PENDAHULUAN
Identitas Penderita
Nama
: Ny. Sumiati
Umur
: 62 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Pedagang minuman
Pendidikan
: SD
Status Pernikahan
: Bercerai
Status Ekonomi
SKTM)
Tanggal Kunjungan
BAB selama 1 minggu, BAK tidak ada keluhan, tidk ada mual muntah,
dan pasien mengatakan sulit untuk tidur akhir-akhir ini.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit Hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: Ayah
:-
:-
Perilaku
Pekerjaan
Lingkungan
Tinggal
keluarga.
Pasien
tinggal
dengan
adik
6.Riwayat Pembedahan/operasi : 7.Riwayat Opname Rumah Sakit: Ny. S pernah dirawat pada tanggal 30
Maret- 5 April 2014 di Rumah Sakit
Gunung Jati Cirebon
8. Riwayat Kesehatan Lain
:-
9. Riwayat Alergi
:-
11. Obat-obatan
Anoreksia
:-
:-
Lelah/ cape
:-
Nyeri kepala
:-
Gangguan penglihatan
Gangguan pendengaran
:-
:-
Batuk/ mengi
Sesak napas
:-
Sembab di kaki
:-
Jatuh
:-
Pingsan
:-
Nyeri telan
:-
Nyeri perut
:-
Gangguan BAB
Gangguan BAK
:-
Kencing malam
:-
Gangguan kaki
Sering lupa
:-
Depresi
:-
Tekanan darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 104x/menit
Suhu
: 36,50C
Frekuensi nafas
: 20x/rmenit
4. Pemeriksaan Generalis
1. Kepala
Rambut sudah beruban, rontok
2. Wajah
Perkusi
Palpasi
10. Ektremitas
Akral
: Hangat
Lengan
Tungkai
Kuku
Pemeriksaan sensorik
: Sensasi normal
Pemeriksaan motorik
Inspeksi
Tonus
V. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
CT-Scan
: GDS
: 167,4 mg/dl
Kolesterol
: 261,5 mg/dl
Asam Urat
: 3,7 mg/dl
Trigliserida
: 176, 8 mg/dl
Mood
: Eutimia
Afek
: Menyempit
C. Pembicaraan
Kuantitas
: Baik
Kualitas
Volume
cukup
terdengar,
artikulasi
jelas,
spontanitas
(+), intonasi sesuai, gangguan bicara (-)
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi
:-
Ilusi
:-
E. Pikiran
Bentuk pikir
: Realistis
Isi pikir
Progresi pikir
Kesadaran
Orientasi
Orang
: Composmentis
Waktu
diperiksa
Tempat
Daya ingat
Segera
: Normal
Pendek
: Normal
Sedang
: Normal
Panjang
: Normal
: Baik
Perhatian
: Baik
: Baik
Pikiran abstrak
: Baik
dibantu untuk
melakukan kegiatan seharihari
G. Pengendalian Impuls
Masih baik, pasien masih bisa menahan BAK dan BAB, dan emosinya.
H. Status Fungsional
Indeks Katz
Keterangan
No
Aspek Penilaian
Mandiri
Ketergantungan
1.
Bathing
2.
Dressing
3.
Toiletting
4.
Transfering
5.
Continence
6.
Feeding
Kesimpulan
Skor F
SKOR INTERPRETASI
A
LainLain
Indeks Barthel
No
Kriteria Penilaian
Dengan
Bantuan
Mandiri
Keterangan
Makan
10
Aktivitas Toilet
10
5-10
15
Mandi
Berjalan dipermukaan
datar
10
15
10
10
Berpakaian
10
Mengontrol defekasi
10
10
10
Mengontrol berkemih
10
10
Total
55
Interpretasi Penilaian:
0-20
: Ketergantungan
:Mandiri
Dari hasil pemeriksaan status fungsional yang dilakukan menurut
Tilikan
Pasien memiliki tilikan dengan derajat 6, yaitu pasien menyadari dirinya
sakit dan perlu untuk diobati.
J.
No
Nilai
Orientasi
1. Tanggal
2. Hari
3. Bulan
4. Tahun
5. Musim
6. Ruangan
7. Rumah sakit
II
III
8. Kota
9. Propinsi
10. Negara
11. Bola
12. Melati
13. Kursi
14. 93 atau U
15. 86 atau Y
16. 79 atau H
17. 72 atau A
18. 65 atau W
19. Bola
20. Melati
21. Kursi
23. Pensil
IV
BAHASA penyebutan
Pasien diperintahkan untuk menyebutkan benda
yang ditunjuk pemeriksa
Pengulangan
bila
Pengertian verbal ( perintah kalimat 25-27)
tangan kanan
pasien
lengkap)
tiru gambar ini
VI
Nilai MMSE
30
PENILAIAN
Kriteria penurunan fungsi kognitif, berdasarkan mental mini (MMSE) adalah :
Normal
: 24-30
: 17 23
: 0-16
Hasil pemeriksaan MMSE pada Ny. S adalah fungsi kognitif tidak terganggu
sesuai score yang di dapatkan dari hasil pemeriksaan yaitu 30 (normal)
Pertanyaan
Jawaban
Score
YES/ NO
YES/ NO
YES/ NO
YES/ NO
YES/ NO
YES/ NO
YES/ NO
YES/ NO
YES/ NO
YES/ NO
11
YES/ NO
12
YES/ NO
13
YES/ NO
14
YES/ NO
15
YES/ NO
Total
Skoring:
Berikan nilai 1 poin untuk setiap jawaban:
1. NO
2. YES
4. YES
5. NO
7. NO
8. NO
10. YES
11. NO
13. NO
14. YES
3. YES
6. YES
9. YES
12. YES
15. YES
Nilai total 0-5 adalah normal, nilai 5 atau lebih menandakan depresi
Kesimpulan :dari hasil pemeriksaan GDS Ny. S mempunyai skor
5(normal)
Sistem Penglihatan
Pasien mengalami rabun dekat (hipermetropi) kanan dan kiri +2
Sistem Respirasi
Pasien mengalami batuk berdahak selama 1 minggu.
Sistem Muskuloskeletal
Pasien mengalami nyeri tengkuk sampai ke punggung
Sistem Gastrointestinal
Pasien mengalami susah buang air besar (konstipasi) selama 1 minggu
Sistem Metabolik
Pasien mengalami hiperkolesterolemia dengan hasil kolesterol 261,5
mg/dl, dan hipertrigliseridemia dengan hasil trigliserida 176, 8 mg/dl.
Ketergantungan
Feeding
: selera makan berkurang, status gizi menurun,
penyembuhan terhambat, imunitas menurun
Bathing
: kebersihan diri berkurang, kepercayaan diri
berkurang, rentan terhadap penyakit
Toilet : sering menahan untuk BAB dan BAK karena memerlukan
bantuan orang lain, menimbulkan gangguan pencernaan dan
perkemihan, kebersihan menurun
Dressing
: kebersihan menurun
diberikan. Setelah pasien bisa berjalan sendiri, terapi fisis dan okupasi
perlu diberikan, agar pasien bisa kembali mandiri. Pendekatan
psikologis terutama berguna untuk memulihkan kepercayaan diri pasien
yang biasanya sangat menurun setelah terjadinya strok. Kalau perlu
dapat diberikan antidepresi ringan.
9) Tindakan pengawasan lanjutan (follow-up). Tindakan untuk mencegah
strok berulang dan upaya rehabilitasi kronis harus terus dikerjakan. Hal
ini sebaiknya dilakukan oleh spesialis penyakit dalam yang
mengetahui penatalaksanaan berbagai faktor risiko terjadinya strok
ulangan.
10) Upaya Pencegahan.Upaya pencegahan primer dan sekunder berupa
perbaikan dari berbagai faktor risiko seperti yang telah disebutkan di
muka.Salah satu yang menjadi bahan perdebatan adalah penatalaksanaan
endarterectomy pada arteri karotis, Kesepakatan saat ini adalah
anjuran untuk endarterectomy pada pasien TIA bila terdapat stenosis
arteri karotis lebih dari 70%. Pada individu yang belum terserang TIA/strok
endarterectomy juga bisa dianjurkan apabila stenosis lebih dari 90%,
terutama bila bersifat progresif, dan risiko peri-operatif <3%. Pemberian
aspirin atau warfarin harus dilaksanakan sebagai upaya pencegahan primer
pada semua pasien dengan fibrilasi atrial non valvular yang berisiko sedang
untuk terjadinya emboli. Pada mereka yang berisiko emboli tinggi (usia
lebih dari 75 tahun atau lebih dari 60 tahun ditambah risiko
tinggi/menderita tekanan darah tinggi, disfungsi ventrikel kiri, diabetes
melitus) diberikan terapi antikoagulan jangka panjang dengan warfarin
dengan target INR 2,0-3,0.
heparinoid
menunjukkan
walaupun
hasil,
akan
beberapa
tetapi
laporan
memiliki
tak
terkontrol
kendala
dengan
akan menurunkan
Perbaikan
metabolik
sekitar
lesi,
antara
lain
pemberian