Anda di halaman 1dari 12

Diskusi Kasus

PRURIGO HEBRA

Oleh:
Agusdianto, S.Ked
04124705071

Pembimbing:
dr. M. Izazi Hari Purwoko, SpKK

BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA/
RSUP DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
2014

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Diskusi Kasus


PRURIGO HEBRA
Oleh:
AGUSDIANTO, S.KED
04124705071
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan
klinik senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode
13 Oktober 2014 17 November 2014.

Palembang, Oktober 2014


Pembimbing,

Dr. M. Izazi Hari Purwoko, SpKK

STATUS PASIEN
I.

IDENTIFIKASI
Nama
: Nn. S
Usia
: 19 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: Perguruan tinggi
Status
: Belum menikah
Pekerjaan
: Mahasiswa
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: 26 Ilir, Palembang
Rekam medik
: 831744
Kunjungan ke poliklinik IKKK RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada
hari Selasa, 21 Oktober 2014.

II.

ANAMNESIS (autoanamnesis, tanggal 21 Oktober 2014, pukul 13.00 WIB)


Keluhan Utama:
Bercak merah kehitaman yang sering berulang dan semakin banyak pada
kedua lengan dan tungkai sejak 1 minggu yang lalu
Keluhan Tambahan:
Gatal pada bercak
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Kisaran 1 bulan yang lalu, timbul beberapa bintil merah sebesar biji kacang
hijau pada kedua lengan dan tungkai pasien. Bintil merah disertai gatal, timbul
setelah digigit nyamuk. Pasien sering menggaruk bintil tersebut sehingga lecet dan
berdarah yang mengering menjadi bercak merah kehitaman. Pasien hanya berobat
menggunakan obat-obat tradisional yaitu minyak kadal dan ular serta minum jamu
(pasien lupa namanya), namun tidak ada perubahan.
Kisaran 1 minggu terakhir, pasien mengeluh bintil merah sebesar biji kacang
hijau semakin banyak pada lengan dan tungkai. Karena sering digaruk hingga
lecet, bercak merah kehitaman pada kedua lengan dan tungkai semakin banyak.
Pasien masih menggunakan obat tradisional, namun masih tidak ada perubahan.
Pasien lalu berobat ke poliklinik IKKK RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat timbul bintil merah kehitaman yang disertai gatal pada tungkai
ada sejak usia 5 tahun. Pasien hanya berobat secara tradisional dan sering
-

berulang
Riwayat sering bersin di pagi hari disangkal

Riwayat asma disangkal


Riwayat alergi makanan ada, yaitu muncul gatal setelah makan ikan laut

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


- Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
- Riwayat sering bersin di pagi hari dalam keluarga disangkal
- Riwayat asma dalam keluarga disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama kedua orang tua, ayah bekerja sebagai PNS dengan dan
ibu sebagai ibu rumah tangga.
III.

PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 21 Oktober 2014, pukul 13.00 WIB)


Status Generalikus
Keadaan umum
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Denyut nadi
: 86 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,7oC
Tinggi badan
: 155 cm
Berat badan
: 45 kg
Indeks masa tubuh
: 18,71 kg/m2 (normoweight)
Keadaan Spesifik
Kepala

Mata

: Tidak didapatkan Lipatan Dennie-

Morgan dan Orbital darkening, tidak didapatkan


konjungtiva anemis, tidak didapatkan sklera ikterik
Hidung
: Tidak ada kelainan
Telinga: Tidak ada kelainan
Mulut
: Tidak didapatkan cheilitis dan stomatitis
Leher
: Tidak didapatkan lipatan leher anterior
Thorax

Jantung : Detak jantung 86 x/menit, bunyi jantung I-II

normal, reguler, tidak didapatkan murmur dan gallop


Paru-paru
: vesikuler normal, tidak didapatkan

Abdomen

rhonki dan wheezing


: datar, lemas, tidak didapatkan nyeri tekan, bising usus
(+) normal

Ekstremitas

Superior

: Tidak didapatkan hiperlinear lihat:

status dermatologikus
Inferior : Tidak didapatkan hiperlinear lihat: status
dermatologikus

KGB

: Pada inspeksi dan palpasi, tidak terdapat pembesaran


KGB di regio colli

Status Dermatologikus

Gambar 1. Regio Antebrachii dextra et sinistra

Gambar 2. Regio Cruris dextra et sinistra

Regio antebrachii dextra et sinistra:


Terdapat papul, multipel, milier, ireguler, diskret; Makula
hiperpigmentasi, multipel, milier-lentikuler, ireguler, diskret; Erosi,
mulpitel, ireguler, sebagian ditutupi krusta kehitaman, ireguler, sulit
dilepaskan

Regio Cruris dextra et sinistra:


- Terdapat Makula hiperpigmentasi, multipel, milier-lentikuler,
ireguler, diskret; Patch hiperpigmentasi, multipel, numuler, ireguler,
diskret sebagian konfluens; Erosi, multipel, ireguler, sebagian
ditutupi krusta kehitaman, ireguler, sulit dilepaskan

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG DERMATOLOGI


Cutaneous Sign
- White dermatographism (-)

V.

RESUME
Nn. S, perempuan, 19 tahun datang ke poliklinik IKKK RSMH dengan
keluhan utama bercak merah kehitaman pada kedua lengan dan tungkai yang
semakin banyak sejak 1 minggu yang lalu. Kisaran 1 bulan yang lalu, timbul
papul eritem, multipel, milier pada regio cruris dextra et sinistra dan regio
antebrachii dextra et sinistra disertai pruritus. Pasien sering menggaruk papul

tersebut hingga muncul erosi yang sebagian mengering menjadi makula dan patch
hiperpigmentasi. Pasien berobat sendiri menggunakan obat tradisional, namun
tidak ada perbaikan. Kisaran 1 bulan yang lalu, makula hiperpigmentasi pada
regio antebrachii dan cruris semakin banyak. Status generalikus dan keadaan
spesifik dalam batas normal. Status dermatologikus regio antebrachii dextra et
sinistra terdapat papul, multipel, milier, ireguler, diskret; makula hiperpigmentasi,
multipel, milier s/d lentikuler, diskret; sebagian erosi ditutupi krusta kehitaman,
sulit dilepaskan. Status dermatologikus regio cruris dextra et sinistra terdapat
makula

hiperpigmentasi,

multipel,

milier

s/d lentikuler, diskret;

patch

hiperpigmentasi, multipel, numuler, diskret; sebagian erosi ditutupi krusta


kehitaman, sulit dilepaskan. Cutaneous sign: white dermatographism tidak ada.
VI.

DIAGNOSIS BANDING
- Prurigo Hebra
- Dermatitis Atopik
- Insect Bite

VII.

DIAGNOSIS KERJA
Prurigo Hebra

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


Pemeriksaan serum Imunoglobulin E
Biopsi dan histopatologi
IX.

PENATALAKSANAAN
a. Umum
KIE (Komunikasi Informasi Edukasi)
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya bukan penyakit menular
- Menjelaskan kepada pasien untuk minum obat secara teratur dan rutin
menggunakan losio terlebih dahulu diikuti dengan salep 2 kali/hari setelah
-

mandi
Menjelaskan kepada pasien untuk kontrol kembali setelah obat habis atau

jika keluhan bercak hitam dan gatal semakin bertambah


Mengedukasi pasien untuk menghindari menggaruk bercak, serta menutupi
daerah bercak dengan pakaian tertutup dan memotong kuku sampai pendek

b. Khusus
Topikal:
o Losio Urea 10% 2x /hari
o Krim klobetasol 0,05% 2x /hari
Sistemik:
o Tab Loratadin 1 x 10 mg/hari

X.

PROGNOSIS
a. Quo ad vitam
b. Quo ad functionam
c. Quo ad sanationam

: bonam
: bonam
: Dubia ad bonam

Diskusi Kasus

1. Bagaimana menyingkirkan diagnosis banding pada kasus ini?


Tabulasi Diagnosis Banding
Pasien

Prurigo Hebra2,3,4

Dermatitis

Insect Bite2,5

Atopik1,2,5
Identifikasi
Jenis Kelamin

Perempuan

Perempuan
Laki-laki

> Perempuan
Laki-laki

: Perempuan =
= Laki-laki

1,3:1,0
Usia

Muncul pertama Dimulai

sejak 60-88%

kali usia 5 tahun ubayi atau anak

tahun

pada Semua usia


pertama

kehidupan
70-95%
pada
usia 5 tahun
Pekerjaan

Mahasiswa

Stres berperan

Etiologi:

gen, Risiko

imunologi,

meningkat

respon terhadap pada


agen

orang

mikroba, yang bekerja

kerusakan barier di lapangan


kulit
Anamnesis
Gatal

Setelah

digigit Tergantung

nyamuk

Gatal bertambah Setelah

penyebab,

20% saat malam hari, gigitan

diawali

oleh berkeringat dan serangga

gigitan serangga, memakai


gatal intermiten

baju

wol

Riwayat penyakit Keluhan

bintil Kronis

Sering

Paparan lebih

dahulu

yang

kambuh/relaps

dari 1 kali

merah
berubah

menjadi bercak
kehitaman sejak
usia 5 tahun
Riwayat asma, 65-80% memiliki Riwayat
bersin pada pagi riwayat atopi

(+)

atopi Riwayat atopi


berhubungan

hari dan alergi

dengan

disangkal,

perubahan

Riwayat

alergi

makanan

ada,

yaitu

muncul

gatal

setelah

makan makanan

efloresensi

laut

seperti

(ikan

laut,

udang, kerang,
kepiting)
Riwayat penyakit Riwayat

Riwayat

keluarga

(+)

menderita
keluhan

atopi

yang

sama

dalam

keluarga
disangkal
Status Dermatologikus
Regio

Brachialis

dan Ekstremitas

Dewasa: fleksor, Di mana saja

(predileksi)

cruris dextra et

bagian distal dan simetris

tergantung

sinistra

permukaan

gigitan

ekstensor, simetris
Efloresensi

Makula, patch, Papul yang gatal. Multiform

Urtika, papul,

erosi (uniform)

yang

vesikel,

menerus

ekzema

Garukan
terus

menimbulkan
erosi,

ekskoriasi,

krusta,
hiperpigmentasi
Dermatografisme

(-)

(-)

(+)

(-)

putih
Kriteria Hanifin- 2 kriteria mayor

Minimal 3 dari

Rajka

4 kriteria mayor

kriteria

minor

dan 3 dari 23
kriteria minor

Tabulasi Kriteria Hanifin Rajka untuk Dermatitis Atopik


KRITERIA MAYOR

PASIEN

Gatal

Ada

Distribusi dan morfologi khas yaitu anak: wajah dan Permukaan

ekstensor

dari

ekstensor, dewasa: fleksor

antebrachii dan cruris

Sering kambuh/relaps

Pasien baru pertama kali mengalami


penyakit ini

Riwayat atopi

Ada, alergi makan makanan laut


KRITERIA MINOR

Xerosis

PASIEN
Ada

Ikhtiosis, hiperlinear pada telapak tangan dan kaki, Tidak ada


keratosis pilaris
Reaktivitas tes kulit tipe cepat (tipe I)

Tidak diketahui

Serum IgE meningkat

Tidak diketahui

Onset sejak usia awal

Pasien mengalami keluhan ini saat


berusia kisaran 5 tahun

Bertendensi terjadi infeksi kulit

Ya

Bertendensi menjadi dermatitis non-spesifik pada Tidak


telapak tangan dan kaki
Ekzema puting payudara

Tidak ada

Cheilitis

Tidak ada

Konjungtivitis rekuren

Tidak ada

Lipatan Dennie-Morgan

Tidak ada

Keratokonus

Tidak ada

Katarak subkapsular anterior

Tidak ada

Orbital darkening

Tidak ada

Wajah pucat atau eritem

Tidak ada

Pitiriasis alba

Tidak ada

Lipatan leher anterior

Tidak ada

Gatal jika berkeringat

Tidak ada

Intoleransi terhadap wol dan pelarut lipid

Tidak ada

Aksentuasi perifolikuler

Tidak ada

Intoleransi terhadap makanan

Tidak ada

Dipengaruhi faktor lingkungan/emosional

Tidak ada

Dermatografisme putih (+)

Tidak ada

Kesimpulan : Pasien ini hanya memenuhi 2 kriteria mayor dan 2 kriteria minor sehingga tidak
memenuhi kriteria diagnostik untuk dermatitis atopik (minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria
minor)4,5
2. Bagaimana cara pemeriksaan White Dermatographism?

Penggoresan pada kulit normal akan menimbulkan tiga respon yakni berturut-turut akan
terlihat: Garis merah ditempat penggoresan selama 15 detik, warnamerah disekitarnya selama
beberapa detik, edema timbul setelah beberapamenit. Penggoresan pada penderita yang atopi
akan bereaksi belainan. Garis merah tidak disusul warna kemerahan, tetapi kepucatan selama
2 detik sampai 5 menit, sedangkan edema tidak timbul. Keadaan ini disebut dermatografisme
putih.

3. Apa hubungan alergi makanan pada kasus ini?


Pada penderita prurigo 65 80 % memiliki riwayat atopi. Sehingga pada kasus ini ditanyakan
tentang alergi makanan karena merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya prurigo.3,4 Oleh
karena itu pada anamnesis perlu ditanyakan riwayat atopi seperti riwayat sering bersin di pagi
hari, riwayat asma, serta riwayat alergi terhadap makanan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Burgin S. Nummular Eczema, Lichen Simplex Chronicus, and Prurigo Nodularis.
In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: Mc Graw Hill;
2012:p184-7.
2. Pruritus and Neurocutaneous Dermatoses. In: James WD, Berger TG, Elston DM,
editors. Andrews Disease of The Skin Clinical Dermatology. 11th ed. China: El
Sevier; 2011:p52-53.
3. Jones, JB. Chapter 23: Eczema, Lichenification, Prurigo and Erythroderma. In:
Burns Tony, Breathnach Stephen, Cox Neil, Griffiths Christopher, editors. Rooks
Textbook of Dermatology. 8th ed. Singapore: Fabulous Printers; 2010:p23.4223.44.
4. WiryadiBE. Prurigo. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta: Badan Penerbit FK UI,
2011:273-4.
5. Kartowigno S. Dermatitis. Sepuluh Besar Kelompok Penyakit Kulit. Edisi Kedua.
Indonesia: Unsri Press, 2012: 31.

Anda mungkin juga menyukai