Anda di halaman 1dari 2

MODEL MANAJEMEN

Teori manajeman bantyak ragamnya,demikian juga penyebaran fungsi-fungsinya, ada yang sederhana tetapi
ada pula yang rumit. Beberapa contoh manajemen dan penjabaran fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Model PIE (Planning, implementation & evaluation).
Model ini adalah yang paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi saja yaitu:
Planning atau perencanaan
o Rencana usulan kegiatan upaya kesehatan puskesmas wajib & pengembangan
o Rencana pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan pusk wajib & pengembangan
Implementing atau implementasi (pelaksanaan & pengendalian)
o Pengorganisasian penentuan tanggung jawab dan pelaksana kegiatan persatuan
wilayah kerja, membagi habis pekerjaan, penggalangan kerjasama tim dg lintas
sektoral
o Penyelenggaraan dengan memperhatiakan: azas penyelenggaraan puskesmas (azas
pertanggung jawaban wilayah, peran serta masyarakat, keterpaduan, rujukan), standar
dan pedoman pelayanan, menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya
o Pemantauan kinerja (cakupan, mutu, biaya), masalah dan hambatan, menggunakan
data dari simpus (sistem informasi manajemen puskesmas)
o Penilaian sumber data utama simpus
Evalutation atau evaluasi (pengawasan dan pertanggungjawaban)
o Pengawasan internal/eksternal
o Pertanggungjawaban laporan berkala, laporan pertanggungawaban masa jabatan

2. Model POAC (Planning, organizing, actuating & controlling.


Meliputi 4 fungsi yaitu :
Planning atau perencanaan
Organizing atau pengorganisasian
Actuating atau penggerakkan
Controling atau pemantauan
3. Model P1 P2 P3 (perencanaan, pergerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian
penilaian)
Model ini digunakan oleh jajaran kesehatan,yang di puskesmas di puskesmas di jabarkan dengan:
P1,perencanaan berbentuk perencanaan tingkat puskesmas (PTP)
P2,penggerakan pelaksanaan berbentuk lokakarya mini dan,
P3,pengawasan,penendalian dan penilaian,berbentk pemantauan wilayah setempat dan
stratifikasi puskesmas.
PERENCANAAN : P1
Rencana Usulan Kegiatan (R.U.K) :
o RUK sama dengan plan of action (POA) atau rencana kerja yang biasanya disusun menjelang
pergantian tahun anggaran kegiatan baru
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA):
o RKA, merupakann pengembangan dari RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan
anggaran kegiatan dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) :


Setelah disusun rencana kegiatan itu kemudian dibuatkan strategi pelaksanaan secara terpadu
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) :
DPA merupakan kelanjutan dari RKA yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan penggunaan
anggaran kegiatan

PENGATURAN : P2
Penggerakan : Mini Lokakarya (telaahan internal terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dicapai
oleh Puskesmas dibandingkan dengan rencana dan standart pelayanan) Lintas Program
Mini Lokakarya (MinLok) ini dilaksanakan puskesmas setiap sebulan sekali, untuk mengevaluasi
hasil kegiatan pelayanan
Pelaksanaan : Mini Lokakarya Linta Sektoral
Minlok ini dilaksanakan puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan instansi terkait seperti
dinkes, diknas, kecamatan, kelurahan, dan lainnya, sesuai porsi
kegiatan puskesmas.
PENILAIAN : P3
Pengawasan : Monitoring
Kegiatan pelayanan harus terus diawasi pelaksanaannya agar mencapai target yang telah ditetapkan
Pengendalian : Controlling
Pelayanan yang sudah optimal tetap perlu dikendalikan arahnya agar tidak menyimpang dari tujuan
kegitan
Penilaian : Evaluation
Setiap hasil kegiatan harus dievaluasi sebagai bentuk pertanggungjawaban institusi terhadap
publik dan pemerintah daerah.
4. ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)
Model ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak di bidang partisipasi masyarakat.
Manajemen ARRIF menghasilkan profil peran serta masyarakat, baik di tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi maupun pusat/nasional.
5. ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring dan evaluasi).
Model ini sama seperti ARRIF, hanya fungsi monitoring dan evaluasi secara tegas dipisah, karena
aspek yang dikelola meliputi 3 fungsi puskesmas, sehingga fungsi monitoring dan evaluasi harus di
pisah.
6. ARRIMES (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi, sosialisasi).
Model ini merupakan penyempurnaan dari ARRIME yang setelah diterapkan di lokasi uji coba
selama 2 tahun, ada fungsi manajeman yang harus ditambahkan, yaitu sosialisasi hasil evaluasi
pembangunan kesehatan diwilayah tersebut kepada lintas sector terkait dan juga masyarakat itu
sendiri. Ini terutama berkaitan dengan fungsi pertama yaitu pusat pembangunan berwawasan
kesehatan, dan fungsi kedua yaitu pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai