunjukkan
resistensi terhadap pengobatan topikal.
Strategi pengobatan saat ini sering dilakukan berdasarkan pengalaman
klinis dan bisa berbeda di setiap negara.

MOISTURIZERS, EMOLLIENTS, DAN PROTEKSI


KULIT
Penggunaan emollient dan moisturizers (pelembab) disarankan
secara rutin.
Sediaan ointment (salep) lebih dipilih dibandingkan krim, karena
krim dapat menyebabkan sensitisasi dan menyebabkan iritasi
ringan.
Pada salah satu penelitian yang membandingkan efisiensi dari 2
emollientpetrolatum, emollient dan emollient yang mengandung
ceramid (skin lipid/lemak kulit) terdapat perbaikan yang serupa
pada kedua kelompok pengobatan dalam waktu 2 bulan.

Penelitian lainnya yang meneliti dengan durasi 2 minggu


melaporkan tidak ada keuntungan yang bermakna dari
penambahan pelembab yang mengandung urea terhadap
glukokortikoid topikal (betamethasone) dibandingkan
penggunaan betamethasone saja.
Krim pelindung (Barrier Cream) sering disarankan untuk
pencegahan terhadap occupational contact dermatitis, namun
tinjauan sistematik Cochrane menyatakan bahwa tidak ada
bukti yang cukup bahwa krim seperti ini mempunyai efek
protektif jangka panjang.

Edukasi terhadap perawatan kulit serta konseling


individualjuga penting.
Intervensi ini memasukkan instruksi secara
langsung dan tertulis terkait penggunaan sarung
tangan dan menyarankan untuk menghindari
iritan di tempat kerja dan rumah.
Penggunaan sarung tangan berbahan katun atau
sarung tangan dalam disarankan.

GLUKOKORTIKOID TOPIKAL
Glukokortikoid topical potent merupakan pengobatan
farmakologis lini pertama untuk hand eczema
Mometasone furoate topikal diberikan selama 9 minggu pada
pasien hand eczema; hampir dari pasien sembuh pada minggu
ketiga, dan lainnya di sekitar minggu keenam.
Pasien yang sudah sembuh mengikuti penelitian untuk terapi
pemeliharaan selama 36 minggu lebih
Tingkat bebas gejala
lebih tinggi pada kelompok yang menerima glukokortikoid (83%
dan 68%) dibandingkan pada kelompok yang mendapatkan
emollients saja (26%).

Atropi kulit menjadi resiko dari penggunaan


berkepanjangan glukokortikoid.
American Academy of Dermatology
menyarankan penggunaan harian selama 1
bulan dan terapi pemeliharaan 2-3x/minggu.
Disarankan pemberian dalam bentuk salap
dibandingkan krim.

TACROLIMUS DAN PIMECROLIMUS TOPIKAL

Pengobatan dengan calcineurin inhibitor topikal,


bukti terkait efisiensinya untuk pengobatan hand
eczema masih terbatas. Efek samping termasuk
sensasi terbakar sementara dan sensitifitas
terhadap cahaya ultraviolet.
Pimecrolimus (diberikan 2x/hari) tampaknya
lebih baik namun tidak menunjukkan efisiensi
yang lebih bermakna dibandingkan pemberian
krim saja berdasarkan 2 penelitian klinis
randomisasi dengan durasi 3-6 minggu.

Pada penelitian kecil yang dilakukan pada pasien


yang mengalami chronic dyshidrotic palmar eczema,
pemberian
tacrolimus
0.1%
2x/hari
dapat
memberikan tingkat kesembuhan 50% lebih namun
tingkat ini tidak terlalu berbeda dari penggunaan
mometasone furoate.
Pada praktik, salah satu pilihan untuk menggunakan
obat ini adalah penggunaannya bersama dengan
glukokortikoid topikal.

PHOTOTHERAPY
Merupakan pengobatan lini kedua apabila pengobatan secara
topikal gagal.
Dalam penelitian 12 minggu yang memasukkan 35 pasien,
photochemotherapy dengan psoralen dan ultraviolet A (PUVA)
dibandingkan dengan pengobatan dengan ultraviolet B (UVB),
(membandingkan tangan yang diobati dengan tangan yang tidak).
UVB terbukti efektif, namun PUVA tampaknya lebih efektif.
Pada penelitian kecil yang melibatkan pasien dengan chronic
hand eczema, tidak ada perbedaan bermakna yang dilaporkan
dari penggunaan PUVA dan UVB.

Nausea (dari tablet methoxsalen, derivat psoralen),


edema dan nyeri merupakan efek samping dari
phototherapy.
Hasil dari dua penelitian randomisasi menunjukkan
tidak ada perbedaan efisiensi antara pemberian
psoralen topikal dan oral.
Berdasarkan pengalaman klinis, glukokortikoid
topkial lebih sering digunakan dengan kombinasi
phototherapy, terutama pada awal pengobatan.

RETINOID ORAL
Retinoid oral dapat digunakan pada kasus chronic hand eczema
yang berat, terutama pada subtipe hiperkeratotik.
Retinoid oral alitretinoin disetujui untuk penggunaan pada
chronic hand eczema di beberapa negara Eropa dan Canada
(namun tidak di Amerika).
Pada penelitian randomisasi yang melibatkan 1032 pasien
dengan chronic hand eczema (semua tipe) yang membandingkan
penggunaan 30 mg alitretinoin setiap harinya, 10 mg alitretinoin,
dan placebo selama 24 minggu, persentase pasien yang
menyatakan hand eczemanya Sembuh atau hampir sembuh
pada akhir pengobatan adalah :
40% (kelompok 1),
24% (kelompok 2), dan
15% (kelompok 3).

Perbandingan cross-study terkait keuntungan pemberian


acitretin dan alitretinoin masih belum memungkinkan karena
perbedaan rancangan penelitian.
Retinoid biasanya diberikan bersamaan dengan obat
immunosupresive oral untuk profil keamanan yang lebih baik.
Efek samping adalah kulit kering (terutama pada bagian bibir)
dan peningkatan kadar lemak dalam darah.

Retinoid bersifat teratogenik, jadi pemberiannya


harus lebih teliti pada wanita usia reproduksi, harus
dihindari pada saat kehamilan.
Obat kontrasepsi adekuat harus diberikan dan
pemeriksaan kehamilan setiap bulan juga harus
dilakukan; di beberapa negara, persetujuan medis
tertulis kadang dibutuhkan sebelum pemberian obat.

OBAT IMMUNOSUPRESIVE ORAL


Diberikan pada pasien yang mengalami chronic hand
eczema yang tidak merespon terhadap pengobatan
topikal atau phototherapy (atau retinoid, jika
digunakan dengan benar).
Penggunaan obat imunosupresive didasari oleh banyak
bukti yang mendukung efisiensinya untuk pengobatan
atopic dermatitis.
Semua obat immunosupresife mempunyai resiko efek
samping yang serius (toksisitas hematologis dan hepar,
infeksi, dan efek lainnya terhadap penggunaan jangka
panjang terapi immunosupresive).

BAGAN PENGOBATAN

PERMASALAHAN
Setelah eczema mencapai stadium kronik, pembagian klasifikasi
penyakit ini tidak memungkinkan lagi.
Pemahaman gambaran klinis dan patologis dari tipe hand eczema
yang berbeda dapat meningkatkan klasifikasi dan pilihan terapi.
Beberapa kemajuan sudah tercapai dalam pemahaman peran
genetik dan perubahan epigenetik pada fungsi skin-barrier

Penelitian lebih lanjut dari masalah ini dapat menolong untuk


mengidentifikasi pasien yang mungkin mendapat keuntungan
dari strategi penguatan barrier selain pemberian antiinflammasi
dan obat immunosupresan.
Data lainnya dari penelitian randomisasi juga dibutuhkan untuk
menilai dan membandingkan beberapa tipe terapi yang
digunakan untuk chronic hand eczema.
Beberapa data dibutuhkan untuk menginformasikan peran dari
alitretinoin pada pengobatan vesicular hand eczema

KESIMPULAN DAN SARAN


Pasien yang dijelaskan sumber paparan iritannya.
Uji tempel disarankan untuk menyingkirkan riwayat kontak
alergi.
Pasien harus diberikan konseling untuk menghindari atau
setidaknya mengurangi paparan terhadap iritan (dan alergen
kontak, ketika terdeteksi oleh uji tempel), dan harus diberikan
rekomendasi terkait kondisi ini.
Pasien disarankan menggunakan sarung tangan dari bahan
katun ketika melakukan pekerjaan basah.
Penggunaan emollient (baisanya salep) secara teratur sangat
penting untuk penanganan, dan pemberiannya dengan kombinasi
topikal glukokortikoid topikal 1-2x/hari setidaknya selama 4
minggu dapat membantu untuk kesembuhan.

Jika glukokortikoid topikal tidak efektif dan pasien mempunyai


akses untuk dilakukan pengobatan PUVA, disarankan terapi
PUVA dikombinasi dengan glukokortikoid topikal.
Pemberian glukokortikoid jangka pendek (1 minggu) mungkin
dibutuhkan untuk mendapatkan kontrol cepat; penggunaan obat
oral jangka panjang tidak disarankan, karena efek samping.

Untuk kasus hand eczema berat yang tidak menunjukan respon


terhadap terapi topikal atau PUVA, cyclosporine oral mungkin
dapat diberikan.
Obat immunosupresif lainnya juga dapat dijadikan pilihan,
namun jarang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai