Anda di halaman 1dari 42

Beranda Skima zigma

Smk Negeri 3 Kimia Madiun


Welcome SMK Negeri 3 Kimia madiun dan comunitas SKIMA-ters
Mei 26, 2008
KARBON AKTIF (Tinjauan literatur)
Posted by admin under slentingan
[47] Comments
Oleh : arifin_pararaja

Pada abad XV, diketahui bahwa arang aktif dapat dihasilkan melalui komposisi
kayu dan dapat digunakan sebagai adsorben warna dari larutan. Aplikasi
komersial baru dikembangkan pada tahun 1974 yaitu pada industri gula sebagai
pemucat, dan menjadi sangat terkenal karena kemampuannya menyerap uap
gas beracun yang digunakan pada Perang Dunia I. Arang aktif merupakan
senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus
untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat mengadsorpsi
gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap
arang aktif sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat arang aktif. Karena hal
tersebut maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir
60% produksi arang aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula
dan pembersihan minyak dan lemak, kimia dan farmasi.
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk
yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit
kelapa, dan sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi
seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif
yang memiliki permukaan dalam yang luas.
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon,
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada
suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi
kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang
mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang
selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan
kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan
aktifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada
temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifatsifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif.
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas
500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang
sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif
dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu

60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh
karena itu biasanya arang aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara.
Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktivasi kembali,
meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi
karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu
perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut.
Gambar. 1 Struktur karbon aktif.
Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm)
lembaran fiber, bubuk (PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80)
dan butiran-butiran kecil (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. Serbuk
karbon aktif PAC lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem
pembubuhan yang sederhana.
Serbuk (powder) Butiran (granule) Bongkahan (gravel) Pelet

Gambar. 2 Bentuk karbon aktif.


Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun
mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, bahan
tersebut antara lain: tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung
kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas,
serbuk gergaji, kayu keras dan batubara.
Di negara tropis masih dijumpai arang yang dihasilkan secara tradisional yaitu
dengan menggunakan drum atau lubang dalam tanah, dengan tahap pengolahan
sebagai berikut: bahan yang akan dibakar dimasukkan dalam lubang atau drum
yang terbuat dari plat besi. Kemudian dinyalakan sehingga bahan baku tersebut
terbakar, pada saat pembakaran, drum atau lubang ditutup sehingga hanya
ventilasi yang dibiarkan terbuka. lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap.
Ketika asap yang keluar berwarna kebiru-biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan
selama kurang lebih kurang 8 jam atau satu malam. Dengan hati-hati lubang
atau dibuka dan dicek apakah masih ada bara yang menyala. Jika masih ada
yang atau drum ditutup kembali. Tidak dibenarkan mengggunakan air untuk
mematikan bara yang sedang menyala, karena dapat menurunkan kwalitas
arang. Akan tetapi secara umum proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua
yaitu:
1. Proses Kimia.
Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat
padat. Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan
serta dipotong-potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100 C. Arang aktif
yang dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300
C. Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu,
kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.
2. Proses Fisika
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling,
diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur

1000 C yang disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam
aktifasi arang antara lain :
a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan
cara mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ter. Kemudian,
briket yang dihasilkan dikeringkan pada 550 C untuk selanjutnya diaktifasi
dengan uap.
b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat
adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit maupun
tanpa udara. Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang
terdiri dari campuran metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan
merupakan karbon murni, tetapi masih mengandung abu dan ter. Hasil yang
diperoleh seperti metanol, asam asetat dan arang tergantung pada bahan baku
yang digunakan dan metoda destilasi. Diharapkan daya serap arang aktif yang
dihasilkan dapat menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif
yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini,
pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa
kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat diihindari. Selain
itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian
senyawa-senyawa organik dari bahan baku.
Ada empat hal yang dapat dijadikan batasan dari penguraian komponen kayu
yang terjadi karena pemanasan pada proses destilasi kering, yaitu:
1. Batasan A adalah suhu pemanasan sampai 200 C. Air yang terkandung dalam
bahan baku keluar menjadi uap, sehingga kayu menjadi kering, retak-retak dan
bengkok. Kandungan karbon lebih kurang 60 %.
2. Batasan B adalah suhu pemanasan antara 200-280 C. Kayu secara perlahan
lahan menjadi arang dan destilat mulai dihasilkan. Warna arang menjadi coklat
gelap serta kandungan karbonnya lebih kurang 700%.
3. Batasan C adalah suhu pemanasan antara 280-500 C. Pada suhu ini akan
terjadi karbonisasi selulosa, penguraian lignin dan menghasilkan ter. Arang
yang terbentuk berwarna hitam serta kandungan karbonnya meningkat menjadi
80%. Proses pengarangan secara praktis berhenti pada suhu 400 C.
4. Batasan D adalah suhu pemanasan 500 C, terjadi proses pemurnian arang,
dimana pembentukan ter masih terus berlangsung. Kadar karbon akan
meningkat mencapai 90%. Pemanasan diatas 700 C, hanya menghasilkan gas
hidrogen.
Namun secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari
tiga tahap yaitu:
1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai
temperatur 170 C.
2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas
170C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada suhu 275C,
dekomposisi menghasilkan ter, metanol dan hasil samping lainnya.
Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400 600 0C

3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap
atau CO2 sebagai aktifator.
Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku
yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan
terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara
memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun
kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap
daya adsorpsi. Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang
aktif adalah:
1. Aktifasi Kimia.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan pemakian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahanbahan kimia seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida,
sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik
seperti H2SO4 dan H3PO4.
2. Aktifasi Fisika.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan bantuan panas, uap dan CO2. Umumnya arang dipanaskan didalam
tanur pada temperatur 800-900C. Oksidasi dengan udara pada temperatur
rendah merupakan reaksi eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya.
Sedangkan pemanasan dengan uap atau CO2 pada temperatur tinggi
merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum
digunakan.
Beberapa bahan baku lebih mudah untuk diaktifasi jika diklorinasi terlebih
dahulu. Selanjutnya dikarbonisasi untuk menghilangkan hidrokarbon yang
terklorinasi dan akhimya diaktifasi dengan uap. Juga memungkinkan untuk
memperlakukan arang kayu dengan uap belerang pada temperatur 500C dan
kemudian desulfurisasi dengan H2 untuk mendapatkan arang dengan aktifitas
tinggi. Dalam beberapa bahan barang yang diaktifasi dengan percampuran
bahan kimia, diberikan aktifasi kedua dengan uap untuk memberikan sifat fisika
tertentu.
Dengan bertambah lamanya destilasi serta bertambah tingginya temperatur
destilasi, mengakibatkan jumlah arang yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan
destilasi dan daya serap makin besar. Meskipun dengan semakin bertambahnya
temperatur destilasi, daya serap arang aktif semakin baik, masih diperlukan
pembatasan temperatur yaitu tidak melebihi 1000 0C, karena banyak terbentuk
abu sehingga menutupi pori-pori yang berfungsi untuk mengadsorpsi. Sebagai
akibatnya daya serap arang aktif akan menurun. Selanjutnya campuran arang
dan aktifator dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu. Hasil yang
diperoleh, diuji daya serapnya terhadap larutan Iodium.
Menurut SII No.0258 -79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti
yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel. 1 Spesifikasi karbon aktif.

Jenis
Persyaratan
Bagian yang hilang pada pemanasan 950 oC.
Maksimum 15%
Air
Maksimum 10%
Abu
Maksimum 2,5%
Bagian yang tidak diperarang
Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan I
Minimum 20%
Karbon aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang
aktif sebagai penyerap uap.
1. Arang aktif sebagai pemucat.
Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai
1000 A0 yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk
memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak
diharapkan dan membebaskan pelarut dari zat zat penganggu dan kegunaan
yang lainnya pada industri kimia dan industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari
serbuk serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang
mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah.
2. Arang aktif sebagai penyerap uap.
Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori
berkisar antara 10-200 A0. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase
gas yang berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada
pemisahan dan pemurnian gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari
tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai struktur
keras.
Sehubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif
untuk masing- masing tipe, pernyataan diatas bukan merupakan suatu
keharusan.
Dengan proses oksidasi karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. L-karbon (L-AC)
Karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC 400oC (570o750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok
dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+,
Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi

dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam
atau garam seperti NaCl yang hampir sama perlakuannya pada pertukaran ion.
2. H-karbon (H-AC)
Karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o-1000oC
(1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosfer inersial. H-AC memiliki
permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi logam
berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam
mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang
mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat
dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan
mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia
organik sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat
zat organik alami maupun sintetik dengan menetralkannya.
Dalam aplikasi karbon aktif baik yang digunakan sebagai media adsorbsi,
pemberat atau media filtrasi dengan titik injeksi tertentu, maka kriteria desain
titik pembubuhan karbon aktif perlu diperhatikan, yaitu :
1. Karbon yang terdapat didalam kantong langsung dimasukkan kedalam tangki
penyimpanan dan dicampur dengan air untuk disiapkan menjadi larutan yang
mengandung 0,1 kg karbon aktif bubuk per 1 liter larutan. Lebih baik lagi apabila
suatu instalasi memiliki 2 tangki larutan, maka persediaan larutan karbon aktif
untuk dibubuhkan dapat ditempatkan dalam 2 tangki, jika larutan didalam satu
tangki sudah kosong, maka sudah tersedia larutan didalam tangki yang lain
untuk dibubuhkan, tanpa harus menunggu persiapan larutan karbon aktif yang
baru.
2. Agitator mekanik harus disediakan dalam tangki penyimpanan untuk menjaga
larutan karbon aktif tetap tersuspensi didalam larutan atau menjaga larutan
agar tidak memadat
3. Larutan biasanya dipompakan kedalam tangki yang menampung sejumlah
larutan dan akan diumpankan untuk lebih dari beberapa jam berikutnya. Tanki
tersebut harus mudah dibersihkan dan dipelihara. Tangki ini harus mempunyai
lapisan anti karat seperti cat epoxy atau bitumastik untuk melindunginya dari
pengkaratan.
4. Pipa pembawa larutan karbon aktif bubuk harus dipasang menurun/landai
menuju tempat pembubuhan, dengan perlengkapan untuk mendorong karbon
yang mungkin mengendap dan menyumbat didalam pipa. Pipa harus terbuat dari
bahan bebas karat dan bebas erosi seperti karet, plastik dan besi baja.
Pendorong pipa dan mata pisau pencampur dalam tangki penyimpanan dan
tangki harus terbuat dari besi baja untuk menahan karat dan erosi.
5. Masalah yang paling umum dalam pengoperasian karbon aktif bubuk adalah
penanganan bahan kimia. Karena berbentuk bubuk, maka debu merupakan
masalah utama, khususnya jika sistem pencampuran kering digunakan.
6. Jika karbon aktif bubuk digunakan secara terus menerus atau jika sejumlah
besar digunakan dalam waktu tertentu, pengalihan ke sistem basah harus
dipertimbangkan

7. Pada instalasi pengolahan air, karbon aktif yang mengalir melewati saringan
dan memasuki sistem distribusi dapat menghasilkan air hitam. Air hitam
biasanya disebabkan oleh koagulasi yang tidak sempurna atau dosis karbon aktif
yang tinggi ditambahkan sesaat sebelum penyaringan. Untuk memecahkan
masalah tersebut, titik pembubuhan harus dipindahkan ke sistem penyadap air
baku atau ke dalam bak pengadukan cepat
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan
secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar.
Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting
diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil
pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan
demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan
adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Sifat
arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
1. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya
untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan
bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari
sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi
oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari
senyawa serapan.
2. Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat
berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsoprsi
adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak
mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna
maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk
senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila
memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.
3. pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu
dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan
asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila
pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan
berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
4. Waktu Singgung
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan
jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif,
pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan
untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan
dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi,
dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.

Karbon aktif merupakan bahan yang multifungsi dimana hampir sebagian besar
telah dipakai penggunaannya oleh berbagai macam jenis industri. Aplikasi
terhadap penggunaan karbon aktif dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri.
No.
Pemakai
Kegunaan
Jenis/ Mesh
1.
Industri obat dan makanan
Menyaring, penghilangan bau dan rasa
830, 325
2.
Minuman keras dan ringan
Penghilangan warna, bau pada minuman
48, 412
3.
Kimia perminyakan
Penyulingan bahan mentah
48, 412, 830
4.
Pembersih air
Penghilangan warna, bau penghilangan resin
5.
Budi daya udang
Pemurnian, penghilangan ammonia, nitrit, penol, dan logam berat
48, 412
6.
Industri gula
Penghilagan zat-zat warna, menyerap proses penyaringan menjadi lebih
sempurna
48, 412
7.

Pelarut yang digunakan kembali


Penarikan kembali berbagai pelarut
48, 412, 830
8.
Pemurnian gas
Menghilangkan sulfur, gas beracun, bau busuk asap.
48, 412
9.
Katalisator
Reaksi katalisator pengangkut vinil khlorida, vinil asetat
48, 430
10.
Pengolahan pupuk
Pemurnian, penghilangan bau
830
Diolah dari berbagai sumber.
arifin_pararaja@yahoo.co.id
About these ads

Terkait
Adsorpsi Karbon Aktif
dalam "ilmu"
Bahan bahan Media Filtrasi. (1)
dalam "kimia"
METODE PENGOLAHAN DETERGEN
dalam "wawasan"

47 TANGGAPAN TO KARBON AKTIF (TINJAUAN LITERATUR)

Beny Says:

Juni 18, 2008 at 9:10 am

Good object for discussion, Iam from Pasuruan with main process decolorization
Monosodium glutamate.
We uses active carbon.. so this information is good for referensi for my process.

maslur Says:

Juli 1, 2008 at 2:39 pm


Kepada Yth. Redaksi

Kami membutuhkan karbon aktif untuk mengolah limbah industri pakan ternak.
dalam Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri, termasuk yang
golongan mana. Kebutuhan kami banyak (+-) 20 ton per bulan.
Untuk itu adakah perusahaan yang mampu untuk suplly barang tersebut.
Terima kasih atas kerjasama yang baik dari redaksi.

ttd
Maslur

arifin Says:

Juli 7, 2008 at 9:03 am


Yang penting diperhatikan dalam aplikasi dari metode karbon aktif adalah adalah
titik pembubuhannya. Tapi pokok-pokok berikut harus dipertimbangkan untuk
memilih tempat pembubuhan tersebut :
1.
Waktu kontak karbon aktif dengan zat organik sangat penting dan
tergantung pada kekampuan karbon aktif untuk berada dalam larutan, paling
tidak waktu kontak selama 15 menit harus dilakukan.
2.
Permukaan partikel karbon aktif akan kehilangan kapasitas penyerapan
bila terlapisi dengan koagulan atau bahan kimia lainnya untuk pengolahan air.
3.
Karbon aktif akan menyerap klor (1 mg/l karbon aktif bubuk dapat
menyerap klor sebesar 0,2 0,25 mg/l Cl2).
Mengingat faktor-faktor tersebut diatas, maka menunjukkan bahwa titik
pembubuhan karbon aktif harus dipertimbangkan seperti misalnya :
1.
Titik pembubuhan dilakukan pada saluran/pipa penyadap air baku atau
water intake adalah tempat yang paling menguntungkan bagi pembubuhan
karbon aktif bubuk, jika fasiltias pencampuran yang memadai telah tersedia.
Penggunaan saluran/pipa air baku sebagai titik pembubuhan karbon aktif bubuk

membutuhkan waktu kontak yang cukup lama dan menghindari masalah yang
mungkin terjadi disebabkan oleh pembubuhan karbon aktif pada air yang
mengalami proses prekhlorinasi sebelumnya. Karbon aktif akan menyerap klor
dan menghasilkan dosis keduanya meningkat jika karbon ditambahkan setelah
preklorinasi.
2.
Jika pembubuhan kedalam air baku tidak memungkinkan, karbon aktif
bubuk dapat dibubuhkan ke bagian lain sebelum penyaringan, tapi dosisnya
akan lebih besar bila dihitung untuk waktu kontak yang lebih cepat dan
gangguan dari bahan kimia lain seperti koagulan dan klor. Karbon aktif bubuk
dapat dibubuhkan ke dalam air yang keluar (effluent) dari unit pengendap dan
yang akan memasuki filter, tindakan yang hati-hati harus dilakukan dalam
mengoperasikan penyaringan.
Pembubuhan karbon aktif dapat dilakukan dengan sistem kering maupun basah.
Titik pembubuhan ini tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing
masing.

Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm)
lembaran fiber, bubuk (PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80)
dan butiran-butiran kecil (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. (PAC)
lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem pembubuhan yang
sederhana.
Untuk limbah pakan Ternak umumnya kandungan terbesar adalah suspensi zat
organik secara akumulatif yaitu COD dan BOD.
Menurut hemat saya, karbon aktif yang cocok adalah yang biasa dipakai pada
Instalasi pengolahan air. Yaitu L-AC bentuknyaa serbuk/ solid/ etc tergantung
metode pembubuhannya (sprti uraian diatas).
Mengenai produsen/ suplier/ vendor bpk dapat cari di internet misalnya :

http://indonetwork.co.id/sell/Kimia/Karbon_Aktif/0.html

atau

http://www.smac.co.id/index.htm

dan selebihnya bapak bisa berkonsultasi dengan vendor yang bpk pilih.

Regard.
http://www.tkcmindonesia.com

Simple_boy Says:

September 18, 2008 at 6:59 pm


tolong dong kasi jawaban?

apa saja kelebihan dan kekurangan baja karbon itu? penting banget ne

arifin Says:

September 22, 2008 at 4:37 am


Dear, Simple-boy:
Maaf, jawabannya agak telat. (weekend).
Ini kami sedikit jelaskan mengenai baja karbon.
Definisi :
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan karbon
sebagai material pengaloy utama. Karbon bekerja sebagai agen pengeras,
mencegah atom besi, yang secara alami teratu dalam lattice, begereser melalui
satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran alloy dapat
mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat
memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja
adalah besi-karbon aloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy
dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi
Sekarang ini ada beberapa kelas baja di mana karbon diganti dengan material
aloy lainnya, dan karbon, bila ada, tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja
adalah aloy berdasar-besi yang dapat dibentuk secara plastik.
Klasifikasi :
Klasifikasi tipe baja karbon menurut kadar karbon di dalam baja antara lain :

Baja karbon rendah (low carbon steel) : Baja karbon rendah mengandung
maksimal 0,3% C, maks 1,5% Mn

Baja karbon menengah (medium carbon steel) : Baja karbon menengah


mengandung karbon 0,3 0,6% dan Mangan 0,6-1,65%

Baja karbon tinggi (High carbon steel) : Baja karbon tinggi mengandung
karbon 0,6 1,00% dan mangan 0,3 -0,9%

Baja karbon supertinggi (ultrahigh carbon steel) : Baja karbon supertinggi


mengandung karbon 1,25 2%
Deskripsi :


C (karbon) : Logam baja ditambahkan dengan unsur karbon akan
meningkatkan kekerasan dan kekuatan melalui perlakuan pemanasan tapi
penambahan karbon dapat memperlebar range nilai kekerasan dan kekuatan
bahan. Carbon (C), Meningkatkan sifat mechanical, kandungannya 0.10-0.25%.

Mn (Mangan) : Mangan ditambahkan ke dalam baja akan memperbaiki


sifat hot working dan meningkatkan kekuatan, ketangguhan dan mampu keras.
Mangan (Mn) Berkisar 0.3-0.8%, membentuk inklusi manganese-sulphide yang
menghambat pengaruh iron-sulphide pada hot-working

Si (Silikon) : Silikon digunakan sebagai deoxidizing (killing) agent dalam


peleburan baja. Sebagai hasilnya bahwa sebagian besar jenis banyak
mengandung konsentrasi rendah silicon. Silikon berkontribusi untuk
mengeraskan fasa ferritik di baja. Silicon (Si) Ditambahkan sebagai deoxidiser.

S (sulfur) : Saat ditambahkan dalam jumlah kecil sulfur dapat memperbaiki


mampu mesin tapi tidak menyebabkan hot shortness. Hot shortness merupakan
fenomena getas pada kondisi suhu tinggi yang disebabkan oleh sulfur. Kehadiran
sulfur dapat mengikat Fe menjadi FeS. Senyawa ini terkonsentrasi di batas butir
dan melebur di bawah temperature melting baja. Disebabkan titik lebur
FeS,maka kohesi antarabutir-butir menjadi hancur dan menyebabkan crack saat
butir mengembang. Fenomena terjadi saat baja di tempa atau roll saat suhu
kerja meningkat. Sehingga harus ditambahkan Mn untuk mengikat sulfur menjadi
MnS. Sulphur (S) Kadar maksimum 0.05%, membentuk film iron-sulphide
bertemperature lebur rendah pada batas butir.

P (fosfor) : Unsur fosfor biasanya ditambakan dengan sulfur(S) untuk


memperbaiki mampu mesin di baja paduan rendah. Dengan penambahan sedikit
unsur fosfor dapat membantu meningkatkan kekuatan dan ketahanan korosi.
Kehadiran fosfor di dalam stainless steel auntenitk dapat meningkatkan
kekuatan. Penambahan fosfor juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap
crack saat pengelasan. Phospor (P) Kadar maksimum 0.05%, karena membentuk
iron-phosphide yang memisah dari struktur baja sehingga membuat lemah.

Aluminium (Al) : Ditambahkan untuk membentuk batas butir yang halus.

Mangan membuat larutan padat (solid sollution) menguat dan mengikat sulphur.
Ditambahkan jika tingkat karbon maksimum yang diijinkan telah dicapai, untuk
meningkatkan kekuatan. Penambahan dibatasi sampai 1,6 %wt dan CE 0,45
untuk menghindari kekerasan yang berlebihan dan kemampuan las yang
menurun. Kotoran; pengotor yang utama adalah sulphur dan phospor. Tipe;
sangat banyak dan beragam. Mudah terkorosi kalau tidak diproteksi. Merupakan
material yang paling banyak dipergunakan di refinery dan petrokimia
Tambahan :

Ferrous dan non Ferrous material

baja Carbon : carbon level, kemampuan las (weldability).


baja Chrome-molybdenum : kekuatan (strength) dan ketangguhan
(toughness), aplikasi temperature tinggi

baja tahan karat (stainless-steel) : baja austenitic, baja ferritic, ketahanan


korosi.

paduan campuran Nickel (Ni-based alloys) : Incoloy 800, Inconnel 600,


Hastelloy

paduan tembaga (Copper alloys) : kuningan (brass), perunggu (bronze).

500.

paduan nickel-tembaga (Cu-Ni alloys) : 90/10, 70/30, Monel 400, Monel

Klasifikasi ferrous dan non ferrous material :

FERROUS MATERIAL

1. Baja Carbon (carbon-steels).

Besi tuang dan baja tuang (cast irons dan cast steels).

Baja tempa (wrought steels).

Baja paduan rendah berkekuatan tinggi (high strength low-alloy steels)

2. Baja paduan (alloy steels).

Baja Chrome-molybdenum (Chrome-molybdenum steels)

Baja perkakas (tool steels)

3. Baja tahan karat (Stainless-steels)

Baja tahan karat Ferritic dan Martensitic (Ferritic dan Martensitic stainlesssteels)

Baja tahan karat Austenitic (Austenitic stainless-steels)

Baja tahan karat Duplex (Duplex stainless-steels)

4. Baja paduan Nickel tinggi (High Nickel alloys)

Series 800

BAJA CARBON

Hasil fabrikasi baja :


Rimmed (tidak di de-oksidasi) C<0.07%. Kadar karbon terendah, sangat lentur
dan dipergunakan untuk kawat 0.07-0.15%. Baja padat yang murah,
dipergunakan sebagai paku dan tube Balanced (di de-oksidasi sebagian) 0.250.3%. Baja konstruksi umum. Killed (di de-oksidasi sempurna) 0.07-0.15% C,
0.1% Si, 0.5% Mn. Sangat lentur, bahan untuk material
pengerjaan dingin seperti flanged. 0.1-0.25% C, 0.6-1.0% Mn. Bahan pelat
bejana tekan.

BESI DAN BAJA TUANG

Dipergunakan jika bentuk akhir rumit maupun kemudahan penuangan


dibandingkan pencanaian, seperti body valve,rumah bantalan dan rumah
pompa. Jika applikasi penggunaan lebih kritis dipergunakan baja tuang. Besi
tuang lebih rapuh dibandingkan baja tuang dan di-spesifikasi berdasarkan
tingkat kekuatannya. Besi tuang akan meredam getaran dikarenakan graphite
yang dikandungnya. Besi tuang komersial mengandung 2.5 4.0% C dan besi
tuang konstruksi mengandung graphite bebas. Tipe-tipe besi tuang : Besi tuang
kelabu; mengandung serpih graphite, merupakan material yang rapuh.

BAJA TEMPA.

Mayoritas peralatan kilang minyak dan petrokimia mempergunakan baja tempa


jenis pipa, pelat dan canai untuk membentuk jalur pipa, bejana dan tanki. Baja
ini di-las untuk menghasilkan bentuk yang dikehendaki.

BAJA PADUAN RENDAH BERKEKUATAN TINGGI.

Baja carbon yang mengalami pengerolan panas dimana terkontrol


pengerolannya dan terjaga dengan ketat suhu, kecepatan reduksi dan reduksi
totalnya pada daerah austenit untuk menjamin pemulihan dan pembentukan
kembali butir yang pertama (primairy recristalization) tanpa penambahan benih
butir, sehingga terbentuk besar butir yang halus merupakan bahan untuk
pembuatan baja paduan rendah berkekuatan tinggi.? Dengan proses
pendinginan butir berstruktur mikro ferrite/pearlite sangat halus akan terbentuk
dimana mempunyai kekuatan dan ketangguhan yang baik. ? Untuk membentuk
baja paduan rendah ditambahkan sejumlah kecil pembentuk carbide; berupa Nb,
Ti, V dan Al sebanyak kurang dari 0.1%, yang akan membentuk carbides halus
selama proses pengerolan yang mengunci batas butir dan mencegah
pertumbuhan benih. Pada waktu pengerolan dingin mencapai ferrite, pembentuk
carbide ini akan membentuk penyebar halus yang akan meningkatkan kekuatan.

ASTM / ASME CARBON STEEL SPECIFICATION.

ASTM Spec. No. Application PELAT A-285 Boiler dan Bejana Tekan A-515 Bejana
Tekan Temperatur Tinggi A-516 Bejana Tekan Temperatur Rendah PIPA A-53 Pipa
Service Umum A-106 Pipa Tanpa Las Temperatur Tinggi A-333 ( gr. 1&6 ) Pipa
Temperature Rendah TUANGAN A-216 Service Temperatur Tinggi A-352 (LCB)
Service Temperatur Rendah CANAI A-105 Flange Pipa Temperatur Tinggi A-181
Flange Pipa Service Umum A-350 (gr.LF1&LF2) Flange Pipa Temperatur Rendah

BAJA PADUAN

Macam-macam paduan penambah :


Pembentuk Carbide; Cr, W, Ti, Nb, V, Mo
Penstabil Austenite; Ni, Mn, Cu, C, Co
Penstabil Ferrite; Cr, W, Mo, V, Si.

By : @_pararaja diolah dari berbagai sumber.

M. Hasanudin Says:

September 24, 2008 at 5:02 pm


Kami produsen karbon aktif tempurung kelapa yang telah disertifikasi dari PT.
SUCOFINDO, siap bekerja sama dan menyuplai perusahaan yang membutuhkan
karbon aktif tempurung kelapa tersebut, kapasitas produksi kami 37 ton / bulan.
Bila ada yang membutuhkan spesifikasi dan sample silahkan kirimkan
permintaannya.

Terima kasih
M. Hasanudin
Koperasi Al Maarif
email : hasanudin@lge.com
Phone : 02199434299 / 02199165847

indie Says:

September 30, 2008 at 10:56 am


ada g seh hal-hal mengenai arang aktif yang lebih spesifik??kegunaannya
misalnya

arifin Says:

Oktober 9, 2008 at 11:02 am


Dear Indie.

Kalau yang dimaksud sdr. sprti ini mungkin begini :

# arang aktif/karbon aktif


dikenal dalam laboratorium biopsikokimia sebagi penyerap warna dalam larutan
supaya mudah dianalisis, mengurangi interferensi, dsb.

#arang aktif/karbon aktif/norit


dikenal oleh ibu2 rumah tangga atau rumah sakit sebagai penyerap racun dalam
tubuh, pencahar, dsb.

#arang aktif/active carbon


dikenal sebagai bahan filter pada masker/respirator (alat safety) untuk
melindungi bahaya gas2 beracun.

dsb.

Regard.

arifin Says:

Oktober 9, 2008 at 5:16 pm


Dear, Indie
Sedikit tambahan ya..!

KARBON AKTIF (SERBUK MURNI TUMBUH-TUMBUHAN)


Pemakaian

Grade Kegunaan Utama Keterangan

Mono Sodium Glutamate (M.S.G) SM I


Penghilang warna dan penyaring
cairan M.S.G Warna, Bau, Koloid (lapisan kristal)

Minyak Goreng (minyak & lemak) SM II


Lilin (Parafin) dan glicerin. Warna, Bau

Gula dan Jelly SM III


Lapisan koloid (kristal)

Penyaring untuk minyak goreng,

Penyaring gula, Glukosa dan molase Warna, Bau,

Penjernihan air SM IV
Penyaring air minum, Minuman keras dan ringan, PAM,
Air industri, Bir, Minuman buah-buahan, Whisky, Polusi air . Warna, Bau, Alkyl
Benzene Sulfate

Obat-obatan dan Kedokteran


SM V
Penyaringan macam-macam cairan
suntikan dan obat-obatan. Warna dan sterilisasi

Kimia Umum SM VI Penyaringan dan penghilang warna sintetik fiber, Obat-obat


cuci air, Kimia organik dan inorganik, Cairan pemutih, Polusi udara dan lain-lain.
Bahan-bahan organik dan inorganik

Spesifikasi Teknik
SM I SM II SM III SM IV SM V SM VI
Decolorising Capacity
Caramel (%) 88 94 90 95 95 95 87 93 90 95 88 95
Methylene Blue (ml) 12 18 12 18 12 18 12 18

12 18

Components
Moisture (%) 10 30 10 30

10 50

10 20

10

PH (Normal Range) 5 8 5 10 4 8 5 8 5 8 5 8
Filterability (Sec) 50 70 40 60 50 80 40 60 50 80 50 80
Mesh Size (-325 Mesh; %) 95

90

97

90

97

97

10

12 18

Impurities (Unit = %)
Chloride (Cl) 0.1 0.3 0.02 0.3 0.1 0.3 0.02 0.3 0.02 0.2 0.1 0.3
Iron (Fe) 0.1 0.3 0.02 0.3 0.1 0.3 0.02 0.3 0.01 0.03
Ash (Approx, Range) 7

Water Soluble Matter 1.3 1.3

1.3

0.6 2.0 0.6 1.3

Ca and Mg

0.3

0.1

0.3

0.3

0.3

0.1 0.2

0.3

Keterangan :
1.
Data di atas berdasarkan hasil cara pemeriksaan dari JIS No. K 14170, KIS
No. K1412, KS No. 1413.
2.
Permintaan khusus dapat kami layani untuk memenuhi spesifikasi
kebutuhan anda.
http://www.smac.co.id

steven Says:

Oktober 26, 2008 at 3:51 pm


Terima kasih atas penjelasan tentang Karbon Aktif yg menambah wawasan saya.
Dari penjelasan tsb, apakah anada mempunyai referensi mengenai spesifikasi
Karbon aktif (terutama) yang granular terutama untuk coconut shell base.
Critical point atau parameter apa saja yang penting untuk dapat diaplikasi di
berbagai industri yang telah dijelaskan oleh Anda. Chemical content maupun
physical analysis. Mohon kiranya dapat di email ke saya, karena saya
membutuhkan untuk pengecekan standarisasi produk yang akan kami
kembangkan.
Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Salam
steven_renaldi@yahoo.com

arifin Says:

Oktober 26, 2008 at 7:23 pm


Specification of standard :

ACTIVATED CARBON DATA SHEET


ArticleVCGAC Coconut 48 (may also be available in 46, 410, 610) Mesh
ConversionTable OrganoClay

Type Granular Coconut Shell Based Activated Carbon Vapor Phase


Benefits / Description
VC-GAC-Coconut 4 x 8 is a coconut based granular
activated carbon made especially for use in a vapor applications. Its particle size
and pore structure have been specifically designed to provide the best
adsorption of impurities from vapor steam with the least flow resistance. Coconut
shell activated carbon comes from coconut shells that have undergone a steam
activation process to create its activated carbon form. During activation, it
creates millions of pores at the surface of the carbon thus increasing the total
surface area. Activated carbon pores can be divided into three categories, Micropores (less than 2nm dia.), Meso-pores (range 2-25 nm), and Macro-pores (more
than 25nm dia.). Coconut shell carbon has mainly micro-pores to macro-pores
and due to its unique distribution of pores diameter, it is very popular in the gas
phase purification and potable water purification industries.

Coconut shell carbon is harder than granular coal based carbon. It also has lower
attrition and higher yields when reactivated. It has a long life expectancy and
superior removal efficiency. Coconut shell performs best at 70-80 RH.
This product is manufactured to adsorb odiferous by-products, and VOCs, as well
as adsorption of trace contaminates.

VC-GAC-Coconut 4 x 8 is processed from coconut shell for its hardness and


activated at high temperature using steam process to develop internal surface
area. The activated product is crushed and classified by size.

Typical Parameters CCL4 Adsorption 60% M. ASTM-D-3467


Bulk density 0.47 0.49 ASTM-D-2854
Hardness

98-99 %

ASTM-D-3862

Moisture as packed 4% M. ASTM-D-2867


Ash

4% M. ASTM-D-2863

Surface Area 1000-1100


Ignition Temp.

BET N2

400 C ASTM-D-3466

Regular Granular Coconut Shell Carbon

Unit

Available Products Range Remarks

Mesh Size

US Sieve

48/612/816/830/1240/2050 or as required

Iodine mg/g Minimum


800/850/900/950/1000/1050/1100/1150/
1200/1250/1300
or as required
CCL4/CTC

Surface Area m2/g

Minimum
850-1350

50/55/60/65/70/75/80
or as required

Apparent Density

g/cc

Hardness

Minimum

95/96/97/98/99

Ash Content %

Maximum

or as required

Moisture

Maximum

or as required

pH

9.5-11

or as required

0.40-0.54

or as required
or as required

or as required

arifin Says:

Oktober 26, 2008 at 8:12 pm


Dear, Mr. Steven.

Terima kasih atas perhatian dan kunjungan anda.

Menindaklanjuti tentang pertanyaan saudara tentang karbon aktif dan


melengkapi apa yang sudah kami paparkan sebelumnya.

Mungkin ini yang dapat kami sampaikan. Selebihnya silahkan anda merujuk
kepada referensi yang telah kami rekomendasikan di bawah ini.

Kepuasan merupakan harapan.

Regards.
Skimaters.

Coconut Shell-Based Pellet And Granular Activated Carbon

Certification: NSF, ISO9001

Activated carbon is porous carbon material. Due to highly developed porous


structure and huge specific surface area, it has very strong adsorption capacity,
which is widely used in industrial production, agriculture environmental
protection as catalyst or catalyst carrier.Our coconut shell-based pellet and
granular activated carbon is mainly used in the deep treatment of supplying
water, odor control of industrial waste gases, solvent recovery and refining
industrial gases.

Coconut shell activated carbon like its names comes from the coconut shell that
has been undergone steam activation process to create its activated carbon
form. During activation, it creates millions of pores at the surface of the carbon
thus increasing the total surface area. Activated carbon pores can be divided into
three general sizes Micro-pores (diameter in the range of less than 2 nm), Mesopores (diameter in the range of 2 25 nm), and Macro-pores (diameter in the
range of above 25 nm). Coconut shell carbon has mainly micro-pores to mesopores and due to its unique distribution of pores diameter, coconut shell
activated carbon are very popular in the gas phase purification and potable
water purification industries.
In recent years, several market forces have impacted the price of activated
carbon produced from anthracite and bituminous coals. Fortunately, activated
carbons produced from coconut shell provide an alternate source of supply for
many liquid phase and vapor phase applications where coal-based carbons have
traditionally been used.

A number of factors have driven up the cost of coal-based activated carbons,


including:

Imposition of an import tariff on coal-based carbons imported from China


by the US Department of Commerce. This tariff ranges from 70% to 228% and
will remain in place for the next several years.

The overall demand for coal has increased globally, due to higher energy
demands. This has led to a scarcity of supply of suitable grades of coal to
produce activated carbon, and has increased the cost of the raw material coal as
well.

China has been pressured by the U. S. Treasury Department to float the


Yuan (or Chinese RMB) according to global exchange rates, resulting in a
devaluation of the US Dollar by approximately 14% over the past 2 years. This
again impacts the cost of coal-based carbons imported from China.
All of these factors have led to recent instability in the cost of coal-based
carbons. Coconut shell-based alternatives have been much more stable and
predictable in cost, making these carbons a viable economic alternative as well.
In addition to cost savings, activated carbons produced from coconut shell are
also suitable for many liquid phase and vapor phase applications where coalbased carbons have traditionally been used. In particular, the removal of trace

level organics from water streams with little to no background TOC levels is a
good fit for coconut-based carbons microporous structure. In vapor phase
applications, VOC abatement and solvent recovery (for light molecular weight
organics) are good fits for coconut-based carbons

Using high grade coconut shell as the raw material. The product has the
advantages of bigger specific surface area and higher intensity etc. It has all
kinds of grades, such as : granule, little granule and carbon powder. At present,
the coconut activated carbon has the best effect on purification of drinking
water, chlorine removal and deoxidization. It can also be used in water-purifying
equipments as filter.

Activated Carbon and Filter Media


ACTIVATED CARBON
Our activated carbon products include:

Coconut Shell Activated Carbon

Coal Based Activated Carbon

Lignite Based Activated Carbon

Wood Based Activated Carbon

Impregnation Series

Special Activated Carbon Products

Coconut Shell Activated Carbon like its names comes from the coconut shell that
has been undergone steam activation process to create its activated carbon
form. During activation, it creates millions of pores at the surface of the carbon
thus increasing the total surface area. Coconut shell carbon has mainly micropores to meso-pores and due to its unique distribution of pores diameter,
coconut shell activated carbon are very popular in the gas phase purification and
potable water purification industries.

Regular Granular Coconut Shell Carbon

Water Washed Granular Coconut Shell Carbon

Acid Washed Granular Coconut Shell Carbon

Powder Coconut Shell Activated Carbon

Coal Based Activated Carbon originates from coal that has undergone steam
activation process to create its activated carbon form. During activation, it
creates millions of pores at the surface of the carbon thus increasing the total
surface area. Coal based carbon has mainly meso-pores and macro-pores and
due to its unique distribution of pores diameter, coal based activated carbon are
very popular in the gas phase purification, potable water purification industries,
wastewater purification industries and aquarium/pond water purification
industries.

Regular Bituminous Coal Based Carbon

Acid Washed Bituminous Coal Based Carbon

Virgin Extruded Pelletized Coal Based Carbon

Acid Washed Extruded Pelletized Coal Based Carbon

Powder Coal Based Activate Carbon

Lignite Based Activated Carbon granular activated carbon produced by steam


activation of lignite coal. This grade is specifically manufactured for applications
requiring rapid adsorption rate in percolation columns. Lignite based activated
carbon is a general purpose granular carbon grade used in a variety of
applications including purification of fine chemicals and food.
Powder activated carbon produced by steam activation of lignite coal. It is widely
used in agriculture as a soil amendment to protect and enhance plant and turf
grass growth and vigor.
Wood Based Activated Carbon is produced by steam activation of wood. This
wood based activated carbon has high porosity and purity. Majority is being used
in the water and wastewater treatment, decolorization and vapor phase injection
systems.
Impregnation Series
Prominent Systems, Inc. makes several different grades of impregnated activated
carbon for those special applications where either standard non-treated carbon
does not work or where activated carbons adsorptive capacity can be greatly
enhanced through impregnation.

KOH Impregnated Coal Based Activated Carbon

NaOH Impregnated Coal Based Activated Carbon

KI/Potassium Iodide Impregnated Coal Based Activated Carbon

CuO Impregnated Coal Based Activated Carbon

Phosphoric Acid Impregnated Coal Based Activated Carbon

Sulfur Impregnated Coal Based Activated Carbon

Potassium Permanganate Impregnated Pelletized Coal Based Activated


Carbon

Silver Impregnated Coconut Shell Activated Carbon

Special Activated Carbon range of products includes:

Spherical Coal Based Activated Carbon

Pelletized Coconut Shell Activated Carbon

Activated Carbon Fiber

NaOH Impregnated Coconut Shell for Vapor Phase

KOH Impregnated Coconut Shell for Vapor Phase

Gold and Precious Metal Recovery Carbon

Special Blend High Activity Activated Carbon

FILTER MEDIA
Our filter media products include:

Anthracite Filter Media

Gravel Filter Media

Sand Filter Media

Garnet Filter Media

Anthracite Filter Media


Excellent filtration medium for gravity and pressure filters, for treatment of hard
and soft water, sewage, oil and acid/alkali liquids.
The hardness of carbocite ensures minimum wastage by attrition in service. It
contains 80% of pure carbon. The irregular shape of the particles offers a larger
surface area per unit of volume and larger spaces between particles which
enable high filtration rates with low head losses to be obtained. The greater
surface area of carbocite promotes the efficient removal of algae, turbidity and
bacteria.
The advantages of using anthracite become expressed as follows:

Faster filtration

Longer filter runs

Low loss of head

Economic use of space

Easy to handle

Savings in wash water

Big capital savings

Long life

Gravel Filter Media


To insure a clean, quality product, filter gravels are double scrubbed to remove
all clay, shale and inorganic impurities. High purity, consistent quality gravel
makes this media ideal for filtration.
The advantages of using gravel filtration become expressed as follows:

Wide variety of grades available (1 1/2 to 3/16)

Full service lab continually monitors product

Extremely pure silica content (>99%)

Private labeling available on request

Variety of packaging offered

All filtration gravel meets AWWA B100 Specifications

NSF certified for standard 61

Sand Filter Media


Prominent Systems sand filter media is composed of sub-angular, hard, durable,
and dense grains of predominately siliceous material. Extracted from a clean
glacial sand deposit, our sand media physical properties make it among the
finest available in the world for filtration applications. The sand media is washed,
kiln dried, and screened to meet exacting specifications with strict adherence to
quality control.
Garnet Filter Media
Prominent Systems garnet is a chemically inert non-metallic mineral commonly
found in the natural environment. Garnet has a high specific gravity. Its chemical,
hardness, and durability properties makes garnet an ideal filter media and
abrasive media.

Please your open in this website for more information :

Reference:

http://www.water.siemens.com/en/product_lines/westates_carbon/brochures/page
s/default.aspx

http://www.ecologixsystems.com/fm_ewi_gac_coc_4_8.php

http://www.idswater.com/water/us/prominent_systems/acitivated_carbon/10040_
0/s_supplier_2.html

http://www.cj-chem.cn/web/ac-1.html

http://www.prominentinc.com/csac_regular_granular.html

Regards,

Skimaters.

donar Says:

Oktober 27, 2008 at 2:01 pm


thanks, buat informasinya

susan Says:

Januari 19, 2009 at 5:46 am


kak apakah sama tahapan kita untuk membuat karbon aktif yang berbahan baku
abu(fly ash) dengan yang berbahan baku tempurung atau kayu?zat aktivator apa
yang baik digunakan dalam pembuatan karbon aktif?

arifin Says:

Januari 20, 2009 at 5:17 am


Dear, susan.

Sepertinya hampir sama, silahkan anda explore diinternet (buanyak kok).

contoh : Sembiring, Meilita Tryana. Sinaga, Tuti Sarma. 2003.; Arang Aktif
(Pengenalan dan Proses Pembuatannya) . Medan : Universitas Sumatera Utara

Umumnya aktivator yang digunakan berupa garam alkali/ alkali tanah (ingat
deret volta)karena baik melakukan pertukaran ion sehingga mampu
menghilangkan pengotor.

Contoh : CaCl2, Na2CO3, dsb.

Regards.

frengky Says:

Februari 26, 2009 at 4:46 pm

kami perusahaan yang memproduksi karbon aktif dan arang tempurung kelapa
dengan lokasi kalimantan barat dan siap kirim atau impor kemana saja. yang
mao pesan karbon aktif bisa menghub untuk nego dan info lengkap.
telp : 08195629168
Email : FRENGKY_3000@yahoo.com

top_phie Says:

Maret 15, 2009 at 12:21 am


jmau tanya kak
sya asli jogja. gn khan di jogja ada minuman kopi joss..
dimna kopi yang sudah siap minum di masukkan arang yang membarakata
orang-orang tujuannya biar kopi ngk cepat dingin. dan arang aktif juga mampu
myerap mikromolekul
tapi kalau arang itu masuk dalam tubuh gmn??apa dampak posirif juga masih
sama??
sedangkan makanan yang dibakar saja sampai terlihat hitam karenan arang itu
merupakan salah satu makanan yang mengandung karsinogen

inilah yang membuat saya bingung selama ini


apakah kakak bisa bantu??
makasih ka sebelmnya.

informasinya sangat dibutuhka

sekalian sumbernya ya kak///


makasih

admin Says:

Maret 15, 2009 at 4:19 am


Dear, Top_phie

Wah nikmatnya kopi jossnya, ya sambil angkringan di Bulak Sumur atau Lesehan
di Malioboro.

Mengenai pertanyaan saudara, tentang kopi yang dicampur arang mungkin ini
sedikit membantu :

Mengenai kopi dan kesehatan, silahkan anda mereview referensi dibawah ini :
http://www.w4h48.multiply.com/reviews/item/8
http://www.azk4.com/2009/02/manfaat-dan-bahaya-kopi.html

Sedangkan arang menyebabkan kanker bila masuk ke makanan sesuai


keterangan saudara, dan ini memang sudah dilaporkan seperti dibawah ini :

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=4383

Yanh perlu digaris bawahi adalah perbedaan arang biasa (rumahan: bakar sate,
campuran makanan dan minuman seperti kopi joss, dsb) dan arang aktif (atau
diesebut karbon aktif, norit, charcoal, dsb).

Misalnya, norit atau karbon yang sudah diaktifkan (sesuai uraian artikel kami)
apabila masuk ke tubuh dapat dijelaskan sesuai referensi dibawah ini :
http://www.wartamedika.com/2006/10/norit-karbon-aktif-penyerap-racun.html

Sedangkan untuk arang biasa yang ternasuk anda maksud, sesuai referensi
dibawah ini :

http://www.dhejhethe.wordpress.com/2008/11/19/bahaya-makanan-yangdibakar/

Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa, arang aktif relatif aman,
sedangkan arang biasa anda harus berhati hati. Semua tergantung gaya hidup
dan frekuensi serta dosis penggunaan. Selama tidak berlebihan dan sewajarnya
insya4JJI aman untuk kesehatan.

Kami merekomendasikan untuk berkonsultasi pada pakar kesehatan terkait.

Regards.
Skimters

Unie Says:

Maret 30, 2009 at 2:22 am


saya mau tanya tentang kegunaan karbon aktif sebagai katalisator itu untuk
mengangkut vinil klorida maksudnya apa ? Pada produksi apa dan bagaimana
aplikasinya ? Trims, ditunggu jawabannya

frengky Says:

April 4, 2009 at 5:47 pm


karbon aktif atau yang sering disebut dengan arang aktif
adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar.
hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut.
hanya dengan satu gram dari karbon aktif akan didapatkan suatu
material yang mempunyai luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2
(didapat dari pengukuran adopsi gas nitrogen).
biasa pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas
permukaanya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan
meningkatkan kemampuan adsorbsi karbon atif itu sendiri.
aplikasi penggunaan karbon aktif :
1. industri obat dan makanan untuk menyaring dan penghilangan bau serta rasa.
jenis/mesh :830,325
2. Minuman keras dan ringan untuk menghilangkan bau dan warna pada
minuman.
jenis/mesh : 48,412
3. kimia perminyakan untuk penyulingan bahan mentah.
jenis/mesh :48,412 dan 830
4. pembersih air untuk penghilangan bau,warna dan resin.
5. budi daya udang untuk pemurnian, penghilangan ammoni,nitrit, fenol dan
logam berat.

jenis/mesh :48 dan 412


6. Industri gula untuk penghilangan zat-zat warna,
menyerap proses penyaringan menjadi lebih sempurna
jenis/mesh :48 dan 412
7. Pelarut yang digunakan kembali untuk penarikan kembali berbagai
pelarut. jenis/mesh :48,412 dan 830
8. Pemurnian gas untuk menghilangkan sulfur, gas beracun dan
bau busuk. jenis/mesh :48 dan 412
9. Katalisator untuk reaksi katalisator pengangkut vinyl klorida
dan vinil asetat. jenis/mesh :48 dan 430
10.pengolahan pupuk untuk pemurnian dan penghilangan bau.
jenis/mesh : 830
Kami perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
menyediakan karbon aktif dari tempurung kelapa dengan
berbagai ukuran mesh dan arang dari tempurung kelapa siap
melayani pembelian untuk keperluan dalam negeri atau luar
negeri. Kami juga lagi mencari agen untuk menjadi
distributor di daerahnya masing-masing.
speksifikasi lengkap karbon aktif :
1.

moisture content: 0.70%

2.

Ash content: 1.02%

3.

Volatile matter: 9.18%

4.

Fixed carbon: 89.10%<

5.

apparent density: 0.4452 g/cm3

6.

iodine number: 1040 mg/g

7.

hardness: 98.77%

8.

pH 10 at 27 celcius: 9.58

bila serius bisa kontak via telp 08195629168

SRI OFRIANI Says:

April 25, 2009 at 9:17 am

arang aktif ini ada hubungannya dengan pembuatan briket..bisa g,anda


menjelaskan gimana cara pembuatan briket setelah dilakukan
penggarangan.saya ingin melakukan penelitian tentang variasi temperatur
karbonisasi briket tapi terkendala pada proses pembuatan briketnya,bisa g anda
memberikan solusinya???
thank bgt bantuanya

admin Says:

April 26, 2009 at 1:01 pm


Dear, Sri.

Mungkin ini sedikit membantu untuk menjawab pertanyaan saudara.

Cara Pembuatan Briket Arang :

1. Peralatan

a.. Ayakan ukuran lolos 50 mesh dan 70 mesh


b.. Cetakan briket
c.. Oven.
2. Bahan

Serbuk gergaji

Tempurang kelapa

Lem kanji

Proses pembuatan media tumbuh jamur adalah sebagai berikut :

Pengarangan

Serbuk gergaji dan tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan manual
(dibakar).

Pengayakan

Pengayakan maksud untuk menghasilkan arang serbuk gergajian dan tempurung


kelapa yang lembut dan halus. Arang serbuk gergaji diayak dengan saringan
ukuran kelolosan 50 mesh dan arang tempurung kelapa dengan ukuran 70 mesh.

Pencampuran media

Arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya
dicampur dengan perbandingan arang serbuk gergaji 90 % dan arang tempurung
kelapa 10 %. Pada saat pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak 2,5
% dari seluruh campuran arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa.

Pencetakan Briket Arang

Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan


ke dalam cetakan briket dan dikempa.

Silahkan anda explore di :

http://arhiefstyle87.wordpress.com/2008/04/10/pembuatan-briket-arangdariserbuk-gergaji/

http://www.smkn2-kendal.sch.id/index.php/artikel-iptek.html

Regards.
arifin_pararaja

handik Setiawan Says:

Juni 25, 2009 at 1:19 am


Dear All,

Saya suplay karbon aktif dari batok kelapa, batu bara, maupun wood (sawdust),
bagi yang membutuhkan bisa menghubungi kami:

Handik Setiawan Cv Dinamic Sejahtera


08179826312

Salam,
Handik

Bangbang Says:

Juli 19, 2009 at 2:19 am


saya mau tanya, apakah arang aktif (norit) untuk penyerap warna bekas pakai
bisa direaktivasi kembali sehingga bisa mengurangi limbah yang dihasilkan?
terimakasih atas jawabannya

================================================
=====
terimakasih atas kunjungannya
selama ini kami juga belum tahu reaktif karbon aktif
mungkin dengan cara pembakaran ulang atau pencucian.
tetapi karbon aktif kan mudah mencarinya
tinggal ganti aja mungkin lebih efesien

Gina Says:

Oktober 8, 2009 at 11:24 pm


infonya sangat berharga sekali. Kebetulan penelitian saya tentang arang aktif.
Saya ingin bertanya tentang suhu dalam karbonasi arang aktif,kira2 ada tidak
penelitian yang anda ketahui tentang penentuan penggunaan suhu? apakah ada
penelitian tentang optimasinya? lalu, yang saya ingin tahu juga, apakah suhu
yang digunakan berdasarkan klasifikasi sifat bahan yang akan dibuat arang aktif?
kira-kira ada tidak literatur tentang hal tersebut? Mohon kiranya anda kirimkan
ke e-mail saya.

terima kasih banyak atas informasinya.

lia Says:

Oktober 27, 2009 at 5:02 am


aswmau tanyakl karbon aktif yg blm diaktivasimisal temperaturny 600 drjt
wktu pembakaran 1jamnah kira2 bs gak dibakar lg utk nambahi waktu sampai
jadi 3jam???makasih

GITA Says:

Oktober 27, 2009 at 7:38 am


Infonya sangat berguna sekali untuk saya. Saya ini bertanya untuk karbon aktif
yang diaktivasi pada suhu 300-500 derajat celcius. Apakah ada pengaruh apabila
terdapat campuran ion terlarut Pb dan Cd didalam suatu larutan terhadap
kemampuan adsorpsi arang aktif tersebut?? Apakah akan terjadi kompetisi?? apa
saja faktor yang mempengaruhi kompetisi kedua ion logam terlarut tersebut??
terima kasihtolong dijawab secepatnya.

puteri Says:

Oktober 27, 2009 at 3:08 pm


sy lg penelitian ttg karbon aktif,sy mau tanya knp aktivator yg sering digunakan
adalah ZnCl2 sm H3PO4?knp tidak menggunakan asan nitrat atau yg lain?
trmksh.pertanyaan ini sgt penting mohon dijwb

intan Says:

November 5, 2009 at 5:14 am


apabila karbon dalam abu dasar (bottom ash),apa karbon tersebut bisa disebut
karbon aktif?
atau perlu treatment lagi?

lilis suryanah Says:

November 17, 2009 at 10:00 am


saya sedang penelitian tentang filtrasi air menggunakan karbon aktif. karbon
aktif ini digunakan untuk mengadsorpsi air tanah yang mengandung kadar besi
3.30 mg/L kadar mangan 0.104 mg/L dan kekeruhan 95NTU, hasil pemeriksaan
menunjukkan kadar besi, mangan dan kekeruhan setelah 8 jam mengalami
penurunan, tapi delapan berikutnya naik lagi. sehingga perolehan data per 8 jam
terjadi loncatan naik turun, apa kemungkinan yang terjadi? berapa lama
kemmampuan arang aktif ini mengadsorpsi?

nana Says:

November 19, 2009 at 5:17 am


AslmBegini bapak, saya mempunyai bahan yaitu fly ash yang diameter porinya
mempunyai ukuran 24A yang nantinya akan saya gunakan untuk mengadsorp
bahan yang mempunyai ukuran 3A. Yang saya tanyakan bagaimana cara untuk
mengecilkan diameter pori dari fly ash tersebut. mohon petunjuk..(mohon
penjelasan melalui email, klo bisa secepatnya ya pak).
Terima kasih.

rahmat ramdani Says:

Desember 3, 2009 at 9:01 am


yth. moderator
saya mau menanyakan berapa kilogram arang aktif yang dihasilkan dari
pembakaran serbuk kayu satu truk. Apakah bapak mempunyai referensi atas
jawaban tersebut.trims
nazaruddin harahap Says:

Desember 10, 2009 at 4:24 am


kalau karbon aktif untuk menangkap emas itu apa pak, dan bagaimana caranya
atas informasinya kami ucapkan terimakasih

ridwan abino Says:

Desember 16, 2009 at 11:20 am

Assalamualaikum, Pak saya mau tanya apa nama bahan kimianya untuk
pengeras kulit udang atau bahan alami yang dapat mengeraskan kulit udang.
Terima kasih atas bantuannya. Ridwan abino jawa barat.

may Says:

Maret 3, 2010 at 4:32 am


tolong kajian literatur ini di lengkapi dgn sumber pustaka / reference sehingga
pembaca yakin yang ditulis adalah benar.
trims

Saud RIchy Says:

Mei 3, 2010 at 2:27 pm


mau nanya pak, spesifikasi yang membedakan antara arang aktif dari
tempurung kelapa dengan batu bara dan biasa digunakan pada industri apa
kedua jenis arang aktif tersebut. di diskusi awal bapak mengatakan ada
perbedaan antara arang aktif dengan karbon aktif apa yang membedakannya.
klw ingin mencari arang aktif dengan ukuran pori arang aktif 10 amstrong
dimana saya bisa memesan. Terima kasih

William Says:

November 18, 2010 at 1:51 pm


Permisi, saya mau tanya apa bedanya arang yang aktivasinya menggunakan
bahan kimia dan aktivasi dengan cara dipanasi?, apa bedanya pengaktifan arang
dengan cara destilasi kering dengan aktivasi menggunakan gas temperatur
tinggi yang ditiupkan?. Saya membutuhkan untuk tugas saya.Terima kasih

joni Says:

Juni 7, 2011 at 1:12 pm


pak kalau pengaruh temperatur trhadap struktur karbon aktif itu bagaimana
pak ???

Supriadi Achmad Says:

Agustus 14, 2011 at 3:49 pm


Permisi Pak mau nanya, bagaimana cara membuat bahan KAIN KARBON AKTIF
yang dipakai untuk lapisan masker baik untuk kerja, pengedara motor dll.
Bahan bahan kimia apa yang cocok supaya butiran serbuk karbon aktif bisa
menempel di permukaan kain secara merata, mohon petunjuk lebih lanjut.
Terima kasih Pak atas perhatiannya

Salam
Supriadi

bautinja Says:

November 4, 2011 at 2:29 pm


makasih udh menambah wawasan

Mohd Taufiq Says:

Januari 1, 2012 at 10:03 am


Apakah ada teori pendukung yang menyatakan mengenai perbandingan berat
karbon aktif terhadap minyak pelumas bekas pada proses pemurnian minyak
pelumas bekas,,??

rizka Says:

September 25, 2012 at 4:23 pm


karbon aktif selain bisa utk obat oral utk diare, bisakah untuk obat yg digunakan
scara topikal? seperti koasmetik..

budi Says:

November 30, 2012 at 1:28 pm


Jakarta, 30 November 2012

Kepada Yth
Bapak / Ibu

Perihal : JASA EKSPORT/ IMPORT/ LOKAL/ DOCUMENT

Dengan Hormat,

Perkenalkan, kami adalah PT. TMG CIPTA SINDO SELARAS, salah satu perusahaan
Forwarding di Indonesia. Kami biasa menangani container baik reefer maupun
dry dari Dan keluar Indonesia.
Kantor pusat kami Ada di Jakarta : Ruko Bintara Bisnis
Center no.8D
Jl. Raya Bintara
Jakarta
Telp : 021-888 55 488
Fax : 021-889 66 532 / 889
58 632
Kantor cabang di Surabaya Dan Bitung serta agent di berbagai kota di Indonesia,
diantaranya : Makassar, Ambon, Papua, Palu, Semarang, Samarinda, Balikpapan,
Padang, Medan, Banjarmasin, Lampung, Dan Pontianak. Untuk informasi lebih
lanjut silahkan hubungi kantor kami atau silahkan buka web kami di :
http://www.tmg-cipta.com
Kami juga spesialis mengelola container dengan isi :

1. Ikan, Es Krim, Buah, Dan Sayuran (Reefer Container)


2. Arang kelapa, Arang bakau, Serat Kelapa, Batu Mangan (DG
Cargo)
3. Tumbuhan hidup
4. General Cargo
5. Coklat
6. Transportasi Darat
7. Custom Clearance
8. Undername ( Furniture, Frozen, Dan General Cargo)
9. Dokumen HC, Fumigasi, Karantina, Kedutaan, SGS, Brik, LS,

BRIK Dan ETIK


10. Finising proses kayu, S4S, E2E & E4E standar Sucofindo

Untuk frozen, kami muat dari : Jakarta, Surabaya, Manado, Makassar,


Banjarmasin, Pontianak Dan Semarang
Untuk Arang, kami muat dari : Manado, Jakarta, Surabaya Medan, Pontianak,
Padang, semarang Dan Lampung Dan untuk General Cargo, kami muat dari
seluruh pulau di Indonesia .
Perusahaan kami di kelola oleh orang-orang professional yang punya motivasi
tinggi serta staff yang berdedikasi Dan berpengalaman di bidangnya.

Silahkan kontak kami kapanpun, kami akan memberikan pelayanan terbaik yang
kami punya. Apabila Ada pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami di
021-888 55 488 atau email ke info@tmg-cipta.com / budi@tmg-cipta.com atau
budidharmawan0420@yahoo.co.id

Hormat Saya,

Budi Dharmawan
Marketing
0812-8698707/ 08174911303
YM : budidharmawan0420@yahoo.co.id
PIN BB : 26BBE44B

Claire Says:

April 28, 2013 at 5:47 pm


Im not that much of a online reader to be honest but
your sites really nice, keep it up! Ill go ahead and bookmark your website to
come back in the future. Cheers

admin Says:

Mei 1, 2013 at 9:47 am


bisa, sudah ada iklannya (pembersih kotoran wajah)

Regards.

Ina Says:

Juni 19, 2013 at 3:34 am


Hello, I think that I visited this weblog before thus
I am back to enjoy the great reading. I am attempting to find good info to
improve
my blog! I hope its ok to use a few of your wonderful ideas!
You really have a talent for writing. Thanks!

Karbon Aktif Murah Says:

Februari 17, 2014 at 8:19 am


Terima kasih atas infnya Pak, sangat bermanfaat buat Saya khususnya,,
Salam kenal.

BERIKAN BALASAN

Archived Entry
Post Date :
Mei 26, 2008 at 9:07 pm
Category :
slentingan
Do More :
You can leave a response, or trackback from your own site.
Blog di WordPress.com. The Connections Theme.
Ikuti
Follow Smk Negeri 3 Kimia Madiun

Get every new post delivered to your Inbox.

Bergabunglah dengan 50 pengikut lainnya.

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai