PAPER Demensia Alzheimer
PAPER Demensia Alzheimer
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demensia tipe Alzheimer merupakan penyakit degeneratif otak yang
biasanya dimulai secara bertahap, menyebabkan orang bisa melupakan kejadian
yang baru terjadi, atau tugas- tugas rutin sehari hari. Alzheimer termasuk dalam
golongan dementia atau biasa disebut kepikunan. Kecepatan perjalanan penyakit
ini berbeda-beda pada tiap orang, namun penyakit otak ini pada akhirnya bisa
menyebabkan orang menjadi sering bingung serta bisa mengubah kepribadian dan
tingkah laku seseorang.7
Demensia merupakan suatu penurunan kualitas intelektual yang disertai
gangguan pengamatan, hingga menurunnya daya ingat yang sangat mengganggu
kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari, kemampuan untuk berkomunikasi, dan berbahasa, serta dalam
pengendalian emosi.8
Unit Riset Alzheimer Sir James McCusker Australia, yang merupakan
suatu yayasan dan penelitian untuk penyakit Alzheimer mengemukakan bahwa,
banyak orang sehat yang kurang mampu mengingat beberapa macam informasi
pada waktu menjadi tua, tetapi gejala penyakit Demensia tipe Alzheimer tidak
sesederhana gejala kelupaan seperti pada proses penuaan yang normal tersebut.
Orang dengan Demensia tipe Alzheimer akan sukar berkomunikasi, belajar,
berpikir, dan mengemukakan pendapat.
Penyakit Demensia tipe Alzheimer dapat merusak sel sel otak yang mana
tidak ditemukan pada orang tua yang normal. Penyebab Demensia tipe Alzheimer
bermacam macam, dan masih dalam penelitian. Usia dan riwayat keluarga
diidentifikasi sebagai faktor risiko yang potensial.7
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan refarat ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami tentang penyakit demensia tipe alzheimer dan untuk memenuhi
persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Rumah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
otak
organik,
diikuti
keruntuhan
perilaku
dan
kepribadian,
otak bersifat kronik / progresif serta terdapat gangguan fungsi luhur (Kortikal
yang multiple) yaitu ; daya ingat , daya fikir , daya orientasi , daya pemahaman ,
berhitung , kemampuan belajar, berbahasa , kemampuan menilai. Kesadaran tidak
berkabut , Biasanya disertai rendahnya daya fungsi kognitif , dan ada kalanya
diawali oleh kemerosotan (detetioration) dalam pengendalian emosi, perilaku
sosial atau motivasi, sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer, pada penyakit
kardiovaskular, dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder mengenai
otak.3
2.2. Definisi Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer
2.3. Sejarah
Penyakit Alzheimer pertama kali ditemukan pada tahun 1907 oleh ahli
Psikiatri Jerman yaitu Alois Alzheimer. Dia menemukan penyakit ini setelah
mengobservasi seorang wanita yang bernama Auguste D (51 tahun) dari tahun
1901 sampai wanita ini meninggal pada tahun 1906. Wanita tersebut mengalami
gangguan intelektual dan memori tetapi tidak mengalami gangguan anggota
gerak, koordinasi dan reflek. Pada autopsi tampak bagian otak mengalami atropi
yang difus dan simetri, dan secara mikroskopik tampak bagian kortikal otak
mengalamineuritis plaque dan degenerasi nerofibrillary. Lima tahun selanjutnya
sebelas kasus yang sama dilaporkan kembali sehingga ditetapkanlah nama
penyakit tersebut sebagai penyakit Alzheimer.2
2.4. Epidemiologi
21 atau downs syndrom, gen presenilin I yang terdapat di kromosom 14, dan gen
presenilin II pada kromosom 1.1,2,5
2.6. Patofisiologi
a. Neuropatologi
Karakteristik penyakit Alzheimer adalah hilangnya neuron dan sinap
di cerebral cortex dan daerah subkortikal. Oleh karena itu, daerah tersebut
menjadi atropi dan terjadi degenerasi pada temporal lobe danparietal lobe, serta
bagian dari frontal cortex dancingulate gyrus.2
Amyloid plaques dan neurofibrillary tangles secara jelas terlihat pada otak
pasien Alzheimer di bawah mikroskop. Plaques terlihat tebal, tidak larut, terdapat
deposit dari amyloid-beta protein dan cellular materialdi luar dan di sekitar
neuron. Mereka akan berkembang menjadi gumpalan serat yang tidak larut
dengan sel saraf yang sering disebut tangles. Pada pasien Alzheimer, tempat
berkumpulnya plaques dan tanglesberada pada tempat-tempat yang spesifik
sepertitemporal lobe.2
b. Biokimia
Penyakit Alzheimer diidentifikasi sebagai protein misfolding disease
(proteopathy), ini disebabkan oleh akumulasi folded A-beta yang abnormal
dan tau proteins pada otak. Plaques terbuat dari peptida kecil, 39-43 asam amino
yang disebut beta-amyloid (A beta/A). Beta-amyloid merupakan fragmen dari
protein besar yang disebut amyloid precursor protein (APP), transmembrane
protein yang mempenetrasi membran neuron. Pada penyakit Alzheimer tidak
diketahui proses yang menyebabkan APP dipecah menjadi fragmen kecil oleh
enzim yang kemudian diproteolisis. Fragmen ini akan meningkatkan serat
dari beta-amyloid yang membentuk gumpalan deposit di luar neuron yang
disebut senile plaques.2
Pada penyakit Alzheimer juga perlu diperhatikan adanya tauopathy yang
bisa
menyebabkan
yang
abnormal.
Setiap
neuron
tau
mengalami
Hipotesis
maupun
fungsi
kognitif
lainnya,
tapi
pasien
masih
dapat
Lupa kisah hidup mereka sendiri dan peristiwa yang baru terjadi.
Kadang tidak mampu untuk berbicara dengan benar meski masih dapat
berespon dan bereaksi terhadap apa yang dikatakan kepada mereka
ataupun terhadap humor yang dilontarkan.
Lupa makan secara teratur ataupun hanya makan satu jenis makanan saja.
Fase menengah (sedang). Gambaran utama dari fase ini adalah
penurunan fungsi dari berbagai sistem tubuh pada saat yang bersamaan dan
membuat ketergantungan pada orang lain yang merawat menjadi meningkat.
Gangguan kognitif dan memori makin memberat, kepribadian mulai berubah dan
masalah-masalah fisik mulai meningkat. Muncul sikap agresif, halusinasi dan
paranoid. Ciri-cirinya : 2,3,5,6
1. Gangguan Kognitif dan memori yang signifikan:
-
Terputus dari realitas. Tidak mengenal diri sendiri di depan cermin dan
dapat menganggap suatu cerita di televisi sebagai suatu kenyataan.
2. Gangguan berkomunikasi :
-
Masih dapat membaca tetapi tidak berespon dengan tepat terhadap materi
bacaannya.
5. Peningkatan dependensi :
-
Dapat makan sendiri, tetapi perlu bantuan untuk makan dan minum yang
cukup
Tidak dapat lagi ditinggalkan sendiri dengan aman (dapat meracuni diri
sendiri, membakar diri sendiri).
10
Tidak mengenali lagi orang yang familiar, termasuk istri dan anggota
keluarga yang lain.
Tampak merasa tidak nyaman. Tetapi dapat berteriak bila disentuh ataupun
bergerak.
Tidak dapat berjalan, berdiri, sit up, ataupun mengangkat kepala tanpa
bantuan orang lain.
6. Tubuh melemah :
-
Hanya dapat merasakan dingin dan rasa tidak nyaman, serta hanya
berespon minimal terhadap sentuhan.
11
7. Perubahan kepribadian :
-
2.8. Diagnosis
Diagnosis pasti dari penyakit Alzheimer hanya bisa dikonfirmasi secara
histopatologi atau melalui pemeriksaan postmortem. Penyakit Alzheimer biasanya
didiagnosis dengan melihat riwayat pasien, gejala dan tanda klinis yang dialami
pasien, karakteristik neurologikal (untuk menentukan diagnosis banding) dan
neuropsikologikal (untuk mengevaluasi gangguan kognitif, contohnya : minimental state examinationatau MMSE).2
Pemeriksaan computed
tomography
resonance
emission
tomography
(PET) digunakan
untuk
12
13
14
15
mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan
biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder.
2.14. Pencegahan
Penyakit Alzheimer tidak dapat dicegah secara langsung, namun dengan
menghindari faktor risiko maka risiko terkena penyakit Alzheimer akan
berkurang. Cara untuk mengurangi faktor risiko tersebut dapat dilakukan dengan
bergaya hidup sehat, misalnya dengan rutin berolahraga; mediterranean dietyaitu
dengan mengonsumsi buah dan sayur (sayur dan buah segar mengandung
antioksidan yang berfungsi untuk mengikat radikal bebas), roti, gandum dan
sereal, minyak zaitun, ikan, dan anggur merah; mengonsumsi beberapa vitamin
seperti vitamin B12, B3, C, atau asam folat; makan makanan yang
mengandung ginkgo biloba; tidak merokok maupun mengkonsumsi alkohol; dan
meditasi relaksasi atau yoga. Selain bergaya hidup sehat, menjaga kebugaran
mental atau latihan otak juga penting untuk dilakukan. Cara menjaga kebugaran
mental adalah dengan tetap aktif membaca dan memperkaya diri dengan berbagai
pengetahuan.2,5
Selain itu, penggunaan NSAIDs (non-steroidal anti-inflammatory drug)
secara jangka panjang dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Terapi
penggantian hormon juga dapat mencegah perkembangan penyakit Alzheimer.2,5
16
BAB 3
KESIMPULAN
Penyakit Alzheimer
17
emission
computed
tomography
(SPECT) ataupositron
emission
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock, B.J dan Sadock, V.A. (2007), Delirium Dementia and Amnestic and
Other Cognitive Disorders, Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th ed, Philadelphia, USA
2. Anonim, (2009, January 12-last update), Alzheimers disease,(Wikipedia),
Available :http://en.wikipedia.org/wiki/Alzheimers_disease(Accessed : 16
November 2013)
3. Anonim, (2008, November-last update), Alzheimers Disease Fact Sheet,
(NIH Publication), Available :http://www.nia.nih.gov/Alzheimers (Accessed :
16 November 2013)
4. Anonim, (2008, Desember 9-last update), NINDS Alzheimers Disease
Information Page,(NINDS),
Available
:http://www.ninds.nih.gov/disorders/alzheimersdisease/alzheimersdisease.htm(
Accessed : 16 November 2013)
5. Anonim, (2009-last update), Alzheimers Disease,(The Free Dictionary),
Available : http://medicaldictionary.thefreedictinary.com/Alzheimers+disease
(Accessed : 16 November 2013)
18