Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Laporan Kesehatan Lanjut Usia


KASUS 1
I.

Identitas Penderita
Nama

: Ny. Sumiati

Umur

: 62 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Perkasa Muda Gunungsari rt.04 rw.07

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pekerjaan

: Pedagang minuman

Pendidikan

: SD

Status Pernikahan

: Bercerai

Status Ekonomi

: Gakin (keluarga miskin, pasien mempunyai

SKTM)
Tanggal Kunjungan

: Senin, 07 April 2014

Nama Orang Terdekat

: Ny. Sutinah (adik kandung pasien, 38 tahun)

II. Riwayat Medis / Evaluasi Fisik


A. Riwayat Medis
1. Keluhan Utama
Sulit untuk menggerakan sisi tubuh sebelah kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
10 hari yang lalu Ny. S mendadak mengeluhkan sulit untuk
menggerakan sisi tubuh sebelah kiri, sering kali merasa kesemutan
terutama di tungkai dan lengan kiri.Oleh keluarga langsung dibawa ke
rumah sakit lalu dilakukan rawat inap selama 5 hari. Sebelum dibawa
ke rumah sakit Ny. S mengalami keluhan batuk berdahak selama 1
minggu dan mengeluh nyeri tengkuk sampai ke punggung.Ny. S belum

BAB selama 1 minggu, BAK tidak ada keluhan, tidk ada mual muntah,
dan pasien mengatakan sulit untuk tidur akhir-akhir ini.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit Hipertensi

: disangkal

Riwayat penyakit Diabetes melitus : disangkal


Riwayat penyakit jantung

: disangkal

Riwayat penyakit ginjal

: disangkal

Riwayat penyakit asma

: disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit Hipertensi

: Ayah

Riwayat penyakit Diabetes melitus: Ibu


Riwayat penykit ginjal

:-

Riwayat penyakt asma

:-

5. Riwayat Personal Sosial


Perkawinan

: pasien sudah bercerai dengan suami sejak berusia


muda dan tidak memiliki anak

Perilaku

: pasien mengaku sering mengkonsumsi bakso,


gorengan dan empal. Pasien juga mengaku jarang
berolahraga

Pekerjaan

: kegiatan pasien sehari-hari adalah seorang pedagang


minuman, namun semenjak sakit usahanya sekarang
diurusi oleh adiknya. Pasien sudah tidak bekerja lagi.
Kegiatan pasien sekarang hanya berbaring di tempat
tidur

Lingkungan
Tinggal

Tempat : pasien tinggal di Jl. Perkasa Muda rt. 04 rw.07


Gunungsari. Pasien sudah tidak tidur dikamar karena
kamar Ny. S berada dilantai dua, sehingga hanya kasur
yang dipindahkan ke lantai bawah, dan kebersihan
lingkungan kurang terjaga. Ventilasi rumah baik,
jendela jarang dibuka, pencahayaan baik, dan lantai
terbuat dari keramik. Jarak rumah pasien dengan

rumah tetangga berdempetan.


Psikososial

: Pasien termasuk seorang yang aktif, tidak pernah


mengalami kesulitan dalam bergaul di lingkungan
tempt tinggalnya. Terjalin hubungan yang baik dengan
anggota

keluarga.

Pasien

tinggal

dengan

adik

perempuan yang mengurusnya. Ny. S tidak pernah


merasa bersedih dan kesepian.

6.Riwayat Pembedahan/operasi : 7.Riwayat Opname Rumah Sakit: Ny. S pernah dirawat pada tanggal 30
Maret- 5 April 2014 di Rumah Sakit
Gunung Jati Cirebon
8. Riwayat Kesehatan Lain

:-

9. Riwayat Alergi

:-

10. Riwayat Kebiasaan

: Merokok (-), Alkohol (-), sering makan


bakso, gorengan dan empal. Pasien juga
jarang berolahraga

11. Obat-obatan

: Obat paracetamol, Flunarizine Hcl, Obat


dari rumah sakit sudah habis

III. Ringkasan Gejala


Ringkasan gejala khas, bila akut A bila kronik K, berikan penjelasan ringkas
pada gejala yang ada :

Anoreksia

:-

Berat badan turun

:-

Lelah/ cape

:-

Nyeri kepala

:-

Gangguan penglihatan

: (K) Mata sebelah kanan dan kiri rabun


dekat (hipermetropi) , Ny. S memakai
kacamata +2

Gangguan pendengaran

:-

Gangguan gigi palsu

:-

Batuk/ mengi

: (A) Batuk berdahak selama 1 minggu

Sesak napas

:-

Sembab di kaki

:-

Jatuh

:-

Pingsan

:-

Nyeri telan

:-

Nyeri perut

:-

Gangguan BAB

: (A) Konstipasi selama 1 minggu

Gangguan BAK

:-

Kencing malam

:-

Gangguan kaki

: (A) Lumpuh sisi kiri dan rasa kesemutan

Sering lupa

:-

Depresi

:-

Mengembara/ kelakuan aneh : -

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum
Pasien tampak sakit
2. Kesadaran
Composmetis
3. Tanda vital

Tekanan darah

: 130/90 mmHg

Nadi

: 104x/menit

Suhu

: 36,50C

Frekuensi nafas

: 20x/rmenit

4. Pemeriksaan Generalis
1. Kepala
Rambut sudah beruban, rontok
2. Wajah

Tidak ada pembengkakan, tidak ada bekas luka, simetris


3. Mata
Mata kanan dan kiri simetris, kelopak mata normal, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, lensa mata tidak ada kekeruhan, reflex
pupil kanan (+) kiri (+)
4. Pendengaran
Normal, tidak menggunakan alat bantu dengar, serumen (-), hiperemis
(-), inflamasi (-), nyeri tekan (-)
5. Hidung
Fraktur (-), deviasi (-), sekret (-), hiperemis (-), penciuman tidak
terganggu
6. Mulut
Nyeri gusi (-), gusi bengkak (-), hiperemis (-), lidah kotor (-)
7. Leher
Deviasi (-), pembengkakan kel tiroid (-), nyeri menelan (-)
8. Thorak
Inspeksi : Dada simetris, bentuk dada datar, bekas luka (-), ictus
cordis (-).
Palpasi

: Nyeri tekan (-), ekspansi pernafasan simetris, fremitus


vocal simetris, fremitus taktil simetris, ictus cordis teraba.

Perkusi

: Dbn sonor seluruh lapang pulmo.

Auskultasi : Pulmo (dbn suara vesikuler, tidak ada suara tambahan),


suara katup cor (dbn suara cor 1&2, tidak ada suara
tambahan).
9. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada bekas luka, pusar tidak
ada
tandainflamasi.
Auskultasi : Bising usus 16x/menit, tidak ada suara tambahan.
Perkusi

: Timpani seluruh lapang abdomen, ketok ginjal kanan (-),


ginjal kiri (-).

Palpasi

: Nyeri tekan (-), hepar (tidak ada pembesaran organ), lien


(tidak ada pembesaran), ginjal kanan dan kiri (tidak ada
pembesaran).

10. Ektremitas
Akral

: Hangat

Lengan

: Hemiparese lengan kiri

Tungkai

: Pitting oedem (-), hemiparese tungkai kiri

Kuku

: Clubbing finger (-), kebiruan (-)

Pemeriksaan sensorik

: Sensasi normal

Pemeriksaan motorik

Inspeksi

: Gerakan involunter (-)

Tonus

: Lengan kanan normotonus, lengan kiri


Hipotonus. Tungkai kanan normotonus,
tungkai kiri hipotonus

V. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

CT-Scan

: GDS

: 167,4 mg/dl

Kolesterol

: 261,5 mg/dl

Asam Urat

: 3,7 mg/dl

Trigliserida

: 176, 8 mg/dl

: Infark di lobus temporoparietal kanan

VI. Pemeriksaan Status Mental


A. Deskripsi Umum
Penampilan
Penampilan tampak sesuai dengan usianya, pasien kurang mengurus
dirinya.
Perilaku dan aktivitas psikomotor
Tidak ada kelainan pada perilaku pasien, aktivitas psikomotor tidak
ada kelainan, dan sikap terhadap pemeriksa kooperatif.
B. Mood dan Afek

Mood

: Eutimia

Afek

: Menyempit

Keserasian afek : Serasi

C. Pembicaraan

Kuantitas

: Baik

Kualitas

Volume

cukup

terdengar,

artikulasi

jelas,

spontanitas
(+), intonasi sesuai, gangguan bicara (-)
D. Gangguan Persepsi

Halusinasi

:-

Ilusi

:-

E. Pikiran

Bentuk pikir

: Realistis

Isi pikir

: Waham (-), Fobia (-), Obsesi (-), Kompulsif (-)

Progresi pikir

: Tidak ada kelainan dalam progresi pikir

F. Kesadaran dan Kognisi

Kesadaran

Orientasi
Orang

: Composmentis

: Normal, pasien masih mengenali keluarga yang


merawatnya

Waktu

: Normal, pasien masih ingat hari pada saat

diperiksa
Tempat

: Normal, pasien masih mengenali rumah tempat


tinggalnya

Daya ingat
Segera

: Normal

Pendek

: Normal

Sedang

: Normal

Panjang

: Normal

Konsentrasi dan Perhatian


Konsentrasi

: Baik

Perhatian

: Baik

Intelegensi dan Kemampuan Informasi : Baik

Kemampuan membaca dan menulis

: Baik

Pikiran abstrak

: Baik

Kemampuan menolong diri sendiri

: Kurang baik pasien harus

dibantu untuk
melakukan kegiatan seharihari
G. Pengendalian Impuls
Masih baik, pasien masih bisa menahan BAK dan BAB, dan emosinya.

H. Status Fungsional
Indeks Katz
Keterangan
No

Aspek Penilaian

Mandiri

Ketergantungan

1.

Bathing

2.

Dressing

3.

Toiletting

4.

Transfering

5.

Continence

6.

Feeding

Kesimpulan

Skor F

SKOR INTERPRETASI
A

Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK/BAB), berpindah,


kekamar kecil, berpakaian dan mandi.

Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali satu


dari fungsi tersebut.

Kemandirian dalam semua aktifitas kecuali mandi dan satu fungsi


tambahan.

Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian dan satu fungsi tambahan.

Kemandirian dalam semua aktifitas kecuali mandi, berpakaian,


kekamar kecil, dan satu fungsi tambahan.

Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,


berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.

Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.

LainLain

Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat


diklasifikasikan sebagai C,D dan E.

Indeks Barthel
No

Kriteria Penilaian

Dengan
Bantuan

Mandiri

Keterangan

Makan

10

Aktivitas Toilet

10

Berpindah dari kursi ke


tempat tidur dan
sebaliknya, termasuk
duduk di tempat tidur

5-10

15

Kebersihan diri mencuci


muka, menyisir rambut
menggosok gigi

Mandi

Berjalan dipermukaan
datar

10

15

10

Naik Turun Tangga

10

Berpakaian

10

Mengontrol defekasi

10

10

10

Mengontrol berkemih

10

10

Total

55

Interpretasi Penilaian:
0-20

: Ketergantungan

21-61 : Ketergantungan Berat


62-90 : Ketergantungan Sedang
91-99 : Ketergantungan Ringan
100

:Mandiri
Dari hasil pemeriksaan status fungsional yang dilakukan menurut

instrumen indeks Katz bahwa Ny. S masuk ke dalam kategoriFyaitu kemandirian


dalam semua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, kekamar
kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan, sedangkan pada Indeks Barthel Ny. S
mendapatkan skor 55sehingga masuk ke dalam kategori Ketergantungan Berat.
I.

Tilikan
Pasien memiliki tilikan dengan derajat 6, yaitu pasien menyadari dirinya
sakit dan perlu untuk diobati.

J.

MMSE (Mini Mental State Examination)

No

Nilai

Orientasi

1. Tanggal

2. Hari

3. Bulan

4. Tahun

5. Musim

6. Ruangan

7. Rumah sakit

II

III

8. Kota

9. Propinsi

10. Negara

REGISTERASI (mengingat 3 kata) pasien diminta

11. Bola

menirukan 3 kata yang disebut pemeriksa.

12. Melati

13. Kursi

14. 93 atau U

15. 86 atau Y

16. 79 atau H

17. 72 atau A

18. 65 atau W

19. Bola

20. Melati

21. Kursi

22. Jam tangan (arloji)

23. Pensil

24. Namun, tanpa, dan

ATENSI/KALKULASI (serial 100-7 atau sebut urutan


huruf dari belakang kata WAHYU)

IV

RECALL (MEMORI) (mengingat kembali 11-13)

BAHASA penyebutan
Pasien diperintahkan untuk menyebutkan benda
yang ditunjuk pemeriksa
Pengulangan

bila
Pengertian verbal ( perintah kalimat 25-27)

25. Ambil kertas dengan

Mengetahui pengertian terhadap suatu permintaan pada

tangan kanan

pasien

26. Lipatkan menjadi dua 1

27. Letakkan dilantai

Membaca dan mengerti terhadap bahasa tulisan

28. Tutup mata anda

Menulis (kalimat yang dapat dimengerti)

29. (Tulis kalimat

lengkap)
tiru gambar ini

VI

KONSTRUKSI TUTUP MATA ANDA

Nilai MMSE

30

PENILAIAN
Kriteria penurunan fungsi kognitif, berdasarkan mental mini (MMSE) adalah :

Normal

: 24-30

Probabilitas kognitif terganggu / dugaan demensia

: 17 23

Definitve gangguan kognitif

: 0-16

Hasil pemeriksaan MMSE pada Ny. S adalah fungsi kognitif tidak terganggu
sesuai score yang di dapatkan dari hasil pemeriksaan yaitu 30 (normal)

K. GDS (Geriatric Depression Scale)


No

Pertanyaan

Jawaban

Score

Apakah pada dasarnya anda puas dengan


kehidupan anda?

YES/ NO

Sudahkah anda meninggalkan minat dan


aktivitas anda?

YES/ NO

Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong?

YES/ NO

Apakah anda sering bosan?

YES/ NO

Apakah anda mempunyai semangat yang baik


setiap waktu?

YES/ NO

Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada


anda?

YES/ NO

Apakah anda merasa bahagia setiap waktu?

YES/ NO

Apakah anda sering merasa bahagia?

YES/ NO

Apakah anda lebih suka tinggal di rumah atau

YES/ NO

pergi keluar dan melakukan suatu hal yang baru?


10

Apakah anda merasa bahwa anda lebih banyak


mengalami masalah dengan ingatan anda?

YES/ NO

11

Apakah anda berfikir sangat menyenangkan


hidup sekarang ini?

YES/ NO

12

Apakah anda merasa tidak berguna saat ini?

YES/ NO

13

Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini?

YES/ NO

14

Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan


lagi?

YES/ NO

15

Apakah anda berfikir banyak orang yang lebih


baik dari anda?

YES/ NO

Total

Skoring:
Berikan nilai 1 poin untuk setiap jawaban:
1. NO
2. YES

4. YES
5. NO

7. NO
8. NO

10. YES
11. NO

13. NO
14. YES

3. YES

6. YES

9. YES

12. YES

15. YES

Nilai total 0-5 adalah normal, nilai 5 atau lebih menandakan depresi
Kesimpulan :dari hasil pemeriksaan GDS Ny. S mempunyai skor
5(normal)

VII. Resume Problem


Berikut ini beberapa masalah klinis hasil dari anamnesis dan pemeriksaan
pada Ny. S adalah:

Sistem Saraf Pusat


Pasien mengalami stroke infark di lobus parietal dekstra sehingga
menimbulkanhemiparesis sinistra. Ny. S juga menglami skeulitan
untuk tidur (insomnia)

Sistem Saraf Perifer


Pasien mengalami kesemutan (parestesia) pada lengan dan tungkai kiri

Sistem Penglihatan
Pasien mengalami rabun dekat (hipermetropi) kanan dan kiri +2

Sistem Respirasi
Pasien mengalami batuk berdahak selama 1 minggu.

Sistem Muskuloskeletal
Pasien mengalami nyeri tengkuk sampai ke punggung

Sistem Gastrointestinal
Pasien mengalami susah buang air besar (konstipasi) selama 1 minggu

Sistem Metabolik
Pasien mengalami hiperkolesterolemia dengan hasil kolesterol 261,5
mg/dl, dan hipertrigliseridemia dengan hasil trigliserida 176, 8 mg/dl.

VIII. Identifikasi Masalah

Masalah kemandirian yang terganggu akibat stroke yang diderita Ny. S :


Imobilitas atau keterbatasan dalam aktivitas
Menimbulkan masalah klinis yang lain seperti dekubitus, hipotensi
ortostatik, osteoporosis, konstipasi, thrombus, jatuh, fraktur

Ketergantungan
Feeding
: selera makan berkurang, status gizi menurun,
penyembuhan terhambat, imunitas menurun
Bathing
: kebersihan diri berkurang, kepercayaan diri
berkurang, rentan terhadap penyakit
Toilet : sering menahan untuk BAB dan BAK karena memerlukan
bantuan orang lain, menimbulkan gangguan pencernaan dan
perkemihan, kebersihan menurun
Dressing

: kebersihan menurun

Parestesia: risiko luka

Tempat perawatan kurang mendukung

Sulit tidur : imunitas menurun

Polifarmasi : karena banyak keluhan

I.2. Usulan Penatalaksanaan Nonfarmakologi


1) Ny. S diberikan edukasi tentang konsumsi makananan yang rendah
lemak dan kolesterol, untuk menurunkan kadar kolesterol dalam
darahnya.
2) Ny. S juga diberikan edukasi tentang konsumsi makanan yang berserat,
serta buah-buahan dan sayuran agar buang air besarnya lancar dan tidak
mengalami konstipasi yang berkepanjangan.
3) Ny. S disarankan melakukan pemeriksaan darah dengan rutin khususnya
untuk mengecek kadar kolesterol dan trigliserida supaya dokter atau
tenaga kesehatan lain bisa memantau kadar kolesterol dan trigliserida
Ny. S sehingga kadar kolesterol dan trigliserida nya bisa terkontrol
dengan baik dan tidak menimbulkan masalah klinis.
4) Untuk menanggulangi gejala strokenya, Ny. S disarankan untuk kontrol
secara rutin ke dokter yang terdekat, bisa ke puskesmas atau jika
memungkinkan bisa datang ke dokter spesialis saraf.
5) Ny. S juga dianjurkan untuk melakukan fisioterapi baik di klinik atau di
rumah sakit untuk melatih alat gerak dan memulihkan kembali alat gerak
yang mengalami kelainan.
6) Selain diberikan edukasi pada Ny. S, kami juga memberikan edukasi
kepada anggota keluarga khususnya adik Ny. S yang tinggal serumah
dengan Ny. S, yaitu tentang perawatan, pemberian makanan, dan
diingatkan tentang jadwal untuk kontrol
7) Ny. S juga diberikan motivasi untuk tetap semangat dan berusaha sabar
dalam menghadapi penyakitnya karena walaupun penyakitnyamerupakan
penyakit kronis, bila terkontrol dengan baik akan mencegah komplikasi
yang lebih buruk sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
8) Rehabilitasi dini. Upaya rehabilitasi harus segera dikerjakan sedini
mungkin apabila keadaan pasien sudah stabil. Fisioterapi pasif perlu
diberikan bahkan saat pasien masih di ruang intensif yang segera
dilanjutkan dengan fisioterapi aktif bila memungkinkan. Apabila
terdapat gangguan bicara atau menelan, upaya terapi wicara bisa

diberikan. Setelah pasien bisa berjalan sendiri, terapi fisis dan okupasi
perlu diberikan, agar pasien bisa kembali mandiri. Pendekatan
psikologis terutama berguna untuk memulihkan kepercayaan diri pasien
yang biasanya sangat menurun setelah terjadinya strok. Kalau perlu
dapat diberikan antidepresi ringan.
9) Tindakan pengawasan lanjutan (follow-up). Tindakan untuk mencegah
strok berulang dan upaya rehabilitasi kronis harus terus dikerjakan. Hal
ini sebaiknya dilakukan oleh spesialis penyakit dalam yang
mengetahui penatalaksanaan berbagai faktor risiko terjadinya strok
ulangan.
10) Upaya Pencegahan.Upaya pencegahan primer dan sekunder berupa
perbaikan dari berbagai faktor risiko seperti yang telah disebutkan di
muka.Salah satu yang menjadi bahan perdebatan adalah penatalaksanaan
endarterectomy pada arteri karotis, Kesepakatan saat ini adalah
anjuran untuk endarterectomy pada pasien TIA bila terdapat stenosis
arteri karotis lebih dari 70%. Pada individu yang belum terserang TIA/strok
endarterectomy juga bisa dianjurkan apabila stenosis lebih dari 90%,
terutama bila bersifat progresif, dan risiko peri-operatif <3%. Pemberian
aspirin atau warfarin harus dilaksanakan sebagai upaya pencegahan primer
pada semua pasien dengan fibrilasi atrial non valvular yang berisiko sedang
untuk terjadinya emboli. Pada mereka yang berisiko emboli tinggi (usia
lebih dari 75 tahun atau lebih dari 60 tahun ditambah risiko
tinggi/menderita tekanan darah tinggi, disfungsi ventrikel kiri, diabetes
melitus) diberikan terapi antikoagulan jangka panjang dengan warfarin
dengan target INR 2,0-3,0.

I.3. Usulan Penatalaksanaan Farmakologi


1) Lesi iskemik, pada dasaraya harus dibedakan antara pusat infark dan
jaringan sekitarnya, yang disebut jaringan penumbra. Di pusat infark sudah
terjadi kematian jaringan otak, sehingga tidak dapat dikerjakan sesuatu.

Penumbra merapakan jaringan iskemik yang bila tak dilakukan upaya


pengobatan akan memberat menjadi infark. Di daerah ini akan terjadi
suatu rantai reaksi metabolik, antara lain masuknya ion kalsium dan
laktat ke intraselular, menyebabkan terjadinya edema sel dan akhirnya
nekrosis. Berbagai tindakan terapeutik antara lain:

Upaya perbaikan status umum (tekanan darah, gula darah, hidrasi,


keseimbangan cairan dan asam-basa, kardiorespirasi dan Iain-lain).

Pemberian antikoagulasi dengan menggunakan antikoagulans


(heparin, warfarin) berdasarkan penelitian di Eropa (EUSI 2003) tidak
direkomendasikan. Trombolisis hanya dilakukan dengan aktivator
plasminogen jaringanrekombinan (rtPA), itupun dengan syarat yang
sangat ketat, yaitu waktu pengerjaan tidak boleh lebih dari 3 jam dari
saat awitan strok (EUSI 2003). Penggunaan streptokinase, heparin
atau

heparinoid

menunjukkan

walaupun

hasil,

akan

beberapa
tetapi

laporan

memiliki

tak

terkontrol

kendala

dengan

kemungkinan besar terjadinya komplikasi hemoragik di daerah infark


atau daerah lain.

Pemberiaa antiagregasi trombosit (aspirin) 100-300 mg diberikan


dalam waktu 24 jam setelah terjadinya strok

akan menurunkan

mortalitas dan mencegah strok ulangan secara bermakna. Aspirin


tidak boleh diberikan apabila akan dilakukan trombolisis atau dalam
waktu 24 jam setelah trombolisis.

Perbaikan

metabolik

sekitar

lesi,

antara

lain

pemberian

vasokonstriktor umum yang diharapkan memberikan vasodilatasi


lokal di tempat lesi (reverse steal phenomenon) "antagonis
kalsium" dan berbagai zat "neuroprotektif walaupun dari segi
teoritis hal ini sangat menarik, akan tetapi hasil dari berbagai penelitian
dengan derajat bukti tingkat I (level of evidence I) ternyata tidak
ada gunanya sama sekali.Upaya untuk menurunkan viskositas darah
bila Ht di atas 54% (terapi hemodilusi) menurut EUSI 2003 juga tidak
direkomendasikan pada strok iskemik.

Anda mungkin juga menyukai