Seorang Laki laki usia 70th datang dengan keluhan sulit berkemih sejak 24 jam
terakhir
Trainer : dr. Arum Kartika Dewi
Oleh :
1. Wendhi Haryo Suwarno
H2A008044
2. Alifia Assyifa
H2A010002
3. Anita Mayasari
H2A010006
4. Devi Yanuar
H2A010011
Permatasari
5. Eka Budhiarti
H2A010014
6. Fitria Wijayanti
H2A010019
H2A010023
H2A010026
H2A010038
H2A010048
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014
LATAR BELAKANG
dengan
menutupi
orifisium
uretra.
Kondisi
ini
dikenal
sebagai
KASUS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. B
Umur
: 70th
: Pensiunan PDAM
Alamat
: Mrican
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 05 Mei 2014
jam 09.30 WIB
A. Keluhan Utama : Tidak bisa buang air kecil
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari tadi malam belum bisa buang air kecil, nyeri (+) saat
berkemih, saat akan berkemih harus mengejan, urin menetes saat akhir
berkemih. Terakhir BAK jam 20.00 WIB. Darah (-), sensasi tidak
tuntas saat berkemih. Tiap malam berkemih tiap 2 jam. Pancaran air
kemih kurang kuat. Demam (-), mual (-), muntah(-), pinggang sakit
(+), batu (-), nanah (-), buih (-). Keluhan mulai terasa berat 1 bulan
terakhir, awal mulai keluhan 6 bulan yang lalu. Pasien hanya minum
obat penghilang nyeri. 1 th yang lalu pernah seperti ini, gejala prostat
dan pasien hanya berobat jalan. BAB agak terganggu, feses konsistensi
keras dan kecil kecil, warna normal, kadang ada darah. BB turun
secara cepat +- 5 kg dalam 1 bulan, nafsu makan normal.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat gangguan buang air kecil tidak lancar (+),
Riwayat trauma
: disangkal
: (+)
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat operasi
:disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
E. Riwayat Pribadi
Riwayat merokok
Riwayat minum
Air putih
: 1 2 gelas belimbing
perhari
Teh
: 1 gelas perhari
: kadang - kadang
: disangkal
: Tampak kesadaran
B. Kesadaran
C. Vital sign
1. TD
: 160/90 mmHg
2. Nadi
3. RR
: 20 x/menit (reguler)
4. Suhu
: 36,7 C (aksiler)
D. Status Gizi
1. TB
: 156 cm
2. BB
: 50 Kg
3. BMI
: 20,55
4. Kesan
: cukup
E. Status Internus
1. Kulit
2. Kepala
3. Mata
4. Hidung
5. Telinga
6. Mulut
: bibir kering (-), bibir sianosis (-), bibir pucat (-), lidah
kotor (-), gusi berdarah (-), caries (-), tonsil (T1/T1)
7. Leher
8. Thorax
Paru-paru
Paru depan
Paru belakang
Inspeksi
Statis
kulit (-/-)
Perkusi
Kanan
Kiri
Auskultasi
Peranjakan paru
), Wheezing (-/-)
Wheezing (-/-)
SD : vesikuler
SD : vesikuler
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Pinggang jantung
sinistra
Batas kanan bawah
Kesan
midcalvicula sinistra
Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi
9. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
10. Ekstremitas
Superior
Inferior
Capilary refill
<2/<2
<2/<2
Akral dingin
Edema
Sianosis
Gerak
Kekuatan
5/5
5/5
Reflek fisiologis
t.d.l
t.d.l
Reflek patologis
t.d.l
t.d.l
b. MUE
c. Scrotum
Palpasi
a. Penis
b. Scrotum
c. Region Inguinal
dan femoris
Ampula recti
Normal,
Mukosa recti
Prostat
Inspeksi
IV. RESUME
Dari anamnesis didapatkan adanya retensi urin sejak tadi malam,
nokturia (+), hesistensi (+), terminal dribling (+), polakisuria (+), disuria (+),
straining (+), nyeri pinggang (+) sejak 1 bulan terakhir, riwayat pembesaran
prostat 1 tahun yang lalu, bb turun (5 kg dalam 1 bulan terakhir), nafsu makan
tetap, sensasi tidak puas saat berkemih (+), konstipasi sejak 1 bulan terakhir,
kadang kadang terdapat darah setelah bab, riwayat konsusmsi air minum yang
kurang (1 -2 gelas belimbing perhari), riwayat konsumsi makanan berlemak (+),
riwayat merokok 20 th (1 hari 1 bungkus).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan, tekanan darah 160/90 mmhg,
konjungtiva anemis (+/+), perkusi redup region suprapubik, nyeri tekan regio
suprapubik (+), nyeri ketok costovertebra (+), renal balottement
inspeksi rektal ditemukan
(+). Pada
perabaan licin, nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan RT ditemukan mukosa rekti
kasar, prostat konsistensi keras, nyeri tekan (+), diameter > 4, sulcus medianus (-),
permukaan berbenjol benjol pada semua lobus, tidak bisa digerakkan, polus
anterior tidak teraba.
V. DAFTAR ABNORMALITAS
ANAMNESIS
1. Retensi urin sejak tadi malam
PEMERIKSAAN FISIK
17. Tekanan Darah 160/90 mmHg
10
2. Nokturia
3. Hesistensi (+)
5. Polakisuria (+)
6. Disuria (+)
7. Straining (+)
tidak
puas
medianus
saat
berkemih (+)
12. Konstipasi
permukaan
sejak
bulan
terakhir
13. Kadang kadang terdapat darah
setelah BAB
14. Riwayat konsusmsi air minum
yang
kurang
(1
-2
gelas
belimbing perhari)
15. Riwayat
konsumsi
makanan
berlemak (+)
16. Riwayat merokok 20 th (1 hari
1 bungkus)
VI. PROBLEM
Masalah Aktif
1. Retensi urin et causa suspect
Benigna Prostat Hipertophy
Masalah Pasif
1. Minum air putih kurang
2. Riwayat
konsusmsi
makanan
11
3. Riwayat merokok
3. Suspect hidronefrosis
4. Konstipasi
Benigna
et
/
berlemak
causa
suspect
maligna
Prostat
Hipertophy
5. Hemoroid externa
6. Tekanan darah 160/90 mmHg
(Hipertesi grade II, JNC VII)
7. Suspect Anemia
VIII. DIAGNOSIS
Retensi urin et causa suspect Neoplasma prostat maligna
IX. INITIAL PLAN
A. Retensi urin et causa suspect Neoplasma prostat maligna
1. Ip. Dx
a. S :
b. O :
12
PSA
2. Ip. Tx
a. Medika Mentosa
Pemasangan kateter
3. Ip. Mx
a. KU / TV
b. Volume urin
c. Komplikasi pemasangan kateter
4. Ip. Ex
a. Menjelaskan mengenai penyakit pasien
b. Menjelaskan mengenai penatalaksanaan yang kan dilakukan
c. Menjelaskan komplikasi dan prognosis dari penyakit
d. Menjelaskan komplikasi dan prognosis penatalaksanaan
5. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam
: Dubia
b. Qua ad sanam
: Dubia
c. Qua ad fungsionam
: Dubia
B. Hidronefrosis
1. Ip. Dx
S:
O:
IVP
2. Ip. Tx
a. Medika Mentosa (-)
b. Non Medika mentosa
3. Ip. Mx
KU / TV
Volume urin
4. Ip. Ex
a. Menjelaskan mengenai penyakit pasien
b. Menjelaskan mengenai penatalaksanaan yang kan dilakukan
c. Menjelaskan komplikasi dan prognosis dari penyakit
d. Menjelaskan komplikasi dan prognosis penatalaksanaan
5. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam
: Dubia
b. Qua ad sanam
: Dubia
c. Qua ad fungsionam
: Dubia
C. Hipertensi Sekunder
1. Ip. Dx
S:
O:
2. Ip. Tx
a. Medika Mentosa
Captopril tab 12,5mg 1 dd tab I
b. Non Medika mentosa
Konsul spesialis penyakit dalam
3. Ip. Mx
KU / TV
4. Ip. Ex
a. Menjelaskan mengenai penyakit pasien
b. Menjelaskan mengenai penatalaksanaan yang kan dilakukan
c. Menjelaskan komplikasi dan prognosis dari penyakit
d. Menjelaskan komplikasi dan prognosis penatalaksanaan
14
5. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam
: Dubia
b. Qua ad sanam
: Dubia
c. Qua ad fungsionam
: Dubia
D. Anemia
1. Ip. Dx
S:
O:
Pemeriksaan Darah Lengkap (Hb, MCV, MCHC)
2. Ip. Tx
a. Medika Mentosa
3. Ip. Mx
KU / TV
4. Ip. Ex
a.
b.
c.
d.
5. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam
: Dubia
b. Qua ad sanam
: Dubia
c. Qua ad fungsionam
: Dubia
E. Hemoroid Ekterna
1. Ip. Dx
S:
15
O:
2. Ip. Tx
a. Medika Mentosa
Borraginol zalf
3. Ip. Mx
KU / TV
Perdarahan, nyeri, pembesaran hemoroid
4. Ip. Ex
a. Menjelaskan mengenai penyakit pasien
b. Menjelaskan mengenai penatalaksanaan yang kan dilakukan
c. Menjelaskan komplikasi dan prognosis dari penyakit
d. Menjelaskan komplikasi dan prognosis penatalaksanaan
5. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam
: ad bonam
b. Qua ad sanam
: ad bonam
c. Qua ad fungsionam
: ad bonam
16
PEMBAHASAN
A. PROSTAT
1. Anatomi prostat
Prostat adalah organ genital yang hanya di temukan pada pria karena
merupakan penghasil cairan semen yang hanya dihasilkan oleh pria.
Prostat berbentuk piramid, tersusun atas jaringan fibromuskular yang
mengandung kelenjar. Prostat pada umumnya memiliki ukuran dengan
panjang 1,25 inchi atau kira kira 3 cm, mengelilingi uretra pria.
Fascia
B. KANKER PROSTAT
1. Definisi
Kanker prostat adalah keganasan pada prostat yang diderita pria
berusia lanjut dengan kejadian puncak pada usai 65 - 75 tahun. Penyebab
kanker prostat tidak diketahui secara tepat, meskipun beberapa penelitian
telah menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan
peningkatan kadar hormon testosteron. Usia lanjut mengalami penurunan
beberapa unsur esensial tubuh seperti kalsium dan vitamin D. Penurunan
18
19
c. Riwayat keluarga
Kanker prostat didiagnosa pada 15% pria yang memiliki ayah atau
saudara lelaki yang menderita kanker prostat, bila dibandingkan dengan
8% populasi kontrol yang tidak memiliki kerabat yang terkena kanker
prostat. Pria yang satu generasi sebelumnya menderita kanker prostat
memiliki resiko 2 - 3 kali lipat lebih besar menderita kanker prostat
dibandingkan dengan populasi umum. Sedangkan untuk pria yang 2
generasi sebelumnya menderita kanker prostat memiliki resiko 9 - 10
kali lipat lebih besar menderita kanker prostat.
d. Faktor hormonal
Testosteron adalah hormon pada pria yang dihasilkan oleh sel
Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa
dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat oleh enzim 5 - reduktase.
Beberapa teori menyimpulkan bahwa kanker prostat terjadi karena
adanya peningkatan kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum
dapat dibuktikan secara ilmiah. Beberapa penelitian menemukan
terjadinya penurunan kadar testosteron pada penderita kanker prostat.
Selain itu, juga ditemukan peningkatan kadar DHT pada penderita
prostat, tanpa diikuti dengan meningkatnya kadar testosteron.
e. Pola makan
Pola makan diduga memiliki pengaruh dalam perkembangan
berbagai jenis kanker atau keganasan. Pengaruh makanan dalam
terjadinya kanker prostat belum dapat dijelaskan secara rinci karena
adanya perbedaan konsumsi makanan pada rasa atau suku yang
berbeda, bangsa, tempat tinggal, status ekonomi dan lain sebagainya.
3. Gejala Klinis Kanker Prostat
Secara medik, kanker prostat umumnya tidak menunjukkan gejala
khas. Karena itu, sering terjadi keterlambatan diagnosa. Gejala yang ada
umumnya sama dengan gejala pembesaran prostat jinak, yaitu buang air
kecil tersendat atau tidak lancar. Keluhan dapat juga berupa nyeri tulang
20
dan gangguan saraf. Dua keluhan itu muncul bila sudah ada penyebaran ke
tulang belakang
Tahap awal (early stage) yang mengalami kanker prostat umumnya
tidak menunjukkan gejala klinis atau asimptomatik. Pada tahap berikutnya
(locally advanced) didapati obstruksi sebagai gejala yang paling sering
ditemukan. Biasanya ditemukan juga hematuria yakni urin yang
mengandung darah, infeksi saluran kemih, serta rasa nyeri saat berkemih.
Pada tahap lanjut (advanced) penderita yang telah mengalami metastase di
tulang sering mengeluh sakit tulang dan sangat jarang menhgalami
kelemahan tungkai maupun kelumpuhan tungkai karena kompresi korda
spinalis.
4. Pemeriksaan Kanker Prostat
Diagnosa kanker prostat dapat dilakukan atas kecurigaan pada saat
pemeriksaan colok dubur yang abnormal atau peningkatan Prostate
Specific Antigen (PSA). Kecurigaan ini kemudian dikonfirmasi dengan
biposi,dibantu oleh trans rectal ultrasound scanning (TRUSS). Ada 50%
lebih lesi yang dicurigai pada saat colok dubur yang terbukti suatu kanker
prostat. Nilai prediksi colok dubur untuk mendeteksi kanker prostat
21,53%. Sensitifitas colok dubur tidak memadai untuk mendeteksi kanker
prostat tapi spesifisitasnya tinggi,namun bila didapatkan tanda ganas pada
colok dubur maka hampir semua kasus memang terbukti kanker prostat
karena nilai prediktifnya 80%.
a. Digital Rectal Examination
Pemeriksaan rutin prostat yang di perlukan adalah pemeriksaan
rektum dengan jari atau digital rectal examination. Pemeriksaan ini
menggunakan jari telunjuk yang dimasukkan ke dalam rektum untuk
meraba prostat. Penemuan prostat abnormal pada DRE berupa nodul
atau indurasi hanya 15 25 % kasus yang mengarah ke kanker prostat.
b. Pemeriksaan kadar Prostat Spesifik Antigen
Prostat Spesifik Antigen (PSA) adalah enzim proteolitik yang
dihasilkan oleh epitel prostat dan dikeluarkan bersamaan dengan cairan
21
22
Ultrasound
Scanning
(TRUSS)
adalah
23
iii.
pola
secara
pemeriksaan
spesimen
prostat
di
24
25
26
6.
27
kanker
prostat
di
tentukan
berdasarkan
28
29
DAFTAR PUSTAKA
BioMed
Central
Ltd.
Available
from
30