Laporan Tutorial B Blok 17
Laporan Tutorial B Blok 17
BLOK 16
04111001010
04111001015
04111001016
04111001020
04111001081
04111001082
04111001083
04111001088
04111001090
04111001096
04111001098
04111001114
04111001119
04111001144
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tugas
tutorial skenario ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih kepada dr. Tri Suciati, selaku tutor serta semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini.
Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang
akan datang.
Palembang,
Mei 2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
JUDUL 1
KATA PENGANTAR. 2
DAFTAR ISI ...... 3
SKENARIO B BLOK 17 . .. 4
Klarifikasi Istilah 4
Identifikasi Masalah . ... .. 5
Analisis Masalah .... 5
Hipotesis .... 47
Kerangka Konsep ... 47
Sintesis ... 48
Kesimpulan ...
69
DAFTAR PUSTAKA 70
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis
Tanda vital : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 106x/menit, RR: 24x/menit, Suhu: 39,0 C
BB: 80 kg, TB: 158cm
Pemeriksaan Spesifik :
Kepala: sclera ikterik
Leher dan thoraks dalam batas normal
Abdomen: Insepksi: datar
Palpasi: lemas, nyeri tekan kanan atas (+), Murphy sign (+), hepar dan lien tidak
teraba, kandung empedu : sulit dinilai
Perkusi: shifting dullness (-)
Ekstremitas: palmar eritema (-), akral pucat, edema perifer (-)
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin: Hb: 12,4 g/dl, Ht: 36 vol%, leukosit: 15.400/mm3, trombosit: 329.000/mm3,
LED: 77 mm/jam
Liver function test (LFT): bil total: 20,49 mg/dl, bil direk: 19,94 mg/dl, bil indirek: 0,55
mg.dl, SGOT: 29 u/l, SGPT: 37 u/l, fosfatase alkali: 864 u/l
Amilase: 40 unit/L dan Lipase: 50 unit/L
4
I.
KLARIFIKASI ISTILAH
1.
Kompos Mentis
: sadar sepenuhnya
2.
Skelra ikterik
3.
BAB seperti dempul : Feses yang berwarna pucat akibat tidak diproduksinya
sterkobilin.
4.
Palmar erythema
Akral pucat
6.
Murphys sign
dan zat lainnya untuk membantu mendiagnosis penyakit hati, menilai tingkat
kerusakan hati dan menentukan seberapa baik pengobatan bekerja
8.
Fosfatase alkali
Bilirubin total
dalam jantung dan hati. Enzim ini meningkat pada penyakit infark miokard dan
kerusakan akut sel hati.
15. SGPT
tubuh, terutama padahati, dilepaskan ke dalam serum sebagai akibat kerusakan sel
hati.
16. Shifting dullness
II.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ny.M usia 48 tahun ke UGD RSMH mengalami nyeri perut kanan atas hebat, demam
dan menggigil
2. Sejak 2 bulan yang lalu, Ny. M mengeluh nyeri di perut kanan atas yang menjalar
sampai ke bahu sebelah kanan dan disertai mual. Nyeri hilang timbul dan bertambah
hebat bila makan makanan berlemak. Biasanya Ny. M minum obat penghilang nyeri
3. Sejak 1 minggu sebelum masuk RS ia juga mengeluh demam ringan yang hilang
timbul, mata dan badan kuning, BAK seperti teh tua, BAB seperti dempul, dan gatalgatal.
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan Lab
III.
ANALISIS MASALAH
1. Ny.M usia 48 tahun ke UGD RSMH mengalami nyeri perut kanan atas hebat,
demam dan menggigil
a. Bagaimana anatomi dari hepatobillier ? (Kardiyus, rullis )
b. Bagaimana fisiologi dari hepatobillier ? (Aulia, zhaza)
A. HEPAR
Ada tiga fungsi dasar hepar yaitu :
Menyaring dara untuk membuang bakteri dan benda asing lain yang masuk
ke dalam darh dari lumen usus.
B.VESICA VELLIA
Berperan sebagai reservoir empedu, dengan kapasitas sekitar 50 ml,
mempunyai kemampuan memekatkan empedu melalui permukaan membrane
mukosa yang berlipat-lipat membentuk gambaran sarang tawon.Empedu masuk ke
duodenum sebagi akibat kontraksi dan pengosongan parsial dari vesica
vellia.Mekanisme ini dimulai ketika makanan berlemak masuk ke duodenum. Lemak
menyebabkan pelepasan hormone cholecystocinin dari membrane mucosa
duodenum, horman masuk ke dalam darah dan menimbulkan kontraksi vesica vellia.
6
Pada saat bersamaan otot polos di ujung distal ductus choledochus dan ampula
mengalami relaxasi, sehingga empedu mengalir ke dalam duodenum. Garam empedu
berperan penting dalam emulsi lemak di usus dan membantu pencernaan dan
absorbsinya.
C. PANKREAS
Pankreas merupakan kelenjar ensokrin dan endokrin.
2. Sejak 2 bulan yang lalu, Ny. M mengeluh nyeri di perut kanan atas yang
menjalar sampai ke bahu sebelah kanan dan disertai mual. Nyeri hilang timbul
dan bertambah hebat bila makan makanan berlemak. Biasanya Ny. M minum
obat penghilang nyeri
a. Mengapa nyeri bisa menjalar sampai ke bahu sebelah kanan ?(kardiyus, hiday)
b. Bagaimana mekanisme perjalanan nyeri ?(belinda, dodi)
c. Mengapa nyeri bertambah saat makan makanan berlemak ?(ewis,arief)
d. Mengapa nyeri hilang timbul ? (aulia, rulis)
e. Bagaimana dampak mengonsumsi obat penghilang nyeri pada Ny. M ?(lianita,
zhazha)
3. Sejak 1 minggu sebelum masuk RS ia juga mengeluh demam ringan yang hilang
timbul, mata dan badan kuning, BAK seperti teh tua, BAB seperti dempul, dan
gatal-gatal.
a. bagaimana etiologi dari :
- Demam ringan (lianita,anya)
- Mata dan badan kuning (aulia, dodi)
- Bak seperti teh tua (ewis, muthia)
- Bab seperti dempul (bellinda, gita)
- Gatal-gatal (clara, kardiyus)
b. Bagaimana mekanisme dari :
- Demam ringan (anya,zhaza)
Kemungkinan terjadi karena adanya inflamasi akibat kolelitiasis, yang menyebabkan
pirogen endogen melepaskan sitokin ( IL-1, IL-6, dan TNF Alfa). Kemudian sitokin
bermigrasi ke otak menyebabkan aktivasi jalur as. Arakidonat menhasilkan PGE-2 yang
distimulasi COX-2. PGE-2 menyebabkan peningkatan set point dan terjadilah moderate
fever.
hiperbilirubinemia
hiperbilirubinuria
Urin berwarna teh tua
4. Pemeriksaan Fisik
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik ?
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis
Tanda vital : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 106x/menit, RR: 24x/menit, Suhu: 39,0 C
BB: 80 kg, TB: 158cm (hiday, rullis)
Pemeriksaan Spesifik :
Kepala: sclera ikterik (kardiyus, dodi)
Leher dan thoraks dalam batas normal
Nilai Pd Skenario
Nilai Normal
Interpretasi
Inspeksi
datar
datar
normal
Palpasi
Lemas
Lemas
normal
(-)
Ada
perradangan
pada
kandung
empedu
->
Kolecytisis (+)
Hepar
dan
Normal
tidak teraba
Kandung
empedu
sulit dinilai
10
Perkusi
normal
)
Nyeri Kanan bagian atas, kemungkinan yang mengalami gangguan
adalah organ-organ yang terletak pada bagian kanan atas adalah Gangguan
Hati, Radang pada kandung empedu akibat adanya batu, serta kadang-kadang
bisa terjadi radang usus kecil. Nyeri kantung empedu sifat nyeri hebat,
tetap/konstan, nyeri kuadran kanan atas/ epigastrik dan sering memburuk
setelah makan makanan yang berlemak (fatty foods). Tetapi kalau tempat
nyeri berada agak ditengah dan rasa nyerinya sampai menembus
kebelakang, kemungkinan gangguan Ginjal harus dicurigai. Kolik renal atau
gangguan nyeri disebabkan gangguan ginjal: nyeri kolik pada sudut tertentu
bagian ginjal, yang nyeri bila ditekan, menjalar ke panggul. Khasnya pasien
tidak dapat menemukan posisi yang dapat mengurangi nyeri. Namun pada
kolik ginjal dapat juga terjadi di bagian sebelah kiri. Iskemik usus atau usus
yang rusak, nyeri bersifat tumpul, hebat, tetap/konstan, nyeri abdomen
kuadran kanan atas yang meningkat saat makan.
Ekstremitas: palmar eritema (-), akral pucat, edema perifer (-) (bellinda, ewis)
5. Pemeriksaan Lab
Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan lab ?
Darah rutin: Hb: 12,4 g/dl, Ht: 36 vol%, leukosit: 15.400/mm3, trombosit:
329.000/mm3, LED: 77 mm/jam (kardiyus, anya)
Liver function test (LFT): bil total: 20,49 mg/dl, bil direk: 19,94 mg/dl, bil indirek:
0,55 mg.dl, SGOT: 29 u/l, SGPT: 37 u/l, fosfatase alkali: 864 u/l (dodi, rullis)
Amilase: 40 unit/L dan Lipase: 50 unit/L (lianita, zhaza)
Nilai Pd Skenario
Nilai Normal
Interpretasi
Amilase
40 unit/L
30-100 unit/L
Normal
Lipase
50 unit/L
10-140 unit/L
Normal
11
2. Usia
Usia turut berperan dalam peningkatan risiko batu empedu. Seseorang yang
berusia 55 tahun atau lebih, akan mengalami peningkatan risiko terkena batu
empedu.Hal ini disebabkan oleh fungsi tubuh, seperti sistem pencernaan, menurun
seiring dengan bertambahnya usia, serta kurangnya aktivitas fisik dan olahraga ketika
seseorang bertambah tua.
12
5. HDL
Perempuan dan laki-laki yang memiliki kadar kolesterol HDL dan trigliserida yang
tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena batu empedu.
7. Riwayat Keluarga
Genetika juga memiliki peran dalam meningkatkan risiko terjadinya batu empedu.
Jadi, riwayat keluarga juga perlu diperhatikan jika seseorang ingin melakukan
langkah-langkah pencegahan batu empedu seperti dengan melakukan diet sehat,
mengendalikan berat badan, dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.
8. Hormon Estrogen
Perempuan yang mengambil pil KB atau terapi hormon estrogen dalam dosis tinggi
setelah menopause cenderung mengalami peningkatan risiko terkena batu empedu.
13
9. Ras
Penduduk asli Amerika dan orang Hispanik memiliki kecenderungan lebih tinggi terkena
batu empedu.
-laki)
an
14
Batu empedu dapat berdiam dengan tenang dalam kandung empedu dan tidak
menimbulkan masalah, atau dapat menyebabkan timbulnya komplikasi. Komplikasi
yang paling sering terjadi adalah infeksi kandung empedu (cholecystitis) dan
obstruksi duktus sistikus atau duktus choledochus. Obstruksi seperti ini dapat bersifat
sementara, intermiten, atau permanen. Kadang-kadang, batu dapat menembus dinding
kandung empedu dan menyebabkan peradangan hebat, sering menyebabkan
terjadinya peritonitis, atau menyebabkan ruptur dinding kandung empedu
Kolesitisis
15
ar antara 1050%, yang jauh melebihi 4% diharapkan angka kematian yang diamati pada pasien
dengan kolesistitis calculous. Emphysematous kolesistitis memiliki tingkat mortalitas
mendekati 15%.
-15% kasus.
16
HIPOTESIS
Ny. M, 48 tahun mengalami obstruksi jaundice ec koledokolitiasis
KERANGKA KONSEP
SINTESIS
1.
2.
3.
4.
5.
OBSTRUKSI JAUNDICE
6.
: lianita, meuthia
: clara, arief
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
18