Disusun Oleh :
Firmansyah Budilaksana
(121011009)
(121011012)
Latar Belakang
Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan yang berasal dari
Brazil dan masuk ke Indonesia pada abad ke-16 yang konon memiliki beberapa
nama diantaranya kacang brudul, kacang brol dan kacang cina.
Kacang tanah memiliki nilai gizi tinggi dan lezat rasanya. Tanaman ini
kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan
kalsium, vitamin B kompleks dan fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan
kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari
daging, telur dan kacang soya. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali
seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah
mengandung omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan omega 9 yang
merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram
omega 3 dan 17 gram omega 9 (Vyan, 2009 dalam bachtiar, 2012).
Biasanya kacang tanah ini dimanfaatkan sebagai bahan pangan, makanan
ternak dan bahan untuk membuat minyak goreng. Selain itu, kacang tanah dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan biodiesel. Kacang
tanah banyak mengandung asam lemak yaitu asam oleat sekitar 40 persen. Kacang
tanah juga mengandung metaboli sekunder golongan steroid yaitu fitosterol
terutama beta-sitosterol. Komposisi asam lemak yang terkandung dalam kacang
tanah dapat dilihat pada tabel 1. Komposisi Asam Lemak Kacang Tanah.
Tabel 1. Komposisi Asam Lemak Kacang Tana
(Sumber : http://www.scribd.com)
Degumming
Netralisasi
NaOH
3. Pembuatan Biodiesel
Pembuatan biodiesel itu ada dua tahapan yaitu proses esterifikasi dan
proses transesterifikasi.
a. Proses Esterifikasi
Reaksi esterifikasi bertujuan untuk menghilangkan asam lemak bebas.
Katalisator yang digunakan bersifat asam.
Filtrat hasil ekstraksi (minyak kacang tanah) dengan volume tertentu
dimasukkan ke dalam labu leher tiga untuk proses esterifikasi dengan
menggunakan katalis asam sulfat dan pelarut metanol. Setelah mencapai suhu
yang telah ditentukan, sampel di ambil untuk dititrasi dengan NaOH untuk
dianalisa kadar FFA-nya.
b. Proses Transesterifikasi
Setelah proses esterifikasi selesai, dilanjutkan proses transesterifikasi.
Minyak kacang tanah dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Kemudian katalis
NaOH dilarutkan dalam methanol dan dicampurkan kedalam minyak kacang
tanah lalu direfluks. Selama reaksi dilakukan pengadukan. Reaksi dihentikan
ketika telah mencapai waktu reaksi yang diinginkan (60 menit). Campuran
reaktan didiamkan selama 12 jam hingga terpisah membentuk 2 lapisan.
Lapisan atas berupa metil ester dan lapisan bawah berupa gliserol.
Metil ester dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan
aquades . Campuran digojog dan didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan.
Lapisan bagian bawah dibuang dan pencucian dilakukan ulang sampai metil
ester netral.
Keterangan :
V
: Normalitas
Keterangan :
DAFTAR PUSTAKA
2013.
Ekstraksi
Pelarut
Kacang
Tanah.