2014
oleh :
Riana Vera Andantika
NIM 122310101006
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan angka kematian.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia karena Hipertensi sering muncul tanpa gejala.
Hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala
atau tanda khas sebagai peringatan dini. Secara umum kondisi seseorang yang
telah memasuki usia lanjut mengalami penurunan. Pada system kardiovaskuler,
elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompakan darah menurun 1% setiap tahun setelah
berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
serta tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnyaresistensi dari
pembuluh darah perifer(Nugroho, 2006).
Diseluruh dunia hampir satu milyar orang menderita tekanan darah tinggi
atau Hipertensi. Di tahun 2005 diperkirakan 1,56 milyar orang menderita
Hipertensi.Di Amerika, penyakit Hipertensi diperkirakan dialami oleh 20% atau
satu diatara lima orang penduduknya. Sampai usia 55 tahun, laki-laki lebih
banyak menderita Hipertensi daripada wanita. Namun,di atas usia 55 tahun wanita
lebih berpeluang menderita Hipertensi (Suyatmo, 2009). Hipertensi
mengakibatkan 8 juta orang meninggal setiap tahunya. Di Asia Tenggara 1,5 juta
orang meninggal dunia akibat Hipertensi. Kira-kira sepertiga populasi penduduk
di asia tenggara mempunyai penyakit Hipertensi ( WHO, 2011). Menurut WHO
tahun 2000, Hipertensi telah menyerang 26,4% populasi dunia dengan
perbandingan 26,6% pada pria dan 26,1% pada wanita. Berdasarkan laporan
NHANES tahun 1999-2000 insidensi Hipertensi orang dewasa mencapai 29-31%
atau 58-65 juta orang di Amerika (Yogiantoro, 2006). Di daerah Timur Timur,
pravelensi Hipertensi cukup tinggi yaitu 40,4% disusul oleh Mesir sebesar 33,4%.
Sementara itu di wilayah ASEAN, survei menunjukkan prevalensi Hipertensi di
Thailand pada tahun 1989 sebesar 17% , Philippina pada tahun 1993 sebesar 22%,
Malaysia tahun 1996 sebesar 29,9%, Vietman tahun 2004 sebesar 43,5% dan
Singapura tahun 2004 sebesar 24,9% .
Di Indonesia, penderita Hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta tetapi hanya
4% yang Hipertensi terkendali. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi Hipertensi secara nasional
mencapai 31,7%. Di Indonesia, prevalensi Hipertensi di kalangan lansia cukup
tinggi,yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% di atas umur 60 tahun
(Yayan Akhyar, 2009). Menurut Depkes RI (2010) mengemukakan Hipertensi
penyebab kematian nomor tiga mencapai 6,7% dari populasi kematian pada
semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2007 yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa proporsi penyebab
kematian tertinggi adalah penyakit tidak menular, yaitu penyakit kardiovaskuler
sekitar 31,9% termasuk Hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%).
2014
2014
2014
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran
=Sasaran
= Pemateri
2014
2014
Dekker, E. 1996. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: CV. Mulia Sari
Depkes Republik Indonesia. 2001. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Jakarta:
Depkes Republik Indonesia
Depkes RI. 2004. Survei kesehatan nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Depkes RI. 2008. Pedoman Teknis
Hipertensi.Jakarta
Ganong, W. F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 17. Jakarta : EGC
Nugroho. 2006. Senam Pernapasan menurut Sudut Pandang Ilmu Faal Olahraga.
Diunduh pada tanggal 29 oktober 2014 pukul 19.54 WIB dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sigit%20Nugroho,
%20m.or./senam%20pernapasan%20terhadap%20faal%20olahraga.pdf
Rahajeng, Ekowati & Sulistyowati, Tuminah. 2009. Prevalensi Hipertensi dan
Determinannya di Indonesia. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014
pukul
08.15
WIB
melalui
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8
&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F
%2Findonesia.digitaljournals.org%2Findex.php%2Fidnmed
%2Farticle%2Fdownload
%2F700%2F699..&ei=5ThSVK_tF8LemAWmqoLYBg&usg=AFQj
CNEqW2mNqyVaOkGQcroLwOAqMc7B5g&sig2=fZm1SgWGQ2T
Nc9w98tXcjQ&bvm=bv.78597519,d.dGY
2014
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember
2014
NAMA
ALAMAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
TANDA
TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jember, 29 Oktober 2014
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember
2014
Lampiran 3: SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/Materi
Sasaran
Waktu
Hari/Tanggal
Tempat
Rowosari
Kecamatan
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang massage kaki pada klien Hipertensi.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 1 x 20 menit
sasaran akan mampu:
a. Ny.M mampu menjelaskan pengertian massage kaki minimal 80% benar;
b. Ny.M mampu menjelaskan tujuan massage kaki minimal 80% benar;
c. Ny.M mengetahui langkah-langkah massage kaki minimal 80% benar;
d. Ny.M dapat mempraktikkan tentang massage kaki untuk Hipertensi
minimal 85 %benar;
e. Pokok Bahasan
Massage Kaki pada Hipertensi
f. Subpokok Bahasan
a. Pengertian massage kaki pada Hipertensi
b. Tujuan massage kaki pada Hipertensi
c. Langkah-langkah massage kaki pada Hipertensi
d. Demonstrasi massage kaki
g. Waktu
1 x 20 menit
h. Bahan/Alat yang digunakan
Leaflet
Stetoskop
Stighmonanometer
Lotion
Handuk
i. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran
: Pertemuan kelompok
b. Landasan teori
: Konstruktivisme
c. Landasan pokok
:
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
2014
PeNyajian
Penutup
Tindakan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
1. Salam pembuka
Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
1. Menjelaskan materi
Memperhatikan,
tentang:
menanggapi dengan
a.
Pegertian massage pertanyaan
kaki pada Hipertensi:
b.
Tujuan massage
kaki Hipertensi:
c.
Langkah-langkah
massage kaki pada
Hipertensi:
2. Mendemonstrasikan
message kaki pada
Hipertensi
3. Memberikan
kesempatan kepada
Ny. M untuk bertanya
4. Menjawab pertanyaan
5. Memberikan
kesempatan kepada
Ny. M untuk
menjelaskan kembali
dan mempraktikkan
materi yang sudah
disampaikan
1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan
yang telah diberikan
menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan leaflet
tentang massage kaki
pada Hipertensi
4. Salam penutup
10. Evaluasi
Waktu
3 menit
9 menit
menit
2014
2014
Lampiran 4 : SOP
MASSAGE KAKI
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR
TETAP
1. PENGERTIAN
NO DOKUMEN :
TANGGAL
TERBIT :
NO REVISI : HALAMAN :
DITETAPKAN OLEH :
Masage kaki adalah sentuhan yang
dilakukan pada kaki dengan sadar dan
digunakan
untuk
meningkatkan
kesehatan
1. Menimbulkan relaksasi yang dalam
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada
otot sehingga mengurangi nyeri dan
inflamasi,
3. Memperbaiki secara langsung
maupun tidak langsung fungsi setiap
organ internal,
4. membantu memperbaiki mobilitas
5. menurunkan tekanan darah
Klien dengan Hipertensi
Klien yang menderita luka bakar hebat,
fraktur.
1. menyediakan alat
2. memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan
3. mengukur tekanan darah penderita
Hipertensi (ringan dan sedang)
sebelum melakukan masase kaki dan
di catat dalam lembar observasi.
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Minyak lavender yang telah
diencerkan dengan minyak kelapa
4. Lembar observasi tekanan darah
5. Handuk
6. Karpet berbusa
2.
TUJUAN
3.
4.
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
5.
PERSIAPAN PASIEN
6.
PERSIAPAN ALAT
7.
CARA BEKERJA
Tahap Pertama: masase kaki bagian depan
1. Ambillah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada
disamping betisnya.
2014
2. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki dengan jari-jari menuju
ke atas, dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke tas panggkal paha
dan kembali turun di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.
3. Tarik ibu jari dan buat bentuk V (posisi mulut naga). Letakkan tangan di atas
tulang garas dibagian bawah kaki. Gunakan tangan secar bergantian untuk
memijat perlahan hingga ki bawah lutut. Dengan tangan masih pada posisi V
urut ke atas dengan sangat lembut hingga ke tempurung lutut, pisahkan tangan
dan ikuti lekuk tempurung lutut pijat ke bagian bawah.
4. Lalu ulangi pijat keatas bagian tempurung lutut.
2014
6. Pegang kaki pasangan dengan ibu jari kita berada di atas dan telunjuk di
bagian bawah.
7. Kemudian dengan menggunakan ibu jari, tekan urat-urat otot mulai dari
jaringan antara ibu jari dan telunjuk kaki. Tekan diantara urat-urat otot dengan
ibu jari. Ulangi gerakan ini pada tiap lekukan.
2014
8. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki. Pertama,
letakkan ibu jari pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk dibawahnya. Lalu
pijat dan tarik ujungnya, dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari.
Lakukan gerakan ini pada jari yang lain.
8.
9.
EVALUASI
1. Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya
2. Kaji tekanan darah klien
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Kondisi klien jika terlalu lapar, terlalu kenyang.
2. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak terlalu dingin,
pencahyaan yang cukup tidak remang-remang.
3. Posisi klien dalam keadaan berbaring yang mana bagian pinggang sampai
telapak kaki ditutup oleh handuk dan posisi pemijat dibelakang klien.
2014
Lampiran 4 : Materi
Hipertensi
1.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2001). Ganong
(1998) mengatakan bahwa Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri
sistemik. Jadi tekanan di atas dapat di artikan sebagai peningkatan secara
abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau
beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens, 2003 ; Dekker, 1996).
Hipertensi terbagi menjadi beberapa jenis seperti Hipertensi renal atau Goldblatt
yang disebabkan kontriksi salah satu arteri ginjal sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah yang menetap (Ganong, 1998). Pada 90 persen pasien yang
mengalami peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya biasa
disebut menderita Hipertensi esensial (Ganong, 1998; Sobel, 1998 ).
1.2 Etiologi
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita Hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh Hipertensi sekunder (Gunawan, 2001).
Meskipun Hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
Hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan Hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
Hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya Hipertensi adalah:
a. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
c. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
3. Obesitas, terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
4. Stress Lingkungan.
5. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Penyebab Hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan - perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
2014
2014
Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki,
dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.
Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan.
Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana
yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok
merupakan faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien
Hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang
dapat diakibatkan oleh merokok.
2. Terapi Farmakologi
Ada 9 kelas obat antiHipertensi . Diuretik, penyekat beta, penghambat enzim
konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan
antagonis kalsium dianggap sebagai obat antiHipertensi utama. Obat-obat ini baik
sendiri atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien
dengan Hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini.
Beberapa dari kelas obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium)
mempunyai subkelas dimana perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam
mekanisme kerja, penggunaan klinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa
2 sentral, penghambat adrenergik, dan vasodilator digunakan sebagai obat
alternatif pada pasien-pasien tertentu disamping obat utama.
Evidence-based medicine adalah pengobatan yang didasarkan atas bukti
terbaik yang ada dalam mengambil keputusan saat memilih obat secara sadar,
jelas, dan bijak terhadap masing-masing pasien dan/atau penyakit. Praktek
evidence-based untuk Hipertensi termasuk memilih obat tertentu berdasarkan data
yang menunjukkan penurunan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular atau
kerusakan target organ akibat Hipertensi. Bukti ilmiah menunjukkan kalau
sekadar menurunkan tekanan darah, tolerabilitas, dan biaya saja tidak dapat
dipakai dalam seleksi obat Hipertensi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor
ini, obat-obat yang paling berguna adalah diuretik, penghambat enzim konversi
angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), penyekat beta, dan
antagonis kalsium (CCB).
Kebanyakan pasien dengan Hipertensi memerlukan dua atau lebih obat
antiHipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan
obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal
dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah
melebihi 20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi
dengan dua obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik,
terutama pada pasien-pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan lansia.
1.4 Massage Kaki
1.4.1 Pengertian
Menurut Dalimartha (2008), pada prinsipnya pijat yang dilakukan pada
penderita Hipertensi adalah untuk memperlancar aliran energi dalam tubuh
sehingga gangguan Hipertensi dan komplikasinya dapat diminimalisir, ketika
semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh
ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko Hipertensi dapat ditekan.
2014
2014
2014