Paper Narkoba
Paper Narkoba
Oleh :
RITMAYANTI (13030184046)
PENDIDIKAN FISIKA A 2013
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
ii
iii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................
KAJIAN TEORI
2.1 Narkoba
2.1.1 Pengertian Narkoba.............................................................
BAB III
BAB IV
10
10
11
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Narkoba terhadap Sistem Saraf Manusia...
13
14
PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..................................................................................
20
20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Di dalam negara yang berkembang terdapat modernisasi sebagai proses
dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah
kaum muda atau remaja.
Masalah pokok remaja berpangkal pada pencarian identitas diri. Mereka
mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anakanak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok
dewasa. Identitas diri adalah kepastian posisi sosial dalam lingkup pergaulan di mana
seseorang berada. Sejauh mana remaja mampu meraih identitas dirinya, tergantung
dari sejauh mana remaja mampu mengendalikan luapan emosi saat merasa
tersinggung oleh seseorang di sekitarnya.
Hambatan dalam proses sosialisasi merupakan manifestasi kelemahan fungsi
kepribadian yang menyebabkan labilitas emosional sehingga tingkat toleransi stres
pun relatif rendah. Ia mudah menyerah, kurang memiliki daya juang, dan rendah
ketekunannya dalam belajar mengatasi masalah. Remaja tipe ini rentan terhadap
pengaruh penyalahgunaan narkoba.
Para remaja tersebut hanya ingin mengikuti sebuah metode yang lagi
berkembang dan ingin disebut sebagai anak gaul. Sebab lainnya yaitu tipisnya iman
para remaja dan kurangnya pengetahuan remaja tentang agama yan disebabkan
kendala orang tua yang tak mengenalkan agama secara mendalam kepadapara remaja
tersebut.Penggunaan obat terlarang tersebut mendorong maraknya penggunaan
narkoba. Maraknya penggunaan narkoba saat ini tidak hanya trendy di kalangan
parapemuda yang sudah tidak menduduki bangku sekolah lagi, saat ini
penggunaannarkoba telah merajalela di kalangan para pelajar, orang dewasa dan
bahkan pada usialanjut. Semua itu dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai
bahaya narkoba dankurangnya sosialisasi dampak-dampak penggunaan narkoba bagi
kesehatan. Olehkarena itu, penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai
dampak penggunaannarkoba terhadap sistem saraf manusia.
1.2
1.3
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 NARKOBA
2.1.1 Pengertian Narkoba
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda
tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian
hari.Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa,
semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.Sehingga
pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif.Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah
keadaan psikologi seseorangseperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku
seseorang jika masuk kedalamtubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum,
dihirup, disuntik, intravena danlain-lain sebagainya.Semua istilah ini, baik "narkoba"
ataupun "napza", mengacu pada kelompoksenyawa yang umumnya memiliki risiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurutpakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah
senyawa-senyawa psikotropika yangbiasa dipakai untuk membius pasien saat hendak
dioperasi atau obat-obatan untukpenyakit tertentu.Namun, kini narkoba mengalami
pergeseran arti dan umumnyamengacu pada pemakaian di luar peruntukan dan dosis
yang semestinya.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya masih berusia muda. Artinya usia tersebut ialah
usia produktif atau usia pelajar. Seseorang yang mengonsumsi narkoba biasanya
diawali dengan perkenalannya dengan rokok.Karena kebiasaan merokok ini
sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini.Dari kebiasaan
inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba,
lalu kemudian mengalami ketergantungan.
2.
Narkoba Golongan
(Semisintetis) : Alfasetilmetadol,
Benzetidin,Betametadol
3.
yang
mengandung
20
alkaloid
opium,
termasuk
morfin.NamaOpioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari
opium dannarkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan
dari opium.Opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin,
kodein, dan hydromorphone.
Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan
disuntikkan.
Saat
ini
Methadone
banyak
digunakan
orang
dalam
pengobatan
tersebut
adalah
pentazocine,
buprenorphine(Buprenex).Beberapa
penelitian
butorphanol
telah
(Stadol),
menemukan
dan
bahwa
B. KOKAIN
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalah gunakan dan merupakan
zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman
belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari
tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk
mendapatkan efek stimulan.Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal,
khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek
vasokonstriksifnya
juga
membantu.
Kokain
diklasifikasikan
sebagai
suatu
narkotik, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek
merugikannya telah dikenali.
Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain
menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa
berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat
hari. Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri.
Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati sendiri
gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam (
Valium ).
C. GANJA
Tanaman ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan
digulung menjadi rokok disebut joints. Bentuk yang paling poten berasal dari
tanaman yang berbunga atau dari eksudat resinyang dikeringkan dan berwarna coklathitam yang berasal dari daun.
D. PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetris, bukan
narkotika, yang bersifatatau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yangmenyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku. Zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan saraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan
dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang)
bagi para pemakainya. Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa
pengawasan dan pembatasan kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih
buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai
macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan
menimbulkan kematian. Sebagaimana Narkotika, Psikotropika terbagi dalam empat
golongan yaitu:
a. Ecstasy
Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang.
Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering.
Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang, dan timbul rasa mual.
Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara
segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul
perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu
menjadi hilang. Kepala terasa kosong dan rileks.
b. Sabu-Sabu
Sabu-sabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih, dan dikonsumsi dengan
cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah
ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong
(sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter
karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang
memilih membakar Shabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang
ditimbulkan aluminium foil yang terhirup. Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab
paranoid (rasa takut yang berlebihan), Menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung),
terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masingmasing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Selain itu,
pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah
banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis.
Hal itu merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan
tidak lagi bertambah. Beberapa pemakai mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu
makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang
mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang mengatakan berat badannya berkurang
drastis selama memakai Sabu.
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf pusat
manusia,Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi :
1)
saraf pusat.
2)
Neuron
Motorik
(nouronaferen),
yaitu
sel
saraf
yang
berfungsi
yang
reseptor
ii)
saraf eferen
iii) pusatpengintegrasi
iv) saraf eferen
v)
efektor.
BAB III
PEMBAHASAN
kegiatan
konseling,
membuat
kelompok-kelompok
dukungan,
yang
mengkonsumsi
narkoba
upaya-
upaya lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan
pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau
mengadakan razia mendadak secara rutin. Kemudian pendampingan dari orang tua
siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.Pihak sekolah harus
melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena
biasanya penyebaran narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih
ditekankan kepada siswa.Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke
dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang
mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka terjerumus
kedalam perbuatan seperti itu. Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik,
pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba
yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya
tersebut di atas, diharapkan para pendidik dapat menjaga dan mengawasi anak didik
atau siswa dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan bangsa untuk meneruskan
generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan
dengan baik dan dapat terwujud.
3.2 Pengobatan penyalahgunaan Narkoba:
1. Pengobatan adiksi (detoks)
2. Pengobatan infeksi
3. Rehabilitasi
4. Pelatihan mandiri
a. Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak,
makanmakanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya
darinarkoba.Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan
bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari
akanhilang.
BAB IV
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah
keadaan psikologi seseorang seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta prilaku
seseorang jika masuk kedalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan,
diminum, dihirup, disuntik, intravena dan lain-lain sebagainya.
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan selsel khusus dan dibedakan menjadi dua sel, yaitu sel neuron dan sel neoroglia.
Penggunaan narkoba memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, misalnya
hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan
neurotransmitter yang terdapat di otak yangberperan penting dalam merambatkan
impuls saraf ke sel saraf lainnya
Peranan semua sektor terkait, termasuk para orang tua, para guru, tokoh-tokoh
masyarakat
dan
agama,
kelompok
remaja
dalam
4.2 SARAN
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
pencegahan
3 orang tua harus memberikan perhatian yang lebih pada anak jangan dan jalin
komunikasi yang baik dengan anak agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan
narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk
memberantas peredaran narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
Aceng, Ugan T. 2008. Bahaya Napza bagi Remaja.Bandung: Alfarisi Putra.
Martono, Lydia Harlina, dkk.2006.Pencegahan dan Penyalahgunaan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah.Jakarta : Balai Pustaka.
Mangku, Made Pastika, Mudji Waluyo, Arief Sumarwoto, dan Ulani Yunus, 2007.
pecegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia.
Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang tua,
Guru, dan Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di
Kalangan Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.