Anda di halaman 1dari 22

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN


PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASSAGE
KAKI PADA NY.M DI DUSUN GARDU TIMUR
DESA ROWOSARI KECAMATAN
SUMBERJAMBE KABUPATEN
JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II

oleh :
Riana Vera Andantika
NIM 122310101006

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan angka kematian.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia karena Hipertensi sering muncul tanpa gejala.
Hipertensi merupakan penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala
atau tanda khas sebagai peringatan dini. Secara umum kondisi seseorang yang
telah memasuki usia lanjut mengalami penurunan. Pada system kardiovaskuler,
elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompakan darah menurun 1% setiap tahun setelah
berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
serta tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnyaresistensi dari
pembuluh darah perifer(Nugroho, 2006).
Diseluruh dunia hampir satu milyar orang menderita tekanan darah tinggi
atau Hipertensi. Di tahun 2005 diperkirakan 1,56 milyar orang menderita
Hipertensi.Di Amerika, penyakit Hipertensi diperkirakan dialami oleh 20% atau
satu diatara lima orang penduduknya. Sampai usia 55 tahun, laki-laki lebih
banyak menderita Hipertensi daripada wanita. Namun,di atas usia 55 tahun wanita
lebih berpeluang menderita Hipertensi (Suyatmo, 2009). Hipertensi
mengakibatkan 8 juta orang meninggal setiap tahunya. Di Asia Tenggara 1,5 juta
orang meninggal dunia akibat Hipertensi. Kira-kira sepertiga populasi penduduk
di asia tenggara mempunyai penyakit Hipertensi ( WHO, 2011). Menurut WHO
tahun 2000, Hipertensi telah menyerang 26,4% populasi dunia dengan
perbandingan 26,6% pada pria dan 26,1% pada wanita. Berdasarkan laporan
NHANES tahun 1999-2000 insidensi Hipertensi orang dewasa mencapai 29-31%
atau 58-65 juta orang di Amerika (Yogiantoro, 2006). Di daerah Timur Timur,
pravelensi Hipertensi cukup tinggi yaitu 40,4% disusul oleh Mesir sebesar 33,4%.
Sementara itu di wilayah ASEAN, survei menunjukkan prevalensi Hipertensi di
Thailand pada tahun 1989 sebesar 17% , Philippina pada tahun 1993 sebesar 22%,
Malaysia tahun 1996 sebesar 29,9%, Vietman tahun 2004 sebesar 43,5% dan
Singapura tahun 2004 sebesar 24,9% .
Di Indonesia, penderita Hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta tetapi hanya
4% yang Hipertensi terkendali. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi Hipertensi secara nasional
mencapai 31,7%. Di Indonesia, prevalensi Hipertensi di kalangan lansia cukup
tinggi,yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% di atas umur 60 tahun
(Yayan Akhyar, 2009). Menurut Depkes RI (2010) mengemukakan Hipertensi
penyebab kematian nomor tiga mencapai 6,7% dari populasi kematian pada
semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun
2007 yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa proporsi penyebab
kematian tertinggi adalah penyakit tidak menular, yaitu penyakit kardiovaskuler
sekitar 31,9% termasuk Hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%).

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Jember pada tanggal 27 Oktober 2014 ditemukan kasus Hipertensi
pada Ny. M (65 tahun) yang berada di Dusun Gardu Timur Desa Rowosari
Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember dengan Hipertensi tekanan darah
diastole mencapai 150 mmHg dan systole 100 mmHg. Dari hasil pengkajian
diketahui Ny.M mengeluhkan sakit kepala yang dialami secara mendadak
terutama daerah tengkuk dan nyeri pada kaki saat beraktivitas. Ny.M
mengeluhkan sakit kepala dan kaku pada tengkuk sejak 3 tahun terkahir. Hingga
saat ini Ny. M mengeluh nyeri tidak hanya pada bagian kepala namun juga pada
kedua lutut kakinya yang terasa sakit apabila berjala.Ny.M hanya mengeluhkan
sakit kepala bagian belakang dan menerima pengobatan dari pusat pelayanan
kesehatan setempat. Namun, sebelumnya Ny. M sudah menerima informasi terkait
makanan yag perlu untuk dihindari pada klien dengan Hipertensi.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan
yang akan dilakukan ini adalah pendidikan kesehatan taentang massage kaki pada
Ny M di Dusun Gardu Timur Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe
Kabupaten Jember.
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan pada
Ny M tentang Hipertensi pada lansia di Dusun Gardu Timur Desa Rowosari
kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang massage kaki pada Hipertensi,
1. Ny.M mampu menjelaskan pengertian massage kaki minimal 80% benar;
2. Ny. M mampu menjelaskan tujuan massage kaki minimal 80% benar;
3. Ny. M mengetahui langkah-langkah massage kaki minimal 80% benar;
4. Ny. M dapat mempraktikkan tentang masasse kaki untuk Hipertensi
minimal 85 %benar;
2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan pendidikan kesehatan massage
kaki antara lain:
1. Menambah pengetahuan Ny. M tentang massage kaki pada Hipertensi;
2. Menambah keterampilan mahasiswa dalam mempraktikan massage kaki
pada Hipertensi dengan tepat di Dusun Gardu Timur Desa Rowosari
Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH


3.1 Dasar Pemikiran
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg. Tekanan sistolik berkaitan dengan
tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah diastolic
berkaitan dengan tekanan arteri pada saat jantung relaksasi diantara dua denyut
jantung. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan yang abnormal tinggi di
dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap tinggi di dalam arteri
menyebabkan meningkatnya resiko terhdap stroke, gagal jantung, serangan
jantung, dan kerusakan ginjal.
Resiko relative Hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari factor
resiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor
yang tidak dapat dimodifikasi antara lain factor genetic, umur, jenis kelamin dan
etnis. Sedangkan factor yang dapat dimofikasi meliputi stress, obesitas dan nutrisi.
Gejala umum Hipertensi yaitu sakit kepala, bagian belakang dan kaku kuduk,
Sulit untuk tidur dan gelisah atau cemas dan kepala pusing, dada berdebar-debar,
serta lemas disertai sesak nafas, berkeringat, dan pusing.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Kerangka penyelesaian untuk keluhan sakit kepala bagian belakang pada
klien dengan Hipertensi adalah pemberian pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan dapat dilakukan dengan penggunaan beragam metode untuk
memudahkan penerimaan informasi. Metode yang efektif dilakukan adalah
ceramah diikuti demonstrasi. Penerima informasi kesehatan mendapatkan
gambaran informasi secara konkret. Bentuk pencegahan sekunder yang dilakukan
adalah dilakukan massage kaki pada klien Hipertensi. Hal ini bertujuan guna
melancarkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah serta memandirikan
klien.
BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN
4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi Ny. M untuk menerapkan caracara hidup sehat. Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai Hipertensi
yang dapat dilakukan adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang
Hipertensi pada lansia Ny M serta melakukan messase kaki untuk Ny. M.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu Ny M telah
dapat menjelaskan tentang pengertian Hipertensi, penyebab diet yang sesuai
dan cara pencegahan pada Hipertensi serta dapat melakukan massage kaki.
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran : ceramah dan demonstrasi
2. Landasan teori : diskusi

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran
=Sasaran

= Pemateri

BAB V. HASIL KEGIATAN


5.1 ANALISIS EVALUASI DAN HASIL-HASILNYA
5.1.1 Evaluasi Struktur
1. Materi tentang massage kaki telah dipersiapkan
2. Tempat di rumah Ny. M dusun Gardu Timur Desa Rowosari
3. Persiapan pasien dan keluarga telah dilakukan satu hari sebelumnya
5.1.2 Evaluasi Proses
1. Proses pemberian pendidikan kesehatan dan asuhan berjalan dengan lancar
sesuai dengan apa yang telah diharapkan
2. Praktik massage kaki dapat dilakukan dengan baik
3. Tujuan umum dan tujuan khusus dapat terpenuhi setelah asuhan dilakukan.
3.1.3 Evaluasi Hasil
1. Ny. M mampu menjelaskan pengertian massage kaki pada Hipertensi
2. Ny. M mampu mengetahui tujuan message kaki pada hipertensi
3. Ny. M mampu menjelaskan langkah-langkah dalam message kaki
4. Ny. M dapat melakukan massage kaki pada hipertensi
5.2 FAKTOR PENDORONG
1. Dukungan dari kader, dan bidan desa yang menyambut baik dan
memberikan izin di Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe Kabupaten
Jember
2. Ny. M memiliki antusias yang tinggi untuk dilakukan tindakan message
kaki
3. Kondisi Ny. M dengan hipertensi menjadikan tindakan massage kaki tepat
untuk dilakukan

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

5.3 FAKTOR PENGHAMBAT


1. Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh Ny. M adalah bahasa Madura
serta Ny. M tidak dapat memahami bahasa Indonesia dengan baik.
2. Tempat yang kurang memadai sehingga mahasiswa tidak dapat mengambil
posisi yang nyaman saat dilakukan asuhan massage kaki
3. Klien Ny. M mengalami penurunan sensori pendengaran sehingga sedikit
sulit untuk dilakukan pendidikan kesehatan
4. Kondisi klien Ny. M yang hidup sendiri menjadi penghambat untuk
adanya dukungan dari pihak keluarga yang lain dalam melakuan
perawatan hipertensi
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi di atas menunjukkan bahwa terdapat perubahan
yang signifikan anatar sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan
tentang massage kaki. Perubahan itu ditunjukkan dengan Ny. M dapat memahami
pengertian massage kaki, tujuan serta langkah-langkah dari massage kaki. Ny. M
juga menunjukkan perasaan nyaman dan rileks saat dilakukan massage kaki.
Dengan hasil tersebut diharapkan bahwa keluarga Ny. M mampu memahami dan
melakukan tindakan massage kaki pada Ny.M yang mengalami masalah kesehatan
untuk meningkatkan status kesehatan Ny. M.
6.2 SARAN
6.2.1 Bagi Sasaran
Ny. M diharapkan dapat menerapkan informasi yang sudah diberikan
terkait tindakan massage kaki untuk penurunan tekanan darah pada
Hipertensi.
6..2.2 Bagi Masyarakat
Saran yang dapat diberikan pada masyarakat yaitu masyarakat masyarakat
yaitu masyarakat Dusun Gardu Timur Desa Rowosari Kecamatan
Sumberjambe Kabupaten Jember khususnya kepala lingkungan, ketua RW,
ketua RT dan kader Posyandu Lansia Rowosari diharapkan juga turut
memperhatikan dan meningkatkan kesadaran warganya dalam hal
peningkatan status kesehatan lansia.
6.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan setempat khusunya pada bidan desa atau perawat
diharapkan lebih memperhatikan keadaan masyarakat khususnya lansia
dengan Hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8.
Jakarta: EGC
Dalimartha, S. et al. 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus +

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Dekker, E. 1996. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: CV. Mulia Sari
Depkes Republik Indonesia. 2001. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Jakarta:
Depkes Republik Indonesia
Depkes RI. 2004. Survei kesehatan nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Depkes RI. 2008. Pedoman Teknis
Hipertensi.Jakarta

Penemuan dan Tatalaksana Penyakit

Ganong, W. F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 17. Jakarta : EGC
Nugroho. 2006. Senam Pernapasan menurut Sudut Pandang Ilmu Faal Olahraga.
Diunduh pada tanggal 29 oktober 2014 pukul 19.54 WIB dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Sigit%20Nugroho,
%20m.or./senam%20pernapasan%20terhadap%20faal%20olahraga.pdf
Rahajeng, Ekowati & Sulistyowati, Tuminah. 2009. Prevalensi Hipertensi dan
Determinannya di Indonesia. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2014
pukul
08.15
WIB
melalui
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8
&ved=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F
%2Findonesia.digitaljournals.org%2Findex.php%2Fidnmed
%2Farticle%2Fdownload
%2F700%2F699..&ei=5ThSVK_tF8LemAWmqoLYBg&usg=AFQj
CNEqW2mNqyVaOkGQcroLwOAqMc7B5g&sig2=fZm1SgWGQ2T
Nc9w98tXcjQ&bvm=bv.78597519,d.dGY

Suyatno. 2002. Penentuan Status Gizi. Semarang: EGC


Yogiantoro, Mohammad. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi IV.
Jakarta: FKUI
Pemateri,

Riana Vera Andantika


NIM 122310101006
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 :Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 :SOP
Lampiran 5 :Materi
Lampiran 6 :Media Leaflet
Lampiran 7 :Dokumentasi Kegiatan

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Lampiran 1: Berita Acara


KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2014/2015
BERITA ACARA
Pada hari ini, Rabu tanggal 29 Bulan Oktober tahun 2014 jam 11.50 s/d 12.10
WIB bertempat di rumah Ny. M Dusun Gardu Timur Desa Rowosari Kecamatan
Sumberjambe Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi oleh Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang
(daftar hadir terlampir)

Jember, 29 Oktober 2014

Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S., M.Kep., Sp. Kom


NIP 1971 0926 200912 2 001

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2014/2015
DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Massage Kaki oleh Mahasiswa Program
studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini,Rabu tanggal 29 Bulan
Oktober tahun 2014 jam 11.50 s/d 12.10 WIB bertempat di rumah Ny. M Dusun
Gardu Timur Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe Kabupaten/Kota Jember
Propinsi Jawa Timur.
NO

NAMA

ALAMAT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

TANDA
TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jember, 29 Oktober 2014

Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S., M.Kep., Sp. Kom


NIP 1971 0926 200912 2 001

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Lampiran 3: SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik/Materi
Sasaran
Waktu
Hari/Tanggal
Tempat

: Massage Kaki pada Hipertensi


: Ny. M
: 11.50 12.10 WIB
: Rabu, 29 Oktober 2014
:Dusun Gardu Timur Desa
Sumberjambe

Rowosari

Kecamatan

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang massage kaki pada klien Hipertensi.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 1 x 20 menit
sasaran akan mampu:
a. Ny.M mampu menjelaskan pengertian massage kaki minimal 80% benar;
b. Ny.M mampu menjelaskan tujuan massage kaki minimal 80% benar;
c. Ny.M mengetahui langkah-langkah massage kaki minimal 80% benar;
d. Ny.M dapat mempraktikkan tentang massage kaki untuk Hipertensi
minimal 85 %benar;
e. Pokok Bahasan
Massage Kaki pada Hipertensi
f. Subpokok Bahasan
a. Pengertian massage kaki pada Hipertensi
b. Tujuan massage kaki pada Hipertensi
c. Langkah-langkah massage kaki pada Hipertensi
d. Demonstrasi massage kaki
g. Waktu
1 x 20 menit
h. Bahan/Alat yang digunakan
Leaflet
Stetoskop
Stighmonanometer
Lotion
Handuk
i. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran
: Pertemuan kelompok
b. Landasan teori
: Konstruktivisme
c. Landasan pokok
:
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

6. Menetapkan tindak lanjut


8. Persiapan
Persiapan yang dilakukan perawat yaitu mengumpulkan meteri dari berbagai
referensi serta media yang akan digunakan.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Proses
Pendahuluan

PeNyajian

Penutup

Tindakan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
1. Salam pembuka
Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
1. Menjelaskan materi
Memperhatikan,
tentang:
menanggapi dengan
a.
Pegertian massage pertanyaan
kaki pada Hipertensi:
b.
Tujuan massage
kaki Hipertensi:
c.
Langkah-langkah
massage kaki pada
Hipertensi:
2. Mendemonstrasikan
message kaki pada
Hipertensi
3. Memberikan
kesempatan kepada
Ny. M untuk bertanya
4. Menjawab pertanyaan
5. Memberikan
kesempatan kepada
Ny. M untuk
menjelaskan kembali
dan mempraktikkan
materi yang sudah
disampaikan
1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan
yang telah diberikan
menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan leaflet
tentang massage kaki
pada Hipertensi
4. Salam penutup

10. Evaluasi

Jawablah pertanyaan ini dengan tepat


a. Apakah pengertian massage kaki pada Hipertensi?
b. Apakah tujuan massage kaki pada Hipertensi?
c. Sebutkan langkah-langkah massage kaki pada Hipertensi!

Waktu
3 menit

9 menit

menit

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

d. Bagaimana cara melakukan massage kaki pada Hipertensi?

2014

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Lampiran 4 : SOP

MASSAGE KAKI
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR
TETAP
1. PENGERTIAN

NO DOKUMEN :
TANGGAL
TERBIT :

NO REVISI : HALAMAN :
DITETAPKAN OLEH :
Masage kaki adalah sentuhan yang
dilakukan pada kaki dengan sadar dan
digunakan
untuk
meningkatkan
kesehatan
1. Menimbulkan relaksasi yang dalam
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada
otot sehingga mengurangi nyeri dan
inflamasi,
3. Memperbaiki secara langsung
maupun tidak langsung fungsi setiap
organ internal,
4. membantu memperbaiki mobilitas
5. menurunkan tekanan darah
Klien dengan Hipertensi
Klien yang menderita luka bakar hebat,
fraktur.
1. menyediakan alat
2. memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan
3. mengukur tekanan darah penderita
Hipertensi (ringan dan sedang)
sebelum melakukan masase kaki dan
di catat dalam lembar observasi.
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Minyak lavender yang telah
diencerkan dengan minyak kelapa
4. Lembar observasi tekanan darah
5. Handuk
6. Karpet berbusa

2.

TUJUAN

3.
4.

INDIKASI
KONTRAINDIKASI

5.

PERSIAPAN PASIEN

6.

PERSIAPAN ALAT

7.

CARA BEKERJA
Tahap Pertama: masase kaki bagian depan
1. Ambillah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada
disamping betisnya.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

2. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki dengan jari-jari menuju
ke atas, dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke tas panggkal paha
dan kembali turun di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.
3. Tarik ibu jari dan buat bentuk V (posisi mulut naga). Letakkan tangan di atas
tulang garas dibagian bawah kaki. Gunakan tangan secar bergantian untuk
memijat perlahan hingga ki bawah lutut. Dengan tangan masih pada posisi V
urut ke atas dengan sangat lembut hingga ke tempurung lutut, pisahkan tangan
dan ikuti lekuk tempurung lutut pijat ke bagian bawah.
4. Lalu ulangi pijat keatas bagian tempurung lutut.

5. Tekanlah dengan sisi luar telapak tangan membuat lingkaran secara


bergantian mulai dari atas lutut hingga pangkal paha dan mendorong otot.
6. Dengan keedua tangan pijatlah kebawah pada sisi kaki hingga ke
pergelangan kaki. Kemudian remas bagian dorsum dan plantaris kaki dengan
kedua tangan sampai ke ujung jari.
7. Ulangi pada kaki kiri.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Tahap Kedua: masase pada telapak kaki


1. Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien
2. tangkupkan telapak tangan kita di sekitar sisi kakii kanannya
3. Rilekskan jari-jari serta gerakkan tangan kedepan dan kebelakang dengan
cepat. Ini akan membuat kaki rileks.

4. Biarkan tangan tetap memegang bagain atas kaki.


5. Geser tangan kiri kebawah tumit kaki, dengan lembut tarik kaki ke arah
pemijat mulai da ri tumit. Dengan gerakan oval putar kaki beberapa kali
kesetiap arah.

6. Pegang kaki pasangan dengan ibu jari kita berada di atas dan telunjuk di
bagian bawah.
7. Kemudian dengan menggunakan ibu jari, tekan urat-urat otot mulai dari
jaringan antara ibu jari dan telunjuk kaki. Tekan diantara urat-urat otot dengan
ibu jari. Ulangi gerakan ini pada tiap lekukan.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

8. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki. Pertama,
letakkan ibu jari pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk dibawahnya. Lalu
pijat dan tarik ujungnya, dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari.
Lakukan gerakan ini pada jari yang lain.

8.
9.

EVALUASI
1. Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya
2. Kaji tekanan darah klien
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Kondisi klien jika terlalu lapar, terlalu kenyang.
2. Kondisi ruangan yang nyaman, suhu tidak terlau panas, tidak terlalu dingin,
pencahyaan yang cukup tidak remang-remang.
3. Posisi klien dalam keadaan berbaring yang mana bagian pinggang sampai
telapak kaki ditutup oleh handuk dan posisi pemijat dibelakang klien.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Lampiran 4 : Materi
Hipertensi
1.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2001). Ganong
(1998) mengatakan bahwa Hipertensi adalah peningkatan menetap tekanan arteri
sistemik. Jadi tekanan di atas dapat di artikan sebagai peningkatan secara
abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau
beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens, 2003 ; Dekker, 1996).
Hipertensi terbagi menjadi beberapa jenis seperti Hipertensi renal atau Goldblatt
yang disebabkan kontriksi salah satu arteri ginjal sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah yang menetap (Ganong, 1998). Pada 90 persen pasien yang
mengalami peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya biasa
disebut menderita Hipertensi esensial (Ganong, 1998; Sobel, 1998 ).
1.2 Etiologi
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita Hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh Hipertensi sekunder (Gunawan, 2001).
Meskipun Hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
Hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan Hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
Hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya Hipertensi adalah:
a. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
c. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
3. Obesitas, terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
4. Stress Lingkungan.
5. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Penyebab Hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan - perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah


Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
1.3 Penatalaksanaan
1. Terapi nonfarmakologi
Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting untuk
mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam
penanganan Hipertensi. Semua pasien dengan preHipertensi dan Hipertensi harus
melakukan perubahan gaya hidup. Perubahan yang sudah terlihat menurunkan
tekanan darah dapat terlihat pada tabel 4 sesuai dengan rekomendasi dari JNC
VII. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien dengan Hipertensi,
modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke
Hipertensi pada pasien-pasien dengan tekanan darah preHipertensi.12 Modifikasi
gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalah
mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk; mengadopsi pola
makan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) yang kaya akan kalium
dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan mengkonsumsi alkohol
sedikit saja. Pada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik
dengan terapi satu obat antiHipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat
membebaskan pasien dari menggunakan obat. 10 Program diet yang mudah
diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahanlahan pada pasien yang gemuk dan obes disertai pembatasan pemasukan natrium
dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril.
Fakta-fakta berikut dapat diberitahu kepada pasien supaya pasien mengerti
rasionalitas intervensi diet:
a. Hipertensi 2 3 kali lebih sering pada orang gemuk dibanding orang dengan
berat badan ideal
b. Lebih dari 60 % pasien dengan Hipertensi adalah gemuk (overweight)
c. Penurunan berat badan, hanya dengan 10 pound (4.5 kg) dapat menurunkan
tekanan darah secara bermakna pada orang gemuk
d. Obesitas abdomen dikaitkan dengan sindroma metabolik, yang juga prekursor
dari Hipertensi dan sindroma resisten insulin yang dapat berlanjut ke DM tipe
2, dislipidemia, dan selanjutnya ke penyakit kardiovaskular.
e. Diet kaya dengan buah dan sayuran dan rendah lemak jenuh dapat
menurunkan tekanan darah pada individu dengan Hipertensi.
f. Walaupun ada pasien Hipertensi yang tidak sensitif terhadap garam,
kebanyakan pasien mengalami penurunaan tekanan darah sistolik dengan
pembatasan natrium.
JNC VII menyarankan pola makan DASH yaitu diet yang kaya dengan buah,
sayur, dan produk susu redah lemak dengan kadar total lemak dan lemak jenuh
berkurang. Natrium yang direkomendasikan < 2.4 g (100 mEq)/hari. Aktifitas
fisik dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur paling
tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki,
dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah.
Keuntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan.
Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana
yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Merokok
merupakan faktor resiko utama independen untuk penyakit kardiovaskular. Pasien
Hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang
dapat diakibatkan oleh merokok.
2. Terapi Farmakologi
Ada 9 kelas obat antiHipertensi . Diuretik, penyekat beta, penghambat enzim
konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan
antagonis kalsium dianggap sebagai obat antiHipertensi utama. Obat-obat ini baik
sendiri atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien
dengan Hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini.
Beberapa dari kelas obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium)
mempunyai subkelas dimana perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam
mekanisme kerja, penggunaan klinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa
2 sentral, penghambat adrenergik, dan vasodilator digunakan sebagai obat
alternatif pada pasien-pasien tertentu disamping obat utama.
Evidence-based medicine adalah pengobatan yang didasarkan atas bukti
terbaik yang ada dalam mengambil keputusan saat memilih obat secara sadar,
jelas, dan bijak terhadap masing-masing pasien dan/atau penyakit. Praktek
evidence-based untuk Hipertensi termasuk memilih obat tertentu berdasarkan data
yang menunjukkan penurunan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular atau
kerusakan target organ akibat Hipertensi. Bukti ilmiah menunjukkan kalau
sekadar menurunkan tekanan darah, tolerabilitas, dan biaya saja tidak dapat
dipakai dalam seleksi obat Hipertensi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor
ini, obat-obat yang paling berguna adalah diuretik, penghambat enzim konversi
angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), penyekat beta, dan
antagonis kalsium (CCB).
Kebanyakan pasien dengan Hipertensi memerlukan dua atau lebih obat
antiHipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan
obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal
dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah
melebihi 20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi
dengan dua obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik,
terutama pada pasien-pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan lansia.
1.4 Massage Kaki
1.4.1 Pengertian
Menurut Dalimartha (2008), pada prinsipnya pijat yang dilakukan pada
penderita Hipertensi adalah untuk memperlancar aliran energi dalam tubuh
sehingga gangguan Hipertensi dan komplikasinya dapat diminimalisir, ketika
semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh
ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko Hipertensi dapat ditekan.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Penatalaksanaan yang telah dikemukakan diatas bertujuan untuk menurunkan


tekanan darah dengan mengurangi jumlah darah, mengurangi kegiatan jantung
memompa, dan mengurangi mengerutnya dinding-dinding pembuluh nadi
halus sehingga tekanan pada dinding-dinding pembuluh darah berkurang dan
aliran darah menjadi lancar sehingga tekanan darah akan menurun (Dekker,
1996).
1.4.1 Tujuan
a. Menimbulkan relaksasi yang dalam
b. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan
inflamasi,
c. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap organ
internal,
d. Membantu memperbaiki mobilitas
e. Menurunkan tekanan darah

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

2014

Lampiran 7: Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pendidikan Kesehatan Tentang Massage Kaki Di Dusun Gardu Timur


Desa Rowosari Kec. Sumberjambe. Pada tanggal 29 Oktober 2014 oleh Riana
Vera Andantika mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember

Gambar 2. Pendidikan Kesehatan Tentang Massage Kaki Di Dusun Gardu Timur


Desa Rowosari Kec. Sumberjambe. Pada tanggal 29 Oktober 2014 oleh Riana
Vera Andantika mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas Jember

Lampiran 6: Media leaflet

2014

Anda mungkin juga menyukai