Semen 2014
LAPORAN AKHIR :
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi penghasil bahan galian
beraneka ragam jenisnya,baik itu bahan galian energi, bahan galian logam,
bahan galian non logam maupun bahan galianindustri. Beberapa bahan
galian
tersebut
sangat
potensial
untuk
dijadikan
bahan
baku
dan
perekayasaan
pengembangan
industri.
Pertimbangan
dilanda
krisis
multi
dimensi
pada
tahun
1997-1998.
Dua
1
pasokan
semen
bila
tidak
ada
penambahan
PT.
Indocement Tunggal
Baturaja), PT. Semen Padang (Semen Padang), PT. Semen Gresik (Semen
Gresik), PT. Semen Bosowa (Semen Bosowa), PT. Semen Andalas (Semen
Andalas), PT. Holcim Indonesia, PT. Semen Tonasa (Semen Tonasa), dan
PT. Semen Kupang (Semen Kupang).Secara umum, data jenis semen yang
diproduksi oleh industri semen terdiri dari beberapa jenis semen yang
berbentuk semen biasa dan berbagai tipe khusus serta semen campur
(mixed cement) untuk penggunaan yang terbatas. Jenis semen tersebut
antara lain Ordinary Portland Cement (OPC), Portland Pozzolan Cement
(PPC), Special Blended Cement (SBC), Oil Well Cement (OWC), Super
Masonry Cement (SMC), Semen Portland Tipe I, Semen Portland Tipe II,
Semen Portland Tipe III, dan Semen Portland Tipe V.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan Kegiatan :
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menentukanlokasi dan potensi
sumber utama bahan baku semendi Kabupaten Aceh Besar, Aceh Jaya dan
AcehSelatan. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah:
-
Metode Penelitian
Pengumpulan dan Pengolahan Datadilakukan melalui metode survey
dengan pendekatan deskritif kualitatif dan kuantitatif. Survey lapangan
dilakukan untuk mendapatkan informasi/data tentang potensi bahan baku
industri semen, keadaan sarana dan prasarana wilayah, proses produksi
industri semen/analisis produksi, analisis finansial pendirian industri semen
dan analisis kebutuhan pasar apabila diperlukan, namun tergantung kepada
ruang lingkup kegiatan yang diberikan di dalam kerangka acuan kerja.
Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen wawancara, observasi
dan dokumenter. Data potensi, produksi dan kebutuhan pasar dianalisis
secara deskritif kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan analisis dan penentuan
tingkat kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria Net
1.3.2
Alat
Perlengkapan Lapangan yang dibutuhkan dalam kegiatan lapangan, selain
perlengkapan pribadi yang sesuai dengan kondisi lapangan, misalnya
pakaian, sepatu, topi, dan sebagainya, diperlukan perlengkapan yang
dipakai di lapangan atau di pangkalan kerja. Beberapa perlengkapan dasar
yang penting diantaranya adalah :
GPS,
Kompas Geologi,
Palu Geologi,
Kamera (Dokumentasi).
Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini
melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal dari
satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke
satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data
ephemeris, yang nantinya akan diterima oleh alat navigasi.
Bagian pengguna, bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan.
Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan
diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data berisikan perkiraan lokasi
(approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh
satelit. Sistem kerja GPS diperlihatkan pada Gambar 1.
Kompas Geologi
Bull's eye level : Kalo di bahasa indonesiakan level mata sapi. Fungsinya
digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat melakukan
pengukuran strike dan trend.
Index pin : penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini dapat
diputar-putar sesuai kebutuhan, tetapi biasanya di arahkan ke arah Utara.
Mengukur Strike
Tempelkan sisi E (east), geser-geser, sampai gelembung udara dalam
Bull's eye level masuk ke dalam lingkaran dan jarum kompas stabil (tidak
gerak), terakhir amati sudut yang ditunjuk arah Utara. Lalu tulislah sesuai
petunjuk N __ E
Mendukur Dip
Tempelkan sisi W (west) badan kompas usahakan membentuk sudut 90
terhadap strike, Clinometer level diputar-putar sampai gelembung udara
berada diantara garis dalam clinometer level/ ditengah-tengahnya, terakhir
baca sudut dalam clinometer scale.
Mengukur Plunge
Cara mengukurnya seperti mengukur Dip, namun kita mengukur struktur
garis
Mengukur Trend
Cara
mengukurnya
seperti
mengukur
Strike,
pada
kenyataannya
mengukur struktur garis agak sulit maka pakai bantuan buku atau papan
jalan untuk mempermudah, dengan jalan menempelkan sisi buku di
struktur garis dan melakukan pengukuran di permukaan datar yang ada di
buku atau papan jalan tersebut.
Mengukur Pitch
Cara mengukurnya pertama buatlah garis strike di permukaan bidang, lalu
langsung ukur derajat antara struktur garis dan strike menggunakan busur
derajat.
Palu Geologi
Palu geologi ini dipergunakan untuk mendapatkan contoh batuan secara
baik dan dapat dipergunakan untuk memahat batuan yang berukuran
sedang. Palu geologi terdapat dua jenis yang sering kita gunakan (seperti
terlihat pada gambar), yaitu :
pada
batuan-batuan
yang
berlapis
atau
berfoliasi.
10
Tahapan Eksplorasi
Langkah-langkah semua kegiatan geologi di lapangan dari awal sampai
akhir seperti tercantum pada gambar diagram alur dibawah ini,
11
12
1.3.4
pengepressan
menjadi
bentuk
film
yang
banyak
digunakan
13
yang
digunakan
untuk
melakukan
pengukuran
tersebut
14
15
This can then be substituted into the second equation to solve for the
concentration of element i in the unknown:
In practice, this is only true if all elements in the standard and the unknown
occur in about the same concentration. This is often difficult to attain, so a
wide variety of standards are used to figure out all of the interfering effects
and make a calibration curve which relates concentration in the unknown to
a more complex equation involving the concentration and intensities in the
standard.
Kelebihan dari metode XRF adalah
16
1.3.5
manusia
yang
menyimpan,
bekerja
bersama
memperbaiki,
secara
efektif
memperbaharui,
untuk
mengelola,
penting
dalam
analisa
data
kawasan
pertambangan
17
Tumpang susun lapisan data individu akan jauh lebih mudah jika dilaksanan
dengan menggunakan aplikasi komputer. SIG merupakan salah satu aplikasi
yang sering digunakan untuk keperluan ini. Beberapa aplikasi SIG yang ada,
seperti
ArcGIS,
Erdas,
atau
Aplikasi
SIG
lainnya.Pendekatan
ini
B. Disolve
Disolve adalah proses menggabungkan beberapa objek yang memiliki nilai
yang sama untuk salah satu atau beberapa kategori.
18
C. Intersection
Intersection
adalah
proses
memotong
suatu
layar
input
dengan
D. Union
Merupakan proses penggabungan dari beberapa layar yang menghasilkan
suatu layar baru dengan attribut dari semua layar yang digabungkan
E. Append/Merge
Proses penggabungan dari objek-objek sejenis untuk menghasilkan data
aattribut dan spasial dari objek-objek tersebut.
F. Clip/Mask
Clip/Mask adalah proses pemotongan suatu layar input dengan layar input
lainnya yang berupa poligon.
19
G. Overlay
Overlay adalah proses tumpang tindih dari beberapa layar tanpa merubah
layar yang ada dan tidak menghasilkan suatu layar yang baru.
1.3.6
20
lahan
dapatmemberikan
informasi
peluang
investasi,
21
Peta sebaran potensi batuserpih, pasir besi dan tras di sekitar prospek
batugamping di Tiga Kabupaten (Aceh Besar, Aceh Jaya dan Aceh
Selatan);
22
LAPORAN AKHIR :
1.5
No.
A
1
2
3
4
B
1
2
3
4
ESTIMASI
WAKTU
RENCANA
KEGIATAN
PERSIAPAN UMUM
Pertemuan/Pengenalan dan Diskusi Awal
Dengan Direksi
Pengumpulan Peta Topografi
Pengumpulan Peta Geologi Regional
Penyusunan/Pembuatan Laporan
Pendahuluan + Penyerahan
SURVEY LAPANGAN
Mobilisasi Personil dan Peralatan Ke
Lapangan
Survey Topografi Kawasan
Survey/Penyelidikan Geologi
De Mobilisasi Personil dan Peralatan Dari
Lapangan
Hari
Hari
Hari
Minggu
Hari
Minggu
Minggu
Hari
Minggu
Minggu
Minggu
4
5
2
4
Minggu
Minggu
PELAKSANAAN BULAN KE
BULAN - I
M1
M2
M3
BULAN II
M4
M1
M2
M3
BULAN - III
M4
M1
M2
M3
BULAN - IV
M4
M1
M2
M3
M4
LAPORAN AKHIR :
No.
KEGIATAN
Penyerahan
Hari
PELAKSANAAN BULAN KE
BULAN - I
M1
M2
M3
BULAN II
M4
M1
M2
M3
BULAN - III
M4
M1
M2
M3
BULAN - IV
M4
M1
M2
M3
M4
Aceh Besar
Aceh Jaya
Aceh Selatan
BAB 2
KONDISI GEOGRAFIS DAN SOSIAL
MASYARAKAT
2.1 Kondisi Geografis
2.1.1
No
.1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Kecamatan
Lhoong
Lhoknga
Leupung
Indrapuri
Kuta Cot Glie
Seulimeum
Kota Jantho
Lembah Seulawah
Mesjid Raya
Darussalam
Baitussalam
Kuta Baro
Montasik
Blang Bintang
Ingin Jaya
Krueng Barona Jaya
Suka Makmur
Kuta Malaka
Simpang Tiga
Darul Imarah
Darul Kamal
Peukan Bada
Pulo Aceh
Aceh Besar
Ibukota
Lhoong
Lhoknga
Leupung
Indrapuri
Lampakuk
Seulimeum
Kota Jantho
Lamtamot
Krueng Raya
Lambaro Angan
Lambada Lhok
Peukan Ateuk
Montasik
Cot Meuraja
Lambaro
Cot Iri
Sibreh
Samahani
Krueng Mak
Lampeneurut
Peukan Bilui
Peukan Bada
Lampuyang
Jumlah
Mukim
Desa
4
28
4
28
1
6
3
52
2
32
5
47
1
13
2
12
2
13
3
29
2
13
5
47
3
39
3
26
6
50
3
12
4
35
1
15
2
18
4
32
1
14
4
26
3
17
68
604
2
.
Kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 27% dari luas wilayah
Kabupaten. Sementara itu Kecamatan Panga mempunyai luas wilayah
terkecil yaitu sekitar 8% dari luas wilayah Kabupaten. Ibukota dari
Kabupaten Aceh Jaya adalah Calang yang berada di Kecamatan Krueng
Sabee. Untuk jelasnya wilayah administrasi Kabupaten Aceh Jaya dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut:
Secara
geografis
semua
kecamatan
berbatasan
langsung
dengan
Sumber:
BPS
Kabupaten
Aceh
Jaya, 2010.
2.1.3
Letak
Geografis
dan
Batas
AdministrasiKabup
No
13
14
15
16
Kecamatan
Mukim
Meukek
4
Labuhan Haji
3
Labuhan Haji Timur
2
Labuhan Haji Barat
3
Jumlah
43
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan, 2010
Desa
22
16
11
13
248
2.2.2
2.2.3
BAB 3
GEOLOGI REGIONAL
3.1 Fisiografi
Kondisi fisiografi Provinsi Aceh di daratan Pulau Sumatera dapat
dikelompokkan atas 4 (empat) kelompok utama, yaitu: dataran rendah,
pegunungan bagian utara, pegunungan bagian tengah, dan pegunungan
bagian selatan.
Dataran rendah di bagian barat terletak sejak dari muara Sungai
Alas/Singkil, muara Krueng Tripa sampai muara Krueng Teunom. Dataran ini
diapit oleh barisan pegunungan berlereng terjal yang merupakan tempat
mengalirnya sungai-sungai yang relatif pendek dan deras ke bagian lembah
yang datar di pesisir. Fisiografi yang demikian disertai dengan curah hujan
yang tinggi menyebabkan bagian muara sungai tidak mampu menampung
volume air, sehingga selalu tergenang dan membentuk kawasan rawa-rawa.
Pegunungan bagian utara terletak di Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Barat.
Pegunungan bagian utara ini merupakan bukit-bukit yang saling terpisah,
yang antara lain terdiri atas Komplek Gunung Seulawah, Komplek Gunung
Ulu Masen dan Komplek Gunung Peut Sagoe. Pada bagian wilayah ini
terdapat dataran tinggi, yaitu dataran tinggi Geumpang.
Pegunungan bagian tengah terletak di Kabupaten Nagan Raya. Pegunungan
bagian tengah ini mempunyai lereng yang sangat curam sehingga sulit
dilalui,
yang
ditandai
dengan
keberadaan
Komplek
Pergunungan
Jajaran di tengah relatif lebih rendah yang kemudian naik kembali di bagian
utara.
3.2 Geologi Regional Daerah Telitian
Secara geologis, Pulau Sumatera dilalui oleh sesar/patahan aktif Sesar
Semangko yang memanjang dari Banda Aceh di utara hingga Lampung di
selatan. Patahan ini diperkirakan bergeser sekitar 11 sentimeter per tahun
dan merupakan daerah rawan gempa dan longsor. Peta geologi sederhana
untuk Provinsi Aceh seperti diperlihatkan pada Gambar berikut.
Gambar 3.1. Peta Gelogi secara sederhana Provinsi Aceh (IWACO, 1993)
Pola kerangka tektonik yang ada di Aceh tidak lepas dari konsep tektonik
Pulau Sumatra secara keseluruhan. Daerah ini terletak di busur kepulauan,
didekat jalur penunjaman berbentuk palung, yang dihasilkan dari tumbukan
dua lempeng besar, yakni Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia. Aceh
sendiri dipotong oleh Sesar Besar Sumatra yang berarah baratdaya-
Gambar 3.2. Ilustrasi Perbedaan antara Cadangan & Ketersediaan Sumber Daya
Alam
StrukturRegionalAceh Besar
Struktur geologi yang berkembang menyebar pada daerah timur laut dan
barat daya pada kawasan Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan bagian
tengahnya hampir tidak ada struktur yang merupakan daerah hasil
penurunun
dua
sesar
utama
menghasilkan
suatu
dataran
hasil
3.3.3
3.4.1
Batugamping
Raba
(Murl),
terdiri
dari
batugamping
Kotabakti
(Tuktp),
terdiri
dari
batupasir
gampingan,
3.4.2
Gempang
(Mug),
Anggota
batugamping
terdori
dari
batugamping malihan
o Formasi Lhoong (Mulh), terdiri dari wake gunungapi, sedikit batupasir
dan batulanau, batuan gunungapi mafik, dan batugamping
o Kelompok Woyla Takterpisahkan (Muw), terdiri dari intermediet mafil
volkanik, serpih, dan chert
o Formasi Batugamping Lamno (Mull), terdiri dari batugamping
berwarna gelap dengan rombakan batuan gunungapi
o Formasi Batugamping Lamno (Mullr), batugamping bak terumbu
berwarna kelabu pejal yang merupakan Anggota Terumbu
o Formasi
Batugamping
Raba
(Murl),
terdiri
dari
batugamping
Seumayam
(TMism),
terdiri
dari
granodiorit,
diorite,
Bale
(Mub),
terdiri
metabatugamping breksian
dari
metabatugamping
dan
Distribusi kawasan WUP Aceh Selatan dalam fungsi kawasan hutan dan
ekosistem Leuser tersaji dalam Tabel 37 berikut.
Tabel 37.
Hutan Lindung
SM Rawa Singkil
TN Gunung Leuser
Hutan Produksi
Hutan Produksi Terbatas
Penggunaan Lain
Jumlah
71.491,60
846,86
72.338,46
365,253446
365,25
6133,161101
5.988,54
0
0
6.133,16
4895,983088
29.445,79
0
20.076,00
4.895,98
49.521,78
118.320,33
20.922,86
139.243,18
5.988,54
Batubar
a
Bijihbesi
Emas
Total
29.051,4
15.824,26
7.898,29
6.127,88
15.824,26
6.155,29
3.955,07
2.196,8
6.155,28
5.676,57
5.676,57
5.676,57
1.301,12
1.301,12
94,16
Di Luar Kawasan Ekosistem Leuser
Areal Penggunaan lain
4.085,93
Hutan Lindung
177,84
Total
3.758,22
94,16
4.263,77
973,40
2.551,10
4.085,93
177,84
177,84
18.503,33
11.053,62
37.578,92
Hutan Lindung
Hutan Produksi
Hutan Produksi
Terbatas
TN Gunung Leuser
3.5.2
A.
105.309,18
Jumlah
352.253,15
29,90
100,00
28,26
94,51
B.
Jumlah
120,00
9.677,50
9.797,50
BAB 4
GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
4.1 LOKASI PENGAMATAN GEOLOGI
4.1.1
4.1.2
Gambar 4.5
ingkapan batuan muncul dipermalukan. rawan erosi dan longsor serta pola
aliran sungai umumnya radial (kubah kerucut)
4.2.2
4.2.3
4.3.2
4.3.3
4.4.2
4.4.3