Arang Aktif
Arang Aktif
Pada abad XV, diketahui bahwa arang aktif dapat dihasilkan melalui komposisi
kayu dan dapat digunakan sebagai adsorben warna dari larutan. Aplikasi
komersial baru dikembangkan pada tahun 1974 yaitu pada industri gula sebagai
pemucat, dan menjadi sangat terkenal karena kemampuannya menyerap uap
gas beracun yang digunakan pada Perang Dunia I. Arang aktif merupakan
senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus
untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi
gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap
arang aktif sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat arang aktif. Karena hal
tersebut maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir
60% produksi arang aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula
dan pembersihan minyak dan lemak, kimia dan farmasi.
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk
yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit
kelapa, dan sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi
seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif
yang memiliki permukaan dalam yang luas.
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon,
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada
suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi
kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang
mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang
selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan
kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan
aktifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada
temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifatsifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif.
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas
500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang
sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif
dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu
60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh
karena itu biasanya arang aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara.
Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktivasi kembali,
meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi
karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu
perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut.
Gambar. 1 Struktur karbon aktif.
Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm)
lembaran fiber, bubuk (PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80)
dan butiran-butiran kecil (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. Serbuk
karbon aktif PAC lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem
pembubuhan yang sederhana.
Serbuk (powder) Butiran (granule) Bongkahan (gravel) Pelet
1000 C yang disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam
aktifasi arang antara lain :
a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan
cara mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ter. Kemudian,
briket yang dihasilkan dikeringkan pada 550 C untuk selanjutnya diaktifasi
dengan uap.
b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat
adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit maupun
tanpa udara. Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang
terdiri dari campuran metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan
merupakan karbon murni, tetapi masih mengandung abu dan ter. Hasil yang
diperoleh seperti metanol, asam asetat dan arang tergantung pada bahan baku
yang digunakan dan metoda destilasi. Diharapkan daya serap arang aktif yang
dihasilkan dapat menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif
yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini,
pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa
kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat diihindari. Selain
itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian
senyawa-senyawa organik dari bahan baku.
Ada empat hal yang dapat dijadikan batasan dari penguraian komponen kayu
yang terjadi karena pemanasan pada proses destilasi kering, yaitu:
1. Batasan A adalah suhu pemanasan sampai 200 C. Air yang terkandung dalam
bahan baku keluar menjadi uap, sehingga kayu menjadi kering, retak-retak dan
bengkok. Kandungan karbon lebih kurang 60 %.
2. Batasan B adalah suhu pemanasan antara 200-280 C. Kayu secara perlahan
lahan menjadi arang dan destilat mulai dihasilkan. Warna arang menjadi coklat
gelap serta kandungan karbonnya lebih kurang 700%.
3. Batasan C adalah suhu pemanasan antara 280-500 C. Pada suhu ini akan
terjadi karbonisasi selulosa, penguraian lignin dan menghasilkan ter. Arang
yang terbentuk berwarna hitam serta kandungan karbonnya meningkat menjadi
80%. Proses pengarangan secara praktis berhenti pada suhu 400 C.
4. Batasan D adalah suhu pemanasan 500 C, terjadi proses pemurnian arang,
dimana pembentukan ter masih terus berlangsung. Kadar karbon akan
meningkat mencapai 90%. Pemanasan diatas 700 C, hanya menghasilkan gas
hidrogen.
Namun secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari
tiga tahap yaitu:
1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai
temperatur 170 C.
2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas
170C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada suhu 275C,
dekomposisi menghasilkan ter, metanol dan hasil samping lainnya.
Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400 600 0C
3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap
atau CO2 sebagai aktifator.
Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku
yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan
terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara
memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun
kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap
daya adsorpsi. Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang
aktif adalah:
1. Aktifasi Kimia.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan pemakian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahanbahan kimia seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida,
sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik
seperti H2SO4 dan H3PO4.
2. Aktifasi Fisika.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan bantuan panas, uap dan CO2. Umumnya arang dipanaskan didalam
tanur pada temperatur 800-900C. Oksidasi dengan udara pada temperatur
rendah merupakan reaksi eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya.
Sedangkan pemanasan dengan uap atau CO2 pada temperatur tinggi
merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum
digunakan.
Beberapa bahan baku lebih mudah untuk diaktifasi jika diklorinasi terlebih
dahulu. Selanjutnya dikarbonisasi untuk menghilangkan hidrokarbon yang
terklorinasi dan akhimya diaktifasi dengan uap. Juga memungkinkan untuk
memperlakukan arang kayu dengan uap belerang pada temperatur 500C dan
kemudian desulfurisasi dengan H2 untuk mendapatkan arang dengan aktifitas
tinggi. Dalam beberapa bahan barang yang diaktifasi dengan percampuran
bahan kimia, diberikan aktifasi kedua dengan uap untuk memberikan sifat fisika
tertentu.
Dengan bertambah lamanya destilasi serta bertambah tingginya temperatur
destilasi, mengakibatkan jumlah arang yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan
destilasi dan daya serap makin besar. Meskipun dengan semakin bertambahnya
temperatur destilasi, daya serap arang aktif semakin baik, masih diperlukan
pembatasan temperatur yaitu tidak melebihi 1000 0C, karena banyak terbentuk
abu sehingga menutupi pori-pori yang berfungsi untuk mengadsorpsi. Sebagai
akibatnya daya serap arang aktif akan menurun. Selanjutnya campuran arang
dan aktifator dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu. Hasil yang
diperoleh, diuji daya serapnya terhadap larutan Iodium.
Menurut SII No.0258 -79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti
yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel. 1 Spesifikasi karbon aktif.
Jenis
Persyaratan
Bagian yang hilang pada pemanasan 950 oC.
Maksimum 15%
Air
Maksimum 10%
Abu
Maksimum 2,5%
Bagian yang tidak diperarang
Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan I
Minimum 20%
Karbon aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang
aktif sebagai penyerap uap.
1. Arang aktif sebagai pemucat.
Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai
1000 A0 yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk
memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak
diharapkan dan membebaskan pelarut dari zat zat penganggu dan kegunaan
yang lainnya pada industri kimia dan industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari
serbuk serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang
mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah.
2. Arang aktif sebagai penyerap uap.
Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori
berkisar antara 10-200 A0. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase
gas yang berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada
pemisahan dan pemurnian gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari
tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai struktur
keras.
Sehubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif
untuk masing- masing tipe, pernyataan diatas bukan merupakan suatu
keharusan.
Dengan proses oksidasi karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. L-karbon (L-AC)
Karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC 400oC (570o750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok
dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+,
Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi
dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam
atau garam seperti NaCl yang hampir sama perlakuannya pada pertukaran ion.
2. H-karbon (H-AC)
Karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o-1000oC
(1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosfer inersial. H-AC memiliki
permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi logam
berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam
mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang
mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat
dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan
mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia
organik sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat
zat organik alami maupun sintetik dengan menetralkannya.
Dalam aplikasi karbon aktif baik yang digunakan sebagai media adsorbsi,
pemberat atau media filtrasi dengan titik injeksi tertentu, maka kriteria desain
titik pembubuhan karbon aktif perlu diperhatikan, yaitu :
1. Karbon yang terdapat didalam kantong langsung dimasukkan kedalam tangki
penyimpanan dan dicampur dengan air untuk disiapkan menjadi larutan yang
mengandung 0,1 kg karbon aktif bubuk per 1 liter larutan. Lebih baik lagi apabila
suatu instalasi memiliki 2 tangki larutan, maka persediaan larutan karbon aktif
untuk dibubuhkan dapat ditempatkan dalam 2 tangki, jika larutan didalam satu
tangki sudah kosong, maka sudah tersedia larutan didalam tangki yang lain
untuk dibubuhkan, tanpa harus menunggu persiapan larutan karbon aktif yang
baru.
2. Agitator mekanik harus disediakan dalam tangki penyimpanan untuk menjaga
larutan karbon aktif tetap tersuspensi didalam larutan atau menjaga larutan
agar tidak memadat
3. Larutan biasanya dipompakan kedalam tangki yang menampung sejumlah
larutan dan akan diumpankan untuk lebih dari beberapa jam berikutnya. Tanki
tersebut harus mudah dibersihkan dan dipelihara. Tangki ini harus mempunyai
lapisan anti karat seperti cat epoxy atau bitumastik untuk melindunginya dari
pengkaratan.
4. Pipa pembawa larutan karbon aktif bubuk harus dipasang menurun/landai
menuju tempat pembubuhan, dengan perlengkapan untuk mendorong karbon
yang mungkin mengendap dan menyumbat didalam pipa. Pipa harus terbuat dari
bahan bebas karat dan bebas erosi seperti karet, plastik dan besi baja.
Pendorong pipa dan mata pisau pencampur dalam tangki penyimpanan dan
tangki harus terbuat dari besi baja untuk menahan karat dan erosi.
5. Masalah yang paling umum dalam pengoperasian karbon aktif bubuk adalah
penanganan bahan kimia. Karena berbentuk bubuk, maka debu merupakan
masalah utama, khususnya jika sistem pencampuran kering digunakan.
6. Jika karbon aktif bubuk digunakan secara terus menerus atau jika sejumlah
besar digunakan dalam waktu tertentu, pengalihan ke sistem basah harus
dipertimbangkan
7. Pada instalasi pengolahan air, karbon aktif yang mengalir melewati saringan
dan memasuki sistem distribusi dapat menghasilkan air hitam. Air hitam
biasanya disebabkan oleh koagulasi yang tidak sempurna atau dosis karbon aktif
yang tinggi ditambahkan sesaat sebelum penyaringan. Untuk memecahkan
masalah tersebut, titik pembubuhan harus dipindahkan ke sistem penyadap air
baku atau ke dalam bak pengadukan cepat
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan
secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar.
Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting
diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil
pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan
demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan
adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Sifat
arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
1. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya
untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan
bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari
sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi
oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari
senyawa serapan.
2. Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat
berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsoprsi
adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak
mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna
maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk
senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila
memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.
3. pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu
dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan
asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila
pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan
berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
4. Waktu Singgung
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan
jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif,
pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan
untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan
dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi,
dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
Karbon aktif merupakan bahan yang multifungsi dimana hampir sebagian besar
telah dipakai penggunaannya oleh berbagai macam jenis industri. Aplikasi
terhadap penggunaan karbon aktif dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri.
No.
Pemakai
Kegunaan
Jenis/ Mesh
1.
Industri obat dan makanan
Menyaring, penghilangan bau dan rasa
830, 325
2.
Minuman keras dan ringan
Penghilangan warna, bau pada minuman
48, 412
3.
Kimia perminyakan
Penyulingan bahan mentah
48, 412, 830
4.
Pembersih air
Penghilangan warna, bau penghilangan resin
5.
Budi daya udang
Pemurnian, penghilangan ammonia, nitrit, penol, dan logam berat
48, 412
6.
Industri gula
Penghilagan zat-zat warna, menyerap proses penyaringan menjadi lebih
sempurna
48, 412
7.
Terkait
Adsorpsi Karbon Aktif
dalam "ilmu"
Bahan bahan Media Filtrasi. (1)
dalam "kimia"
METODE PENGOLAHAN DETERGEN
dalam "wawasan"
Beny Says:
Good object for discussion, Iam from Pasuruan with main process decolorization
Monosodium glutamate.
We uses active carbon.. so this information is good for referensi for my process.
maslur Says:
Kami membutuhkan karbon aktif untuk mengolah limbah industri pakan ternak.
dalam Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri, termasuk yang
golongan mana. Kebutuhan kami banyak (+-) 20 ton per bulan.
Untuk itu adakah perusahaan yang mampu untuk suplly barang tersebut.
Terima kasih atas kerjasama yang baik dari redaksi.
ttd
Maslur
arifin Says:
membutuhkan waktu kontak yang cukup lama dan menghindari masalah yang
mungkin terjadi disebabkan oleh pembubuhan karbon aktif pada air yang
mengalami proses prekhlorinasi sebelumnya. Karbon aktif akan menyerap klor
dan menghasilkan dosis keduanya meningkat jika karbon ditambahkan setelah
preklorinasi.
2.
Jika pembubuhan kedalam air baku tidak memungkinkan, karbon aktif
bubuk dapat dibubuhkan ke bagian lain sebelum penyaringan, tapi dosisnya
akan lebih besar bila dihitung untuk waktu kontak yang lebih cepat dan
gangguan dari bahan kimia lain seperti koagulan dan klor. Karbon aktif bubuk
dapat dibubuhkan ke dalam air yang keluar (effluent) dari unit pengendap dan
yang akan memasuki filter, tindakan yang hati-hati harus dilakukan dalam
mengoperasikan penyaringan.
Pembubuhan karbon aktif dapat dilakukan dengan sistem kering maupun basah.
Titik pembubuhan ini tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing
masing.
Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm)
lembaran fiber, bubuk (PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80)
dan butiran-butiran kecil (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. (PAC)
lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem pembubuhan yang
sederhana.
Untuk limbah pakan Ternak umumnya kandungan terbesar adalah suspensi zat
organik secara akumulatif yaitu COD dan BOD.
Menurut hemat saya, karbon aktif yang cocok adalah yang biasa dipakai pada
Instalasi pengolahan air. Yaitu L-AC bentuknyaa serbuk/ solid/ etc tergantung
metode pembubuhannya (sprti uraian diatas).
Mengenai produsen/ suplier/ vendor bpk dapat cari di internet misalnya :
http://indonetwork.co.id/sell/Kimia/Karbon_Aktif/0.html
atau
http://www.smac.co.id/index.htm
dan selebihnya bapak bisa berkonsultasi dengan vendor yang bpk pilih.
Regard.
http://www.tkcmindonesia.com
Simple_boy Says:
apa saja kelebihan dan kekurangan baja karbon itu? penting banget ne
arifin Says:
Baja karbon rendah (low carbon steel) : Baja karbon rendah mengandung
maksimal 0,3% C, maks 1,5% Mn
Baja karbon tinggi (High carbon steel) : Baja karbon tinggi mengandung
karbon 0,6 1,00% dan mangan 0,3 -0,9%
C (karbon) : Logam baja ditambahkan dengan unsur karbon akan
meningkatkan kekerasan dan kekuatan melalui perlakuan pemanasan tapi
penambahan karbon dapat memperlebar range nilai kekerasan dan kekuatan
bahan. Carbon (C), Meningkatkan sifat mechanical, kandungannya 0.10-0.25%.
Mangan membuat larutan padat (solid sollution) menguat dan mengikat sulphur.
Ditambahkan jika tingkat karbon maksimum yang diijinkan telah dicapai, untuk
meningkatkan kekuatan. Penambahan dibatasi sampai 1,6 %wt dan CE 0,45
untuk menghindari kekerasan yang berlebihan dan kemampuan las yang
menurun. Kotoran; pengotor yang utama adalah sulphur dan phospor. Tipe;
sangat banyak dan beragam. Mudah terkorosi kalau tidak diproteksi. Merupakan
material yang paling banyak dipergunakan di refinery dan petrokimia
Tambahan :
baja Chrome-molybdenum : kekuatan (strength) dan ketangguhan
(toughness), aplikasi temperature tinggi
500.
FERROUS MATERIAL
Besi tuang dan baja tuang (cast irons dan cast steels).
Baja tahan karat Ferritic dan Martensitic (Ferritic dan Martensitic stainlesssteels)
Series 800
BAJA CARBON
BAJA TEMPA.
ASTM Spec. No. Application PELAT A-285 Boiler dan Bejana Tekan A-515 Bejana
Tekan Temperatur Tinggi A-516 Bejana Tekan Temperatur Rendah PIPA A-53 Pipa
Service Umum A-106 Pipa Tanpa Las Temperatur Tinggi A-333 ( gr. 1&6 ) Pipa
Temperature Rendah TUANGAN A-216 Service Temperatur Tinggi A-352 (LCB)
Service Temperatur Rendah CANAI A-105 Flange Pipa Temperatur Tinggi A-181
Flange Pipa Service Umum A-350 (gr.LF1&LF2) Flange Pipa Temperatur Rendah
BAJA PADUAN
M. Hasanudin Says:
Terima kasih
M. Hasanudin
Koperasi Al Maarif
email : hasanudin@lge.com
Phone : 02199434299 / 02199165847
indie Says:
arifin Says:
dsb.
Regard.
arifin Says:
Penjernihan air SM IV
Penyaring air minum, Minuman keras dan ringan, PAM,
Air industri, Bir, Minuman buah-buahan, Whisky, Polusi air . Warna, Bau, Alkyl
Benzene Sulfate
Spesifikasi Teknik
SM I SM II SM III SM IV SM V SM VI
Decolorising Capacity
Caramel (%) 88 94 90 95 95 95 87 93 90 95 88 95
Methylene Blue (ml) 12 18 12 18 12 18 12 18
12 18
Components
Moisture (%) 10 30 10 30
10 50
10 20
10
PH (Normal Range) 5 8 5 10 4 8 5 8 5 8 5 8
Filterability (Sec) 50 70 40 60 50 80 40 60 50 80 50 80
Mesh Size (-325 Mesh; %) 95
90
97
90
97
97
10
12 18
Impurities (Unit = %)
Chloride (Cl) 0.1 0.3 0.02 0.3 0.1 0.3 0.02 0.3 0.02 0.2 0.1 0.3
Iron (Fe) 0.1 0.3 0.02 0.3 0.1 0.3 0.02 0.3 0.01 0.03
Ash (Approx, Range) 7
1.3
Ca and Mg
0.3
0.1
0.3
0.3
0.3
0.1 0.2
0.3
Keterangan :
1.
Data di atas berdasarkan hasil cara pemeriksaan dari JIS No. K 14170, KIS
No. K1412, KS No. 1413.
2.
Permintaan khusus dapat kami layani untuk memenuhi spesifikasi
kebutuhan anda.
http://www.smac.co.id
steven Says:
Salam
steven_renaldi@yahoo.com
arifin Says:
Coconut shell carbon is harder than granular coal based carbon. It also has lower
attrition and higher yields when reactivated. It has a long life expectancy and
superior removal efficiency. Coconut shell performs best at 70-80 RH.
This product is manufactured to adsorb odiferous by-products, and VOCs, as well
as adsorption of trace contaminates.
98-99 %
ASTM-D-3862
4% M. ASTM-D-2863
BET N2
400 C ASTM-D-3466
Unit
Mesh Size
US Sieve
48/612/816/830/1240/2050 or as required
Minimum
850-1350
50/55/60/65/70/75/80
or as required
Apparent Density
g/cc
Hardness
Minimum
95/96/97/98/99
Ash Content %
Maximum
or as required
Moisture
Maximum
or as required
pH
9.5-11
or as required
0.40-0.54
or as required
or as required
or as required
arifin Says:
Mungkin ini yang dapat kami sampaikan. Selebihnya silahkan anda merujuk
kepada referensi yang telah kami rekomendasikan di bawah ini.
Regards.
Skimaters.
Coconut shell activated carbon like its names comes from the coconut shell that
has been undergone steam activation process to create its activated carbon
form. During activation, it creates millions of pores at the surface of the carbon
thus increasing the total surface area. Activated carbon pores can be divided into
three general sizes Micro-pores (diameter in the range of less than 2 nm), Mesopores (diameter in the range of 2 25 nm), and Macro-pores (diameter in the
range of above 25 nm). Coconut shell carbon has mainly micro-pores to mesopores and due to its unique distribution of pores diameter, coconut shell
activated carbon are very popular in the gas phase purification and potable
water purification industries.
In recent years, several market forces have impacted the price of activated
carbon produced from anthracite and bituminous coals. Fortunately, activated
carbons produced from coconut shell provide an alternate source of supply for
many liquid phase and vapor phase applications where coal-based carbons have
traditionally been used.
The overall demand for coal has increased globally, due to higher energy
demands. This has led to a scarcity of supply of suitable grades of coal to
produce activated carbon, and has increased the cost of the raw material coal as
well.
level organics from water streams with little to no background TOC levels is a
good fit for coconut-based carbons microporous structure. In vapor phase
applications, VOC abatement and solvent recovery (for light molecular weight
organics) are good fits for coconut-based carbons
Using high grade coconut shell as the raw material. The product has the
advantages of bigger specific surface area and higher intensity etc. It has all
kinds of grades, such as : granule, little granule and carbon powder. At present,
the coconut activated carbon has the best effect on purification of drinking
water, chlorine removal and deoxidization. It can also be used in water-purifying
equipments as filter.
Impregnation Series
Coconut Shell Activated Carbon like its names comes from the coconut shell that
has been undergone steam activation process to create its activated carbon
form. During activation, it creates millions of pores at the surface of the carbon
thus increasing the total surface area. Coconut shell carbon has mainly micropores to meso-pores and due to its unique distribution of pores diameter,
coconut shell activated carbon are very popular in the gas phase purification and
potable water purification industries.
Coal Based Activated Carbon originates from coal that has undergone steam
activation process to create its activated carbon form. During activation, it
creates millions of pores at the surface of the carbon thus increasing the total
surface area. Coal based carbon has mainly meso-pores and macro-pores and
due to its unique distribution of pores diameter, coal based activated carbon are
very popular in the gas phase purification, potable water purification industries,
wastewater purification industries and aquarium/pond water purification
industries.
FILTER MEDIA
Our filter media products include:
Faster filtration
Easy to handle
Long life
Reference:
http://www.water.siemens.com/en/product_lines/westates_carbon/brochures/page
s/default.aspx
http://www.ecologixsystems.com/fm_ewi_gac_coc_4_8.php
http://www.idswater.com/water/us/prominent_systems/acitivated_carbon/10040_
0/s_supplier_2.html
http://www.cj-chem.cn/web/ac-1.html
http://www.prominentinc.com/csac_regular_granular.html
Regards,
Skimaters.
donar Says:
susan Says:
arifin Says:
contoh : Sembiring, Meilita Tryana. Sinaga, Tuti Sarma. 2003.; Arang Aktif
(Pengenalan dan Proses Pembuatannya) . Medan : Universitas Sumatera Utara
Umumnya aktivator yang digunakan berupa garam alkali/ alkali tanah (ingat
deret volta)karena baik melakukan pertukaran ion sehingga mampu
menghilangkan pengotor.
Regards.
frengky Says:
kami perusahaan yang memproduksi karbon aktif dan arang tempurung kelapa
dengan lokasi kalimantan barat dan siap kirim atau impor kemana saja. yang
mao pesan karbon aktif bisa menghub untuk nego dan info lengkap.
telp : 08195629168
Email : FRENGKY_3000@yahoo.com
top_phie Says:
admin Says:
Wah nikmatnya kopi jossnya, ya sambil angkringan di Bulak Sumur atau Lesehan
di Malioboro.
Mengenai pertanyaan saudara, tentang kopi yang dicampur arang mungkin ini
sedikit membantu :
Mengenai kopi dan kesehatan, silahkan anda mereview referensi dibawah ini :
http://www.w4h48.multiply.com/reviews/item/8
http://www.azk4.com/2009/02/manfaat-dan-bahaya-kopi.html
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=4383
Yanh perlu digaris bawahi adalah perbedaan arang biasa (rumahan: bakar sate,
campuran makanan dan minuman seperti kopi joss, dsb) dan arang aktif (atau
diesebut karbon aktif, norit, charcoal, dsb).
Misalnya, norit atau karbon yang sudah diaktifkan (sesuai uraian artikel kami)
apabila masuk ke tubuh dapat dijelaskan sesuai referensi dibawah ini :
http://www.wartamedika.com/2006/10/norit-karbon-aktif-penyerap-racun.html
Sedangkan untuk arang biasa yang ternasuk anda maksud, sesuai referensi
dibawah ini :
http://www.dhejhethe.wordpress.com/2008/11/19/bahaya-makanan-yangdibakar/
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa, arang aktif relatif aman,
sedangkan arang biasa anda harus berhati hati. Semua tergantung gaya hidup
dan frekuensi serta dosis penggunaan. Selama tidak berlebihan dan sewajarnya
insya4JJI aman untuk kesehatan.
Regards.
Skimters
Unie Says:
frengky Says:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
hardness: 98.77%
8.
pH 10 at 27 celcius: 9.58
admin Says:
1. Peralatan
Serbuk gergaji
Tempurang kelapa
Lem kanji
Pengarangan
Serbuk gergaji dan tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan manual
(dibakar).
Pengayakan
Pencampuran media
Arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya
dicampur dengan perbandingan arang serbuk gergaji 90 % dan arang tempurung
kelapa 10 %. Pada saat pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak 2,5
% dari seluruh campuran arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa.
http://arhiefstyle87.wordpress.com/2008/04/10/pembuatan-briket-arangdariserbuk-gergaji/
http://www.smkn2-kendal.sch.id/index.php/artikel-iptek.html
Regards.
arifin_pararaja
Saya suplay karbon aktif dari batok kelapa, batu bara, maupun wood (sawdust),
bagi yang membutuhkan bisa menghubungi kami:
Salam,
Handik
Bangbang Says:
================================================
=====
terimakasih atas kunjungannya
selama ini kami juga belum tahu reaktif karbon aktif
mungkin dengan cara pembakaran ulang atau pencucian.
tetapi karbon aktif kan mudah mencarinya
tinggal ganti aja mungkin lebih efesien
Gina Says:
lia Says:
GITA Says:
puteri Says:
intan Says:
nana Says:
Assalamualaikum, Pak saya mau tanya apa nama bahan kimianya untuk
pengeras kulit udang atau bahan alami yang dapat mengeraskan kulit udang.
Terima kasih atas bantuannya. Ridwan abino jawa barat.
may Says:
William Says:
joni Says:
Salam
Supriadi
bautinja Says:
rizka Says:
budi Says:
Kepada Yth
Bapak / Ibu
Dengan Hormat,
Perkenalkan, kami adalah PT. TMG CIPTA SINDO SELARAS, salah satu perusahaan
Forwarding di Indonesia. Kami biasa menangani container baik reefer maupun
dry dari Dan keluar Indonesia.
Kantor pusat kami Ada di Jakarta : Ruko Bintara Bisnis
Center no.8D
Jl. Raya Bintara
Jakarta
Telp : 021-888 55 488
Fax : 021-889 66 532 / 889
58 632
Kantor cabang di Surabaya Dan Bitung serta agent di berbagai kota di Indonesia,
diantaranya : Makassar, Ambon, Papua, Palu, Semarang, Samarinda, Balikpapan,
Padang, Medan, Banjarmasin, Lampung, Dan Pontianak. Untuk informasi lebih
lanjut silahkan hubungi kantor kami atau silahkan buka web kami di :
http://www.tmg-cipta.com
Kami juga spesialis mengelola container dengan isi :
Silahkan kontak kami kapanpun, kami akan memberikan pelayanan terbaik yang
kami punya. Apabila Ada pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami di
021-888 55 488 atau email ke info@tmg-cipta.com / budi@tmg-cipta.com atau
budidharmawan0420@yahoo.co.id
Hormat Saya,
Budi Dharmawan
Marketing
0812-8698707/ 08174911303
YM : budidharmawan0420@yahoo.co.id
PIN BB : 26BBE44B
Claire Says:
admin Says:
Regards.
Ina Says:
BERIKAN BALASAN
Archived Entry
Post Date :
Mei 26, 2008 at 9:07 pm
Category :
slentingan
Do More :
You can leave a response, or trackback from your own site.
Blog di WordPress.com. The Connections Theme.
Ikuti
Follow Smk Negeri 3 Kimia Madiun