Anda di halaman 1dari 6

DENYUT EKTOPIK PADA JANTUNG KURA-KURA

Dasar Teori
Normalnya, sel miokardium tidak melepaskan impuls secara spontan, dan kecil kemungkinannya
untuk terjadi pelepasan impuls spontan dari berkas His serta sistem Purkinje karena pelepasan
impuls pemacu jantung normal dari nodus SA lebih cepat dari kedua sistem tersebut.
Meskipun pada keadaan abnormal, serabut His-Purkinje atau serabut miokardium dapat
melepaskan impuls secara spontan. Pada kondisi ini, jantung dikatakan mengalami peningkatan
automatisitas. Bila suatu fokus ektopik yang mudah terangsang melepaskan impuls, hasilnya adalah
denyut yang timbul sebelum denyut jantung normal berikutnya yang diharapkan dan menganggu
irama jantung (ekstrasistol atau denyut prematur atrium, nodus, atau ventrikel)
Jika suatu fokus ektopik terus menghasilkan potensial aksi dengan kecepatan yang lebih tinggi,
aktivitas pemacu bergeser dari nodus SA ke fokus ektopik. Kecepatan denyut jantung secara
mendadak meningkat selama beberapa waktu sampai fokus ektopik kemabali normal.
Tujuan
1. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura
2. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus buka pada berbagai fase:
3. Sistol
4. Puncak sistol
5. Diastol
6. Akhir diastol
7. Membedakan peka rangsang atrium dan vena jantung pada berbagai kontrasi tersebut di atas
8. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut di atas.
Alat dan Binatang Percobaan:
1.
2.
3.
4.

Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat


Kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf
Statif + klem
2 pencatat jantung + penjepit jantung

5. Kawat listrik
6. 2 sinyal maknit : 1 untuk mencatat waktu (waktu = 1 detik); 1 untuk mencatat tanda
7. Stimulator induksi + elektroda perangsang
8. Batang kuningan berbentuk huruf L
9. Botol plastok berisi larutan Ringer + pipet
10. Benang + malam
Tata Kerja:
1. Pasanglah pelbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat:
a. Mekanokardiogram atrium
b. Mekanonardiogram ventrikel
c.

Tanda rangsang

d. Tanda waktu
Usahakan supaya 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron pada satu garis vertikal
2. Tanpa menjalankan tromil kimograf carilah kekuatan rangsangan buka yang dapat menimbulkan
denyut jantung ektopik atrium
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai kontrol.
Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium dengan kekuatan rangsang sub 2 pada:
a. Sistol atrium
b. Puncak sistol atrium
c. Diastol atrium
d. Akhir diastolik atrium
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali
4. Pasanglah pelbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat:
e. Mekanokardiogram atrium
f.

Mekanonardiogram ventrikel

g. Tanda rangsang
h. Tanda waktu
Usahakan supaya 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron pada satu garis vertikal
5. Tanpa menjalankan tromil kimograf carilah kekuatan rangsangan buka yang dapat menimbulkan
denyut jantung ektopik atrium
6. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai kontrol.
Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium dengan kekuatan rangsang sub 2 pada:
a. Sistol ventrikel
b. Puncak sistol ventrikel
c. Diastol ventrikel
d. Akhir diastolik ventrikel
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali
Hasil Praktikum

Pembahasan
Terlihat denyut ektopik pada saat terjadi diastol maupun pada akhir diastol baik pada ventrikel
maupun atrium dengan pemberian rangsangan 4 mv (threshold). Pada pemberian rangsangan saat

sistolik, tidak terjadi denyut ektopik. Hal ini disebabkan karena terjadi impuls tambahan spontan dari
stimulator induksi dan terjadi di fase diastol setelah impuls dari nodus SA. Biasamya jika diaplikasikan
pada tubuh, denyut ektopik disebabkan impuls spontan dari serabut miokardium yang muncul apabila
telah terjadi impuls dari nodus SA.
Menjawab Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium?
Jawaban: denyut yang timbul pada saat sebelum denyut jantung normal berikutnya yang
diharapkan dan menganggu irama jantung
2. Pada saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk menghasilkan denyut ektopik?
Jawaban: saat diastolik
3. Apa yang dimaksud dengan interval A.V. Dan bagaimana mengukurnya?
Jawaban: Waktu antara polarisasi atrium dan polarisasi ventrikel. Dapat dilhat dengan EKG yakini
jarak antara awal gelombang P dengan kompleks QRS
4. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel?
Jawaban: Denyut ektopik yang mucul pada fase diastolik ventrikel
5. Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic?
Jawaban: Karena rangsangannya akan berlebihan
6. Apakah denyut ektopik ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?
Jawaban: Tidak, denyut ektopik atrium mendahului ventrikel
7. Apakah ada hubungan antara saat perangsangan dengan amplitudo denyut ektopik yang
dihasilkanya?
Jawaban: Iya. Amplitudo lebih tinggi pada saat dirangsang di pertengahan atau 2/3 diastol
Kesimpulan
Denyut ektopik dapat terjadi dengan memberikan rangsangan/impuls pada fase diastolik bukan
sistolik

LOLOS VAGUS
Dasar Teori
Stimulasi pada potongan nervus vagus (menstimulasi bagian yang pergi ke jantung) mengakibatkan
melemahnya denyut jantung hingga berhenti berdenyut. Hal ini tidak mengakibatkan vasodilatasi
karena persarafan parasimpatis pada otot polos vaskular hanya sedikit atau bahkan tidak ada.
Namun, jantung akan lanjut berdenyut, bahkan jika rangsangan diberikan lagi. Fenomena ini disebut
vagal escape (lolos vagus), dimana hal ini dimediasi terutama oleh aktivasi refleks dari sistem
nervus simpatis. Aktifasi saraf simpatis ini menyebabkan peningkatan tekanan darah dan tekanan
denyut setelah stimulasi vagus dihentikan.
Tujuan
Mendemonsstrasikan peristiwa lolos vagus (vagal escape)
Tata Kerja
Alat dan binatang percobaan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat


Kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf + statif + klem
2 pencatat jantung + 2 penjepit jantung
2 sinyal maknit : 1 untuk mencatat waktu (waktu = 1 detik); 1 untuk mencatat tanda rangsang
Stimulator induksi + elektroda perangsang + kawat-kawat
Botol plastok berisi larutan Ringer + pipet
Benang + malam + kapas

Prosedur
1. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai kontrol.
Tanpa menghentikan tromol rangsanglah Nervus Vagus (N.X) kanan bagian perifer

dengan

rangsang faradic cukup kuat sehingga terjadi henti jantung. Teruskan perangsangan dan
pencatatan hinga timbul lolos vagus
2. Potong N.X. sehingga tidak terhubung lagi dengan otak, kemudian berikan rangsang hingga
timbul lolos vagus, catat waktunya.

Hasil Praktikum

Dengan pemberian rangsangan 4 mv pada saraf Nervus Vagus, terjadi henti denyut jantung (cardiac
arrest) sekitar 9,25 detik namun antung kembali berdenyut. Setelah dipotomg NX nya, kembali terjadi
denyut jantung terhenti dengan waktu yang lebih cepat dari sebelumnya sekitar 9,10 detik.
Pembahasan
Ketika diberikan rangsangan pada nervus vagus yang merupakan saraf parasimpatis yang berguna
untuk memperlambat denyut jantung, jantung berhenti sesaat karena rangsangan nervus vagus
menyebabkan jantung lebih lambat bekerja dan pada akhirnya berhenti sesaat. Namun dengan
adanya saraf simpatis yang memacu kerja jantung, jantung kembali berdenyut.
Menjawab Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan lolos vagus?
Jawaban: Fenomena ketika ada stimulasi padan nervus vagus yang mengakibatkan melemahnya
denyut jantung hingga berhenti berdenyut namun jantung akan lanjut berdenyut,
bahkan jika rangsangan diberikan lagi
2. Bagaimana mekanisme terjadinya lolos vagus?
Jawaban: Dimediasi terutama oleh aktivasi refleks dari sistem nervus simpatis. Aktifasi saraf
simpatis ini menyebabkan peningkatan tekanan darah dan tekanan denyut setelah
stimulasi vagus dihentikan.
3. Faktor apa yang menghilangkan kemungkinan terjadinya lolos vagus?
Jawaban: Tidak adanya aktivitas saraf simpatis
Kesimpulan
Meskipun nervus vagus dirangsang ataupun dipotong kemudian di rangsang, jantung yang sempat
berhenti berdenyut akan tetap kembali berdenyut disebabkan aktivitas saraf simpatis.

HUKUM STARLING
Tujuan
Untuk membuktikan kebenaran Hukum Starling
Dasar Teori
Secara sederhana hukum Starling tersebut menyatakan bahwa jantung dalam keadaan normal
memompa semua darah yang dikembalikan kepadanya; peningkatan aliran balik vena menyebabkan
peningkatan volume sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut). Peningkatan volume
diastolik akhir ini disertai oleh peningkatan volume sekuncup. Tingkat pengisian itu disebut sebagai
preload, karena merupakan beban kerja yang diberikan ke jantung sebelim kontraksi dimulai.
Dalam batas-batas fisiologis, otot jantung tidak teregang melebihi panjang optimum sampai pada
titik ketika kekuatan kontraksi menurun seiring dengan peregangan selanjutnya. ]
Apabila, sebagai contoh, sisi kanan jantung menyemprotkan volume sekuncup yang lebih besar,
lebih banyak darah yang masuk ke dalam sirkulasi paru, sehingga aliran balik vena ke sisi kanan
jantung juga meningkat.
Peningkatan volume diatolik akhir di sisi kiri jantung menyebabkan sisi kiri tersebut berkontraksi
lebih kuat, sehingga bagian tersebut juga memompa volume sekuncup yang lebih besar.
Kesimpulan dari Melihat Video Pemutaran di Lab
Penentu utama panjang serat otot jantung adalah tingkat pengisian diastol. Suatu analogi adalah
balon yang diisi air -semakin banyak air yang dimasukkan, semakin besar ukuran dan balon semakin
teregang-. Demikian juga semakin besar pengisian saat diastol, semakin besar volume diastolik
akhir dan jantung semakin teregang. Semakin teregang jantung, semakin meningkat panjang
serat otot awal sebelum kontraksi. Peningkatan panjang menghasilkan gaya yang lebih kuat
pada kontraksi jantung berikutnya dan, dengan demikian, volume sekuncup (volume darah
yang dipompa per denyut) yang lebih besar. Hubungan intrinsik antara volume diastolik akhir dan
volume sekuncup ini dikenal sebagai hukum Frank-Starling pada jantung.

DAFTAR PUSTAKA
http://courses.washington.edu/chat543/cvans/vlab/control.html
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai